Mereka akhirnya sampai di Wahana Bermain Snowla. Randy dan teman-temannya langsung sibuk berfoto. Sementara Liam sibuk mengamati setiap inci tempat itu disertai mengeluarkan decak kagum. Sedangkan Maya malah dihampiri banyak anak kecil yang minta gendong kepadanya. Lalu Ella dan Ares sibuk membicarakan wahana apa yang akan mereka naiki terlebih dahulu. Ella ingin menaiki wahana tornado namun Ares tidak mengijinkannya. Ares merasa Ella tidak akan sanggup naik wahana itu karena menurutnya terlalu berbahaya."Ya sudah, tidak perlu naik wahana sekalian!" Ella merajuk.Ares menarik nafas kuat-kuat lalu tersenyum pasrah. "Baiklah, ayo!"Ella memekik senang yang membuat Ares mendengus."Dasar wanita," ucap Ares dalam hati."Ada apa Nona Ella?" Maya bertanya setelah mendengar pekikan Ella."Ayo kita naik wahana tornado," ujar Ella yang membuat Maya cengo."Wa-wahana tor-nado?" ulang Maya terbata-bata."Iya, ayo," ajak Ella antusias."Tap-" Belum sempat Maya menyelesaikan ucapannya, Ella mena
Ares, Liam dan beberapa asisten lainnya mual bahkan ada yang muntah-muntah setelah naik wahana tornado."Sudah masuk angin dari kemarin. Eh, sekarang malah disuruh naik wahana yang rasanya kayak blender organ dalam! Langsung muntah 'kan aku," keluh Randy yang lalu kembali memuntahkan isi perutnya."Hahahahaha, kasihan," ejek Liam."Gara-gara kamu yang paksa naik," ucap Randy sinis kepada Liam."Sudah-sudah, jangan bertengkar. Randy kalau pusing istirahat saja. Atau pesan makanan yang hangat sana nanti aku yang traktir," tutur Ella."Wah, bagus itu tawarannya. Aku mau pesan makanan hangat saja di salah satu stand makanan untuk menghangatkan tubuhku. Yuhu!" seru Randy."Tunggu, aku ikut!" sahut bodyguard yang lainnya. Akhirnya sahabat Randy yang sesama bodyguard memilih mengikuti Randy untuk istirahat dan makan."Jika Randy dan kawan-kawannya memilih memesan makanan hangat. Bagaimana kalau kita ke taman salju? Aku tidak memaksa kok, kalau ada yang tidak ingin ikut tidak masalah," celetu
Setelah menemani Lia yang tertidur selama satu jam lebih, Bernard memutuskan untuk pulang karena ayahnya mengirimkan pesan kepadanya untuk pulang. Maka Bernard pun beranjak dari kursi tempat ia duduk lalu ia berjalan ke arah Saras yang sedang membaca buku di sofa."Permisi Tante Saras, saya pamit pulang karena sudah dicari ayah saya," tutur Bernard."Oh, iya. Terima kasih sudah mau menemani Lia. Dan terima kasih juga karena sudah membawakan coklat dan oleh-oleh dari Varinda," sahut Sadas."Iya sama-sama. Saya pulang dulu Tante," ujar Bernard seraya menyalami tangan Saras."Hati-hati," peringat Saras."Siap Tante." Bernard menyahut seraya memperagakan gerakan hormat.•••Ella berhasil membuat beberapa boneka salju bersama Maya. Mereka berdua pun memotret boneka salju yang mereka buat sebagai kenang-kenangan."Lucu sekali, ya," celetuk Ella."Iya. Eh Nona Ella tolong foto saya, dong," pinta Maya seraya menyerahkan ponselnya kepada Ella.Ella pun memotret Maya yang berpose berjongkok di
Ella menatap pantulan dirinya di cermin. Ia memakai dress panjang tanpa lengan berwarna pink campur putih. Dari dada sampai pinggang menggunakan kain katun berwarna pink dengan hiasan bunga dari emas dan perak. Sementara dari pinggang sampai bawah menggunakan kain organza berwarna pink dengan campuran warna putih di bagian depan kiri. Seperti itulah gambaran dress yang dipakai Ella. Kecantikannya semakin menonjol karena rambutnya yang berwarna pirang digulung membentuk pola bunga. Di leher jenjangnya terpasang sebuah kalung emas berbandul berlian berbentuk segi lima. Wajahnya yang cantik semakin cantik karena dibubuhi riasan tipis yang terlihat natural."You are always beautiful and shining," celetuk Ares yang tiba-tiba datang dengan sibuk merapikan lengan kemejanya."Thank you Ares," sahut Ella seraya berbalik menghadap Ares.Ella terpukau melihat Ares yang memakai setelan jas berwarna putih dengan kemeja berwarna merah. Tidak lupa sebuah dasi kupu-kupu berwarna senada dengan jas se
Jam sepuluh Ares dan Ella sudah kembali ke mansion. Ella yang merasa gerah memutuskan untuk mandi lagi. Sedangkan Ares langsung pergi meeting bersama Liam.Setelah mandi dan berganti pakaian dengan daster lucu, Ella langsung rebahan di kasur. Namun, baru saja ia mengistirahatkan tubuhnya, ia melihat sebuah paper bag berlogo aplikasi kesehatan online di atas meja. Ella sontak langsung bangun dan terkejut melihat pesanan obatnya. Ia bergegas mengambilnya dan membukanya. Dan isinya memang benar obat gangguan mental untuknya. Namun ia bertanya-tanya dalam hati, kira-kira siapa yang menerima paket obatnya? Ella lalu turun ke lantai bawah dan menemui Rahma."Rahma, siapa yang menerima paket obatku?" tanya Ella."Nala yang menerimanya Nona. Tapi karena waktu itu Nona Ella masih jogging jadi saya menyimpannya sampai hari ini lalu paket obatnya saya berikan kepada Tuan Ares," sahut Rahma.Ella merasa sedikit was-was ketika Rahma mengatakan bahwa Ares yang menerima paket tersebut. Karena seben
Hari Selasa menjadi hari terakhir untuk Ella mengerjakan ujian tengah semester. Ella telah selesai mengerjakan ujiannya dan sekarang ia bersantai-santai sekaligus mengobrol dengan Miss Laila. Es teh melati dengan beberapa camilan tersaji di meja yang membuat obrolan terasa semakin seru.Namun tiba-tiba raut wajah Miss Laila menjadi serius. Setelah mengunyah dan menelan habis sebuah roti berbalut keju mozzarella, Miss Laila berucap, "Ella, ada yang ingin Miss sampaikan.""Iya, Miss?" Ella memperhatikan Miss Laila dengan seksama."Miss Laila perkirakan nilai hasil ujianmu buruk, tidak sampai sembilan puluh." Ucapan Miss Laila sukses membuat Ella syok hingga tersedak."Uhuk, uhuk!" Ella segera meminum teh melati untuk menggelontorkan makanan yang menyangkut di tenggorokannya."Miss Laila kalau bercanda kelewatan, sampai membuatku tersedak," ucap Ella kesal."Miss tidak bercanda," sahut Miss Laila dengan raut wajah yang semakin serius.Ella pun menjadi bingung sendiri. Ia benar-benar tida
Lima menit sebelum acara ulang tahun Ella akan dimulai, Raymond datang dengan sebuah paper bag kecil dan sebuah buket bunga berwarna biru bercampur putih yang sangat indah di genggamannya."Halo Ella sayang," sapa Raymond."Halo Ayah," sahut Ella.Raymond dan Ella pun berpelukan. Sebenarnya Ares sedikit cemburu namun ia tahan mengingat bagaimanapun Raymond adalah ayah kandung Ella.Raymond melepaskan pelukannya dengan Ella lalu menyerahkan paper bag kecil dan sebuah buket bunga dari tangannya kepada Ella. "Ini kado dari Ayah untuk kamu."Ella menerima kado dari Raymond dengan perasaan bahagia lalu berucap, "Terima kasih banyak Ayah.""Ayah?" ucap Saras bertanya-tanya.Ella lupa bahwa ibunya belum tahu mengenai hal ini. Ella hanya diam karena bingung ingin menjelaskan dari mana. Raymond yang sebelumnya tidak menyadari keberadaan Saras pun kaget ketika melihat Saras ada di belakang Ella. Saras mendadak shock saat teringat bahwa pria di depan Ella adalah pria yang sama dengan pria yang
Acara ulang tahun Ella sudah selesai. Kini Ares, Ella, Lia, Saras, dan Raymond duduk di ruang keluarga. Bernard sudah pulang duluan karena ada urusan penting. Suasana canggung menyelimuti mereka semua. Sebagian dari mereka sedang berpikir keras tentang masalahnya."Ehem, kepada Nyonya Saras, saya akan bertanggung jawab kepada anda walaupun saya tahu semuanya sudah terlambat." Raymond memulai percakapan.Saras memandang Raymond takut-takut. Sedangkan Raymond menatap Saras dengan penuh penyesalan."Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu lagi Nyonya Saras," sambung Raymond.Saras hanya diam saja tak menanggapi. Sementara Raymond memakluminya karena pasti tidak mudah menyembuhkan trauma atas kejadian itu.Saras yang hanya diam kemudian memberi kode kepada Lia untuk bicara kepada Ella. Lia pun paham dan berucap, "Ada yang ingin aku dan Ibu sampaikan… Kak Angel pernah menyayat pergelangan tangannya sendiri saat di rumah sakit lalu aku mendonorkan darahku kepada Kak Angel. Tapi sayangnya …