Home / Romansa / Cinderella, Mah, Apa Atuh? / Bab 26 - Satu Langkah di Belakangmu

Share

Bab 26 - Satu Langkah di Belakangmu

Author: Kyuni Chan
last update Last Updated: 2021-04-01 20:29:12

"Lihatlah, dua orang itu kini tengah menyimpan perasaan satu sama lain tanpa berani mengungkapkan, sebab belum siap dihadapkan dengan ribuan tentangan."

***

"Jangan lupa, besok pagi-pagi kamu sudah mulai berolahraga. Jangan lupa juga untuk menjaga pola makan."

Pesan Alka ketika perjalanan menuju kosan seolah melekat erat di ingatan Rella, membuatnya mesem-mesem sembari menatap langit-langit dengan tubuh telentang berbalut selimut pada ranjang. Apalagi kalau mengingat ucapan dokter Anisa ketika menyinggung Alka sebagai seorang suami untuk memberi semangat padanya yang tentu saja dikira sebagai istri. 

Memekik tertahan, Rella menarik selimut hingga menutupi wajahnya. Ia merasa Tuhan menjodohkannya dengan Alka saat itu juga. Oh, hari dan malam tak terlupakan dan penuh debaran.

***

Selepas salat Subuh, Rella gegas bersiap untuk lari pagi. Selama ini, ia tidak pernah kepikiran untuk menjalani rutinitas seperti sekarang, ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 27 - Serigala Berbulu Domba

    "Dari Abi Hurairah Radiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa lupa ketika puasa lalu dia makan atau minum, maka teruskan saja puasanya. Karena sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum." (HR Bukhari dan Muslim)."***"Ini rumah salah satu mahasiswa jurusan Fashion Design yang saya kenal, kebetulan dulu waktu masih menjadi asisten dosen, saya pernah ke rumahnya dan kami cukup akrab sampai sekarang," tutur Alka setelah sampai di depan gerbang rumah setinggi dada berwarna putih."Oo ... Kak Beno jurusan Fashion Design semester enam, yang tahun lalu dapat peringkat pertama Fashion Design Competition itu, 'kan, Pak? Saya kenal orangnya," balas Rella manggut-manggut."Iya, benar. Itu orangnya."Sosok laki-laki berkaos hitam keluar dari pintu ganda, berjalan ke arah dua orang itu seraya mengulas senyum ramah, lalu membuka gerbang. "Bapak sudah selesai jogging?" tanyanya, diangguki Alka, "mari, Pa

    Last Updated : 2021-04-02
  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 28 - Abil Homoseksual?

    "Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2915) dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:( لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، ثَلاثًا )"Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth (sodomi/homoseksual). Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, beliau sampaikan sampai tiga kali." [Dihasankan Syaikh Syu’aib Al-Arna`uth]."***Rella tersenyam-senyum melihat deretan pesan di whatsapp-nya. Padahal, itu pesan yang masuk pada jam 5 pagi tadi, tetapi baru sempat dibuka.From: Pak Alka[Saya ikut jogging, tidak apa-apa, 'kan? Ajak saja Stella biar ada teman.]05.20[Kamu sudah bangun?]05.25[Saya sudah di depan gerbang kos kamu. Apa kamu sudah berangkat jogging?]05.47Setelah puas membacanya berulang-ulang, Rella kel

    Last Updated : 2021-04-02
  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 29 - Dinner

    "Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu sesuai dengan penyakitnya, akan sembuh dengan izin Allah Azza wajalla." (HR. Muslim, No. 2204)***Selesai salat Magrib, Rella dan Alka tidak langsung pulang, melainkan mampir di sebuah tempat makan karena gadis itu harus berbuka. Sementara, Stella yang katanya datang ke rumah sakit untuk menemani sang mama cek up, buru-buru pamit karena katanya lagi mamanya tengah menunggu di parkiran. Bahkan, gadis itulah penyebab utama ia terjebak di tempat makan bersama Alka sekarang."Pak Alka, jangan lupa mampir ke resto, Rella kayaknya belum buka puasa sama minum obatnya!" teriak Stella berlalu dengan berjalan tergesa ke belakang dan selepas mengatakan hal itu, ia mambalikkan badan dan berlalu."Saya minta maaf, ya, Pak, gara-gara saya, Bapak jadi ikutan makan di luar, bukan di rumah," ungkap Rella merasa tidak enak hati setelah belasan menit berada di restoran lokal dengan nuansa modern.

    Last Updated : 2021-04-02
  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 30 - The Tragedy

    "Dari Ibn Abbas radhiyallahu anhu: Bahwa Nabi ﷺ mengutus Muadz ke negeri Yaman lalu bersabda: 'Berhati-hatilah kamu terhadap doa orang yang dizalimi karena antara doanya dan Allah tidak ada penghalang.' "(HR. Bukhari: 2268)***Rella terbangun setelah alarm peringatan dari ponselnya berbunyi. Jam menunjukkan pukul 03.05 dini hari. Ia segera beranjak dari ranjang ke kamar mandi untuk mengambil wudu guna menjalani salah satu sunah Rasulullah yang sangat istimewa, yakni salat Tahajud.Di sujud akhir, Rella membiarkan dahinya menyentuh sajadah lebih lama. Memohon petunjuk pada Sang Kuasa. Setelah memohon doa untuk kedua orang tua dan kerabat, ia lalu berdoa, 'Ya Rabb, jika dia terbaik dan bisa menuntun hamba pada cinta-Mu, dekatkanlah kami. Jika sebaliknya, relakan hati hamba untuk melupakannya dan jauhkanlah kami.'Selesai salat Tahajud, gadis itu beralih ke dapur dan makan sahur dengan menu yang dianjurkan dokter Anisa. Setelahny

    Last Updated : 2021-04-20
  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 31 - The Tragedy (2)

    "Barangsiapa yang berbuat zalim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka hendaklah ia meminta kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal salih, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kezaliman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia zalimi itu dibebankan kepadanya." (HR. Bukhari)***Ringisan keluar dari bibir gadis yang saat ini duduk belunjur dengan punggung menyandar pada tembok berlumut. Seseorang baru saja selesai menumpahkan semua air dalam botol mineral pada wajahnya. Perlahan, sepasang netranya terbuka, terlihatlah beberapa gadis di depan dengan penglihatan masih sedikit buram. "Melek dia, Cell."Sayup-sayup terdengar suara yang distigmakan Rella merupakan salah satu dari mereka. Matanya kembali terpejam untuk sesaat, sampai sebuah tamparan

    Last Updated : 2021-04-23
  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 32 - Nostalgia

    "Jangan melibatkan hatimu dalam kesedihan atas masa lalu atau kamu tidak akan siap untuk apa yang akan datang." (Ali bin Abi Thalib)***Dengan sisa tenaga tak seberapa, Rella bersusah payah beranjak dari bangunan kosong itu. Sesekali rasa nyeri dan nyut-nyutan menghampiri kepala bagian belakang, tetapi tidak menghentikan langkahnya untuk segera kembali ke kosan. Sebelah pahanya pun terasa sakit ketika mengambil langkah, tidak lain karena ulah Cellin beberapa waktu lalu.Jam yang melingkar di pergelangan kirinya menunjukkan pukul 10 lewat 15 menit yang artinya sudah cukup lama Rella berada di tempat ini. Apakah Stella baik-baik saja di kosan? Batin gadis itu bertanya. Kembali memacu langkah terseok, sesampainya di luar bangunan, seketika ia termangu. Lingkungan yang sekarang memenuhi indera penglihatan Rella terasa tidak asing.Pandangan Rella mengedar, ada perasaan aneh menyambangi benaknya. Pepohonan rimbun, bunyi siulan burung,

    Last Updated : 2021-04-28
  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 33 - Kecemasan Alka

    "Seorang laki-laki akan cenderung mempertahankan tujuan awalnya ketika dihadapkan sebuah perubahan, sedangkan seorang wanita lebih mudah berubah haluan." *** Tepat pukul 9 lewat 46 menit, seseorang yang dikenal baru saja mengiriminya sebuah video, lengkap dengan deretan kalimat panjang. Alis laki-laki itu bertaut, menimbulkan tanda tanya besar, lalu mulai membaca setiap ketikan yang tertera. [Maaf, Kak, tapi saya tidak ada niatan mencelakai perempuan yang ada di video ini, saya hanya mengikuti perintah Cellin. Kakak pasti mengerti, kenapa saya melakukannya, sebab saya sangat mencintai Cellin. Akan tetapi, saya tersadar oleh Kakak ini, bahwasanya Cellin menganggap saya tidak lebih dari sekadar babu. Sekali lagi maaf, Kak. Saya benar-benar tidak bermaksud mencelakai Kakak ini. Segera selamatkan dia, dia ada di rumah kosong yang letaknya tidak jauh dari danau.] -From Lexi Levino Alka, saat ini laki-laki yang sibuk menata pakaian par

    Last Updated : 2021-05-17
  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 34 - Rella Berubah

    "Cinta tidak pernah salah, tetapi atas sebab apa ia dipertaruhkan, itulah sebab timbulnya masalah. Cinta karena-Nya bukanlah masalah, sebab itu adalah sesuatu yang amat indah daripada dunia dan seisinya."***Tangis yang tidak kunjung reda selepas salat Isya masih terdengar hingga kini, pukul 9 malam. Entah sudah berapa lembar tisu yang dihabiskan untuk menghapus air mata gadis berwajah merah itu. Stella tidak tahu harus berbuat apa pada sang sahabat, hanya mampu menepuk pelan punggungnya yang masih terbalut mukena. Bahkan, ia masih berada di atas sajadah.Rella bukan menangisi perlakuan buruk Cellin terhadapnya, tetapi tentang keputusan untuk menghilang dari segala cerita bersama laki-laki itu. Melupakan semua hal yang pernah dilalui bersama sejak duduk di bangku SD, hingga Tuhan mempertemukan kembali, lalu semakin dekat seiring berubahnya hari.Sosok Alka yang pernah ia hindari karena merasa tidak pantas menjadi pengisi hati seorang yang

    Last Updated : 2021-05-27

Latest chapter

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 84 - Pesan dari Anna

    [Assalamu'alaikum, El, aku cuma pengin kamu tau satu hal, kalo sebenarnya perjodohan antara Kak Stella dan Kak Alka itu murni karena paksaan dari Om Antonio sama Mama Gloria.][Kalo kamu nggak percaya, bisa tanyakan langsung sama Kak Alka, tapi aku yakin, kamu nggak akan mau ngelakuin itu. Jadi, di sini aku mau ngeyakinin kamu kalo di antara Kak Stella dan Kak Alka nggak ada perasaan cinta sedikit pun. Mereka murni berteman, nggak lebih. Aku lihat, Kak Alka masih sangat mencintai kamu. Terbukti waktu aku ngembaliin sepatu kaca itu, dia keliatan kecewa banget, El.][Oh, iya, aku ngembaliin sepatu itu beberapa saat setelah kita ketemu di cafe J. Awalnya Kak Alka nolak ajakanku, tapi pas nyebut nama kamu dan sepatu kaca pemberiannya, akhirnya dia mau.][Aku yakin, seyakin-yakinnya kalo Kak Alka masih sangat mencintai kamu. Dan aku juga yakin, Kak Alka nerima perjodohan itu pasti karena ada alasan yang kuat dan nggak bisa disepelekan. Aku sedikit kenal gimana perangai Om Antonio. Kalo dia

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 83 - Video Call-an

    Wanita dengan rambut hitam yang tercepol asal itu tengah sibuk mengemasi barang-barang ke dalam tas koper ketika seseorang menghubunginya via video call. Rella, setelah melihat pada layar gawai di samping tempat duduknya, seketika melebarkan kedua mata. “Kak Abil?!” pekiknya panik. Secepat kilat dia meraih ciput dan jilbab bergo yang ada di tepi ranjang, lantas memakainya tanpa bercermin. Gawai masih terus berbunyi, Rella segera mengambil dan meletakkannya ke bolongan berbentuk persegi panjang pada meja laptop yang biasa dia gunakan belajar jika ingin lesehan di lantai. Ini kali pertama Abil menghubunginya via vc, tentu saja Rella tidak cukup berani, tetapi ingin menolak pun rasanya segan. Setelah memastikan dirinya sudah siap, barulah Rella menggeser tombol hijau dan beberapa saat kemudian, wajah tampan Abil memenuhi layar gawainya. Rella mengerjap beberapa kali, mengatur gestur tubuh dan mimik wajah agar terlihat baik dan tidak tegang. Dia mengulas senyum canggung. “Assalamu'ala

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 82 - Sepatu Kaca untuk Melupa

    Selepas puas bercurhat ria pada sang mama, kini Rella lebih lega untuk menarik dan mengembuskan napasnya. Meskipun masih ada sedikit perasaan kecewa dan luka yang terasa perih di dada. Namun, dia akan berusaha untuk ikhlas, merelakan segala alur yang telah dirancang Allah sedemikian rupa. Wanita itu membuka sebuah aplikasi sosial media dan mencari nama akun seseorang yang menjadi topik utama curhatannya barusan. Setelah masuk ke profil akun tersebut, dia mengklik bagian kirim pesan. Beruntung onstagramnya tidak diblokir juga, sementara itu nomor telepon dan wutsapp-nya sudah diblokir. Sebelum mengetikkan pesan, Rella mengatur napas, menarik seutas senyum penenang. Barulah jari-jemarinya bermain di layar keyboard dengan pelan bersama detakan jantung yang terasa lebih cepat. [Hai, Stel. Kabar baik? Aku harap sangat baik. Maaf malam-malam mengirimimu pesan lewat dm. Aku ... hanya merasa segan untuk memintamu bertemu langsung. Selain itu, aku juga nggak tau nomormu yang lain. Malam

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 81 - I Hate You So Much

    Sejak diantar pulang ke kosan oleh Abil, Rella tidak henti-hentinya menangis. Pikiran dan hatinya benar-benar tidak tenang, kacau. Dia bukan menangisi perihal Alka yang lebih memilih wanita lain, melainkan tentang persahabatannya bersama Stella. Rella memang kecewa atas perlakuan Alka, sangat. Dua kali dilamar, tetapi bukan dirinya yang dinikahi. Namun, Rella sudah berusaha untuk merelakan, sebab jika memang Tuhan tidak menakdirkan mereka berjodoh, mau sekuat apa pun berjuang juga tidak akan pernah bersatu. Sekarang, pikirannya lebih terbuka untuk tidak lagi berlarut-larut menangisi perihal asmara. Itu semua tidak lekang dari bantuan Stella yang selalu setia memberi dukungan, juga nasihat dari Pak Psikolog alias Abil. Hanya saja, kali ini dia tidak yakin bisa lebih tegar. Kehilangan sahabat sungguh berkali-kali lebih menyakitkan dibanding kehilangan kekasih. Bagi Rella, sosok Stella tidak ada gantinya. Sahabat terbaik sejak awal masuk kuliah hingga masuk semester 6, rasanya ketika

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 80 - Bajingan Pengecut

    Abil menatap lawan bicaranya sembari menahan amarah. “Lo berhutang penjelasan soal kejadian tadi pagi di rumah keluarga Stella. Soal pertunangan kalian yang katanya ... terpaksa?”Laki-laki berwajah lesu itu sekalipun tidak membalas tatapan Abil. Sepasang mata lelahnya hanya tertuju pada permukaan meja dengan segelas air putih yang baru saja ia hidangkan untuk tamu di depan. Alka mengembus berat. Sedikit pun tidak tampak bias keceriaan di wajahnya, hanya ada ketidaktenangan. “Kamu sudah mendengar semua perkataan Stella, apa masih kurang jelas?” Nada suaranya terdengar sangat malas untuk sekadar membahas permasalahan yang baru saja dilalui. Jika boleh, dia sendiri tidak ingin menghadapi alur serumit itu. “Jelas, tapi kenapa lo malah jalanin kalo lo sama Stella nggak mau? Lo udah sering bikin Ella sakit hati, Al, dan sekarang lo bener-bener ngehancurin harapan dia!”Alka memejam. Ia sangat sadar akan kesalahan yang telah diperbuat, sangat sadar telah membuat luka baru untuk Rella di s

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 79 - Retak

    “Tiada yang lebih baik daripada melepaskan. Karena jika aku memilih untuk terus mempertahankan, mungkin retaknya akan terus berulang.” *** Bagaikan racun yang dibungkus kain sutera, begitulah Stella yang menjadi racun dan Rella sebagai pembungkusnya. Kebaikan Rella menutupi segala bentuk tujuan buruk Stella, tetapi lambat laun ketika seseorang memaksa menyingkirkan kain sutera, mau tidak mau racun pun tampak. "Kenapa kamu masih di sini?" "Stella, aku--" "Pergi!" Bahkan, Stella memilih menenggak habis racun itu tanpa sisa, sebab tidak ingin sahabat terbaiknya terluka lebih jauh karena mempertahankan pertemanan mereka. Dia rela menjadi jahat, asalkan Rella menjauhinya. Dia rela menjadi bilah pisau, asalkan tidak ada lagi luka yang tercipta setelahnya. Demi kebaikan Rella, Stella rela menjadi seburuk-buruknya manusia. Rella tidak pantas bersahabat dengan manusia berhati busuk. Rella tidak pantas bebuat baik pada manusia berhati rubah. Sungguh tidak pantas. Satu dua tete

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 78 - Luka di Balik Rahasia

    Wanita berpakaian khas dokter itu menggelung tt dan memasukkannya ke dalam tas khusus. Rautnya tampak berbeda selepas memeriksa keadaan pasien yang terbaring di ranjang king size. Sesaat kemudian, dia melempar senyum kepada orang tng duduk di kursi dekat ranjang, Gloria. "Bagaimana keadaan Stella, San? Dia tidak kenapa-napa, kan?" Kecemasan tergurat jelas di wajah renta Gloria. "Ibu jangan khawatir, Stella baik-baik aja. Dia cuma butuh istirahat untuk memulihkan tenaga, sebentar lagi pasti siuman." Ucapan Santiya, dokter yang biasa menanganinya terdengar meyakinkan, membuat Gloria tersenyum tenang dan bernapas lega. "Entah apa yang Stella kerjakan selain kuliah sampai membuatnya kecapean, tapi syukurlah kalau dia nggak kenapa-napa." Gloria berdiri mendekati Santiya yang telah selesai mengemasi peralatan medisnya. "Kamu nggak makan dulu bareng kita? Sambil nunggu Stella siuman.""Nggak usah, Bu, saya mau langsung balik ke rumah sakit selesai dari sini. Mungkin ... lain kali kalau ng

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 77 - Akhirnya, Kita Sama-Sama Kecewa

    "Sebesar apa pun perjuanganmu untuk mendapatkannya, sekalipun mendaki gunung himalaya, bahkan mengarungi samudera hindia, jika Tuhan tidak berkehendak, kamu tidak akan pernah bisa memilikinya."***Anna, kenapa gadis yang pernah menjadi saudara tirinya itu ada di sini? Pertanyaan itulah yang pertama kali menyambangi pikiran Rella tatkala masuk ke rumah bak istana milik Gloria. Ia benar-benar terkejut, Abil berbisik padanya bahwa gadis dengan dress selutut itu adalah adik Stella. Adik kandung, tetapi beda ibu. Satu rahasia kembali terkuak. Lantas, kenapa selama ini, Stella bersikap seolah tidak mengenal Anna? Tunggu dulu. Annasterra dan ... Annastella. Kenapa Rella baru sadar, jikalau nama dari kedua gadis itu ada kemiripan? Kenapa ia tidak ngeh sama sekali? Rella tidak habis pikir. Lantas, apa alasan Stella sampai merahasiakan tentang ikatannya dengan Anna? Anna sangat menyukai Alka, apakah Stella mendukung hal itu di belakang Rella? Apakah Stella hanya berpura-pura mendukung per

  • Cinderella, Mah, Apa Atuh?   Bab 76 - Menuju Kecewa

    "Setiap hal yang tersembunyi, ada kalanya tampak ke permukaan. Semata-mata agar manusia paham, bahwa sesuatu yang seharusnya tidak menjadi rahasia, tidak perlu dirahasiakan. Jika ketersembunyian saja mencipta masalah baru, kenapa tidak dengan menyuarakan kebenaran saja? Toh, ujungnya akan tetap sama. Walau sejatinya, kejujuran di awal lebih mampu untuk diterima hati, daripada menyemai kebohongan, yang pada akhirnya tertuai kekecewaan dan sulit untuk sekedar diikhlaskan."***[Kemarin lusa, kan, kamu belum jawab iya apa enggak. Apa mau ke sana sekarang? Kebetulan udah selesai kuliah. Kamu udah selesai?]Pesan itu didapat Rella dari Abil dua hari setelah mengajar di panti asuhan. Hal itu yang sangat ingin ditanyakan Rella, seandainya kemarin lusa laki-laki tersebut tidak menerima telepon penting. Pembicaraan tentang Stella pun terhenti, terlupakan begitu saja. Ingin bertanya, sudah sampai kos-an, jadilah Rella menahan rasa penasarannya hingga sekarang. [Udah selesai, Kak, ini mau bali

DMCA.com Protection Status