Share

29. Siapa mereka?

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 29

Sejak lamaran Mas Rusdy tempo hari membuatku tak bisa tidur dengan benar. Aku selalu memikirkannya. Pantaskah orang biasa seperti aku bersanding dengan seorang pengusaha muda yang hebat?

Sekarang, bila mengingatnya saja hatiku berdebar-debar tak karuan. Ah, sebenarnya ada apa ini? Ini pasti karena mereka orang baik, makanya aku merasa nyaman dekat dengan keluarga Pak Hadiyan, apalagi beliau adalah sahabat ayah.

Semenjak hari itu, Mas Rusdy seringkali mengirim chat WA, berisi tentang perhatiannya yang sederhana. Sudah makan belum, sudah sholat belum, serta ucapan selamat pagi, selamat beraktifitas atau bahkan selamat malam, selamat tidur, mimpi yang indah. Pesan-pesan itu selalu disertai emoticon smile, love dan yang lainnya membuat hatiku makin berdebar-debar.

Pukul sembilan malam, aku baru saja merebahkan diri diatas springbed. Suara dering telepon mengejutkanku. Malam-malam begini siapa yang telepon ya?

Kutatap layar benda pipih itu, sebuah panggilan dari Bu Hadiyan.

"Hallo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   30. Tak pernah bosan mengajakmu menikah

    Part 30"Mas, ada apa ini? Kamu tahu mereka?"Mas Rusdy terdiam, sepertinya enggan untuk menjawab apapun. Lelaki itu mengeluarkan handphone dari saku kemejanya, dan mengetik sesuatu disana. Aku baru melihatnya, wajahnya tampak begitu serius.[Hallo Dan, segera kesini ya, bawa orang-orangmu. Aku dikepung]Singkat dan jelas, ia menyuruh orang yang dipanggil 'Dan' diujung telepon."Maaf Mbak Reina. Ini semua salahku, kamu jadi ikut terkena masalah. Tapi jangan khawatir ya, anak buahku akan segera kesini," ucap Mas Rusdy menenangkan."Kamu punya musuh, Mas?" tanyaku lagi. Lelaki itu menghela nafas dalam-dalam."Musuh dalam bisnis itu sudah biasa kan? Cuma aku tak habis pikir mereka bergerak secepat ini," sahutnya lagi. Jantungku mulai berdebar karena takut."Memangnya apa yang kau lakukan, Mas?" tanyaku dengan nada gemetar. Aku penasaran kenapa bisa Mas Rusdy punya musuh, bukankah dia orang yang baik?"Tidak ada. Ini pasti mereka tidak terima karena aku kembali memenangkan tender. Tenangl

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   31. Dilamar

    Part 31"Ya, tapi aku takkan pernah bosan untuk mengajakmu menikah."Ucapnya kala itu. Keseriusan di wajahnya tampak begitu nyata. Apakah benar Mas Rusdy adalah jodohku? Tapi jawabanku masih sama, tiga bulan lagi akan memberikannya kepastian.***Hari-hari berlalu, tak ada kejadian yang berarti. Teror-teror itu tak lagi menghampiri. Mungkin Mas Rusdy sudah berhasil mengatasinya dengan baik.Semua kulewati seperti biasa, menjadi pemilik toko sembako, dengan kesibukan yang ala kadarnya. Semakin hari toko menjadi semakin ramai pesanan.Hingga suatu ketika Freya--mantan adik ipar itu datang padaku, ia meminta pekerjaan untuk meringankan beban ibunya yang katanya sekarang sakit-sakitan. Ya, akhir-akhir ini aku memang jarang mendengar kabar tentang Bu Wirda. Selain kabar Mas Hendi yang sekarang sudah mendapatkan pekerjaan menjadi sopir ekspedisi."Mbak, bolehkah aku bekerja di toko Mbak? Aku ingin bantu-bantu ibu, sekarang ibu sakit-sakitan. Sedangkan Mas Hendi, dia memang sudah dapat peke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   32. Dicegat polisi

    Part 32"Kerjamu bagus, ini bonus buat kamu," ujar Bos Komara setelah aku kembali pulang. Lima hari dalam perjalanan rasanya begitu sangat melelahkan. Sudah empat bulan ini aku kerja dengan Bos Komara. Kalau tak menjadi sopir ekspedisi. Aku bekerja di gudang penyimpanan bagian packing barang, tas, sepatu dan barang-barang impor yang lain. Tapi gajinya jauh berbeda saat bekerja menjadi sopir ekspedisi. Mungkin karena menjadi sopir lebih beresiko di jalan.Untuk menjadi sopir ekspedisi, ini kali keempat aku pulang dari perjalanan. Setelah sebelumnya menempuh jarak lima hari di perjalanan, karena jarak tempuh yang sangat jauh jadi membutuhkan waktu yang sangat lama. Aku terima amplop pemberian dari Bos Komara, tidak tanggung-tanggung totalnya lima juta rupiah. Wah kalau sekali jalan bisa dapat segini, ekonomi keuangan keluarga bisa terselamatkan. Waktu pertama kali sampai ketiga kali, Bos Komara hanya memberi upah tiga juta saja beserta bonus, tak apa mungkin karena masih baru. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   33. Ancaman

    Part 33Mendengar kabar kalau mobil yang Hendi kendarai, kena cegat dan digeledah di tengah jalan membuat Komara kalang kabut. "Dasar bod*h, sudah kubilang kalau ada penggeledahan kasih uang yang sudah disediakan!" umpat Komara dengan kesal."Mampus sekarang! Usahaku bisa bangkrut ini!" dengkusnya lagi dengan perasaan kesal. Ia merasa sangat emosi, karena baru kali ini ketahuan."Ada apa, bos?" tanya Kartika."Suamimu itu bod*h sekali ya! Bisa-bisanya kena tangkap polisi!" ketus Komara lagi"Apa Bos, ditangkap?" tanya Kartika, keningnya berkerut mendengar berita dari bosnya."Ya! Anak buahku yang lain ngabari hal itu. Dia ditangkap dan mobilnya disita. Rugi aku! Rugi berlipat-lipat!!"Kartika terhenyak mendengar ucapan bosnya. "Aduh bos, terus gimana dengan nasibku? Sebentar lagi aku lahiran, kalau dia gak ada aku bagaimana?" tanya Kartika lagi dengan wajah memelas."Oh, jadi sekarang kamu sudah ketergantungan ya sama suamimu itu?! Makanya dari awal aku bilang, gugurkan kandungan it

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   34. Insiden penembakan di hari pernikahan

    Part 34"Hallo, assalamualaikum Dek Reina. Kamu ada dimana?" tanya Mas Rusdy di seberang telepon."Waalaikum salam. Aku di rumah saja Mas, ada apa?""Siap-siap ya, bentar lagi aku jemput.""Mau kemana?""Ke percetakan sama butik.""Oh, oke."Panggilan telepon itupun terputus. Semenjak aku menerima lamarannya. Mas Rusdy jadi semakin gencar menghubungiku, entah itu melalui pesan maupun telepon. Terkadang video call tapi aku malu sendiri kalau melihat wajahnya. Jadi lebih memilih untuk panggilan saja. Gamis warna biru elektrik dan hijab dengan nuansa senada, kupakai kali ini untuk membalut tubuhku. Tak lupa hiasan bros swarovski dengan design simple, kusematkan di dada sebelah kiri. Tak lupa aku memoles wajahku dengan make-up tipis-tipis dan lipbalm berwana pink yang membuat bibirku tak begitu pucat.Aku tersenyum memandangi sendiri wajahku di depan cermin. Tak lupa membawa clutch pandan handmade dengan hiasan payet dan bunga-bunga. "Wah tak biasanya nih mbak dandan. Cantik banget, mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   35. Kritis

    Part 35Selesai doa bersama, aku mencium punggung tangan lelaki yang sudah menjadi suamiku, dan dia justru mengecup puncak kepalaku, membuatku canggung karena sudah dilihat oleh orang-orang.Saat semua mengukir senyuman, tiba-tiba saja ..."Mas, awaaaasss!!" teriak Freya.Doorrr!Bersamaan dengan suara tembakan itu, Freya yang tiba-tiba memeluk Rusdy, terkena sasaran tembak. Tubuhnya bersimbah darah."Astaghfirullah hal'adzim. Apa yang terjadi?" pekik seseorang.Semua orang menjadi panik karena insiden penembakan ini. Beberapa orang berlarian kalang kabut keluar dari pesta. Pun dengan anak buah Mas Rusdy, mereka berlarian keluar gedung untuk mengejar pelaku penembakan."Freyaaa ....!" teriak Bu Wirda dengan histeris. Pipinya sudah basah oleh air mata. Ia memeluk putri kesayangannya dengan erat, tak peduli dengan darah yang ikut menempel pada bajunya.Pak Hadiyan tampak menghubungi seseorang. Wajahnya terlihat begitu gusar. Sedangkan ibu mertuaku, dia memelukku erat sambil menangis ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   36. Emosi

    Part 36POV HendiSetelah mendekam di jeruji besi kurang lebih selama tiga mingguan, karena harus menjalani masa penyelidikan, menjadi saksi dan yang lain-lain. Tapi akhirnya aku dibebaskan. Aku dinyatakan tidak bersalah. Dan pelaku yang sesungguhnya sudah tertangkap, yaitu kaki tangan Bos Komara. Entah kenapa bos Komara malah katanya tak terlibat dalam hal ini dikarenakan saat ditest lab, dia dinyatakan bebas alias negatif narkotika. Tapi yang membuatku tercengang, kaki tangan bos itu bisa melenggang bebas setelah beberapa hari pemeriksaan, tak ada menjalani masa hukuman atau yang lainnya, seperti tak terjadi kasus apapun.Hari-hari mendekam di penjara memberikanku pelajaran banyak hal. Aku kepikiran ibu dan juga istriku, mereka pasti sangat mengkhawatirkanku.Kuhela nafas dalam-dalam, keluar dari tahanan, bingung apa yang harus kulakukan. Karena semua barang disita, hanya dompet kosong beserta identitas diri dan handphone saja yang dikembalikan.Berada di kota asing tanpa siapa-siap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   37. Melahirkan anak cacat

    Part 37POV HendiDrrrttt drrrttt ... Tiba-tiba ponselku bergetar. Kulihat sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal."Ya, halo ...""Mas, to-long ...""Kartika? Ini Kartika kan?""Ya mas, tolong ... Sakit ...""Kamu dimana, sayang?""Di rumah, Mas.""Ya sudah, mas segera pulang. Kau tunggu sebentar ya.""Cepetan Mas, aku dah gak kuat, sakit banget.""Kamu mau melahirkan?""Iya sepertinya, Mas."Mendengar ia akan segera melahirkan, gegas aku pulang. Kusingkirkan beberapa pertanyaan. Di rumah bukannya tadi sepi? Apa dia baru pulang. Entahlah."Bu, aku pulang dulu. Kartika mau melahirkan," pamitku."Ya nak, hati-hati. Semoga selamat istrimu."Aku mengangguk. Hatiku benar-benar dilanda kekacauan. Rasanya pusing tidak terkira. Kepalaku serasa mau pecah. Belum lagi rasa sesak di dadaku belum juga hilang."Ayo, aku antar. Aku juga sekalian mau pulang," ajak Rusdy.Aku meliriknya sekilas. Seperti tak ada sorot dendam di matanya. Mungkin dia menganggap kejadian tadi sebagai angin lalu.*"Te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   84. Sebuah Akhir

    Season 2 Part 26"Mbak Anita, aku titip Bayu. Tolong jaga dan rawat dia dengan baik. Anggap saja dia sebagai anakmu. Aku percaya padamu, sekali lagi maaf aku merepotkanmu," ucap Viona sesaat sebelum masuk ke jeruji besi.Dia divonis bersalah dengan masa hukuman lima belas tahun penjara. Kulirik bocah kecil dalam gendonganku, aku trenyuh saat menatapnya. Di usia sekecil ini, ia harus ditinggal oleh ayah dan ibunya. Rasa kasihan muncul begitu saja. Ya, aku merasa kasihan, takutnya ia terlantar.Aku melirik lelaki yang berdiri di sampingku. Ia tersenyum."Ikuti saja kata hatimu."Hanya ucapan itu yang keluar dari bibirnya, membuat tekadku mantap untuk merawatnya layaknya anakku sendiri. Walaupun kedua orangtuanya pernah menyakitiku, tapi anaknya tidak bersalah. Mungkin ini ujian bagiku agar tetap bersabar.***"Dek, besok kakak akan resmi melamarmu bersama orang tua kakak. Setelah itu, kakak akan langsung mengurus pernikahan kita," ucapnya saat itu. Enam bulan sudah berlalu, ia masih sa

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   83. Dinyatakan bersalah

    Season 2 Part 25POV Viona"Maaf. Maafkan semua kesalahanku. Aku sudah berbuat jahat padamu.""Apa maksudmu, Mbak?""Aku ... Aku ..."Kuhela nafas dalam-dalam, untuk meringankan gejolak di dada. Baiklah, aku ingin berubah. Hukuman apapun akan kuterima. Aku sudah salah, jadi harus kupertanggungjawabkan ini semua. "Sebentar mbak, sepertinya pembicaraan ini cukup serius. Aku bawa Bayu ke kamar dulu."Aku memandanginya, Anita terlihat begitu tulus sayang sama Bayu. Tak lama, Anita kembali."Ada apa, Mbak?" tanyanya."Maafkan atas semua kesalahanku. Aku, aku yang sudah membuatmu celaka," sahutku sambil terisak."Apa kamu bilang?"Plaaakk!!Tiba-tiba, sebuah tamparan mendarat di pipiku. Kurasakan pipiku sangat panas, pedih dan perih."Kak, jangan kasar sama wanita. Kasihan, Kak." Kupegang pipi yang pasti sudah memerah ini. Lelaki itu yang sudah menamparku. Justru dia yang lebih marah dari pada Anita. Matanya nyalang menatap ke arahku."Duh, kamu ini terlalu baik, Dek! Wanita sejahat dia t

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   82. Tersiksa

    Season 2 Part 24POV VIONA"Viona sayang, cepat kau siap-siap," ucap Leo sambil mengedipkan mata genitnya."Mau kemana?""Kamu gak mau kan tertangkap polisi?""Maksudnya?""Sayang, polisi mulai mengejar kita. Apa kamu mau hidup di penjara?"Aku menggeleng perlahan. Dadaku berdegup lebih kencang. Entahlah selama beberapa hari ini hidupku tidak tenang, seperti dikejar-kejar oleh perasaan bersalah."Kita akan pergi keluar kota, luar pulau kalau bisa.""Beri aku waktu.""Baiklah, mulai besok kita akan pergi.""Tapi--""Ah iya satu lagi, sekarang kau sudah jadi milikku. Bercerailah dari suamimu. Terserah apapun alasanmu, kamu harus berpisah dengannya."Aku menunduk dalam. Kalau akhirnya seperti ini, aku tak mungkin mau mencelakai Anita. Yang kudengar kabar terakhir tentang Anita, dia lolos dari maut. Tapi kenapa polisi justru akan menangkapku? Yang bersalah disini adalah Leo, bukan aku. Kenapa kesialan terus menerus menghantuiku? "Bukankah dia tidak jadi mati? Kenapa polisi--""Polisi te

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   81. Kehilangan

    Season 2 Part 23POV AryaUntuk beberapa jeda, Anita menoleh ke arahku, tatapannya begitu sayu dan mendung."Kak, apa yang terjadi?" tanyanya pelan. Anita terlihat sangat lemah.Aku hanya tersenyum, belum berani mengatakan yang sejujurnya. Takut ia kembali shock.Tak lama, perawat datang bersama dokter jaga. Lalu memeriksa kondisi Anita. Kondisinya memang belum stabil, tapi sudah menunjukkan kemajuan."Kak, gimana keadaan ayah?" tanyanya kemudian.Deg. Bagaimana aku menyampaikan berita sebenarnya pada Anita. Haruskah kukatakan yang sejujurnya? Tapi aku takut kondisinya akan drop kembali."Tenanglah dek, ayahmu baik-baik saja. Kamu harus sehat ya, jangan pikirkan yang lain dulu."Anita mengangguk lalu tersenyum. Tiba-tiba ia meraba perutnya."Bayiku, mana bayiku...?! Mana bayiku?!" tanyanya histeris, saat menyadari kehilangannya."Sayang, tenanglah. Bayimu sudah tidak merasakan sakit lagi. Kamu kegugur--""Tidak, itu tidak mungkin! Aku tidak mungkin keguguran, Kak! Tolong kembalikan ba

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   80. Duka mendalam

    Season 2 Part 22"Paman tahu perasaanmu padanya. Kamu mencintai Anita, bukan? Paman merestui kalian. Tolong jaga Anita untuk paman--"Suaranya tertahan, tanpa terasa butiran bening jatuh di pipi keduanya. "Ya, Paman, pasti. Paman tidak usah khawatir, saya akan menjaga mereka dengan baik. Paman, cepatlah sembuh, agar bisa melihat pernikahan kami."Pak Rusdy tersenyum, kemudian ia pamit untuk tidur. Arya tak pernah menyangka kalau tidurnya adalah tidur untuk selamanya dan tak pernah kembali lagi."Innalilahi wa innailaihi roji'un--" ucap dokter saat ia memeriksanya.Semua hening, seolah tak percaya Pak Rusdy berpulang begitu cepat, padahal Anita pun belum sadar dari komanya.Fandi dan Bi Surwi menangis tergugu. Kehilangan orang yang sangat penting dalam hidup adalah menyakitkan.Arya menelepon beberapa orang kepercayaannya, untuk mengurus segala keperluan pemakaman Pak Rusdy.Para relasi, karyawan serta staff perusahaan ikut berbela sungkawa atas kepergiannya.***Sementara di balik je

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   79. Kecelakaan

    Season 2 Part 21"Tentang perasaan kakak padamu. Kakak tahu ini tabu. Tapi---" ucapannya terhenti ketika melihat sosok laki-laki paruh baya itu datang mendekat."Lho kok pada diam? Lagi pada serius ngobrolin apa?" tanya Pak Rusdy.Mereka saling berpandangan. Tegang."Ah itu Paman ..." Arya melirik ke arah Anita yang tampak menggeleng pelan lalu menunduk dalam. Sepertinya ia tak setuju kalau Arya mengatakan yang sejujurnya. Ia takut sang ayah tidak setuju."Sini duduk dulu, Paman. Biar sekalian saya kupasin buahnya ya, hahaha ..." Arya mencoba mencairkan suasana. Pak Rusdy hanya tersenyum simpul lalu melirik putrinya yang sedari tadi diam."Menurut Paman gimana kalau ada laki-laki yang menyukai Anita dan melamarnya?" tanya Arya basa-basi sembari mengupas buah apel yang ada di tangannya."Memangnya siapa? Dia tidak dekat dengan siapapun kecuali kamu," sahut Pak Rusdy."Hahaha, ini kan misalnya ...""Paman tidak akan memaksa Anita lagi, semua terserah padanya. Kalau Anita suka, Paman ak

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   78. Tentang Perasaan

    Season 2 Part 20"Apaaa? gagal, Mas?" pekik Viona, kecewa."Sorry Vi, tadi keburu ada yang dateng menolongnya, kami sempat berkelahi, terus ada polisi juga. Jadi kami kabur.""Ish ... Punya mantra apa sih wanita itu, kenapa selalu saja beruntung! Pokoknya aku gak mau tau ya mas, kamu harus menghancurkan dia! Bagaimanapun caranya.""Iya, iya Viona'ku sayang. Kamu jangan khawatir.""Pokoknya aku mau lihat dia hancur, Mas! Karena dia sudah menghancurkanku!" seru Viona lagi. Dendam dan amarah kasih menguasai hatinya.***Arya membopong tubuh Anita dan membawanya masuk ke dalam mobil. Perasaanya diliputi kekhawatiran yang berlebih. Ia takut terjadi apa-apa terhadap Anita. Arya mengendarai mobilnya cukup kencang. Sampai di rumah sakit, Anita langsung ditangani oleh tenaga medis.Laki-laki itu tampak berjalan mondar-mandir di depan ruang perawatan. Gelisah. Ia masih menunggu hasil pemeriksaan Anita. Entahlah, ia sendiri tidak tahu jelas dengan perasaannya. Perasaannya bukan hanya sekedar ra

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   77. Dihadang orang tak dikenal

    Season 2 Part 19Usai kepergian Mas Bagus, aku masih berada di kantor, menunggu ayah dan Kak Arya selesai meeting lanjutan. Rencananya kami akan pulang bersama sore nanti.***"Bagaimana perasaanmu, Nak? Apa kamu sudah lebih baik?" tanya ayah saat kami akan berjalan menuju ke rumah. "Ya, Ayah. Jauh lebih baik dari sebelumnya," sahutku seraya mencari kunci pintu."Syukurlah. Kapan kamu mau pindah dari sini?""Ayah, Anita perlu waktu untuk mengemas barang-barang disini.""Gak usah khawatir, biar kakak bantu," tukas Kak Arya.Mereka duduk di sofa sambil menyenderkan tubuhnya, sesekali matanya tampak terpejam. Tiba-tiba ponsel ayah berdering."Assalamualaikum, ya halo. Ada apa, Bi? Fandi? Ya, ya saya segera pulang."Ayah beranjak dari duduknya. "Kenapa, Ayah? Ada apa dengan Fandi?" tanyaku khawatir."Kata Bi Surwi, tubuhnya babak belur. Mungkin berkelahi lagi itu anak. Ayah pulang dulu ya," sahut ayah agak tegang."Nita ikut, Yah.""Jangan. Kamu istirahat disini saja. Gak boleh stress

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   76. Dendam yang kian terpupuk

    Season 2 Part 18POV Viona"Selamat sore, dengan Bu Viona?" --ucap suara dari seberang telepon."Iya saya sendiri," sahut wanita itu harap-harap cemas."Kami dari kepolisian.""Iya pak, ada apa?""Pak Bagus ditangkap atas tuduhan korupsi dan menggelapkan uang perusahaan.""Apaa?""Kami hanya ingin menginformasikan hal itu, bila ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan datang ke kepolisian.""Baik, pak. Terima kasih""Sama-sama. Selamat sore.""Sore"Panggilan itu terputus begitu saja. Kenapa Mas Bagus bisa di penjara? Siapa yang melaporkannya? Bukankah ia menantu pemilik perusahaan? Kenapa ambil sedikit uangnya saja dituduh korupsi dan menggelapkan uang perusahaan? Lalu bagaimana dengan nasibku dan Bayu? Apalagi pembangunan rumah di kampung belum selesai, sekarang justru Mas Bagus masuk penjara. Aargghh.Anita pasti bisa membantunya keluar dari penjara. Aku yak

DMCA.com Protection Status