Share

Bab 86. Kabar Duka

Rayhan menjadi lebih ceria karena ditemani oleh keponakan-keponakannya. Rayhan cepat akrab dengan Aziel. Kedua orang itu sibuk bercanda dan bermain hingga membuat ruangan menjadi berisik dan heboh.

Mereka berdua bermain monopoli, Rayhan yang mengajari Aziel. Rupanya Aziel cepat tanggap dan sangat pintar maka dari itu ia cepat menguasai permainan padahal baru diajari beberapa menit oleh Rayhan.

"Keponakanku yang satu ini pintar sekali," puji Rayhan.

"Makasih, Om. Karena aku pintar, Om Rayhan harus kasih aku uang sebagai hadiah," ucap Aziel polos.

Rayhan melotot mendengar ucapan Aziel. "Kecil-kecil sudah mata duitan."

Aziel mendengus. "Siapa yang mata duitan? Uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang."

Lagi-lagi, Rayhan melotot. Ia terperangah setelah mendengar ucapan Aziel.

"Kamu belajar dari mana berucap seperti itu?" Ella bertanya.

"Dari televisi," jawab Aziel.

Ella hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anak angkatnya.

"Aku yakin pasti ini anak IQ-nya tinggi," celetu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status