Keesokan paginya saat Ayu sampai di halaman sekolah dia tersenyum riang melihat sosok Tiwi yang berjalan ke arahnya. Mereka berdua menuju ke kelas bersama sambil membicarakan tugas mereka hari itu. Saat keduanya mulai berjalan di lorong kelas, Ayu merasa ada yang memperhatikan mereka, namun ketika dia menoleh dia tidak menemukan siapa pun di sekitar mereka. Entah apa yang akan terjadi di hari ini, tapi Ayu merasa ada hal yang tidak terlalu baik akan terjadi.
Tiwi yang merasa risih melihat sikap Ayu kemudian bertanya, “Kamu kenapa sih?”.
Ayu yang dari tadi sibuk melihat sekeliling kemudian menjawab,”Kamu merasa ada yang ngelihatin kita nggak sih? Aku dari tadi kok ngerasa ada yang lihatin kita wi.”
“Nggak tuh, perasaan kamu aja paling. Apa bener ya soal rumor kalau di sekolah kita ini ada satu tempat yang angker gitu.” kata Tiwi.
“Hus, gila apa?! Masih pagi wi, jangan aneh – aneh.” timpal Ayu.
“Padahal situ yang aneh, eh nanti jadi? Santi bilang apa?” tanya Tiwi.
“Jadi ngapain? Aku nggak ngobrol sama Santi sama sekali kemarin setelah balik.” kata Ayu.
“Itu, kan katanya kamu besok diajak ketemu sama Herma.” jawab Tiwi.
“Hus, jangan keras – keras. Nggak jadi, nggak tau, nggak mau. Ah udahlah jangan bahas itu.” jawab Ayu sambil berlari meninggalkan Tiwi.
“Yu, gimana sih? Eh tungguin.” kata Tiwi sambil mengejar Ayu.
Tidak lama setelah itu kelas dimulai. Kelas B cukup tenang hari ini, karena hari ini mereka harus berhadapan dengan pelajaran ilmu alam, mulai dari matematika di jam pertama dan kedua, lalu kimia, fisika, dan di penghujung akan ada jadwal konsultasi dengan wali kelas.
Ketika bel istirahat berbunyi, semua anak segera berlari menuju kantin. Kelas B letaknya tidak terlalu jauh dengan kantin, namun jika mereka datang di waktu akhir saat ke kantin mereka akan bertemu dengan banyak kakak kelas. Lebih baik pergi ke kantin lebih awal, atau tidak sama sekali.
“Ke kantin yuk!” ajak Kiki.
“Males ah, aku disini aja.” kata Ayu.
“Setakut itu ya ke kantin?” ledek Tiwi.
“Gila apa?! Nggak lah, lagi males aja.” bela Ayu.
“Ah, ini soal yang kemarin itu? Udahlah yu, anggep aja Santi bercanda. Lagian lho dari pagi aku tadi juga nggak lihat Santi.” kata Kiki.
“Lah, tumben. Biasanya kan Santi datangnya telat, pasti lewat sini.” kata Tiwi.
“Beneran nggak kelihatan kok. Udah, ayo ke kantin. Lapar nih.” kata Kiki sambil menarik – narik tangan Tiwi dan Ayu.
Ayu yang enggan ke kantin akhirnya menurut juga. Mereka bertiga berjalan menuju ke luar kelas dan bertemu dengan Rudi. Rudi adalah teman sekelas Santi yang tinggalnya di dekat rumah Tiwi. Rudi sekilas melihat mereka, kemudian tersenyum kepada Ayu. Ayu hanya diam melihat itu.
Tiwi tiba – tiba bertanya kepada Rudi, “Santi mana? Biasanya pasti ke kantin.”
“Tadi telat, datang jam 9. Lagi ke kantor guru, ketemu wali kelas.” jawab Rudi sambil berlalu meninggalkan mereka bertiga. Ayu, Tiwi, dan Kiki geleng – geleng kepala mendengar jawaban Rudi. Santi memang tidak peduli dengan sekolahnya, tapi mereka tidak menyangka dia bisa datang ke sekolah jam 9. Sambil berjalan menuju kantin, Ayu terlihat sangat gelisah, dia lebih sering melihat sekitar kalau – kalau tiba – tiba Herma muncul di sana. Meskipun sebenarnya Ayu tidak tahu Herma yang mana, tapi dia bisa melihat nama di seragam anak yang lewat. Saat sibuk melihat orang – orang di sekeliling, Tiwi dan Kiki segera menarik tangan Ayu masuk ke kantin nomor 3. Kantin itu adalah kantin paling aman bagi anak baru, karena semua kakak kelas pasti datang ke kantin 1 dan 2, sedangkan kantin 3 dan 4 untuk anak baru. Ayu tidak banyak memilih makanan karena dia tidak berselera, setelah menitipkan makanannya kepada Tiwi dia memutukan untuk menunggu di luar kantin karena anak yang lain mulai banyak yang datang dan menjadi semakin sesak.
Ada satu bangku di luar kantin itu, Ayu duduk di sana sambil menunduk melihat tali sepatunya yang lepas kemudian dengan malas dia membenarkannya. Saat hendak mengikat tali sepatunya segerombol anak lain datang dan duduk di bangku itu. Ayu yang tidak suka berdekatan dengan orang yang tidak dia kenal segera berpindah menjauh dari bangku itu. Sudut halaman kantin itu cukup sepi, dia berjalan kesana untuk mengikat tali sepatunya. Saat dia mengikat tali sepatunya, dia melihat ada orang yang mendekat. Tapi dia tidak peduli dan ketika bangkit, seorang laki – laki berdiri tepat di depannya. Ayu melihat nama yang tertulis di seragamnya “Herma Firmansyah”.
“Sial.” batin Ayu, yang kaget melihat nama itu. Dia hanya membeku dan tidak berani melihat laki – laki itu.
Perlahan, laki – laki itu menurukan wajahnya agar sejajar dengan wajah Ayu. Saat kedua mata mereka bertemu Ayu terlihat ketakutan. Namun, Herma dengan tenang menatapnya dan berkata, “Hati – hati.”. Dia kemudian meninggalkan Ayu.
Tidak lama setelah itu, Tiwi dan Kiki menghampirinya. Mereka mengajak Ayu untuk segera kembali ke kelas agar bisa makan makanan yang mereka beli. Ayu yang masih terkejut saat itu, tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya berjalan mengikuti Tiwi dan Kiki.
Halo semuanya, kalian ingat nggak waktu pertama kali orang yang bakal kalian sayang dalam waktu lama? Semoga pertemuan pertama kalian juga tidak terlupakan. W.L Ayu
Sesampainya di kelas, Tiwi dan Kiki segera makan dengan lahap. Entah mereka memang tidak sarapan atau mereka kelaparan karena pelajaran hari ini menguras tenaga. “Ayo makan!” ajak Tiwi. Tapi Ayu hanya mengangguk saja tanpa menjawab. Tiwi dan Kiki segera bertukar pandangan, mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan Ayu sampai dia tertegun seperti itu. Tiwi dan Kiki kemudian melanjutkan makannya saat Santi tiba – tiba muncul dan memanggil Ayu. Anehnya, Ayu tidak peduli dengan panggilan Santi, sehingga Tiwi menghampiri Santi dan memintanya datang lagi nanti saat jam istirahat kedua atau saat pulang. “Dia baru saja bertemu Herma, aku baru diberi tahu teman Herma. Mungkin itu alasannya dia seperti orang bingung. Aku pergi, oh iya aku tidak akan menemui Ayu beberapa hari ke depan.” kata Santi sambil berlari meninggalkan Tiwi. Kiki yang penasaran dengan pembicaran mereka segera menghampiri Tiwi dan bertanya, “Ada apa?” “Aku rasa kita dapat masalah.” kata Tiwi. “Masalah apa? Kenapa Santi la
Beberapa hari berlalu setelah kejadian hari itu, saat Ayu bertemu dengan Herma. Kehidupan sekolah Ayu mulai membaik, dia tidak lagi banyak diam dan takut bertemu dengan Herma. Lebih tepatnya, Ayu sudah mulai melupakan kejadian pada hari itu dan hanya menganggapnya sebagai kebetulan. Dia menjadi lebih ceria kembali dan semakin banyak menghabiskan waktu dengan Tiwi dan Kiki. Dua bulan lagi mereka akan ada ujian tengah semester sehingga tugas yang diberikan oleh para guru menjadi semakin banyak. Pada saat itu juga, Ayu mulai masuk ke ekskul basket dan voli. Dia menjadi lebih sering merangkum catatan dari guru karena minggu depan dia akan sering meminta dispensasi kepada guru untuk berlatih voli sebagai persiapan pertandingan antar sekolah. Ayu juga sudah kembali berbincang dengan Santi, mereka tidak membicarakan kejadian waktu itu sama sekali. Sepertinya Santi tahu jika Ayu tidak ingin membahas kejadian itu, sehingga mereka berbincang seperti biasa dan membahas hal - hal lain. Hari itu, k
Pertemuan terakhir Ayu dengan Herma membuatnya semakin tertarik dengan Herma. Ayu mulai merasa bahwa Herma sangatlah berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh teman - temannya. Setelah pertemuan itu, Herma sering menemui Ayu diam - diam atau menghubunginya. Ayu tidak menceritakan hal ini kepada dua temannya, Kiki dan Tiwi. Ayu merasa bahwa mereka berdua bisa saja tidak memihaknya dan membuatnya semakin membenci Herma padahal Herma tidaklah seburuk itu. Begitu juga dengan Santi, tidak pernah sekalipun Ayu membahas hal ini di hadapan Santi. Seiring berjalannya waktu Herma mulai banyak menceritakan apa yang selama ini terjadi padanya sehingga banyak sekali anggapan buruk tentangnya. Sebenarnya tidak semua rumor yang ada salah, ada beberapa rumor yang memang benar adanya tapi tidak semuanya benar. Hari itu saat ada jam kosong Ayu sedang pergi ke toilet bersama dengan temannya. Ketika hendak kembali ke kelas, Ayu melihat dari kejauhan ada sosok yang dia kenal. Dia adalah Herma yang berjalan
Pada hari senin semua anak di sekolah mendapat informasi tentang pelaksanaan ujian tengah semester yang akan dilaksanakan bersama dengan kakak kelas. Berita buruk tentunya bagi teman – teman sekelas Ayu karena mereka harus duduk bersebelahan dengan kakak kelas dan membuat mereka tidak leluasa jika ingin saling mencontek. Lebih buruknya, kelas Ayu dikenal sebagai satu – satunya kelas yang tidak peduli dengan hubungan junior dan senior. Mereka tidak banyak mengenal kakak kelas mereka dan tidak peduli dengan mereka. Jika mereka berpapasan dengan kakak kelas pun mereka tidak akan menyapa jika memang tidak mengenalnya. “Hei, habis sudah kita akan satu kelas dengan anak kelas D dari kelas XI.” teriak Tiwi saat masuk ke kelas. “Apakah aku kenal mereka?” tanya Ayu polos. “Tidak sama sekali.” jawab Kiki singkat. Semua anak di kelas mendengus dengan kesal. Mereka tidak tahu harus merespon apa karena peraturan konyol ini. Belajar untuk ujian saja sudah sulit, kenapa mereka juga harus ujian de
Pada hari senin, semua murid masuk ke kelas mereka sesuai pembagian yang telah diberikan pada hari sabtu. Ayu, Tiwi, dan Kiki seperti biasa memasuki kelas itu bersama – sama sambil tentunya membaca suasana di sana. Sepertinya mereka bukan kakak kelas yang jahat, dan sepertinya mereka cukup asik. Dua minggu ini, mereka akan baik – baik saja, kurang lebih begitulah arti senyuman mereka bertiga ketika masuk kelas dan melihat suasananya. Tentunya kakak kelas mereka cukup banyak yang tampan dan menawan, namun seperti biasanya mereka pasti sudah memiliki pacar dan tentunya pacar mereka ada di kelas itu juga. Meski hanya terpaut satu tahun, tapi begitulah pahitnya dunia ini. Ayu tidak pernah bekeskpektasi apa – apa untuk ini, dia masih sibuk karena mulai mengagumi Herma yang menurutnya Herma bukanlah orang jahat ataupun brengsek. Dia hanya tidak menemukan orang yang memahaminya sehingga banyak yang merasa bahwa Herma adalah orang jahat. Atau ini masih dari bagian jatuh cinta yang akhirnya me
Ab adalah kakak kelas yang harus ujian bersama – sama dengan Ayu di kelas yang sama. Ab sebenarnya duduk agak jauh dari Ayu, namun karena Ab biasanya membantu Dany teman Ayu untuk bertanya beberapa jawaban saat ujian, Ayu dan Ab menjadi dekat. Selain itu, juga terkadang teman Ab yang duduk di dekat Ab meminta tolong untuk bertanya kepada Ab karena Mereka berdua tidak sepenuhnya yang benar – benar dekat, hanya saja paling tidak mereka bisa berbincang tanpa canggung dan Ab selalu memiliki topik yang menarik untuk dibawa ketika bertemu dengan Ayu. Ab jauh dari kata misterius seperti Herma. Dia tidak setampan Herma dan sesempurna dia, namun Ab selalu punya cerita yang menyenangkan untuk didengar, dan itu yang Ayu suka. Herma memang bisa selalu melindungi Ayu kapan pun, tapi Herma tidak selalu bersama Ayu. Meski begitu, Ab bukanlah orang yang akan menggantikan Herma atau dia akan merebut Ayu karena kenyataanya Ayu masih begitu tergila – gila dengan Herma. Meski demikian, beberapa hari in
Pada suatu waktu, Dary menghampiri Ayu dan meminta dia untuk bergabung dengan anak - anak lain saat sore setelah ujian berakhir. Mereka ingin berkumpul setelah cukup lama tidak bertemu dan bertukar cerita. Ayu mengiyakan saja ajakan tersebut, karena mereka bertemu di dekat rumah Ayu. Tidak lupa Ayu mengingatkan Dary untuk tidak membahas apa yang terjadi di sekolah. Dia takut kalau - kalau teman - temannya yang lain akan mengejeknya, padahal dia memiliki suasana hati yang buruk. Dary juga hanya mengangguk tidak peduli. Hari - hari ujian berlangsung seperti biasanya. Ayu masih sesekali berinteraksi dengan Ab, sedangkan Herma juga masih sama, dia jarang menghubungi Ayu. Pada hari - hari menjelang ujian berakhir, Ayu menyadari bahwa tatapan Dary kepada temannya Kiki kurang mengenakkan. Ayu awalnya tidak peduli dan hanya membiarkan hal itu, tapi lama kelamaan dia merasa itu tidak sopan. Tatapan Dary kepada Kiki sangat merendahkan, padahal mereka tidak pernah saling berbicara kecuali Ayu m
Hari - hari akhir menjelang masa ujian berakhir ternyata semakin kelabu. Tidak banyak yang tahu apa yang ada di kepala Ayu, namun sikapnya yang acuh tak acuh membuat beberapa orang di sekitarnya sedikit terganggu. Salah satunya adalah Dary yang sudah punya janji akan bertemu dengan teman - teman lainnya bersama Ayu setelah ujian berakhir. Hari ini meskipun sulit, Ayu akan bertanya kepada Kiki untuk mengetahui apa alasana dari dirinya yang menghubungi Herma selama ini tanpa memberitahu mereka. Meskipun dia tidak ingin melukai Kiki, tapi ini lebih baik daripada diam sampai akhir. Ayu tengah berpikir bagaimana dia nanti akan membicarakannya baik - baik. Ayu terus menekanakan dalam dirinya bahwa ucapan yang penuh kasih sayang bagaikan magnet bagi kalbu-kalbu manusia. Dia akan berusaha membawa diskusi ini seringan mungkin dan tidak menimbulkan pertengkaran di antara mereka. Pagi ini, Ab menyapanya dengan hangat saat Ayu masuk kelas. Sedangkan Dary, sudah menatap tajam sejak tadi. Ayu suda
Setelah latihan siang itu, Ayu dan Rudi kembali ke kelas masing - masing. Beruntungnya para guru tidak mengisi kelas siang, jadi mereka dibiarkan belajar mandiri di kelas. Meskipun ada banyak hal yang bisa Ayu kerjakan, namun dia memilih untuk tidur. Kiki, Tiwi, dan juga Nandar mengetahui bahwa temannya ini sedang kelelahan dan tidak ingin diganggung. Ketika mereka diam mereka sedang membantu Ayu untuk mengembalikan tenaganya, sehingga mereka memilih untuk diam. Sebenarnya Ayu sedang memikirkan perkataan Rudi dan Ab. Pernahkan Ayu memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri dan sebenarnya siapa yang di dalam hatinya. Laki - laki seperti apa yang Ayu cintai dan apa masalah yang dia miliki karena berbagai hal yang terjadi beberapa waktu terakhir. Meskipun laki - laki yang Ayu temui tidak pernah cukup mewakili berbagai tipe atau kriteria laki - laki yang dia idamkan, namun Ayu punya cukup ruang untuk berefleksi terkait hal ini. Herma, laki - laki pertama yang mengatakan suka kepadanya me
Setelah kejadian kemarin ketika semua anak di kelas Ayu mengetahui bahwa Ab berselingkuh, semua orang tiba - tiba sinis ketika melihat Ayu. Entah apa yang beredar tapi Ayu tidak peduli. Dia merasa sedang dipermainkan oleh dirinya sendiri, dia sendiri yang mengambil keputusan tapi dia juga yang merasa dibodohi oleh pilihannya. Pagi ini Ayu hanya pergi ke kelas tanpa berkata sepatah kata pun kepada anak - anak yang bertanya tentang Ab. Begini memang konsekuensi jika kamu menunjukkan hubunganmu dengan seseorang di sekolah, pasti semua berita cepat beredar. Semalaman Ayu juga tidak menghubungi Ab sama sekali. Dia hanya diam dan tidak mau mengambil langkah apa - apa. Sudah jelas siapa yang berselingkuh tapi malah dia yang marah, meskipun demikian itu tidak sepenuhnya salah Ab. Jika saja Ayu lebih perhatian dan membalas rasa sayang Ab, dia tidak akan melakukan hal yang memalukan itu. Baru saja duduk, Ayu tiba - tiba membaca pesan dari Rudi. Rudi : Ganti bajumu sekarang, kita latihan seha
Ayu pernah mendengar istilah ini, buku yang kamu baca mungkin sama namun dirimu yang membaca buku pada saat itu dan pada masa sekarang akan memberikan sudut pandang yang berbeda. Masih beberapa bulan sejak dia masuk ke sekolah barunya ini, dan beberapa bulan lalu dia melihat masa depan sekolahnya menyenangkan namun juga menyesakkan. Akan tetapi, saat ini semuanya menjadi biasa saja. Ayu tidak merasa ada beban pikiran yang berarti melihat Herma, hubungannya dengan Ab, atau yang lain. Herma yang dia kira akan membuatnya bersedih cukup lama ternyata membiarkannya melepaskan hubungan itu dengan tenang. Dia bisa melihat atau menyapa Herma jika sesekali berpapasan di kantin atau di lorong kelas. Namun ada kenyataan yang baru - baru ini diketahui Ayu tentang Herma. Tiwi pada suatu hari memberitahunya saat Ayu sedang di lapangan selesai latihan voly. "Yu. udah selesai?" tanya Tiwi dari kejauhan. "Udah." kata Ayu sambil berteriak. Tiwi kemudian berjalan menuju tempat Ayu duduk santai di
Sepulang dari sekolah teman - teman Ayu sudah menunggu di tempat biasa mereka berkumpul. Ayu sudah merasa lebih baik, tapi masih belum bisa menguraikan benang yang sudah kusut ini. Ayu yakin bahwa teman - temannya akan menyalahkannya atas segala yang terjadi. Tapi ini lebih baik karena mereka akan jujur kepada Ayu dan tidak menutupi apa pun, serta menyalahkan Ayu saat Ayu salah. Ayu hanya ingin melepaskan beban yang dia bawa karena keputusan yang dia ambil tanpa pertimbangan itu. Sedangkan tidak ada satu hal pun yang selesai sejauh ini. Segalanya malah menjadi semakin pelik. Saat Ayu menuju ke tempat nongkrong mereka, dia melihat Hadi dan Angga sudah di sana. Adi, Deri, dan Nandar akan menyusul. Angga yang melihat wajah suntuk Ayu segera meminta Ayu duduk. Dia tidak berbicara apa - apa dan menepuk pundak Ayu. Hadi masih sibuk dengan handphonenya, hari ini dia yang bertugas untuk memesan makanan mereka. "Aku yakin semuanya akan baik - baik saja." kata Angga lembut. "Tapi jika bol
Sejenak Ayu merasa senang karena ada satu hal yang pasti ketika Ab menyatakan perasaannya. Akan tetapi itu hanya berlangsung semalam saja. Keesokan paginya saat Ayu bersiap - siap dia merasa jauh dari Herma dan perasaan menyiksa bahwa dia tidak akan bisa lagi bersama Herma menghampirinya. Tanpa Ayu ketahui Ab sudah berangkat pagi - pagi dan menunggu Ayu di depan kelasnya. Teman - teman Ayu yang lain hanya bisa diam saja dan mengabaikan Ab yang mondar - mandir di depan kelas mereka. Tiwi dan Kiki ternyata lebih parah, mereka membenci Ab yang sering ada di sana meskipun tidak pernah mengajak mereka bercakap - cakap. Lebih tepatnya mereka merasa risih saja. Ketika Ayu sudah berjalan di halaman sekolah dia melihat di sisi kanan ada Herma melihatnya. Ayu tidak bisa hanya sekedar berhenti untuk melihatnya atau bahkan menghampirinya. Terlalu banyak orang di sekolah yang bisa membuatnya merasakan kehidupan sekolah yang mengerikan jika ada yang tahu dia berhubungan dengan Herma. Namun, rasa
Hari itu Ayu merasa sedih dan juga marah pada Herma karena meminta perhatian dan pengertian lebih, padahal dia selama ini semaunya datang dan pergi. Akan tetapi Ayu juga merasa sedih karena mengatakan hal yang melukai perasaan Herma. Ketika pulang dan sampai rumah, Ayu melihat ada chat masuk untuknya, saat dia melihat sekilas dia tahu itu dari Ab. Ayu tidak terlalu peduli dan segera pergi mandi. Saat dia selesai mandi dan makan dia segera pergi ke kamarnya dan mulai menyalakan musik yang kencang. Dia tidak ingin ada yang mengganggunya, beruntungnya hari itu orang tua Ayu sedang pergi ke luar sampai malam karena ada acara di tempat temannya. Ketika Ayu melamun di kamarnya dia mengambil handphonenya dan melihat ada chat dari Ab dan Herma. Ayu tidak ingin membalas chat keduanya dia hanya memandangi notifikasi di layar handphonenya yang berisi chat Ab dan Herma. Ab : Kamu lagi sibuk kah? Herma : Kamu lagi ngapain? Ayu hanya mendengus membaca chat dua laki - laki itu. Dia sebenarnya ti
Setelah bertemu dengan teman - temannya Ayu merasa harus semakin waspada karena prediksi teman - temannya jarang salah. Bisa jadi, tidak lama lagi Ayu akan menjalin hubungan dengan Ab atau Herma meskipun tidak ada yang pasti. Meski demikian Ayu tidak berusaha juga untuk menambah ketertarikannya kepada salah satu dari mereka. Selama beberapa minggu setelah Ayu bertemu dengan teman - temannya, Nandar semakin intens memperhatikan Ayu dan sering menegurnya untuk tidak terlalu ramah dengan anak laki - laki lain karena bisa menambah kesalahpahaman. Meski demikian Ayu tidak peduli dan hanya mengabaikannya. Ab lebih sering terlihat beberapa waktu terakhir daripada Herma. Entah apa yang terjadi dengan Herma, Ayu sama sekali tidak tahu. Setiap pagi ketika Ayu datang ke sekolah dia selalu melihat Ab di dekat kelas A, atau ngobrol dengan anak lain di lorong menuju kelasnya. Awalnya Ayu merasa risih karena mau tidak mau dia harus menyapanya, meskipun sebenarnya mereka tidak dekat tapi sebagai bentu
Hari - hari sekolah berlangsung seperti biasa, Ayu semakin menikmati kegiatannya dengan lebih banyak teman baru dari kelas lain. Ayu berusaha baik - baik saja meskipun sebenarnya tidak ada yang baik - baik saja. Hari ini dia akan bertemu dengan teman - temannya di dekat rumahnya. Meski dia sebenarnya enggan, tapi dia yakin saat mereka nanti bertemu segala kesedihan dan hal - hal yang tidak menyenangkan ini akan menghilang dari pikirannya karena mereka bisa membicarakan hal - hal pelik ini dengan ringan. Ayu merasa bahwa dia perlu ruang agar tidak ada percakapan tentang Herma atau Ab saat bertemu dengan teman - temannya nanti. Dia sudah lelah dengan segala hal itu. Nandar adalah target utamanya, dia sumber berita dan cerita tentang Ayu. Sejak pagi Ayu sudah membujuk Nandar agar tidak membicarakan hal tersebut ketika nanti berkumpul dengan anak - anak yang lain. Semuanya bisa menjadi seperti benang kusut yang tidak bisa diurai lagi. Nandar yang tidak peduli dengan itu semuanya hanya men
Minggu - minggu ujian telah berakhir. Tidak ada hari libur untuk ujian tengah semester, namun ada waktu luang satu minggu bagi para siswa untuk rehat sejenak dengan tidak ada pelajaran. Sekolah Ayu termasuk dalam sekolah yang tidak terlalu ketat dengan siswanya, bisa dibilang jam kosong lebih mudah didapatkan jika setelah ada ujian, atau lomba - lomba tingkat kabupaten, ataupun nasional. Hari pertama masuk sekolah setelah dua minggu ujian memberikan Ayu sedikit kelonggaran karena dia akan seharian bermain dengan temannya, sebelum mulai rutin latihan untuk lomba bola voli antar sekolah. Ketika Ayu melalui lorong panjang menuju kelasnya, dia melihat laki - laki yang tidak asing bersender di ujung lorong menuju kelasnya. Dia adalah Ab yang tengah berbicara dengan anak lain dari kelas A. Ketika mengetahui hal itu Ayu hanya melihat sekilas dan melewatinya tanpa menyapa. Asal kalian tahu, sejak hari itu dimana Ab meminta nomor telepon Ayu, dia tidak pernah menghubungi sama sekali. Ayu meli