Share

Minggu Pagi

Author: PiciKeci
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Harusnya minggu pagi yang mendung ini gue habiskan dengan meringkuk di bawah selimut sampai siang karena semalaman tadi gue begadang di kamar Candra main Play Station sampai jam empat pagi. Selepas subuh gue baru bisa terlelap tapi suara ketukan di pintu sangat mengusik kenyamanan gue pagi itu. Awalnya gue abaikan, tapi makin diabaikan suaranya malah semakin keras.

"iya bentar!" gue menggerutu dengan kesal lalu keluar dari balik selimut ke arah pintu.

"hay Her..." gue mendapati Echi tersenyum lebar ke gue.

"baru bangun ya?"  tanya nya

"eh, kamu Chi." gue buru-buru mengusap wajah gue dengan sarung yg melingkar di pundak gue.

"tadi lagi tidur ya?" tanya Echi lagi.

"ya begitulah. hehe.." gue nyengir pait.

Gue yakin saat itu gue culun banget, muka kusut, rambut acak-acakan ditambah sisa-sisa iler yg mungkin masih menempel di pipi. (gak usah dibayangin ya!)

"masuk yuk Chi," gue mempersilakan Echi masuk sementara gue bergegas cuci muka di kamar mandi.

"gue ganggu tidur lo ya Her?"

"Enggak kok nyantai aja lah kayak di pantai hahaha," suara gue menggema di dalam kamar mandi kecil itu.

"lo nggak lembur?" tanya Echi lagi begitu gue keluar dari kamar mandi dan menyeka wajah dengan handuk.

"staff mana dapet lembur sih? paling yg lembur orang-orang di jalur produksi aja." gue duduk bersandar di dinding, seberang tempat Echi duduk.

Gue nyalakan sebatang Marlboro sambil sedikit merapikan sisiran rambut.

"tumben amat pagi-pagi gini lo ke sini? perasaan baru semalem kita ketemu deh?" asap dari mulut gue mulai memenuhi seantero kamar.

"gue beliin lo sarapan. nih," Echi menyodorkan bungkusan plastik hitam yg sejak tadi dipegangnya.

"apaan tuh?" tanya gue

"cuma nasi uduk kok, kebetulan lewat depan gang masih ada yg jual. Sok dimakan, nanti basi dulu." Kata dia

"wah lo tau aja gue laper,hehe" gue meraih bungkusan itu

"sory yah Chi ngerepotin." Kata gue sambil ngebuka bungkusannya.

"enggak papa kok, enggak ngerepotin juga." Jawab dia

"yaa gue basa-basi aja biar lo nggak kapok beliin sarapan buat gue, yg sering aja ya?" kata gue sambil terkekeh

"yeeeey.....enak aja lo. Tekor dong gue?! hehehe." Jawab Echi sambil liat liat kamar gue

"kok belinya cuma satu? lo udah sarapan?" tanya gue

"tadi gue belinya memang pas udah mau abis. itu juga cuma ada segitunya kok." Jelas dia

"lo udah sarapan belum?" tanya gue lagi

Echi menggeleng.

"ya udah kita barengan aja," gue mengambil dua buah sendok dari rak kecil di samping dispenser.

"entar lo nya kurang nggak?" Echi menerima sendok dari gue dengan ragu.

"udah nyantai aja, kalo kurang entar gue beli lagi di gang sebelah ada yg jualan." gue terpaksa mematikan rokok gue dulu di asbak.

"yakin nih?" tanya Echi lagi.

"yaelaah masih nanya aja nih anak. udah ayo makan," gue mulai melahap sendokan pertama.

Awalnya dia ragu tapi kemudian Echi melakukan hal yg sama dan akhirnya kami sarapan sepiring berdua. hanya butuh sepuluh menit untuk menghabiskan nasi di piring.

"thanks ya Chi," gue bersendawa kecil setelah minum.

Gue duduk lagi di tempat gue tadi, menyulut kembali sebatang Marlboro sebagai "hidangan penutup" sarapan pagi itu. Gue lirik jam dinding menunjukkan pukul sembilan lewat seperempat. berarti tadi gue tidur hanya sekitar tiga jam. Hufft......gue mengembuskan asap putih dari mulut gue, berharap rasa kantuk yg masih menggelayuti mata gue juga ikut pergi bersamanya.

"Candra lembur ya?" tanya Echi membuyarkan lamunan sekaligus membuat gue terjaga dari lelap yg sempat menghinggapi gue beberapa detik yg lalu.  

"eh, enggak kok. Semalaman gue begadang sama dia maen game. Jam segini mah dia masih asyik sama bantalnya." Jawab gue

"kalian begadang sampe pagi yah?" tanya Echi lagi

Gue mengangguk.

"wah berarti tadi gue beneran ganggu dong? lo pasti masih ngantuk ya, Her?" gue tersenyum.

"kurang lebih seperti itu," nggak ada gunanya basa-basi pura-pura nggak ngantuk.

"emh...ya udah deh lo lanjutin aja lagi tidurnya." Kata dia merasa gak enak

"nah terus elo nya?" tanya gue bingung

"gue jagain lo tidur deh," katanya tanpa nada terpaksa.

"lo punya koleksi novel kan? lo tidur aja, gue mau baca novel deh." Jawab Echi

"apa enggak bosen tuh? kalo nggak kuat dan mau balik, ya balik aja  Chi nggak usah ngerasa nggak enak sama gue." Jawab gue yang merasa ga enak

"lo ngusir nih ceritanya?" jawab Echi

"hehehe.. enggak kok bukan gitu. Ya udah tuh novelnya ambil aja," gue menunjuk tumpukan buku di atas lemari kecil di sudut kamar.

"Bentar gue abisin dulu rokoknya, tanggung nih."

Beberapa saat kemudian Echi sudah larut dalam novel yg dibacanya, gue menikmati hisapan terakhir rokok gue, setelah itu beranjak ke kasur. Rasanya nyaman sekali merebahkan tubuh ini.

"jangan lupa doa dulu," Echi mengingatkan.

"wah gue hafalnya doa makan nih." Echi menepuk kaki gue.

Gue sudah memejamkan mata saat gue rasakan kehangatan mulai menyelimuti tubuh gue. Gue membuka mata. Echi menutup tubuh gue dengan selimut.

"thanks Chi. lo baik banget yah?" kata gue sambil merem

"udah tidur sana jangan banyak komentar." Echi duduk di samping kasur tepat di sebelah kepala gue.

Dia kembali asyik dengan novel yg dipegangnya.  Ah, pagi yang dingin ini gue rasakan mendadak hangat. Entah karena selimut ini atau karena sosok wanita di samping gue, yang jelas nggak butuh waktu lama buat gue masuk ke dunia mimpi.....

Related chapters

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Mulai Berubah

    Hari-hari gue kini jadi sedikit banyak berbeda dengan sebelumnya karena ada Echi yang hadir menjelma jadi pengisi kekosongan yang gue rasakan sebelumnya. kalau nggak Echi yg menginap di kamar gue, maka gue yg ngandong ke kosannya. Kebetulan kami berdua sama-sama non shift jadi nggak ada istilah jam kerja malam. Layaknya pasangan lain yg tengah dimabuk asmara, gue dan Echi juga kerap memilih menghabiskan waktu berdua meski harus menolak jam lembur yang ditawarkan bos di kantor, gue pikir gaji tanpa lembur gue sudah lebih dari cukup. Selain itu Echi juga adalah tipe cewek yang pengertian, dia menilai nggak harus selalu cowok yg nraktir cewek, beberapa kali gue bahkan makan gratis dari dia. Soal Candra, awalnya dia heran sama gue karena gue sering nggak menampakkan diri di kosan. Setelah gue beritahu kalo gue udah jadian sama Echi dia cuma tertawa lebar sambil tetap ngomong"jangan diapa-apain dulu!" kata Candra tegasdan gue jawab "udah terlanjur!" heheJarang bal

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Aneh

    Bukan. Itu bukan dia... suaranya lain. Eh, iya itu dia tapi bukan! Cara menyanyinya lain! Ah, daripada bingung sendiri gue balikkan badan dan... "hemmpph........" gue cukup dibuat terkejut saat mendapati sosok Echi berdiri di belakang gue. Nyaris saja gue terlompat ke bawah"kamu ngagetin aja Chi," gue sedikit terengah karena benar-benar terkejut tadi"by the way kok lo ke sini gak bilang dulu sih?"Echi tersenyum simpul sangat sederhana dengan sedikit sudut bibirnya terangkat ke samping beda dengan cara dia tersenyum biasanya."Lo kenapa Chi? kok murung gitu?" tanya gue lagi mendapati Echi yg berdiri mematung di samping gue.Echi menggeleng perlahan"mau bikin kopi?" gue menawarkanEchi menggeleng lagi"atau lo laper?"Dijawab dengan gelengan lagi.Gue turun dari tempat gue duduk, menyandarkan gitar ke dinding lalu berdiri di samping Echi. Gue raih dan genggam tangannya, hmm dingin... tadi sore memang sempa

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Kehilangan

    "Tok tok tok!" ketukan di pintu membangunkan gue dari tidur.Ketukannya makin cepat terdengar dan hampir saja pintu roboh kalau gue nggak cepat-cepat membukanya."apaan sih lo Ndra?" gue mendengus begitu tau yg mengetuk pintu adalah Candra."masih pagi juga udah gedor-gedor kamar orang. Ini kan kamar gue?""iya iya gue ulangi deh, ngapain pagi-pagi gedor kamar elo? buruan pake pakean lo!" kata Candra tetap berdiri di tempatnya."ada apaan emang?""sms gue masuk nggak sih??" gue cek hp yg masih tersambung dg charger.Di layarnya terdapat pemberitahuan memori pesan penuh, maka gue segera hapus semua pesan di inbox dan satu pesan baru dari nomor Candra langsung masuk. 'Echi kecelakaan. dia dirawat di RS Dewi S*i nanti gue jelaskan lagi, ketemu di sana aja.'"maksudnya apaan nih?" tubuh gue bergetar cukup hebat.Gue berharap yang gue baca ini hanya sms lelucon."tadinya gue mau kita ketemu di sana, tapi gue sms elo ko

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Berduka

    N 6689 M Gue pandangi coretan nomor plat motor di kertas kecil yang lagi di tangan gue, sudah dua hari ini gue sering menatap berlama-lama deretan angka itu meski tanpa hasil apapun. Dua hari yg lalu saat gue ke kantor Polsek gue mendapat informasi tentang identitas pelaku tabrak lari Echi, salah satu saksi berhasil menghafal plat nomor sepeda motor yg melarikan diri itu. Sebuah sepeda motor Me*a P*o berplat nomor N 6689 M. Untuk identitas pelakunya, sayang belum ada kejelasan karena saat kejadian si pelaku menggunakan helm full face dan jaket kulit serta celana jeans hitam sehingga cukup menutup ciri-ciri fisiknya, yang pasti dia memiliki tinggi badan se Candra lah.. lumayan tinggi. Pihak Polisi sedang melacak keberadaan kendaraan asal kota Malang itu (huruf N adalah kode nopol Malang). Hal ini juga menjadi ironi sendiri buat gue, dimanapun gue berada, setiap gue melihat sepeda motor melintas gue jadi selalu tertarik untuk memperhatikan plat nomornya. Siap

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Wanita Bersimbah Darah

    "Heyy... apa yg terjadi? lo baik-baik aja kan?!" gue gedor pintunya berkali-kali"buka pintunya!" teriak gue karna panikBeberapa kali pun gue memutar handle pintu itu tetap tidak bergeming, tidak ada respon dari orang di dalam. Hanya suara tangisnya yg kini lenyap."minggir.." Candra memasang kuda-kudaGue menepi dan kemudian dia menghempaskan tubuhnya ke pintu berusaha mendobraknya."aaaaarrggggh..." suara Candra terdengar miris, dia terhuyung mundur sambil pegangi kaki kanannya yg kesakitan akibat benturan tadi."ah lo belagak di film laga aja," komentar gue melihat Candra yang gagal dan kesakitan.Aneh memang di saat seperti ini gue pengen ketawa, cairan merah di bawah pintu masih menjalar sampai nyaris menyentuh ujung kaki gue. Gue gedor lagi pintunya. tetap tidak ada jawaban."Bongkar aja jendelanya," Candra mengusulkan"nih ambil obengnya di bagasi motor gue." Kata Candra lagiDengan gelagapan gue menangkap

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Menolak untuk Ditolong

    "DIAM!!!" Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri wanita ituSeketika dia berhenti memberontak, dengan cukup terkejut gue menatap bergantian Candra dan wanita itu. Gue nggak nyangka Candra akan melakukan hal itu, iya menampar si wanita."Gue mau nolong lo... please lo jangan berontak terus," suara Candra terdengar bergetarWanita itu hanya diam dan nafasnya masih terengah-engah. Saat ini seprai kasur Candra yang berwarna putih sudah nyaris ber metamorfosa jadi warna merah gara-gara darah yang terus mengucur dari kaki si wanita ini."Ri, lo lap dulu lukanya gue bikin perban deh," Candra bergegas membuka lemari baju dan mulai menggunting di bagian depan dan belakang baju yang dia ambil"sorry," gue pegang kaki wanita itu dan mulai menyeka darah dari kakinya dengan secarik kaos yang diberikan Candra tadi.Luka di kaki dan tangannya cukup dalam. Meski sekarang darah yang mengucur nggak sebanyak di awal tadi, wanita itu meringis kesakitan saa

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Self Injury

    "Ri... bangun Ri....." sebuah tepukan di bahu membangunkan gue "ikut gue…" bisik candra.Kepala gue mendadak pening, gue baru saja tertidur selama beberapa menit. Tidur sebentar memang selalu nggak baik buat gue. Perlahan gue bangkit dan mengikuti Candra ke tembok balkon, bahkan saat itu gue masih nggak menyadari kalo pakaian gue masih belepotan darah wanita itu."Kita harus bereskan ini sebelum yang lain tau," kata Candra melirik percikan darah yg menghubungkan dua pintu kamar"gimana sama si Anna? kita perlu bawa dia ke rumah sakit." Jawab gue"enggak, lo tau sendiri kan dia ngotot nolak ke rumah sakit? Biar gue minta dokter kenalan gue ke sini. Makanya gue butuh bantuan lo, lo beresin kamarnya sementara gue yang jalan yaa?" jelas Candra dan gue mengangguk setuju.Dan lima menit kemudian mulailah gue membersihkan noda darah di lantai sekitar pintu ini."Gue nggak bakal lama kok magrib juga balik," kata Candra sambil be

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Masih Terbayang

    "Jadi gimana nih selanjutnya?" tanya gue ke Candra sambil menatap tumpukan obat yang tadi diberikan dokter.Candra diam sebentar, "kita tunggu dia bangun dulu, baru kita bicarakan baik-baik apa yang harus kita lakukan," jawabnya.Potongan kain di kedua kakinya sudah diganti dengan perban oleh Dr. Yusuf, wanita berkaos kaki hitam itu kini jadi wanita "berkaos kaki" putih. Dalam hati gue sendiri nggak pernah menyangka kaos kaki hitam yang dipakainya ternyata untuk menutupi bekas-bekas luka yang dibuatnya sendiri. Muncul rasa iba sekaligus takut melihat sosok wanita yang sekarang sedang tertidur di kasur itu. Gue melangkah keluar kamar menuju tembok balkon favorit gue. Haah... betapa tadi gue masih meratapi kesedihan karena kehilangan Eci dan beberapa jam terakhir pikiran gue tersedot ke wanita berkelainan jiwa yang bernama Arianna. Sekarang waktunya gue mengistirahatkan otak gue, gue duduk di kursi kecil depan kamar yang gue taro di sudut tembok balkon. Sambil menjulurka

Latest chapter

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Deadline

    Malam itu gw terbangun setelah hampir dua jam terlelap di pangkuan Anna. Kami memutuskan pulang dan sampai di kosan sekitar jam sebelas malam."Nah ini dia anaknya," seorang teman penghuni kamar bawah menyambut kedatangan gw"charger gw mana? Hp gw udah berisik daritadi minta diisi batere nya" sambungnya lagi"oh iya gw lupa kembaliin," gw menepuk jidat. "Lo tunggu aja di sini. Gw ambil dulu di atas."Temen gw mengangguk lalu kembali ke kamarnya. Gw dan Anna melanjutkan ke kamar atas, lalu gw turun mengembalikan charger punya temen gw dan kembali lagi ke kamar Anna."Sorry ya Na, gw nginep lagi di kamar lo malem ini," kata gw"enggak papa nyantai aja lah," Anna sedang menulis sesuatu di sebuah buku kecil warna kuning.Padahal kamar ini cukup gelap buat nulis, karna masih mengandalkan lilin sebagai pencahayaan."Lagi nulis apa sih?" tanya gwAnna menghentikan sejenak aktivitasnya, menatap gw lalu tersenyum, "ini diary gw.

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Ngantukkkkkk

    Gimanapun cara yang udah gw lakukan, gw tetep nggak bisa tidur. Guling-gulingan, nutupin mata pake bantal, dan banyak cara lagi yang gw lakukan tapi mata gw enggan terlelap. Dan HP gw sudah nyaris benar-benar mokad ketika gw lihat jam nya menunjukkan pukul setengah lima pagi. Gw putuskan mandi, menyeduh teh anget manis lalu duduk di tembok balkon sambil menunggu waktu berangkat. Anna akan gw bangunkan beberapa saat sebelum gw pergi, karena gw nggak mau ganggu tidurnya. Dia nampak nyenyak dalam kamar yang masih berpencahayaan satu lilin. Emh, pagi ini gw akan melakukan perjalanan balik ke kampung halaman. Ini pertama kalinya gw mudik, karna sebelum ini gw memang nggak pernah merantau. Ternyata menyenangkan sekali bisa berada di momen menunggu kepulangan seperti ini. Gw juga kangen banget dengan keluarga di rumah. Kedua orangtua gw dan adik gw, rasanya pengen buru-buru ketemu mereka. Mata yang pedih dan kepala yang nggak karuan rasa gara-gara insomnia semalam seolah bisa tertutupi ole

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Aku Disini

    Gimanapun cara yang udah gw lakukan, gw tetep nggak bisa tidur. Guling-gulingan, nutupin mata pake bantal, dan banyak cara lagi yang gw lakukan tapi mata gw enggan terlelap. Dan HP gw sudah nyaris benar-benar mokad ketika gw lihat jam nya menunjukkan pukul setengah lima pagi. Gw putuskan mandi, menyeduh teh anget manis lalu duduk di tembok balkon sambil menunggu waktu berangkat. Anna akan gw bangunkan beberapa saat sebelum gw pergi, karena gw nggak mau ganggu tidurnya. Dia nampak nyenyak dalam kamar yang masih berpencahayaan satu lilin. Emh, pagi ini gw akan melakukan perjalanan balik ke kampung halaman. Ini pertama kalinya gw mudik, karna sebelum ini gw memang nggak pernah merantau. Ternyata menyenangkan sekali bisa berada di momen menunggu kepulangan seperti ini. Gw juga kangen banget dengan keluarga di rumah. Kedua orangtua gw dan adik gw, rasanya pengen buru-buru ketemu mereka. Mata yang pedih dan kepala yang nggak karuan rasa gara-gara insomnia semalam seolah bisa tertutupi ole

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Malam Natal Paling Berkesan

    Gw sudah berkali-kali ganti posisi tidur. Telungkup, telentang, dan miring ke kiri. Gw nggak berani miring ke kanan coz Anna ada di situ, entah kenapa gw yakin dia belum tidur. Gw bisa merasakan tatapannya meski mata gw terpejam. Ciumannya di kening gw tadi ternyata berefek menghilangkan kantuk yang sempat menyergap. Dan entah sudah berapa lama saat gw benar-benar terbangun dan duduk di tepi kasur. Sepertinya sudah jam 3 pagi, di luar hujan sudah mulai turun dan membuat malam semakin dingin."Lo belum tidur Ri?" suara Anna terdengar lembutGw menoleh ke arahnya. Dia menopang kepala dengan satu tangan. Shit! Posenya..."Engga tau nih mendadak panas," gw sekenanya"kok bisa? Ini kan lagi ujan? Gw malah kedinginan" tanya Anna heran"emh.. iya juga sih. Sekarang dingin," jawab gw dengan bodohnya"lo aneh Ri" Anna bangun dan duduk di sebelah gw, "mau gw bikinin teh anget?"Gw menggeleng, "enggak usah repot-repot deh," kata gw. "Gulanya jan

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Mudiknya Besok

    Gw langkahkan kaki menaiki tangga dengan malas, hari ini kecewa banget gw gagal mudik gara-gara jadwal penerbangan di delay sampe besok siang jam 10 karena ada trouble di mesin. Maskapai yang bersangkutan memang mengembalikan ongkos tiket sebagai bentuk tanggungjawab dan artinya besok gw bisa pulang gratis, tapi tetep aja gw kecewa karna gw pikir malam ini gw udah bisa kumpul bareng orang tua di rumah. Saat itu sudah hampir jam dua belas malam, beberapa penghuni lantai 1 dan 2 masih asyik ngobrol di luar kamar dan memutar lagu-lagu klasik. Sementara di lantai 3, karena penghuninya memang lebih sedikit, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Pintu kamar Candra terkunci, sepertinya dia lagi keluar. Gw raih gagang pintu kamar gw, terkunci. Lalu gw rogoh kantong celana, tadi pagi gw yakin gw taroh di situ. Tapi nggak ada! Gw cek lagi di kantong kemeja dan dompet, tetep nggak ada!"Jangan-jangan..." otak gw mulai menerka dan mengingat dengan keras."Di dalam tas!! K

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   H-1 Pulkam

    Akhirnya kontrak magang gw berakhir dan kini gw berganti status jadi karyawan tetap. Nggak ada perbedaan mencolok memang, tapi sekarang gw mulai memikirkan untuk membangun kehidupan gw di kota ini. Keluarga di rumah menyambut kabar baik ini dengan antusias. Mereka, terutama nyokap, meminta gw pulang sekedar bertemu dan sedikit syukuran. Gw belum tau pasti bisa atau nggak nya, karna terkait jarak yang nggak memungkinkan gw mudik memanfaatkan weekend yang cuma 2 hari. Maka gw sudah memutuskan mengambil cuti pada akhir tahun nanti. Gw juga sudah kangen karena lebaran kemarin gw nggak mudik. Dan nggak kerasa perkembangan karir masing-masing penghuni kosan atas juga berkembang pesat. Candra sudah jadi foreman muda yang potensial. Baru tiga bulan menempati posisi itu dia mulai dipertimbangkan untuk merangsek naik ke supervisor. Keren! Kadang gw pengen seperti dia yang karirnya begitu cepat naik. Dan Anna, dia tetap jadi mahasiswi yang rajin. Sejak terakhir dia menusukkan jarum ke tangan,

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Adu Gombal (Part 2)

    “ya makan lah. Kan lo tadi ngajakin dinner?” jawabnya“hahaha… keren banget yah dinner di warung mi ayam” ejek gw“buat gw, bukan di mana atau apa yang dilakukan, yang gw nilai. Tapi dengan siapa kita melakukannya” kata Anna dengan sok bijakGw tertawa pelan, “udah ah lo jago banget kalo ngeombal kayak gitu”“yeeeee….. sapa yang ngegombal? Orang gw cuma ngomong biasa kok? Lo ngerasa kegombal yah? Hehehe…” sindirnya“enggak juga tuh” jawab gw jaim“eh eh, gini ajah gini ajah, gw punya ide,” katanya semangat.Gw tau kalo Anna ngomong kayak gitu pasti ide yang keluar adalah ide aneh.“Ide apaan lagi?” tanya gwDia tampak berpikir sebentar lalu tertawa sendiri, “gw punya permainan,” katanya lagi. “Yang kalah nanti harus nraktir makan malem ini”“caranya?” gw kernyitka

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Adu Gombal (Part 1)

    Memasuki bulan September kami jadi lebih sibuk dari biasanya. Candra baru saja naik jabatan jadi foreman di tempat kerjanya, lalu Anna yang sekarang lagi giat-giatnya ngejar ketinggalan tugas-tugas yang dulu sempat terbengkalai. Sementara gw sendiri, karena ini adalah bulan terakhir dari masa magang gw, jadi gw sibuk “mencuri” penilaian baik dari para bos gw. Tapi bukan menjilat lho. Hehehe….. Gw cuma berharap gw akan resmi jadi karyawan tetap di perusahaan gw sekarang karena gw malas kalo mesti mengulang dari awal mencari kerja. Dan imbasnya adalah gw sekarang jadi sering pulang malam karena lembur. Otomatis dengan kesibukan dari masing-masing membuat kami jadi sedikit jarang bertemu. Gw yang dulunya tiap hari menghabiskan malam dengan duduk menghadapi papan catur, sekarang pulang di jam-jam biasanya gw sudah selesai main catur. Hampir tiap hari gw lihat kamar Anna sudah gelap, dia pasti sudah tidur. Kalau sudah begitu gw juga biasanya langsung beranjak tidur di

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Pion Catur

    "Ehm, maaf yah tadi gw lupa naro euy.. padahal udah sempet gw beli," kata gw sambil meletakkan bidak catur di petaknya"emang lo beli apaan sih?" tanya Anna penasaran, "kayaknya serius banget?" sambungnya lagi"eh, enggak kok.... bukan sesuatu yang penting juga sih," sergah gw "cuma khan sayang ajah udah beli tapi malah ketinggalan, bego banget yah gw?""haha... itu mah emang dari dulu Ri," dan Anna pun tertawa kecil, dia mulai melangkahkan dua pion di depan raja dan kuda"yeeeh nggak gitu juga kali. Tapi ya udah deh biar aja, daripada ntar lo nggak suka mending nggak jadi" gw buka permainan dengan melangkahkan pion di depan kuda"yah itu mah elo nya aja emang nggak niat ngasih. Jangan-jangan lo malah belum beli apa-apa iya khan??" tanyanya curiga"enak aja! enggak kok gw beneran udah beli tadi" jawab gw"emang apaan sih? gw jadi penasaran nih" tanyanya lagi"baguslah kalo penasaran" canda gw"yeeeeeee bagus apanya?? das

DMCA.com Protection Status