Season 2 Part 9
"Terus kamu anggap aku ini apa? Aku bersedia menemanimu dari nol, tapi sekarang kau--""Aku menikah bukan dengan orang sembarangan.""Apa maksudmu, Mas?""Aku akan menikah dengan putri pemilik perusahaan tempatku bekerja. Kau tahu apa artinya? Kesuksesan sudah di depan mata.""Tidak, aku tidak setuju mas. Kenapa kamu tega lakukan ini? Apa sekarang aku tidak cantik lagi? Sampai kau rela berbuat seperti ini padaku? Mana janjimu kalau kau akan tetap setia?""Tenanglah sayang, hatiku tetaplah milikmu. Kaulah satu-satunya wanita yang kucintai. Aku tak mungkin jatuh cinta pada wanita itu. Penampilannya yang kuno dan ya dia sama sekali bukan tipeku. Kamu jangan khawatirkan hal itu. Percayalah, aku akan memberikan apapun yang kau mau setelah kita kaya. Kau bisa hidup dengan mewah, tidak seperti ini lagi. Kau tidak mau kan hidup kita terus-menerus dihina. Percayalah padaku dihatiku cuma ada kamu seorang."SetelahSeason 2 Part 10POV Anita"Mas, kamu masih marah sama aku? Maaf mas, aku benar-benar tidak sengaja," ucapku lagi dengan nada memohon."Sudah, Dek, kamu pulang saja. Tolong gak usah neko-neko kirim makanan seperti ini lagi. Mas bisa makan di luar," sahut Mas Bagus menahan rasa kesal di dada.Aku terdiam sembari mengamati ruang kerja Mas Bagus. Baru kali ini kulihat Mas Bagus marah dan kesal setengah mati. "Tunggu apa lagi? Pulanglah, kamu bisa pesan taksi, kan?" tegurnya kembali.Aku mengangguk, kemudian keluar dari ruangannya. Hatiku ikut berkecamuk antara kesal dan yang lainnya. Mas Bagus mengusirku dari kantor ayahku sendiri. Masih banyak rahasia yang tidak kumengerti. Ternyata selama ini Mas Bagus sudah serakah. Bisa saja ia menggunakan uang perusahaan untuk Viona.Bruukk ...Saat keluar dari kantor, tiba-tiba aku menabrak seseorang."Maaf, saya tidak sengaja," ucapku sambil tertunduk. Bahkan aku t
Season 2 Part 11POV Anita"Siapa laki-laki ini? Sudah berani ya kamu bermain dibelakangku?!" "Uhuk-uhuk!" Gara-gara Mas Bagus ngomong tidak jelas aku jadi tersedak. Secepat kilat Kak Arya langsung menyodorkan air putih ke hadapanku. "Minumlah dulu," ucap Kak Arya dengan santai. Ia memang sengaja memanas-manasi Mas Bagus dan tetap tersenyum walaupun Mas Bagus menatapnya dengan sinis."Hei Bung, tidak bisakah kau berhenti perhatian pada istri orang?" ketus Mas Bagus lagi. Kulihat dadanya naik turun menahan emosi."Tidak. Aku tidak bisa berhenti menyayanginya dan memperhatikannya. Terus kau mau apa?" Kak Arya dengan sengaja mengatakan hal itu membuat Mas Bagus makin naik pitam."Kurang ajar kau!!" Tiba-tiba saja Mas Bagus meraih krah kemeja Kak Arya dan tanpa ba-bi-bu lagi ia memukulnya.Buugg!! Praankk!!Pukulan keras Mas Bagus membuat Kak Arya terjatuh, begitu pula dengan
Season 2 Part 12POV BagusTak lama seorang laki-laki keluar dari mobil."Kau???!!" pekikku terkesiap kaget, lebih tepatnya aku tak suka melihat kehadirannya. Lelaki yang tadi siang bersama dengan Anita. Dialah lelaki yang sudah membuatku membayar ganti rugi cafe dengan nominal yang cukup besar.***Beberapa jam yang lalu ...Kepalaku kembali berdenyut mengingat ini semua. Hah, aku tak percaya ini. Jalan yang tadinya mulus kini ada batu sandungan. Apa yang harus aku lakukan? Sedangkan Anita juga hamil anakku. [Sayang, temui aku di Cafe Bintang. Aku mau bicara, penting!]Tulisku pada pesan WhatsApp untuk Viona. Benar sekali, aku harus membicarakan ini pada Viona.[Oke, aku segera kesana, Mas]Kulajukan mobilku menuju cafe bintang, memesan meja disana. Tak lama Viona dan Bayu--anak kami datang. Ia tersenyum sangat manis. Sambil menunggu pesanan kami datang, kami berbincang terlebih dahulu.
Season 2 Part 13Sebuah mobil Honda CRZ berwarna merah memasuki area pelataran rumah yang mewah itu.Seorang lelaki dengan rambut sedikit ikal keluar dari mobil. Ia menatap takjub saat tak ada sedikitpun yang berubah dari bangunan ini padahal ia sudah pergi selama bertahun-tahun dan baru kali ini kembali lagi.Tak lama setelah mengetuk pintu, seseorang membukanya. Wanita paruh baya yang sudah mengabdi selama berpuluh tahun bekerja di keluarga Rusdy tampak terkejut melihatnya."Bi Surwi masih kenal aku?" tanya lelaki itu saat menyapanya."Sepertinya bibi pernah lihat, tapi siapa ya? Kok seperti Den Arya tapi ini ganteng banget," sahut Bi Surwi sambil mengingat-ingat."Haha iya bibi bener, ini aku Arya yang dulu berandalan itu, ternyata ingatan bibi masih tajam ya," sahut Arya dengan suara yang manis. Ia tertawa melihat tingkah kekonyolan Bi Surwi."Ya Allah den, bibi sampe pangling. Aden bisa berubah seperti ini. Ayo masu
Season 2 Part 14POV AnitaPagi itu setelah Mas Bagus berangkat ke kantor, aku bergegas ke rumah ayah. Ayah yang memintaku untuk bertemu saat berbicara di ujung telepon.Sampai di rumah ayah, kulihat ada sebuah mobil Toyota Yaris berwarna merah terparkir disana. Kira-kira mobil siapa ya? "Assalamualaikum.""Waalaikum salam," jawab mereka dengan serempak."Ayah," aku berjalan menghampiri ayah dan menyalami punggung tangannya. Kutangkupkan kedua tanganku di depan dada untuk menyapa tamu yang ada di hadapanku."Anita, ini Pak Haris dan Bu Sonata. Tadinya mereka juga bekerja di perusahaan ayah menjadi karyawan terbaik, tapi katanya mereka dipecat beberapa bulan yang lalu oleh suamimu dengan alasan yang tidak jelas. Ayah juga baru tahu hal ini sekarang. Mereka juga mengatakan ada hal yang ganjil tentang suamimu. Maka dari itu ayah kirimkan Arya untuk mengawasi Bagus. Maaf Anita, bukannya ayah suudzon, tapi hal ini ayah lakuk
Season 2 Part 15POV AnitaTerdengar suara anak kecil menangis. Aku segera masuk ke dalam, lalu meraih Bayu ke dalam gendonganku, kemudian kubawa masuk ke dalam rumahku sendiri.Hatiku seakan teriris begitu perih, karena keegoisan orang tuanya, sang anak bisa saja jadi korban. Anak ini tidak bersalah. Hanya orang tuanya yang tak pandai bersyukur. Perasaan hancur berkecamuk jadi satu. Mengingat hal tadi. Rasanya aku malu pada diriku sendiri.Bayi mungil itu sudah terlelap dalam tidurnya. Sementara mataku masih terjaga. Entahlah malam ini tak bisa tidur. Harusnya di saat kehamilan pertamaku, aku bisa bermanja-manja dengan suami tapi ini justru ...Selang satu jam, Mas Bagus kembali tanpa Viona. Ia masuk ke dalam rumah dengan wajah ditekuk."Gimana keadaan Viona, Mas?" tanyaku."Gak usah sok peduli. Kamu senang kan udah buat Viona seperti ini! Puas?!" bentaknya. "Astaghfirullah hal'adzim. Sudah kukatakan
Season 2 Part 16Aku tak pernah menyangka, keputusanku untuk bertahan dengan Mas Bagus sangat salah. Bukannya aku bahagia, tapi justru menderita. Hatiku benar-benar sangat sakit. Mas Bagus sudah memperlakukanku semena-mena. Ia lebih mencintai istri pertamanya itu. Sekarang aku bertekad, akan bercerai dengannya. Tak peduli apapun yang terjadi, meskipun anak yang kukandung takkan merasakan kasih sayang seorang ayah. Setidaknya anak ini takkan melihat ibunya hancur.***"Kak, siang ini bisakah temani aku menemui ayah?" Terpaksa kuhubungi Kak Arya di telepon."Ada perlu apa, Dek?" sahut Kak Arya dari seberang telepon."Ada yang ingin kubicarakan pada ayah, tapi sepertinya aku butuh orang yang bisa mendampingiku untuk mengatakannya. Biar ayah tidak kaget atau shock.""Baiklah, nanti kujemput ya.""Iya kak, terima kasih."Panggilan kamipun terputus. Sesuai yang dijanjikan, Kak Arya datang menjemput.
Season 2 Part 17"Doakan hari ini biar mas yang jadi satu-satunya pemimpin perusahaan," ucap Mas Bagus dengan kepercayaan diri yang tinggi. Ia sudah berpakaian rapi dengan kemeja lalu jas warna navy membalut tubuhnya. Kelihatan gagah memang.Aku tersenyum. "Ya, semoga saja hari ini kamu beruntung mas," jawabku.Dia mengangguk pasti dengan senyuman yang penuh arti."Mas berangkat dulu ya, Dek," pamitnya seraya mencium keningku, tak lupa ia mengusap perutku yang mulai terlihat buncit. Aku mengantarnya sampai keluar, Mas Bagus tampak masuk ke rumah Viona, berpamitan dengannya dan juga anaknya yang mulai belajar berjalan.Sejak keputusan yang kubuat waktu itu, kami memang sepakat untuk bersandiwara lebih dulu. Ya, aku harus tetap berpura-pura baik pada Mas Bagus sampai waktu yang ditentukan tiba yaitu hari ini. Walaupun seringkali aku menginap di tempat ayah. Tapi ayah bilang, agar aku tetap bersabar."Sabar dulu, Nak, kita