Setelah bertemu dengan teman - temannya Ayu merasa harus semakin waspada karena prediksi teman - temannya jarang salah. Bisa jadi, tidak lama lagi Ayu akan menjalin hubungan dengan Ab atau Herma meskipun tidak ada yang pasti. Meski demikian Ayu tidak berusaha juga untuk menambah ketertarikannya kepada salah satu dari mereka. Selama beberapa minggu setelah Ayu bertemu dengan teman - temannya, Nandar semakin intens memperhatikan Ayu dan sering menegurnya untuk tidak terlalu ramah dengan anak laki - laki lain karena bisa menambah kesalahpahaman. Meski demikian Ayu tidak peduli dan hanya mengabaikannya. Ab lebih sering terlihat beberapa waktu terakhir daripada Herma. Entah apa yang terjadi dengan Herma, Ayu sama sekali tidak tahu. Setiap pagi ketika Ayu datang ke sekolah dia selalu melihat Ab di dekat kelas A, atau ngobrol dengan anak lain di lorong menuju kelasnya. Awalnya Ayu merasa risih karena mau tidak mau dia harus menyapanya, meskipun sebenarnya mereka tidak dekat tapi sebagai bentu
Hari itu Ayu merasa sedih dan juga marah pada Herma karena meminta perhatian dan pengertian lebih, padahal dia selama ini semaunya datang dan pergi. Akan tetapi Ayu juga merasa sedih karena mengatakan hal yang melukai perasaan Herma. Ketika pulang dan sampai rumah, Ayu melihat ada chat masuk untuknya, saat dia melihat sekilas dia tahu itu dari Ab. Ayu tidak terlalu peduli dan segera pergi mandi. Saat dia selesai mandi dan makan dia segera pergi ke kamarnya dan mulai menyalakan musik yang kencang. Dia tidak ingin ada yang mengganggunya, beruntungnya hari itu orang tua Ayu sedang pergi ke luar sampai malam karena ada acara di tempat temannya. Ketika Ayu melamun di kamarnya dia mengambil handphonenya dan melihat ada chat dari Ab dan Herma. Ayu tidak ingin membalas chat keduanya dia hanya memandangi notifikasi di layar handphonenya yang berisi chat Ab dan Herma. Ab : Kamu lagi sibuk kah? Herma : Kamu lagi ngapain? Ayu hanya mendengus membaca chat dua laki - laki itu. Dia sebenarnya ti
Sejenak Ayu merasa senang karena ada satu hal yang pasti ketika Ab menyatakan perasaannya. Akan tetapi itu hanya berlangsung semalam saja. Keesokan paginya saat Ayu bersiap - siap dia merasa jauh dari Herma dan perasaan menyiksa bahwa dia tidak akan bisa lagi bersama Herma menghampirinya. Tanpa Ayu ketahui Ab sudah berangkat pagi - pagi dan menunggu Ayu di depan kelasnya. Teman - teman Ayu yang lain hanya bisa diam saja dan mengabaikan Ab yang mondar - mandir di depan kelas mereka. Tiwi dan Kiki ternyata lebih parah, mereka membenci Ab yang sering ada di sana meskipun tidak pernah mengajak mereka bercakap - cakap. Lebih tepatnya mereka merasa risih saja. Ketika Ayu sudah berjalan di halaman sekolah dia melihat di sisi kanan ada Herma melihatnya. Ayu tidak bisa hanya sekedar berhenti untuk melihatnya atau bahkan menghampirinya. Terlalu banyak orang di sekolah yang bisa membuatnya merasakan kehidupan sekolah yang mengerikan jika ada yang tahu dia berhubungan dengan Herma. Namun, rasa
Sepulang dari sekolah teman - teman Ayu sudah menunggu di tempat biasa mereka berkumpul. Ayu sudah merasa lebih baik, tapi masih belum bisa menguraikan benang yang sudah kusut ini. Ayu yakin bahwa teman - temannya akan menyalahkannya atas segala yang terjadi. Tapi ini lebih baik karena mereka akan jujur kepada Ayu dan tidak menutupi apa pun, serta menyalahkan Ayu saat Ayu salah. Ayu hanya ingin melepaskan beban yang dia bawa karena keputusan yang dia ambil tanpa pertimbangan itu. Sedangkan tidak ada satu hal pun yang selesai sejauh ini. Segalanya malah menjadi semakin pelik. Saat Ayu menuju ke tempat nongkrong mereka, dia melihat Hadi dan Angga sudah di sana. Adi, Deri, dan Nandar akan menyusul. Angga yang melihat wajah suntuk Ayu segera meminta Ayu duduk. Dia tidak berbicara apa - apa dan menepuk pundak Ayu. Hadi masih sibuk dengan handphonenya, hari ini dia yang bertugas untuk memesan makanan mereka. "Aku yakin semuanya akan baik - baik saja." kata Angga lembut. "Tapi jika bol
Ayu pernah mendengar istilah ini, buku yang kamu baca mungkin sama namun dirimu yang membaca buku pada saat itu dan pada masa sekarang akan memberikan sudut pandang yang berbeda. Masih beberapa bulan sejak dia masuk ke sekolah barunya ini, dan beberapa bulan lalu dia melihat masa depan sekolahnya menyenangkan namun juga menyesakkan. Akan tetapi, saat ini semuanya menjadi biasa saja. Ayu tidak merasa ada beban pikiran yang berarti melihat Herma, hubungannya dengan Ab, atau yang lain. Herma yang dia kira akan membuatnya bersedih cukup lama ternyata membiarkannya melepaskan hubungan itu dengan tenang. Dia bisa melihat atau menyapa Herma jika sesekali berpapasan di kantin atau di lorong kelas. Namun ada kenyataan yang baru - baru ini diketahui Ayu tentang Herma. Tiwi pada suatu hari memberitahunya saat Ayu sedang di lapangan selesai latihan voly. "Yu. udah selesai?" tanya Tiwi dari kejauhan. "Udah." kata Ayu sambil berteriak. Tiwi kemudian berjalan menuju tempat Ayu duduk santai di
Setelah kejadian kemarin ketika semua anak di kelas Ayu mengetahui bahwa Ab berselingkuh, semua orang tiba - tiba sinis ketika melihat Ayu. Entah apa yang beredar tapi Ayu tidak peduli. Dia merasa sedang dipermainkan oleh dirinya sendiri, dia sendiri yang mengambil keputusan tapi dia juga yang merasa dibodohi oleh pilihannya. Pagi ini Ayu hanya pergi ke kelas tanpa berkata sepatah kata pun kepada anak - anak yang bertanya tentang Ab. Begini memang konsekuensi jika kamu menunjukkan hubunganmu dengan seseorang di sekolah, pasti semua berita cepat beredar. Semalaman Ayu juga tidak menghubungi Ab sama sekali. Dia hanya diam dan tidak mau mengambil langkah apa - apa. Sudah jelas siapa yang berselingkuh tapi malah dia yang marah, meskipun demikian itu tidak sepenuhnya salah Ab. Jika saja Ayu lebih perhatian dan membalas rasa sayang Ab, dia tidak akan melakukan hal yang memalukan itu. Baru saja duduk, Ayu tiba - tiba membaca pesan dari Rudi. Rudi : Ganti bajumu sekarang, kita latihan seha
Setelah latihan siang itu, Ayu dan Rudi kembali ke kelas masing - masing. Beruntungnya para guru tidak mengisi kelas siang, jadi mereka dibiarkan belajar mandiri di kelas. Meskipun ada banyak hal yang bisa Ayu kerjakan, namun dia memilih untuk tidur. Kiki, Tiwi, dan juga Nandar mengetahui bahwa temannya ini sedang kelelahan dan tidak ingin diganggung. Ketika mereka diam mereka sedang membantu Ayu untuk mengembalikan tenaganya, sehingga mereka memilih untuk diam. Sebenarnya Ayu sedang memikirkan perkataan Rudi dan Ab. Pernahkan Ayu memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri dan sebenarnya siapa yang di dalam hatinya. Laki - laki seperti apa yang Ayu cintai dan apa masalah yang dia miliki karena berbagai hal yang terjadi beberapa waktu terakhir. Meskipun laki - laki yang Ayu temui tidak pernah cukup mewakili berbagai tipe atau kriteria laki - laki yang dia idamkan, namun Ayu punya cukup ruang untuk berefleksi terkait hal ini. Herma, laki - laki pertama yang mengatakan suka kepadanya me
Panasnya terik matahari telah terasa pagi ini saat aku berangkat ke sekolah. Aku bersepeda bersama dengan teman yang tidak kukenal dengan baik tapi satu kelas denganku. Dia mengajakku berangkat bersama karena kami akan ada ujian masuk ke sekolah lanjut hari ini. Sekolah yang ingin aku masuki tidak terlalu jauh dari rumahku, hanya butuh 15 menit bersepeda dari rumah ke sekolah. Aku tidak berharap banyak, tapi jika aku diterima di sekolah ini maka akan lebih baik. Kakak perempuanku dulu juga bersekolah di sini, dan orang tuaku menuntunku untuk masuk ke sekolah ini karena mereka tahu sekolah ini bagus dan tidak pernah ada masalah serius yang menghampiri para siswa disana. Begitulah hariku dimulai hari ini. Begitulah isi dari halaman pertama buku diari Ayu. Dia masih belum tahu, apa yang akan menghampirinya nanti. Satu bulan berselang sejak ujian masuk, tepatnya di awal bulan Juli yang panas Ayu mengayuh sepedanya dengan bersemangat. Kemarin dia mendapat kabar bahawa siswa yang lolos nam
Setelah latihan siang itu, Ayu dan Rudi kembali ke kelas masing - masing. Beruntungnya para guru tidak mengisi kelas siang, jadi mereka dibiarkan belajar mandiri di kelas. Meskipun ada banyak hal yang bisa Ayu kerjakan, namun dia memilih untuk tidur. Kiki, Tiwi, dan juga Nandar mengetahui bahwa temannya ini sedang kelelahan dan tidak ingin diganggung. Ketika mereka diam mereka sedang membantu Ayu untuk mengembalikan tenaganya, sehingga mereka memilih untuk diam. Sebenarnya Ayu sedang memikirkan perkataan Rudi dan Ab. Pernahkan Ayu memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri dan sebenarnya siapa yang di dalam hatinya. Laki - laki seperti apa yang Ayu cintai dan apa masalah yang dia miliki karena berbagai hal yang terjadi beberapa waktu terakhir. Meskipun laki - laki yang Ayu temui tidak pernah cukup mewakili berbagai tipe atau kriteria laki - laki yang dia idamkan, namun Ayu punya cukup ruang untuk berefleksi terkait hal ini. Herma, laki - laki pertama yang mengatakan suka kepadanya me
Setelah kejadian kemarin ketika semua anak di kelas Ayu mengetahui bahwa Ab berselingkuh, semua orang tiba - tiba sinis ketika melihat Ayu. Entah apa yang beredar tapi Ayu tidak peduli. Dia merasa sedang dipermainkan oleh dirinya sendiri, dia sendiri yang mengambil keputusan tapi dia juga yang merasa dibodohi oleh pilihannya. Pagi ini Ayu hanya pergi ke kelas tanpa berkata sepatah kata pun kepada anak - anak yang bertanya tentang Ab. Begini memang konsekuensi jika kamu menunjukkan hubunganmu dengan seseorang di sekolah, pasti semua berita cepat beredar. Semalaman Ayu juga tidak menghubungi Ab sama sekali. Dia hanya diam dan tidak mau mengambil langkah apa - apa. Sudah jelas siapa yang berselingkuh tapi malah dia yang marah, meskipun demikian itu tidak sepenuhnya salah Ab. Jika saja Ayu lebih perhatian dan membalas rasa sayang Ab, dia tidak akan melakukan hal yang memalukan itu. Baru saja duduk, Ayu tiba - tiba membaca pesan dari Rudi. Rudi : Ganti bajumu sekarang, kita latihan seha
Ayu pernah mendengar istilah ini, buku yang kamu baca mungkin sama namun dirimu yang membaca buku pada saat itu dan pada masa sekarang akan memberikan sudut pandang yang berbeda. Masih beberapa bulan sejak dia masuk ke sekolah barunya ini, dan beberapa bulan lalu dia melihat masa depan sekolahnya menyenangkan namun juga menyesakkan. Akan tetapi, saat ini semuanya menjadi biasa saja. Ayu tidak merasa ada beban pikiran yang berarti melihat Herma, hubungannya dengan Ab, atau yang lain. Herma yang dia kira akan membuatnya bersedih cukup lama ternyata membiarkannya melepaskan hubungan itu dengan tenang. Dia bisa melihat atau menyapa Herma jika sesekali berpapasan di kantin atau di lorong kelas. Namun ada kenyataan yang baru - baru ini diketahui Ayu tentang Herma. Tiwi pada suatu hari memberitahunya saat Ayu sedang di lapangan selesai latihan voly. "Yu. udah selesai?" tanya Tiwi dari kejauhan. "Udah." kata Ayu sambil berteriak. Tiwi kemudian berjalan menuju tempat Ayu duduk santai di
Sepulang dari sekolah teman - teman Ayu sudah menunggu di tempat biasa mereka berkumpul. Ayu sudah merasa lebih baik, tapi masih belum bisa menguraikan benang yang sudah kusut ini. Ayu yakin bahwa teman - temannya akan menyalahkannya atas segala yang terjadi. Tapi ini lebih baik karena mereka akan jujur kepada Ayu dan tidak menutupi apa pun, serta menyalahkan Ayu saat Ayu salah. Ayu hanya ingin melepaskan beban yang dia bawa karena keputusan yang dia ambil tanpa pertimbangan itu. Sedangkan tidak ada satu hal pun yang selesai sejauh ini. Segalanya malah menjadi semakin pelik. Saat Ayu menuju ke tempat nongkrong mereka, dia melihat Hadi dan Angga sudah di sana. Adi, Deri, dan Nandar akan menyusul. Angga yang melihat wajah suntuk Ayu segera meminta Ayu duduk. Dia tidak berbicara apa - apa dan menepuk pundak Ayu. Hadi masih sibuk dengan handphonenya, hari ini dia yang bertugas untuk memesan makanan mereka. "Aku yakin semuanya akan baik - baik saja." kata Angga lembut. "Tapi jika bol
Sejenak Ayu merasa senang karena ada satu hal yang pasti ketika Ab menyatakan perasaannya. Akan tetapi itu hanya berlangsung semalam saja. Keesokan paginya saat Ayu bersiap - siap dia merasa jauh dari Herma dan perasaan menyiksa bahwa dia tidak akan bisa lagi bersama Herma menghampirinya. Tanpa Ayu ketahui Ab sudah berangkat pagi - pagi dan menunggu Ayu di depan kelasnya. Teman - teman Ayu yang lain hanya bisa diam saja dan mengabaikan Ab yang mondar - mandir di depan kelas mereka. Tiwi dan Kiki ternyata lebih parah, mereka membenci Ab yang sering ada di sana meskipun tidak pernah mengajak mereka bercakap - cakap. Lebih tepatnya mereka merasa risih saja. Ketika Ayu sudah berjalan di halaman sekolah dia melihat di sisi kanan ada Herma melihatnya. Ayu tidak bisa hanya sekedar berhenti untuk melihatnya atau bahkan menghampirinya. Terlalu banyak orang di sekolah yang bisa membuatnya merasakan kehidupan sekolah yang mengerikan jika ada yang tahu dia berhubungan dengan Herma. Namun, rasa
Hari itu Ayu merasa sedih dan juga marah pada Herma karena meminta perhatian dan pengertian lebih, padahal dia selama ini semaunya datang dan pergi. Akan tetapi Ayu juga merasa sedih karena mengatakan hal yang melukai perasaan Herma. Ketika pulang dan sampai rumah, Ayu melihat ada chat masuk untuknya, saat dia melihat sekilas dia tahu itu dari Ab. Ayu tidak terlalu peduli dan segera pergi mandi. Saat dia selesai mandi dan makan dia segera pergi ke kamarnya dan mulai menyalakan musik yang kencang. Dia tidak ingin ada yang mengganggunya, beruntungnya hari itu orang tua Ayu sedang pergi ke luar sampai malam karena ada acara di tempat temannya. Ketika Ayu melamun di kamarnya dia mengambil handphonenya dan melihat ada chat dari Ab dan Herma. Ayu tidak ingin membalas chat keduanya dia hanya memandangi notifikasi di layar handphonenya yang berisi chat Ab dan Herma. Ab : Kamu lagi sibuk kah? Herma : Kamu lagi ngapain? Ayu hanya mendengus membaca chat dua laki - laki itu. Dia sebenarnya ti
Setelah bertemu dengan teman - temannya Ayu merasa harus semakin waspada karena prediksi teman - temannya jarang salah. Bisa jadi, tidak lama lagi Ayu akan menjalin hubungan dengan Ab atau Herma meskipun tidak ada yang pasti. Meski demikian Ayu tidak berusaha juga untuk menambah ketertarikannya kepada salah satu dari mereka. Selama beberapa minggu setelah Ayu bertemu dengan teman - temannya, Nandar semakin intens memperhatikan Ayu dan sering menegurnya untuk tidak terlalu ramah dengan anak laki - laki lain karena bisa menambah kesalahpahaman. Meski demikian Ayu tidak peduli dan hanya mengabaikannya. Ab lebih sering terlihat beberapa waktu terakhir daripada Herma. Entah apa yang terjadi dengan Herma, Ayu sama sekali tidak tahu. Setiap pagi ketika Ayu datang ke sekolah dia selalu melihat Ab di dekat kelas A, atau ngobrol dengan anak lain di lorong menuju kelasnya. Awalnya Ayu merasa risih karena mau tidak mau dia harus menyapanya, meskipun sebenarnya mereka tidak dekat tapi sebagai bentu
Hari - hari sekolah berlangsung seperti biasa, Ayu semakin menikmati kegiatannya dengan lebih banyak teman baru dari kelas lain. Ayu berusaha baik - baik saja meskipun sebenarnya tidak ada yang baik - baik saja. Hari ini dia akan bertemu dengan teman - temannya di dekat rumahnya. Meski dia sebenarnya enggan, tapi dia yakin saat mereka nanti bertemu segala kesedihan dan hal - hal yang tidak menyenangkan ini akan menghilang dari pikirannya karena mereka bisa membicarakan hal - hal pelik ini dengan ringan. Ayu merasa bahwa dia perlu ruang agar tidak ada percakapan tentang Herma atau Ab saat bertemu dengan teman - temannya nanti. Dia sudah lelah dengan segala hal itu. Nandar adalah target utamanya, dia sumber berita dan cerita tentang Ayu. Sejak pagi Ayu sudah membujuk Nandar agar tidak membicarakan hal tersebut ketika nanti berkumpul dengan anak - anak yang lain. Semuanya bisa menjadi seperti benang kusut yang tidak bisa diurai lagi. Nandar yang tidak peduli dengan itu semuanya hanya men
Minggu - minggu ujian telah berakhir. Tidak ada hari libur untuk ujian tengah semester, namun ada waktu luang satu minggu bagi para siswa untuk rehat sejenak dengan tidak ada pelajaran. Sekolah Ayu termasuk dalam sekolah yang tidak terlalu ketat dengan siswanya, bisa dibilang jam kosong lebih mudah didapatkan jika setelah ada ujian, atau lomba - lomba tingkat kabupaten, ataupun nasional. Hari pertama masuk sekolah setelah dua minggu ujian memberikan Ayu sedikit kelonggaran karena dia akan seharian bermain dengan temannya, sebelum mulai rutin latihan untuk lomba bola voli antar sekolah. Ketika Ayu melalui lorong panjang menuju kelasnya, dia melihat laki - laki yang tidak asing bersender di ujung lorong menuju kelasnya. Dia adalah Ab yang tengah berbicara dengan anak lain dari kelas A. Ketika mengetahui hal itu Ayu hanya melihat sekilas dan melewatinya tanpa menyapa. Asal kalian tahu, sejak hari itu dimana Ab meminta nomor telepon Ayu, dia tidak pernah menghubungi sama sekali. Ayu meli