Rayhan menjadi lebih ceria karena ditemani oleh keponakan-keponakannya. Rayhan cepat akrab dengan Aziel. Kedua orang itu sibuk bercanda dan bermain hingga membuat ruangan menjadi berisik dan heboh.Mereka berdua bermain monopoli, Rayhan yang mengajari Aziel. Rupanya Aziel cepat tanggap dan sangat pintar maka dari itu ia cepat menguasai permainan padahal baru diajari beberapa menit oleh Rayhan."Keponakanku yang satu ini pintar sekali," puji Rayhan."Makasih, Om. Karena aku pintar, Om Rayhan harus kasih aku uang sebagai hadiah," ucap Aziel polos.Rayhan melotot mendengar ucapan Aziel. "Kecil-kecil sudah mata duitan."Aziel mendengus. "Siapa yang mata duitan? Uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang."Lagi-lagi, Rayhan melotot. Ia terperangah setelah mendengar ucapan Aziel."Kamu belajar dari mana berucap seperti itu?" Ella bertanya."Dari televisi," jawab Aziel.Ella hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anak angkatnya."Aku yakin pasti ini anak IQ-nya tinggi," celetu
Tangan Ella bergetar ketika menyentuh kain putih yang menutupi tubuh Angel. Ella membuka kain putih tersebut hingga tampaklah wajah pucat Angel. Badan Ella bergetar seiring dengan isakannya yang semakin kencang."Kak Angel…."Ella mendekap tubuh Angel seiring dengan tangisnya yang semakin kencang. "Kakak…" ucap Ella pilu.Saras yang berada di seberang Ella mendekap mulutnya untuk menahan isakannya. Hingga tiba-tiba Saras jatuh pingsan. Ella pun segera memencet tombol untuk memanggil suster. Tak lama kemudian, beberapa suster datang dan segera membopong Saras keluar ruangan.Ella berkali-kali mengusap air matanya. Ia mengambil ponselnya dari dalam tas lalu menelpon Lia. Memang Lia belum tahu karena belum ada yang memberitahunya."Halo, Kak. Kak Angel meninggal…" ucap Ella lirih."Apa? Kamu bercanda 'kan? Tidak mungkin…""Segera datang ke sini, Kak."TutTelepon dimatikan Ella.•••Ella datang ke toko bunga Winda dengan memakai gaun hitamnya dan selendang berwarna senada yang melilit le
Mansion Ares terasa bertambah ramai karena hadirnya Saras di mansion itu. Saras sudah resmi tinggal di mansion Ares sementara rumah Saras disewakan. Di pagi hari ini, Ares dan Ella sarapan bersama Saras."Kalau masih belum kenyang tambah lagi, Bu," ucap Ella kepada Saras."Ibu sudah selesai kok," sahut Saras yang lalu mengambil tisu untuk mengelap mulutnya."Aku juga sudah selesai makan," celetuk Ella yang lalu mengambil buah untuk cuci mulut.Sedangkan Ares beranjak dari tempat duduknya lalu mencium pucuk kepala Ella. "Aku berangkat dulu, ya," ujar Ares yang diangguki Ella. Ares melempar senyum kepada Saras yang dibalas senyuman pula oleh Saras. Ares pun melangkah pergi keluar rumah.Tiba-tiba, Rahma datang tergopoh-gopoh dengan raut wajah cemas. "Kimberly dan Elard menangis, Nona," ucapnya.Ella pun bergegas melangkahkan kakinya ke lift menuju lantai 3. Ella dapat mendengar suara tangis kedua anaknya saat pintu lift terbuka. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kamar buah hatinya.Ell
Satu tahun berselang, saat ini adalah acara wisudanya Bernard. Ada Aron dan Lia yang menemani Bernard di acara wisudanya. Tidak main-main, Aron memberikan hadiah berupa mobil sport seharga 100.000 dolar kepada Bernard. Sedangkan Lia, ia memberi sebuah kaos couple untuk Bernard.Fotografer pun mengabadikan momen mereka. Pertama-tama, fotografer memotret Bernard dengan Aron, lalu memotret Bernard dengan Lia, dan yang terakhir foto fotografer memotret mereka bertiga.Setelah melaksanakan acara wisuda, mereka bertiga pun berkumpul di apartemen Bernard. Dibalik senyum manis yang sedang Lia tampilkan, ada rasa duka ketika menyadari bahwa ia akan segera terpisah oleh jarak dengan Bernard. Ia Bernard akan kembali Qotarnus sedangkan Lia masih berada di Varinda karena ia tetap harus melanjutkan kuliahnya sementara Bernard harus menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.Setelah selesai mem-packing barang, Bernard dan Aron mendudukkan diri di sofa untuk melepas penat. Sementara Lia pergi ke dap
Saras pulang bertepatan dengan Raymond pergi. Wajah Saras nampak panik dan dia terlihat tidak tenang. Ia duduk termenung di taman mansion. Setelah menidurkan ketiga anaknya, Ella menghampiri Saras di taman seraya membawa jus mangga dan camilan."Silahkan dimakan, Bu," ucap Ella yang diangguki Saras.Sadar bahwa Saras nampak berbeda, Ella pun bertanya, "Ibu kenapa?""Nenek kakekmu," ucap Saras terbata-bata."Kenapa dengan Kakek dan Nenek?""Mereka ingin berkunjung ke rumah Ibu. Karena dulu mereka tidak sempat datang saat pemakaman Angel."Ella terdiam. Ia pun nampak bingung. "Suruh saja mereka kesini, Bu," ucap Ella.Saras terkejut mendengar ucapan Ella. "Ta-tapi, bagaimana bisa?""Kita ceritakan semuanya," papar Ella.Saras membeku, ia melototkan kedua matanya. "Ta-tapi…"Ella menggenggam tangan Saras lalu berucap, "Ibu masih malu mengakuiku sebagai anak?""Tidak, Ella. Jangan berpikiran seperti itu!""Lalu?""Baiklah, nanti kita beritahu kakek dan nenekmu."Ella tersenyum. "Terima ka
Suatu hari di penghujung tahun, Ella dan Ares beserta anak-anak mereka pergi refreshing ke negara Varinda. Acara refreshing ini memang hanya untuk Ares dan Ella untuk sekaligus merayakan ulang tahun Ares. Ella sengaja ingin sekalian memberi surprise untuk Lia.Untuk menuju ke Varinda, Ella dan Ares menaiki kapal pesiar. Ada Rahma yang ikut untuk menemani Ella. Aziel nampak aktif dan sangat gembira ketika menaiki kapal pesiar. Ia terus bermain-main dan berlari kesana kemari."Jangan kencang-kencang larinya, Nak," peringat Ella."Iya, maaf Bunda," sahut Aziel.Kemudian, Aziel berlari kecil menghampiri kedua orang tuanya. Aziel membuka kepalan tangannya lalu terlihat beberapa kelopak bunga mawar."Ini untuk Bunda." Aziel berseru seraya menaruh bunga mawar tersebut di sela-sela telinga Ella."Bunda cantik," puji Aziel."Thank you," ujar Ella."Sama-sama Bunda."•••Untuk menghibur diri yang tertekan karena tugas kuliah, Rayhan memutuskan untuk pergi ke kafe untuk bersantai. Ia datang ke k
Setelah seharian menghabiskan waktu di apartemen Lia, Ella dan Ares pun pamit pulang."Aku tadi lupa mau memberikan ini ke Kak Lia. Ini aku beli di toko aksesoris dekat pantai," ucap Ella seraya menyerahkan cincin berhias bunga mawar."Wah, ini cantik sekali. Terima kasih, ya," ucap Lia seraya menerima cincin tersebut."Sama-sama, Kak. Kami pulang dulu, ya. Muach." Ella memberikan kecupan untuk Lia."Kenapa tidak menginap saja? Aku nanti kesepian lagi.""Tidak bisa, Kak. Ares banyak pekerjaan."Lia tersenyum untuk menutupi raut wajah sedihnya. "Baiklah."•••Senja menampakkan dirinya tepat saat Ella dan Ares sampai di mansion. Ella langsung merebahkan dirinya di kasur setelah menidurkan kedua anak kembarnya. Sedangkan Aziel memilih untuk bermain di playground bersama beberapa pelayan.Ares tersenyum melihat Ella yang sudah terlelap. Ares pun berjalan mendekati Ella lalu mengecup keningnya. "Aku pergi meeting dulu ya sayang," ucap Ares walau ia tahu Ella tidak akan menanggapinya.Ares
Satu tahun berlalu, Rayhan dan Livia sudah lulus kuliah. Rayhan pun akan pulang ke negara asalnya, Qotarnus. Ares, Ella, dan Livia pergi ke Wakasi menggunakan helikopter untuk menjemput Rayhan.Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di Wakasi. Sebuah mobil seharga 70.000$ datang menjemput mereka. Ares memang memiliki beberapa aset dan properti di Wakasi. Karena bisnisnya pun melebar hingga ke Wakasi.Mereka pun langsung mendatangi kampus Rayhan untuk mengikuti acara wisuda Rayhan. Mereka tiba di kampus bertepatan dengan akan dimulainya acara wisuda. Mereka pun mengikuti rangkaian acara hingga berakhir.Di akhir acara, diadakan sesi foto. Ares dan Ella pun berfoto dengan Rayhan bergantian dengan Livia. Setelah selesai berfoto, mereka pun pergi ke sebuah restoran untuk makan-makan dan merayakan kelulusan Rayhan."Kakak bangga dengan kamu," ujar Ares kepada Rayhan.Ada rasa bangga di hati Ares ketika melihat Rayhan mengenakan pakaian wisuda. Ia bisa membuktikan bahwa ia