Keesokan harinya, Ella, Ares, Aziel, dan Livia pergi ke pelabuhan untuk menaiki kapal pesiar ke Wakasi. Terdapat Rahma dan dua pelayan lainnya yang bertugas menjaga Ella dan anak-anaknya.Aziel telah resmi menjadi anak angkat Ares dan Ella. Kedatangannya yang tiba-tiba membuat para penghuni mansion Ares terkejut. Namun untungnya semuanya dapat menerima kehadiran Aziel dengan baik.Di kapal pesiar, Aziel tampak sangat bahagia menikmati sejuknya angin laut dan cerahnya langit. Ia berenang bersama Ares di kolam renang. Mereka sudah akrab padahal baru beberapa hari bertemu Ares. Ternyata Ares tidak seburuk pikiran Aziel.Sedangkan Ella dan Livia sedang duduk bersama di ruang bersantai. Ella sekalian menyusui Kimberly sedangkan Elard tertidur di kasur. Saat ini Livia sedang melakukan video call dengan Rayhan.Terlihat wajah Rayhan yang luka-luka dan lebam. Lantas Livia pun mengomeli Rayhan."Kamu ini sudah dibilang jangan minum-minum apalagi sampai mabuk," omel Livia. "Tapi malah tetap dil
Rayhan menjadi lebih ceria karena ditemani oleh keponakan-keponakannya. Rayhan cepat akrab dengan Aziel. Kedua orang itu sibuk bercanda dan bermain hingga membuat ruangan menjadi berisik dan heboh.Mereka berdua bermain monopoli, Rayhan yang mengajari Aziel. Rupanya Aziel cepat tanggap dan sangat pintar maka dari itu ia cepat menguasai permainan padahal baru diajari beberapa menit oleh Rayhan."Keponakanku yang satu ini pintar sekali," puji Rayhan."Makasih, Om. Karena aku pintar, Om Rayhan harus kasih aku uang sebagai hadiah," ucap Aziel polos.Rayhan melotot mendengar ucapan Aziel. "Kecil-kecil sudah mata duitan."Aziel mendengus. "Siapa yang mata duitan? Uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang."Lagi-lagi, Rayhan melotot. Ia terperangah setelah mendengar ucapan Aziel."Kamu belajar dari mana berucap seperti itu?" Ella bertanya."Dari televisi," jawab Aziel.Ella hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anak angkatnya."Aku yakin pasti ini anak IQ-nya tinggi," celetu
Tangan Ella bergetar ketika menyentuh kain putih yang menutupi tubuh Angel. Ella membuka kain putih tersebut hingga tampaklah wajah pucat Angel. Badan Ella bergetar seiring dengan isakannya yang semakin kencang."Kak Angel…."Ella mendekap tubuh Angel seiring dengan tangisnya yang semakin kencang. "Kakak…" ucap Ella pilu.Saras yang berada di seberang Ella mendekap mulutnya untuk menahan isakannya. Hingga tiba-tiba Saras jatuh pingsan. Ella pun segera memencet tombol untuk memanggil suster. Tak lama kemudian, beberapa suster datang dan segera membopong Saras keluar ruangan.Ella berkali-kali mengusap air matanya. Ia mengambil ponselnya dari dalam tas lalu menelpon Lia. Memang Lia belum tahu karena belum ada yang memberitahunya."Halo, Kak. Kak Angel meninggal…" ucap Ella lirih."Apa? Kamu bercanda 'kan? Tidak mungkin…""Segera datang ke sini, Kak."TutTelepon dimatikan Ella.•••Ella datang ke toko bunga Winda dengan memakai gaun hitamnya dan selendang berwarna senada yang melilit le
Mansion Ares terasa bertambah ramai karena hadirnya Saras di mansion itu. Saras sudah resmi tinggal di mansion Ares sementara rumah Saras disewakan. Di pagi hari ini, Ares dan Ella sarapan bersama Saras."Kalau masih belum kenyang tambah lagi, Bu," ucap Ella kepada Saras."Ibu sudah selesai kok," sahut Saras yang lalu mengambil tisu untuk mengelap mulutnya."Aku juga sudah selesai makan," celetuk Ella yang lalu mengambil buah untuk cuci mulut.Sedangkan Ares beranjak dari tempat duduknya lalu mencium pucuk kepala Ella. "Aku berangkat dulu, ya," ujar Ares yang diangguki Ella. Ares melempar senyum kepada Saras yang dibalas senyuman pula oleh Saras. Ares pun melangkah pergi keluar rumah.Tiba-tiba, Rahma datang tergopoh-gopoh dengan raut wajah cemas. "Kimberly dan Elard menangis, Nona," ucapnya.Ella pun bergegas melangkahkan kakinya ke lift menuju lantai 3. Ella dapat mendengar suara tangis kedua anaknya saat pintu lift terbuka. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kamar buah hatinya.Ell
Satu tahun berselang, saat ini adalah acara wisudanya Bernard. Ada Aron dan Lia yang menemani Bernard di acara wisudanya. Tidak main-main, Aron memberikan hadiah berupa mobil sport seharga 100.000 dolar kepada Bernard. Sedangkan Lia, ia memberi sebuah kaos couple untuk Bernard.Fotografer pun mengabadikan momen mereka. Pertama-tama, fotografer memotret Bernard dengan Aron, lalu memotret Bernard dengan Lia, dan yang terakhir foto fotografer memotret mereka bertiga.Setelah melaksanakan acara wisuda, mereka bertiga pun berkumpul di apartemen Bernard. Dibalik senyum manis yang sedang Lia tampilkan, ada rasa duka ketika menyadari bahwa ia akan segera terpisah oleh jarak dengan Bernard. Ia Bernard akan kembali Qotarnus sedangkan Lia masih berada di Varinda karena ia tetap harus melanjutkan kuliahnya sementara Bernard harus menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.Setelah selesai mem-packing barang, Bernard dan Aron mendudukkan diri di sofa untuk melepas penat. Sementara Lia pergi ke dap
Saras pulang bertepatan dengan Raymond pergi. Wajah Saras nampak panik dan dia terlihat tidak tenang. Ia duduk termenung di taman mansion. Setelah menidurkan ketiga anaknya, Ella menghampiri Saras di taman seraya membawa jus mangga dan camilan."Silahkan dimakan, Bu," ucap Ella yang diangguki Saras.Sadar bahwa Saras nampak berbeda, Ella pun bertanya, "Ibu kenapa?""Nenek kakekmu," ucap Saras terbata-bata."Kenapa dengan Kakek dan Nenek?""Mereka ingin berkunjung ke rumah Ibu. Karena dulu mereka tidak sempat datang saat pemakaman Angel."Ella terdiam. Ia pun nampak bingung. "Suruh saja mereka kesini, Bu," ucap Ella.Saras terkejut mendengar ucapan Ella. "Ta-tapi, bagaimana bisa?""Kita ceritakan semuanya," papar Ella.Saras membeku, ia melototkan kedua matanya. "Ta-tapi…"Ella menggenggam tangan Saras lalu berucap, "Ibu masih malu mengakuiku sebagai anak?""Tidak, Ella. Jangan berpikiran seperti itu!""Lalu?""Baiklah, nanti kita beritahu kakek dan nenekmu."Ella tersenyum. "Terima ka
Suatu hari di penghujung tahun, Ella dan Ares beserta anak-anak mereka pergi refreshing ke negara Varinda. Acara refreshing ini memang hanya untuk Ares dan Ella untuk sekaligus merayakan ulang tahun Ares. Ella sengaja ingin sekalian memberi surprise untuk Lia.Untuk menuju ke Varinda, Ella dan Ares menaiki kapal pesiar. Ada Rahma yang ikut untuk menemani Ella. Aziel nampak aktif dan sangat gembira ketika menaiki kapal pesiar. Ia terus bermain-main dan berlari kesana kemari."Jangan kencang-kencang larinya, Nak," peringat Ella."Iya, maaf Bunda," sahut Aziel.Kemudian, Aziel berlari kecil menghampiri kedua orang tuanya. Aziel membuka kepalan tangannya lalu terlihat beberapa kelopak bunga mawar."Ini untuk Bunda." Aziel berseru seraya menaruh bunga mawar tersebut di sela-sela telinga Ella."Bunda cantik," puji Aziel."Thank you," ujar Ella."Sama-sama Bunda."•••Untuk menghibur diri yang tertekan karena tugas kuliah, Rayhan memutuskan untuk pergi ke kafe untuk bersantai. Ia datang ke k
Setelah seharian menghabiskan waktu di apartemen Lia, Ella dan Ares pun pamit pulang."Aku tadi lupa mau memberikan ini ke Kak Lia. Ini aku beli di toko aksesoris dekat pantai," ucap Ella seraya menyerahkan cincin berhias bunga mawar."Wah, ini cantik sekali. Terima kasih, ya," ucap Lia seraya menerima cincin tersebut."Sama-sama, Kak. Kami pulang dulu, ya. Muach." Ella memberikan kecupan untuk Lia."Kenapa tidak menginap saja? Aku nanti kesepian lagi.""Tidak bisa, Kak. Ares banyak pekerjaan."Lia tersenyum untuk menutupi raut wajah sedihnya. "Baiklah."•••Senja menampakkan dirinya tepat saat Ella dan Ares sampai di mansion. Ella langsung merebahkan dirinya di kasur setelah menidurkan kedua anak kembarnya. Sedangkan Aziel memilih untuk bermain di playground bersama beberapa pelayan.Ares tersenyum melihat Ella yang sudah terlelap. Ares pun berjalan mendekati Ella lalu mengecup keningnya. "Aku pergi meeting dulu ya sayang," ucap Ares walau ia tahu Ella tidak akan menanggapinya.Ares
Pesta ulang tahun Clara berantakan. Vania memutar video penggeledahan kamar Bram di hadapan semua orang yang hadir di pesta ulang tahun."Cepat katakan, siapa yang menyuruhmu?!" bentak Vania kepada Bram.Clara memandang Bram tajam seakan mengisyaratkan untuk tidak membocorkan kejadian sebenarnya."Tidak ada," jawab Bram pelan."Tidak mungkin! Kau tidak akan seberani ini jika tidak ada yang menyuruh dan melindungimu," teriak Vania. "Jika kamu tidak mau mengaku, maka aku akan menelepon polisi dan kau akan dipenjara!"Perlahan, Bram mengangkat jari telunjuknya. Suasana semakin tidak karuan ketika Bram menunjukkan jarinya tepat ke arah Clara."Tidak! Jangan percaya padanya! Dia bohong," teriak Clara dengan tubuh gemetar."Aku ada buktinya, tapi tolong jangan penjarakan aku."Suasana tegang itu sedikit teralihkan ketika Ella bangun dari pingsannya."Aku dimana? Aku kenapa?" Ella bermonolog.Vania pun segera memberikan segelas air putih kepada Ella. Setelah Ella meneguk air putih tersebut,
Ini adalah pertama kalinya Ella membuka masker di kelas karena presentasi. Semua mahasiswa kaget ketika melihat wajah Ella. Kini siapa yang tak kenal Ella istri Tuan Ares Roy Mason? Tentu semua orang mengenalnya.Selesai jam pelajaran, para mahasiswa menghampiri Ella. Banyak yang meminta foto kepada Ella."Saya mau pulang, sopir saya sudah menunggu," ucap Ella ketika teman-teman sekelasnya menghalangi Ella untuk pulang."Kau boleh pulang jika kau sudah menandatangani bukuku," ucap seorang mahasiswa.Ella menghela nafas lelah dan memilih menuruti teman-teman sekelasnya. Tanpa mereka ketahui, ada beberapa wanita yang memandang Ella sengit. Mereka adalah sebuah geng yang populer yaitu geng beautiful devil. Geng tersebut adalah sebuah geng berisi anak para pengusaha terkenal.Clara, ketua geng itu adalah anak pengusaha pelayanan jasa transportasi. Dan dua antek-antek Clara yaitu Megan dan Zerlin. Dengan dagu terangkat, Clara menerobos kerumunan menghampiri Ella. Para mahasiswa pun menyin
"Hahahahaha." Suara tawa memenuhi kebun belakang mansion Ares.Randy memanjat pohon mangga dan ditertawakan oleh semua orang. Ini semua Randy lakukan demi Rahma."Korban ngidam, hahahaha," ejek Shaka."Awas kamu Shaka!" ucap Randy kesal.Shaka memfoto Randy dengan ponselnya berkali-kali."Lumayan, dapat aib," ucap Shaka dalam hati.Setelah mendapat sepuluh mangga, Randy pun turun perlahan dari pohon. Di bawah pohon sudah terdapat Rahma yang menangkap mangga hasil memanjat Randy."Aziel mau, Tante." Aziel menengadahkan tangannya di hadapan Rahma."Ini." Rahma pun memberikan dua buah mangga kepada Aziel.Aziel pun bersorak bahagia dan segera menghampiri Ella yang baru saja pulang kuliah."Bunda, aku dapat buah!""Sini Bunda kupasin!""Saya saja yang kupasin agar sekalian," ucap Rahma menyela."Baiklah."•••Lagi dan lagi, Bernard menarik nafas lelah ketika melihat Lia terus saja diam. Mood gadis itu telah rusak gara-gara kejadian tak mengenakkan di pantai tadi. Bernard sudah berusaha me
Hari ini adalah hari pertama Ella kuliah. Ella sudah menyiapkan segala keperluan kuliahnya sejak subuh. Ares sampai geleng-geleng kepala melihat antusiasme Ella.Sebuah gaun berwarna putih dengan panjang dibawah lutut dengan blazer berwarna coklat tersemat di tubuh Ella. Rambutnya ia ikat menggunakan scrunchie. Ia juga memakai kacamata dan masker agar ia nanti tak menjadi pusat perhatian. Mengingat dirinya sudah dikenal sebagai istri seorang Ares Roy Mason."Bagaimana penampilanku, Ares?" Ella berputar-putar untuk meminta pendapat Ares."Always cantik."Ella tersenyum senang dengan pipi merona. Sejak dulu hingga kini, ia selalu baper setiap Ares memujinya."Sudah siap 'kan? Ayo aku antar," ucap Ares."Iya, ini sudah siap."•••"Huwek huwek." Rahma muntah-muntah di kamar mandi."Kenapa, sayang?" Randy bertanya."Tidak tahu, aku dari tadi mual," jawab Rahma.Raut wajah Randy tiba-tiba berubah menjadi senang. "Jangan-jangan kamu hamil?""Bisa jadi.""Aku beliin test pack, ya?" tawar Rand
Ella resmi diterima di Kaleya University. Ia mengambil jurusan manajemen bisnis. Mengetahui kabar bahagia itu, Ella pun menangis terharu seraya memeluk Ares."Akhirnya aku keterima, Ares," ucap Ella bahagia."Iya, sayang," ucap Ares lembut. "Bagaimana kalau kita rayain ini?""Mau, tapi aku boleh request perayaannya?""Boleh, dong, sayang.""Kita bagi-bagi sembako gratis dan uang untuk orang-orang fakir miskin. Boleh?"Hati Ares terenyuh melihat ketulusan di mata Ella ketika mengungkapkan permohonannya."Untuk yang kesekian kalinya, aku dibuat jatuh cinta sedalam-dalamnya kepadamu, Ella," celetuk Ares. "Hatimu itu terbuat dari apa?"Ella tersenyum. "Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain.""Iya, boleh. Sekarang siap-siap dulu, yuk."•••Setelah menginap beberapa hari di hotel, Randy dan Rahma pulang ke rumah Randy yang baru. Rumah itu terletak tak jauh dari mansion Ares. Rumah itu adalah pemberian Ares sebagai kado pernikahan untuk Rahma dan Randy.Kini, Randy tetap beke
Acara pernikahan Rahma dan Randy digelar di hotel milik Ares. Setelah mengucap janji suci, pesta pernikahan pun digelar. Semua orang sibuk berdansa mengikuti alunan lagu.Tokoh utama acara ini, Randy dan Rahma berdansa di atas panggung sementara para tamu berdansa di bawah panggung."Kamu cantik," bisik Randy.Pipi Rahma bersemu merah. Ia pun menunduk karena malu dan salah tingkah."Angkat kepalamu, manis." Randy mengangkat dagu Rahma agar wanita itu mendongak."Randy, jangan terus menggombal," ucap Rahma."Hahahaha. Aku suka wajahmu yang memerah karena malu," sahut Randy."Ehem, panas banget hawanya," celetuk Shaka sambil melirik-lirik ke arah Randy dan Rahma."Kalau mau dingin ke kutub utara sana!" sahut seorang bodyguard."Males, tidak ada wanita di kutub utara," ujar Shaka."Dasar, pikirannya hanya tentang wanita saja," ucap Randy geleng-geleng kepala.•••Lia dan Bernard pergi ke kamar mandi untuk membenahi make up Lia yang luntur karena keringat. Berdansa selama beberapa puluh m
1 tahun kemudian. Hari ini Randy telah melaksanakan wisuda ditemani oleh kedua orangtuanya.CekrekSeorang fotografer memotret Randy dan kedua orangtuanya. Ini adalah momen yang sangat mengharukan bagi Randy. Cita-citanya dari dulu kini tercapai."Ibu bangga sama kamu, Nak," ucap Ibu Randy seraya menangis.Sebuah mobil datang menjemput Randy. Mereka pun menaiki mobil untuk kembali ke mansion Ares.•••Kepulangan Randy disambut baik oleh semua orang di mansion Ares. Mereka semua telah lama menantikan kepulangan Randy, tak terkecuali seorang wanita muda yang telah lama mengharapkan kepulangan Randy, yaitu Rahma."Wih, ganteng juga pake baju toga," puji Shaka.Memang saat ini Randy masih memakai baju toganya."Iya, dong," sombong Randy."Jangan dipuji, nanti besar kepala," ucap salah satu bodyguard.Randy melirik sinis bodyguard itu. "Kepalaku emang besar!"Tak sengaja, Randy melihat Rahma yang bersembunyi di balik tembok. Dengan bahasa isyarat, Rahma mengatakan, "Temui aku di taman.""E
8 bulan kemudian, kandungan Livia sudah memasuki usia 9 bulan 5 hari. Perutnya sudah sangat besar. Ia jadi kesulitan bergerak bebas.Ia jadi lebih sering melakukan aktivitas dengan didampingi Rayhan. Seperti saat ini, Livia harus didampingi Rayhan untuk berjalan kesana kemari melakukan aktifitas sehari-hari. Mulai dari makan, mandi, berganti pakaian, berolahraga, dan lain-lain.Saat ini Livia sedang dipijat Rayhan setelah mandi."Bahuku pegal sekali, Rayhan. Tolong pijat bagian itu," ucap Livia.Rayhan pun menuruti Livia tanpa mengucap sepatah katapun. Tiba-tiba, Livia mengaduh kesakitan. Livia memegangi perutnya yang terasa mengeras."To-long, Rayhan…" lirih Livia.Rasa tidak nyaman menjalar ke seluruh bagian perut Livia. Dengan rasa panik, Rayhan menggendong Livia."Siapkan mobil cepat," teriak Rayhan seraya menuruni tangga."Kamu ikut, jaga Livia," ucap Rayhan kepada seorang pembantu.Rayhan pun segera membawa Livia masuk ke mobil lalu mereka melaju menuju rumah sakit.•••Rayhan m
"Livia! Livia!" Rayhan terus memanggil Livia seraya mengetuk pintu.Saat ini Rayhan sedang berusaha membujuk Livia untuk membukakan pintu kamar. Akibat kejadian tak mengenakkan di supermarket tadi, Livia mengunci diri di kamar.Seruan dari Rayhan sama sekali tak diindahkan Livia. Livia memasang earphone di telinganya lalu menutup telinganya dengan bantal.Rayhan pun pasrah dan memilih duduk di sofa ruang tamu. Rayhan menyugar ramburnya untuk menghilangkan stress.Lalu tangannya mengepal kuat. Ia sungguh marah saat ini. Bergegas ia membuka ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan untuk Lila.Rayhan: Jangan hubungi saya lagi!Rayhan: Gara-gara kamu, istri saya ngambekRayhan: Saya tidak kenal kamu, stop ganggu sayaRayhan lalu memblokir akun Lila."Kenapa jadi seperti ini ya Tuhan?"•••"Huek huek." Livia memuntahkan cairan bening di wastafel. Ia muntah-muntah sejak 5 menit yang lalu.Setelah puas memuntahkan isi perutnya, Livia pun berjalan pelan membuka pintu kamar. Ia celingak-celinguk