Hari Selasa menjadi hari terakhir untuk Ella mengerjakan ujian tengah semester. Ella telah selesai mengerjakan ujiannya dan sekarang ia bersantai-santai sekaligus mengobrol dengan Miss Laila. Es teh melati dengan beberapa camilan tersaji di meja yang membuat obrolan terasa semakin seru.Namun tiba-tiba raut wajah Miss Laila menjadi serius. Setelah mengunyah dan menelan habis sebuah roti berbalut keju mozzarella, Miss Laila berucap, "Ella, ada yang ingin Miss sampaikan.""Iya, Miss?" Ella memperhatikan Miss Laila dengan seksama."Miss Laila perkirakan nilai hasil ujianmu buruk, tidak sampai sembilan puluh." Ucapan Miss Laila sukses membuat Ella syok hingga tersedak."Uhuk, uhuk!" Ella segera meminum teh melati untuk menggelontorkan makanan yang menyangkut di tenggorokannya."Miss Laila kalau bercanda kelewatan, sampai membuatku tersedak," ucap Ella kesal."Miss tidak bercanda," sahut Miss Laila dengan raut wajah yang semakin serius.Ella pun menjadi bingung sendiri. Ia benar-benar tida
Lima menit sebelum acara ulang tahun Ella akan dimulai, Raymond datang dengan sebuah paper bag kecil dan sebuah buket bunga berwarna biru bercampur putih yang sangat indah di genggamannya."Halo Ella sayang," sapa Raymond."Halo Ayah," sahut Ella.Raymond dan Ella pun berpelukan. Sebenarnya Ares sedikit cemburu namun ia tahan mengingat bagaimanapun Raymond adalah ayah kandung Ella.Raymond melepaskan pelukannya dengan Ella lalu menyerahkan paper bag kecil dan sebuah buket bunga dari tangannya kepada Ella. "Ini kado dari Ayah untuk kamu."Ella menerima kado dari Raymond dengan perasaan bahagia lalu berucap, "Terima kasih banyak Ayah.""Ayah?" ucap Saras bertanya-tanya.Ella lupa bahwa ibunya belum tahu mengenai hal ini. Ella hanya diam karena bingung ingin menjelaskan dari mana. Raymond yang sebelumnya tidak menyadari keberadaan Saras pun kaget ketika melihat Saras ada di belakang Ella. Saras mendadak shock saat teringat bahwa pria di depan Ella adalah pria yang sama dengan pria yang
Acara ulang tahun Ella sudah selesai. Kini Ares, Ella, Lia, Saras, dan Raymond duduk di ruang keluarga. Bernard sudah pulang duluan karena ada urusan penting. Suasana canggung menyelimuti mereka semua. Sebagian dari mereka sedang berpikir keras tentang masalahnya."Ehem, kepada Nyonya Saras, saya akan bertanggung jawab kepada anda walaupun saya tahu semuanya sudah terlambat." Raymond memulai percakapan.Saras memandang Raymond takut-takut. Sedangkan Raymond menatap Saras dengan penuh penyesalan."Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu lagi Nyonya Saras," sambung Raymond.Saras hanya diam saja tak menanggapi. Sementara Raymond memakluminya karena pasti tidak mudah menyembuhkan trauma atas kejadian itu.Saras yang hanya diam kemudian memberi kode kepada Lia untuk bicara kepada Ella. Lia pun paham dan berucap, "Ada yang ingin aku dan Ibu sampaikan… Kak Angel pernah menyayat pergelangan tangannya sendiri saat di rumah sakit lalu aku mendonorkan darahku kepada Kak Angel. Tapi sayangnya …
Di malam hari, terdapat panggilan telepon di ponsel Angel. Karena sekarang Angel berada di rumah sakit jiwa, maka Lia lah yang menyimpan ponsel Angel. Sebelumnya ponsel Angel kehabisan paket data namun sudah diisi oleh Lia. Barulah Lia melihat banyak sekali telepon dan pesan dari sebuah kontak bernama Mr. Zaley."Mr Zaley? Siapa itu?" Dengan ragu-ragu, Lia mengangkat telepon itu."Halo Angel sayang, akhirnya diangkat juga. Aku capek tau nunggu kamu angkat telepon atau balas pesanku dari kemarin-kemarin. Kok tidak ada kabar, kamu baik-baik saja 'kan?" Terdengar suara pria dari balik telepon."Ma-maaf, Kak Angel sedang sakit makanya sekarang di rawat di rumah sakit. Ini ponselnya di pegang adiknya," papar Lia.Terjadi hening sesaat sebelum kembali terdengar suara yang menyahut, "Oh baiklah kalau begitu. Semoga Angel cepat sembuh, ya. Berarti kamu dirumah sendiri 'kan?"Lia mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan aneh dari pria bernama Mr Zaley tersebut. "Memangnya kenapa ya kalau say
Setelah melakukan homeschooling, Ella berniat pergi ke panti asuhan. Ella ingin berbagi kepada anak-anak di panti asuhan sebagai perayaan ulang tahunnya kemarin.Ella sudah membicarakan hal ini dengan Ares kemarin dan tentu saja Ares menyetujuinya. Ella sudah membeli beberapa pack minyak ikan, beberapa kardus susu kotak, dan beberapa kardus nasi ayam untuk dibagikan kepada anak-anak panti asuhan.Ella pun berangkat dengan Maya. Sepanjang perjalanan Ella dan Maya sibuk menyanyi sesuai lagu yang diputar di radio mobil.Beberapa menit kemudian mereka sampai di panti asuhan yang bernama their smile is our happiness."Halo Bunda Kalina," sapa Ella kepada pemilik panti asuhan."Halo juga Ella, sudah lama sekali kamu tidak kesini," sahut Kalina."Iya, Bunda. Saya minta maaf karena saya sibuk akhir-akhir ini. Ini saya membawa beberapa makanan dan minuman untuk anak-anak panti," ungkap Ella."Wah, terima kasih ya. Mari masuk semuanya. Biar saya bantu," ucap Kalina seraya membantu Raya mengelua
Rayhan : prank! HahahahahahaRayhan : ini aku, Livia. Takut, ya?Livia membanting ponselnya ke atas kasur setelah membaca chat dari Rayhan.Livia : sialan kamu! Awas aja, aku marah sama kamu.Livia pun mematikan ponselnya dan memilih menonton film di laptop."Wah, kenapa ini? Kok jadi badmood? Airlangga bertanya."Itu, hantu perempuannya ternyata Rayhan. Dia tadi nge-prank kita," ucap Livia bersungut-sungut."Hahahahahahahaha. Sebenarnya aku juga sudah tahu kalau itu Rayhan," ucap Airlangga."Ih, kalian kok ngeselin banget," ucap Livia seraya melempar bantal ke arah Airlangga.Akhirnya mereka saling melempar bantal ke arah satu sama lain dan berakhir tertawa bersama.•••Setelah dari panti asuhan, Ella berniat pergi ke rumah sakit jiwa tempat Angel dirawat. Ella sudah mengirimi pesan kepada Lia bahwa Ella akan kesana namun pesannya tidak dibaca oleh Lia. Ella memakluminya, mungkin Lia sangat sibuk.Ella membuka bagasi mobilnya untuk dimasukkan rantang makanan yang dibawakan oleh para
Ujian sudah selesai di hari kemarin, maka dari itu Ella sekarang libur sekolah selama seminggu.Ella saat ini sedang sarapan bersama Ares di ruang makan. Situasi saat makan terasa hening karena Ella dan Ares tidak mengucapkan sepatah kata pun saat makan. Memang sudah menjadi tradisi keluarga Mason bahwa tidak boleh berbicara saat makan.Ella berkali-kali menatap Ares lama seakan ingin menyampaikan sesuatu. Ares pun menyadarinya namun ia tetap diam. Beberapa menit kemudian, Ares dan Ella sudah selesai. Ella tiba-tiba mencekal pergelangan tangan Ares saat Ares ingin beranjak dari tempat duduknya."Tunggu! Aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Ella. "Katakan dalam waktu tiga menit. Aku ada meeting," sahut Ares."Begini…aku boleh mengadopsi kucing?"Ares diam seraya menatap Ella yang membuat Ella gugup."Em, kalau tidak boleh ya su-""Boleh," ujar Ares memotong perkataan Ella.Sontak mata Ella berbinar, "Kamu tidak bercanda 'kan?""Sebenarnya aku bercanda." Ucapan Ares sukses membuat wajah
"Saya berjanji akan menjelaskan dengan sejujur-jujurnya tanpa ada yang ditutupi," ucap Maya.Maya menatap Nadine yang juga sedang menatapnya sambil menyeringai. Maya menarik nafas, dengan tubuh gemetar Maya berucap, "Saya adalah salah satu anak buah Nona Nadine. Kami telah bersekongkol untuk mencelakakan Nona Ella…." Ucapan Maya sukses membuat orang-orang yang ada di dalam ruangan sidang melotot."Lebih rincinya, Ibu saya terkena stroke dan saya tidak memiliki biaya untuk pengobatannya. Lalu datang Nona Nadine yang menawarkan bantuan. Nona Nadine akan membayar seluruh pengobatan Ibu saya dan sebagai gantinya saya harus menuruti setiap perintah Nona Nadine untuk mencelakakan Nona Ella. Saya mengiyakan saja karena Nona Nadine bilang bahwa Nona Ella sudah merebut orang yang disukai Nadine. Aku saat itu percaya saja kepada ucapan Nona Nadine. Namun ternyata saya salah besar. Nona Ella adalah wanita yang sangat baik. Dia menganggapku sebagai saudara dan sahabat. Sesuatu yang belum pernah a
Pesta ulang tahun Clara berantakan. Vania memutar video penggeledahan kamar Bram di hadapan semua orang yang hadir di pesta ulang tahun."Cepat katakan, siapa yang menyuruhmu?!" bentak Vania kepada Bram.Clara memandang Bram tajam seakan mengisyaratkan untuk tidak membocorkan kejadian sebenarnya."Tidak ada," jawab Bram pelan."Tidak mungkin! Kau tidak akan seberani ini jika tidak ada yang menyuruh dan melindungimu," teriak Vania. "Jika kamu tidak mau mengaku, maka aku akan menelepon polisi dan kau akan dipenjara!"Perlahan, Bram mengangkat jari telunjuknya. Suasana semakin tidak karuan ketika Bram menunjukkan jarinya tepat ke arah Clara."Tidak! Jangan percaya padanya! Dia bohong," teriak Clara dengan tubuh gemetar."Aku ada buktinya, tapi tolong jangan penjarakan aku."Suasana tegang itu sedikit teralihkan ketika Ella bangun dari pingsannya."Aku dimana? Aku kenapa?" Ella bermonolog.Vania pun segera memberikan segelas air putih kepada Ella. Setelah Ella meneguk air putih tersebut,
Ini adalah pertama kalinya Ella membuka masker di kelas karena presentasi. Semua mahasiswa kaget ketika melihat wajah Ella. Kini siapa yang tak kenal Ella istri Tuan Ares Roy Mason? Tentu semua orang mengenalnya.Selesai jam pelajaran, para mahasiswa menghampiri Ella. Banyak yang meminta foto kepada Ella."Saya mau pulang, sopir saya sudah menunggu," ucap Ella ketika teman-teman sekelasnya menghalangi Ella untuk pulang."Kau boleh pulang jika kau sudah menandatangani bukuku," ucap seorang mahasiswa.Ella menghela nafas lelah dan memilih menuruti teman-teman sekelasnya. Tanpa mereka ketahui, ada beberapa wanita yang memandang Ella sengit. Mereka adalah sebuah geng yang populer yaitu geng beautiful devil. Geng tersebut adalah sebuah geng berisi anak para pengusaha terkenal.Clara, ketua geng itu adalah anak pengusaha pelayanan jasa transportasi. Dan dua antek-antek Clara yaitu Megan dan Zerlin. Dengan dagu terangkat, Clara menerobos kerumunan menghampiri Ella. Para mahasiswa pun menyin
"Hahahahaha." Suara tawa memenuhi kebun belakang mansion Ares.Randy memanjat pohon mangga dan ditertawakan oleh semua orang. Ini semua Randy lakukan demi Rahma."Korban ngidam, hahahaha," ejek Shaka."Awas kamu Shaka!" ucap Randy kesal.Shaka memfoto Randy dengan ponselnya berkali-kali."Lumayan, dapat aib," ucap Shaka dalam hati.Setelah mendapat sepuluh mangga, Randy pun turun perlahan dari pohon. Di bawah pohon sudah terdapat Rahma yang menangkap mangga hasil memanjat Randy."Aziel mau, Tante." Aziel menengadahkan tangannya di hadapan Rahma."Ini." Rahma pun memberikan dua buah mangga kepada Aziel.Aziel pun bersorak bahagia dan segera menghampiri Ella yang baru saja pulang kuliah."Bunda, aku dapat buah!""Sini Bunda kupasin!""Saya saja yang kupasin agar sekalian," ucap Rahma menyela."Baiklah."•••Lagi dan lagi, Bernard menarik nafas lelah ketika melihat Lia terus saja diam. Mood gadis itu telah rusak gara-gara kejadian tak mengenakkan di pantai tadi. Bernard sudah berusaha me
Hari ini adalah hari pertama Ella kuliah. Ella sudah menyiapkan segala keperluan kuliahnya sejak subuh. Ares sampai geleng-geleng kepala melihat antusiasme Ella.Sebuah gaun berwarna putih dengan panjang dibawah lutut dengan blazer berwarna coklat tersemat di tubuh Ella. Rambutnya ia ikat menggunakan scrunchie. Ia juga memakai kacamata dan masker agar ia nanti tak menjadi pusat perhatian. Mengingat dirinya sudah dikenal sebagai istri seorang Ares Roy Mason."Bagaimana penampilanku, Ares?" Ella berputar-putar untuk meminta pendapat Ares."Always cantik."Ella tersenyum senang dengan pipi merona. Sejak dulu hingga kini, ia selalu baper setiap Ares memujinya."Sudah siap 'kan? Ayo aku antar," ucap Ares."Iya, ini sudah siap."•••"Huwek huwek." Rahma muntah-muntah di kamar mandi."Kenapa, sayang?" Randy bertanya."Tidak tahu, aku dari tadi mual," jawab Rahma.Raut wajah Randy tiba-tiba berubah menjadi senang. "Jangan-jangan kamu hamil?""Bisa jadi.""Aku beliin test pack, ya?" tawar Rand
Ella resmi diterima di Kaleya University. Ia mengambil jurusan manajemen bisnis. Mengetahui kabar bahagia itu, Ella pun menangis terharu seraya memeluk Ares."Akhirnya aku keterima, Ares," ucap Ella bahagia."Iya, sayang," ucap Ares lembut. "Bagaimana kalau kita rayain ini?""Mau, tapi aku boleh request perayaannya?""Boleh, dong, sayang.""Kita bagi-bagi sembako gratis dan uang untuk orang-orang fakir miskin. Boleh?"Hati Ares terenyuh melihat ketulusan di mata Ella ketika mengungkapkan permohonannya."Untuk yang kesekian kalinya, aku dibuat jatuh cinta sedalam-dalamnya kepadamu, Ella," celetuk Ares. "Hatimu itu terbuat dari apa?"Ella tersenyum. "Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain.""Iya, boleh. Sekarang siap-siap dulu, yuk."•••Setelah menginap beberapa hari di hotel, Randy dan Rahma pulang ke rumah Randy yang baru. Rumah itu terletak tak jauh dari mansion Ares. Rumah itu adalah pemberian Ares sebagai kado pernikahan untuk Rahma dan Randy.Kini, Randy tetap beke
Acara pernikahan Rahma dan Randy digelar di hotel milik Ares. Setelah mengucap janji suci, pesta pernikahan pun digelar. Semua orang sibuk berdansa mengikuti alunan lagu.Tokoh utama acara ini, Randy dan Rahma berdansa di atas panggung sementara para tamu berdansa di bawah panggung."Kamu cantik," bisik Randy.Pipi Rahma bersemu merah. Ia pun menunduk karena malu dan salah tingkah."Angkat kepalamu, manis." Randy mengangkat dagu Rahma agar wanita itu mendongak."Randy, jangan terus menggombal," ucap Rahma."Hahahaha. Aku suka wajahmu yang memerah karena malu," sahut Randy."Ehem, panas banget hawanya," celetuk Shaka sambil melirik-lirik ke arah Randy dan Rahma."Kalau mau dingin ke kutub utara sana!" sahut seorang bodyguard."Males, tidak ada wanita di kutub utara," ujar Shaka."Dasar, pikirannya hanya tentang wanita saja," ucap Randy geleng-geleng kepala.•••Lia dan Bernard pergi ke kamar mandi untuk membenahi make up Lia yang luntur karena keringat. Berdansa selama beberapa puluh m
1 tahun kemudian. Hari ini Randy telah melaksanakan wisuda ditemani oleh kedua orangtuanya.CekrekSeorang fotografer memotret Randy dan kedua orangtuanya. Ini adalah momen yang sangat mengharukan bagi Randy. Cita-citanya dari dulu kini tercapai."Ibu bangga sama kamu, Nak," ucap Ibu Randy seraya menangis.Sebuah mobil datang menjemput Randy. Mereka pun menaiki mobil untuk kembali ke mansion Ares.•••Kepulangan Randy disambut baik oleh semua orang di mansion Ares. Mereka semua telah lama menantikan kepulangan Randy, tak terkecuali seorang wanita muda yang telah lama mengharapkan kepulangan Randy, yaitu Rahma."Wih, ganteng juga pake baju toga," puji Shaka.Memang saat ini Randy masih memakai baju toganya."Iya, dong," sombong Randy."Jangan dipuji, nanti besar kepala," ucap salah satu bodyguard.Randy melirik sinis bodyguard itu. "Kepalaku emang besar!"Tak sengaja, Randy melihat Rahma yang bersembunyi di balik tembok. Dengan bahasa isyarat, Rahma mengatakan, "Temui aku di taman.""E
8 bulan kemudian, kandungan Livia sudah memasuki usia 9 bulan 5 hari. Perutnya sudah sangat besar. Ia jadi kesulitan bergerak bebas.Ia jadi lebih sering melakukan aktivitas dengan didampingi Rayhan. Seperti saat ini, Livia harus didampingi Rayhan untuk berjalan kesana kemari melakukan aktifitas sehari-hari. Mulai dari makan, mandi, berganti pakaian, berolahraga, dan lain-lain.Saat ini Livia sedang dipijat Rayhan setelah mandi."Bahuku pegal sekali, Rayhan. Tolong pijat bagian itu," ucap Livia.Rayhan pun menuruti Livia tanpa mengucap sepatah katapun. Tiba-tiba, Livia mengaduh kesakitan. Livia memegangi perutnya yang terasa mengeras."To-long, Rayhan…" lirih Livia.Rasa tidak nyaman menjalar ke seluruh bagian perut Livia. Dengan rasa panik, Rayhan menggendong Livia."Siapkan mobil cepat," teriak Rayhan seraya menuruni tangga."Kamu ikut, jaga Livia," ucap Rayhan kepada seorang pembantu.Rayhan pun segera membawa Livia masuk ke mobil lalu mereka melaju menuju rumah sakit.•••Rayhan m
"Livia! Livia!" Rayhan terus memanggil Livia seraya mengetuk pintu.Saat ini Rayhan sedang berusaha membujuk Livia untuk membukakan pintu kamar. Akibat kejadian tak mengenakkan di supermarket tadi, Livia mengunci diri di kamar.Seruan dari Rayhan sama sekali tak diindahkan Livia. Livia memasang earphone di telinganya lalu menutup telinganya dengan bantal.Rayhan pun pasrah dan memilih duduk di sofa ruang tamu. Rayhan menyugar ramburnya untuk menghilangkan stress.Lalu tangannya mengepal kuat. Ia sungguh marah saat ini. Bergegas ia membuka ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan untuk Lila.Rayhan: Jangan hubungi saya lagi!Rayhan: Gara-gara kamu, istri saya ngambekRayhan: Saya tidak kenal kamu, stop ganggu sayaRayhan lalu memblokir akun Lila."Kenapa jadi seperti ini ya Tuhan?"•••"Huek huek." Livia memuntahkan cairan bening di wastafel. Ia muntah-muntah sejak 5 menit yang lalu.Setelah puas memuntahkan isi perutnya, Livia pun berjalan pelan membuka pintu kamar. Ia celingak-celinguk