Share

52. Materialistis

Author: malapalas
last update Last Updated: 2022-06-17 12:07:40

Mimik mukanya kontan berubah. Ia menggertakkan gigi, lantas menarik langkah dan bergegas mendatangi Devita.

Sebelumnya ia berkata pada Rian. "Gue mohon lo di sini aja, ya, Yan."

"Emang ada apa, Nez?" tanya Rian dengan raut bingung.

"Pokoknya lo tetep di sini, jangan ikut gue."

Tanpa menunggu jawaban Rian, ia langsung mengambil langkah. Berjalan secepat mungkin dan berhenti tepat di depan mamanya. "Maksud mama apa ngikutin aku sama Rian?"

Devita menarik tangan Reyhan agak mendekat. "Kata siapa mama ngikutin kalian, mama ke sini mau ke mini market kok."

"Udahlah, Ma, jangan berkilah. Aku tau mama sengaja, kan?"

"Nggak, Nez. Mama itu cuma mau beli susu bubuk buat Reyhan. Ya, kan, Sayang?"

Reyhan yang nggak tahu apa-apa hanya mendongak ke arah mamanya, mengerjapkan mata polos sambil memakan cokelat di tangannya.

"Setauku susunya Reyhan baru beli dua hari yang lalu. Nggak mungkin secepat itu habis," sahut Inez sembari melipat kedua tangan di depan dada.

"Oh, baru beli, ya?" Devita kelabaka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   53. Tidak Bisa Menghindar

    Mobil itu makin lama makin mengecil dan menghilang dari pandangan. Devita lekas mengajak Reyhan berjalan ke mini market, akan tetapi setelah beberapa langkah beliau berhenti begitu mendengar suara yang tidak asing memanggil namanya."Jeng Devita!" Suara itu terdengar keras dari dalam sebuah mobil sedan yang tampak mengkilap dan mewah.Devita sontak menoleh dan melihat sosok wanita anggun yang sebaya dengannya sedang menurunkan kaca mobil di bagian belakang sang sopir.Devita membelalakkan matanya, namun sedetik kemudian wajahnya berubah dengan senyum mengembang."Eh, Jeng Desi, ya?" tanyanya memastikan sembari berjalan ke arah mobil tersebut. "Halo, gimana kabarnya, Jeng?""Baik." Desi membuka kacamata hitamnya dan tersenyum. "Mau ke mana? Kok lama nggak ada kabar? Hilang ke mana, Jeng?"Tawa itu meledak sambil mengibaskan tangannya. "Ah, nggak ke mana-mana kok. Jeng Desi bisa saja.""Masa? Kok tiba-tiba nomor telepon nggak bisa dihubungi? Nggak pernah muncul saat arisan lagi, sengaja

    Last Updated : 2022-06-27
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   54. Sebuah Alasan

    Langkah kaki itu kini berlari mengejar cewek berambut lurus di antara kerumunan para siswa-siswi yang lagi berada di jam istirahat. Napasnya ngos-ngosan, sedari tadi dia udah berteriak layaknya orang kesetanan, tapi cewek itu tetap aja tidak menghiraukannya, malah seolah berubah tuli, kayak orang yang ngelamun sambil jalan dan seakan tak mendengarkan apa-apa di belakangnya. Dilihat dari cara jalannya yang seperti robot tak tentu arah, dia pikir mungkin tuh cewek sedang banyak pikiran. Atau ini ada hubungannya dengan Kenn? Ya, dari kemarin tingkah sahabatnya itu emang rada aneh. Selain selalu melihat bangku kosong Kenn, setahu dia sampai sekarang sobatnya itu belum bisa menemukan Kenn dan berbicara dengan tuh cowok. Sebenarnya Dara cukup penasaran tentang alasan Kenn melakukan semua itu untuk Frel. Melindunginya, bahkan sangat peduli kepada sahabat kecilnya itu. Apa jangan-jangan Kenn diam-diam suka sama Frel? Tadi pagi dia juga udah labrak Tomi dan meminta bocoran keberadaan Kenn.

    Last Updated : 2022-07-01
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   55. Berusaha Memengaruhi

    Langkah itu terpaksa terhenti."Ada apaan lagi sih, Ra?" tanya Frel kesal begitu melihat Dara dari belakang tiba-tiba melompat ke depannya layaknya kodok sambil merentangkan tangannya.Dara menghadang Frel sambil cengengesan nggak jelas."Jangan buru-buru pergi dong, Frel. Gue kan belum jelasin maksud gue cariin lo tuh apa.""Kenapa nggak dari tadi ngomongnya?""Ya, mau ngomong gimana, lo aja nggak kasih kesempatan gue ngomong, Frel," tukas Dara sambil sok cemberut.Frel menghela napas kasar seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Ya, udah jelasin. Jangan lama-lama, gue kasih waktu lo lima menit."Dara kontan melotot sambil berseru panik. "Kok waktunya dikit banget. Tambahin, dong!""Udah satu menit kebuang sia-sia. Waktu lo tinggal empat menit.""Oke, oke. Gue ngomong." Dara maju mendekat sembari merangkul tangan sahabatnya. Ia cengar-cengir kayak orang bego. "Ikut gue, yuk, Frel."Cewek berkulit putih itu memutar kedua bola matanya. "Ke mana?""Temani gue ketemu cowok gue, ya

    Last Updated : 2022-07-08
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   56. Malu-malu Tapi Mau

    Sesungguhnya Dara ingin Frel berpacaran sama Kenn. Ia pikir mereka sangat serasi. Akan tetapi yang membuat Dara pesimis mak comblangin Frel dan Kenn itu ya ini, bahwa Frel lebih tergila-gila sama kakak ketua OSIS kita daripada Kenn. Ia sebagai sahabat nggak bisa apa-apa selain mendukung apa aja yang diinginkan Frel.Ia tadi membahas Kevan ada di kantin bersama sang pacar, karena tidak lain dan tidak bukan hanya ingin membuat Frel tersenyum dan ceria lagi. Bukan terus memikirkan Kenn yang menjadikan dirinya akhir-akhir ini murung.Intinya Dara ingin apa pun pilihan Frel, ia berharap pilihan tersebut adalah yang terbaik untuk sobatnya dan selalu mendatangkan kebahagiaan untuk Frel.Ya, Frel harus bahagia. Ia tidak ingin Frel menderita lagi. Ia tidak mau melihat sahabat kecilnya ini menangis diam-diam di belakangnya. Berusaha kuat dengan segala permasalahannya sedari kecil. Seolah semua beban hidup bisa ia genggam dan tertutup oleh sifat ceria dan ketangguhannya.Kini Dara dengan semanga

    Last Updated : 2022-07-16
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   57. Kebiasaan Baru

    Semenjak tahu perempuan yang ia sukai bekerja di restoran sahabatnya, pria itu langsung bergerak cepat. Termasuk meminta daftar jadwal masuk kerja sang cewek kepada sahabatnya. Otomatis segala yang ia lakukan akan selalu bertepatan di mana ada cewek itu berada.Seperti hari ini contohnya. Seolah telah menjadi kebiasaan, saat tiba jam makan siang ia buru-buru datang ke restoran itu, dan seakan telah terbiasa akan kehadirannya, si cewek hanya tersenyum sambil melayani pelanggan setia dadakan tersebut.Iya, Rian sekarang mah salah satu pelanggan khusus yang wajib dilayani oleh Inez. Dan itu pun atas perintah dari Beni."Makan siang, Yan?" tanya Inez sambil melihat Rian yang udah duduk anteng menunggunya. "Kali ini mau menu apa lagi?"Rian nyengir kuda, jelas ia juga sebenarnya malu ke sini terus-terusan, tapi apa boleh buat, hatinya ada di sini. Cewek yang ia sukai berada di restoran ini. Cowok itu hanya berusaha menebalkan muka dan tanpa rasa malu menjawab semua pertanyaan Inez dengan j

    Last Updated : 2022-07-26
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   58. Sepayung Berdua

    Mendung menyelimuti sore itu ketika Rian selesai meeting bersama arsitek yang ia bawa ke kantor Pak Ronald untuk membahas konsep dari proyek gedung rumah sakit yang akan ditangani oleh timnya.Sejak keluar dari kantor tersebut, beberapa kali ia melihat jam tangannya hingga membuat rekan kerjanya mengernyit heran."Lo kenapa, Yan? Gue perhatiin dari tadi ngecek jam tangan mulu.""Mendungnya gelap banget. Kayaknya bentar lagi mau hujan," ucap Rian terdengar gusar, berkacak pinggang sambil melihat langit. Tanpa menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya."Hmm, malah gue dikacangin," gerutu Rudi—sang arsitek —yang lagi berdiri di depan kantor Pak Ronald."Sorry, Rud. Gue lagi nggak konsen." Rian menoleh ke arah Rudi. "Menurut lo bentar lagi bakal hujan nggak?""Kalo liat dari langitnya kemungkinan besar akan hujan. Kenapa? Lo takut kehujanan waktu pulang? Lo kan bawa mobil, Yan.""Enggaklah, ngapain takut hujan," tukas Rian cepat. "Takut tuh sama Sang Pencipta.""Lha, terus kenapa?"Rian

    Last Updated : 2022-08-01
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   59. Bebas Berkreasi

    Sebuah keluarga di hari minggu kini sedang berkumpul bersama di rumah, meski saat ini mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sang papa yang tengah minum kopi bersama istri di ruang tengah, anak lelaki yang masih bergelut dengan ikan kesayangannya di akuarium yang terletak di halaman belakang, bahkan si anak gadis terlihat sibuk di kamarnya menata beberapa foto yang menarik baginya untuk ditempel di dinding kamarnya."Yes! Udah kelar," serunya sambil memuja hasil karyanya yang ia anggap sangat bernilai harganya. "Kalo gini kan gue tiap malem bisa mimpi indah terus.""Ra...! Udah siap belum?" teriak sang mama di luar pintu kamarnya."Belum, Ma...." Cepat-cepat ia membuka pintu kamar dan menyembulkan kepalanya sambil cengengesan. "Frel udah datang belum, Ma?""Lho, kamu hari ini punya janji sama Frel? Kok nggak ngasih tau mama?""Lupa, hehe. Tadi aku udah minta Pak Komar buat jemput Frel, jadi nanti kita berangkat sama-sama. Nggak apa-apa kan, Ma?""Nggak apa-apa, dong. Malah bagus.

    Last Updated : 2022-08-05
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   60. Sudah Ditentukan

    Nita mengajak mereka semua ke lantai atas di sebuah restoran yang menjual aneka makanan. Mereka memesan menu makanan kesukaan masing-masing yang bahkan mejanya kini udah full oleh hidangan yang menggugah selera. Siapa lagi kalau bukan Dara dan Frel yang kali ini lebih dominan menentukan apa aja yang harus dipesan. Tak ketinggalan es krim dan berbagai dessert pun udah tersaji di atas meja."Makannya pelan-pelan saja nggak usah terburu-buru, Frel," tegur Dira—papanya Dara—sambil tersenyum geli."Abis suka banget sama es krim, Om," ujar Frel cengengesan."Yang dimakan harusnya nasinya dulu bukan es krim yang diserbu duluan, Frel," timpal Rian sembari tangannya meraih tisu dan diberikan pada gadis imut tersebut yang ada di sebelahnya. "Lap gih, tuh mulutnya pada belepotan.""Makasih, Kak." Frel nyengir kuda, lalu mengusap cepat bibirnya.Sementara Dara sendiri kini sibuk makan sembari diam-diam main kirim pesan ke Ari. Ia senyum-senyum sendiri sedari tadi, tentu tanpa sepengetahuan mama p

    Last Updated : 2022-08-09

Latest chapter

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   103. Kenyataan yang Telah Lama Disembunyikan

    Brak!Pintu itu dibuka agak kasar oleh seseorang hingga membuat Inez kaget dan terbangun dari tidurnya. Dan benar saja orang itu penculiknya, cowok brengsek yang juga adalah ayah tirinya Inez.Ari terdiam sejenak. Ia tidak boleh terlalu lama di satu titik jika tidak mau ketahuan, apalagi ada anak sekecil Tio dan Bella. Tempat persembunyian mereka terlalu berisiko dan ia tak mau terjadi sesuatu terhadap mereka semua.Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan mengajak mereka menjauh dari gudang. Ia meminta Dara menghubungi Rian, juga polisi untuk menyergap si pelaku secepat mungkin.Sementara itu, Inez yang terbangun dari tidurnya menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi masuk melalui pintu yang dibuka dan tepat mengenai netranya."Selamat pagi, Sayang."Mendengar suara menjijikkan yang ia kenal tersebut, seketika Inez tersadar, lalu menoleh ke arah sumber suara. Netranya membelalak panik. Saat Inez hendak bergerak ia merasa tangan dan kakinya tak bisa berfungsi. Sehingga ia haru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   102. Penculikan

    Hari ini demi sang kakak, Dara terpaksa bolos sekolah. Mau bagaimana lagi, semalam kakaknya pulang larut malam dalam kondisi yang mengenaskan. Baju kantor yang kusut, bau dan kotor. Belum lagi rambut yang acak-acakan dan dengan wajahnya yang begitu menyedihkan.Saat ia menyerbu kamarnya dan memaksa Rian untuk bicara, ternyata hal yang mengejutkan terjadi. Calon kakak iparnya diculik.Oh, tidak! Itu memang hanya pemikiran Dara, akan tetapi begitu sang kakak menceritakan awal mula Inez menghilang, tentu saja semua berpusat pada kemungkinan tersebut. Dan Dara sangat yakin calon kakak iparnya yang cantik itu pasti diculik oleh pria brengsek yang telah memerkosanya dulu.Membayangkan kenangan buruk dari calon kakak iparnya itu lagi, Dara merasakan kesedihan yang mendalam. Menurutnya memori tersebut sangat kejam dan memilukan.Maka dari itu, pagi-pagi meski ia pamitnya pergi sekolah—saat ia tiba di depan gerbang dan setelah menyuruh sopir pribadinya pulang—nyatanya ia tidak masuk melainkan m

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   101. Rahasia Terungkap

    Rian segera memarkirkan mobilnya di depan minimarket begitu melihat mobil yang ditumpangi Desi dan Dina telah berjalan menjauh. Cowok itu sontak berlari mengejar Devita yang berjalan tak seberapa jauh darinya.Rian sengaja menunggu sampai Devita berbelok, di sebuah gang yang cukup sepi ia memanggil Devita yang kini menoleh ke arahnya."Tante, selamat malam," sapa Rian dengan sopan saat sudah tepat di depan Devita, dan memang saat ini waktu menunjukkan pukul 6.00 malam."Nak Rian? Malam juga. Ada apa kok malam-malam ke sini?" jawab Devita, dahinya berkerut bingung."Begini, Tante. Saya cuma mau tanya, apa ... Inez sudah pulang ke rumah?"Ada sekilas kilatan kaget terlintas di mata itu. "Bukannya Inez bersama Nak Rian?" tanya balik Devita. Tiba-tiba pandangannya meredup dan berubah sedih. "Semenjak Inez memutuskan pergi dari rumah, sampai sekarang dia nggak pernah pulang, Nak," lanjutnya, lalu berubah panik. "Katakan sama tante, apa terjadi sesuatu dengan Inez?"Sejenak Rian terlihat rag

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   100. Inez Menghilang

    Sore hari sekitar pukul 16.45 Rian tiba di depan rumah kontrakan yang bergaya minimalis, tentu saja menemui pujaan hatinya. Ia buru-buru memarkir mobil dan turun sambil membawa dua buket bunga yaitu mawar merah dan bunga tulip putih. Inilah alasan mengapa ia telat datang. Sepulang kerja bukannya langsung menemui sang pacar sesuai janjinya, ia malah mendatangi toko bunga terlebih dahulu.Cowok itu tak tahu pacarnya menyukai bunga apa, karena ia takut salah sehingga ia memilih dua macam bunga sekaligus agar nanti sang kekasih bisa memilih sendiri di antara kedua bunga tersebut. Setahu Rian dari pengalaman dia sebagai playboy selama ini—dari banyaknya cewek yang ia kencani—mereka lebih dominan menyukai bunga mawar dan tulip putih. Tapi jika nanti Inez tidak menyukai keduanya, ia akan dengan senang hati mengantar cewek yang dicintainya itu langsung ke toko bunga untuk memilih bunga kesukaannya secara langsung. Jangan lupa ia juga membelikan cokelat berbentuk hati untuk Inez dan berharap g

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   99. Teror Beruntun

    Menilik raut wajah dan gelagat aneh dari kekasihnya, membuat Rian tak kuasa menahan rasa penasarannya."Siapa, Sayang?" tanya Rian.Inez tersentak."Oh, nggak siapa-siapa kok." Gugup menghinggapi. Ia menggenggam ponselnya kuat-kuat. "Cuma iklan nggak penting," lanjutnya sembari berusaha tersenyum senatural mungkin.Inez tak mau memberitahukan kepada Rian, bukan bermaksud apa-apa, ia hanya tak ingin membuatnya khawatir. Ia sudah terlalu banyak membebani dan merepotkan Rian.Meski Inez berusaha keras menampilkan wajah senormal apa pun, tetap saja senyum kaku dan gestur tubuhnya tak bisa membohongi Rian. Lelaki itu hanya tersenyum tipis, mencoba mengerti dan tak mau memaksa kekasihnya untuk jujur padanya. Ia yakin Inez mempunyai alasan sendiri, ketika saatnya tiba ia percaya bahwa kekasihnya akan mengutarakan semuanya."Ya udah gue cabut dulu," ujar Rian, berdiri seraya merapikan kemejanya."Kok cepat banget?" Inez berkata cepat seraya ikut berdiri, menatap kecewa ke arah cowok yang dici

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   98. Pamer Kemesraan

    Andin terperangah mendengar Ari bertanya kepadanya bahwa siapa cewek yang pantas untuk menjadi pacarnya? Dan apakah itu dirinya?Andin terdiam sambil berpikir. Apakah ia harus mengiyakan?Tentu saja siapa cewek yang nggak ingin punya pacar sebaik Ari. Selain baik, cowok itu sangat setia.Sejak ia bertemu Ari di tempat karaoke yang dipesan Alvin dan menyuruhnya serta teman-temannya untuk menjebak Ari waktu itu, ia sudah sangat terkesan dengan kesetiaannya yang notabene tidak tergoda sama sekali atas rayuan mereka. Bahkan bisa dikatakan rencana mereka gagal total.Tapi bagi Andin, jarang ada cowok yang begitu setia akan pasangannya dan tidak tergoda satu pun oleh banyaknya cewek cantik yang mengelilinginya. Apalagi menurutnya, Ari terlihat tampan, kalem dan begitu menghargai cewek.Andin membasahi bibirnya gugup. "Ar, bukan gitu maksud gue—""Lalu apa?"Tatapan Ari masih begitu dingin. Ia sebenarnya tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadapnya, bahwa perubahan sikap Dara ada sangkut p

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   97. Membongkar Kedoknya

    Sejak Dara berani berkata jujur di depan Rian, Inez, dan Ari waktu itu, kini hubungan keduanya makin adem ayem dan sejahtera. Dara tak lagi menuntut Ari untuk menciumnya ataupun melakukan sesuatu yang nyeleneh, di mana Dara selalu ingin menerkam Ari dengan khayalan tingkat tingginya.Ari juga merasa aman tatkala melihat perubahan Dara sekarang. Sejujurnya inilah yang diinginkan Ari dalam sebuah hubungan. Seperti air mengalir, tak harus terburu-buru seolah dikejar sesuatu. Bahkan Ari sangat bersyukur karena kini ia tak pernah mengalami mimpi buruk lagi.Dara yang sekarang adalah cewek yang lumayan terkendali. Ia tak pernah lagi meminta hal-hal yang tak disukai Ari, tidak memaksa melakukan suatu hal yang berlebihan dalam berpacaran. Walaupun dalam mengungkapkan sesuatu masih dengan gaya lebay, tetapi itu tak membuat Ari muak atau menjauhinya. Bisa dibilang ia udah mulai terbiasa dengan tingkah absurd Dara. Selama itu masih dalam batas wajar, Ari rasa semua bisa diterima.Siang ini tampa

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   96. Tidak Tahan Lagi

    "Kamu nggak akan meninggalkanku kan, Sayang? Kamu nggak akan mengkhianatiku, kan?""Kenapa? Apa kamu takut aku akan mengkhianatimu seperti kamu mengkhianati suamimu yang dulu?"Devita terperangah. Hatinya mendadak getir. Ia meneguk ludahnya kasar, lalu mengangguk pelan.Fery mendengkus. Ia mengangkat tangannya, menjepit dagu Devita sambil tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama kamu menuruti semua yang aku mau."Setelahnya, ia beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Devita yang menatapnya sedih.Melewati dapur, Fery melihat Inez sedang meraih teko di meja makan. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya. Gerakan gadis itu sangat tenang dan terlihat tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba Fery tertegun. Ia merasa leher jenjang itu sangat mulus, indah dan cantik. Setiap tegukan yang Inez minum, Fery merasa tubuhnya bereaksi tak normal.Ini adalah reaksi kesekian kalinya tiap ia menatap Inez. Dari dulu dan sampai sekarang, tidak pernah berubah.

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   95. Provokasi

    "Halo, Tante," sapa Rian ramah. "Halo juga, Nak Rian. Makasih sudah antar Inez pulang. Tante benar-benar khawatir, nggak biasanya Inez keluar pagi-pagi sekali." "Sama-sama. Apa tante nggak tau? Dalam minggu ini Inez mendapatkan shift pagi untuk menggantikan temannya yang lagi cuti kerja. Mungkin juga nanti bisa sampai lembur." "Benarkah? Inez belum mengatakannya pada Tante," kata Devita sambil menatap Inez yang saat ini tampak memalingkan mukanya ke arah lain, menghindari tatapan beliau. Dalam hal ini Rian sengaja berbohong untuk mengantisipasi Inez jika ingin keluar pagi lagi. Itu supaya kekasihnya mempunyai alasan kuat agar terhindar dari kecurigaan sang mama tentang rentetan pertanyaan yang tidak ingin didengar gadis itu. Tentu saja juga untuk mengurangi interaksi antara Inez dan ayah tiri brengseknya. "Melihat kini tante disibukkan oleh seseorang yang telah kembali ke rumah, mungkin Inez belum ada kesempatan untuk menyampaikannya sama tante." "Jadi begitu," balas Devita gugup

DMCA.com Protection Status