Share

Kesepakatan

last update Last Updated: 2023-11-18 20:24:51

"Ja-jadi, aku harus menikah dengan Tuan. I-itu artinya aku membantu Tuan membohongi publik?"

Vanesha setengah meragu ketika menyuarakan rasa ingin tahunya yang lebih besar. Tapi, ia hanya ingin berhati-hati di balik suaranya itu. Ia tak mau merugi meski nyata menikah dengan sosok bintang besar seperti lelaki di hadapannya adalah impian semua orang.

Vander! Wanita mana yang tak mau menikah dengannya! Lelaki lajang yang terkenal dengan bakat aktingnya sejak dini serta terlahir dari keluarga kaya raya! Semua wanita pasti akan pingsan mendengar ajakan laki-laki tampan yang bukan ukuran remaja lagi itu. Namun, bentuk wajah Vander yang terlampau muda dari usianya tak cukup merugikan bagi wanita yang akan menikah dengannya. Apalagi mendengar nominal rupiah sebagai imbalan menikah dengannya! Wanita mana pun pasti rela mengorbankan masa keemasannya untuk menjadi istri Vander.

Tapi di luar semua itu, Vanesha tetap memikirkan bagaimana kelanjutan dirinya esok hari ketika tak lagi menjadi istri seorang Vander. Bagaimana kisah cintanya nanti? Bagaimana hidupnya nanti? Semua patut ia perhitungkan. Apalagi mengingat pernikahan dengan status kontrak yang Vander tawarkan. Ia tak ingin mengunggah kerugiannya meski lelaki itu sejak awal berkata bahwa dalam hubungan itu tak akan ada jejak sentuhan!

"Kau benar, aku sedang membohongi publik." tukas Vander enteng. "Semua aku lakukan tanpa perlu kamu tahu alasannya. Kamu hanya akan sekedar tahu sama seperti mereka mengetahui bagaimana diriku melalui media. Urusan membohongi publik beserta alasannya, itu terserah padaku. Kamu hanya bisa memberiku jawaban, bersedia atau tidak."

"Tapi, bukankah aku yang dirugikan dalam hal ini, Tuan? Aku menikah secara kontrak denganmu. Setelah kontrak itu selesai, bagaimana kehidupanku setelahnya? Apa Tuan bisa menjamin dengan siapa kemudian aku berjodoh dan..."

"Itu bukan urusanku." potong Vander. "Aku hanya menawarkan dan memberikan kompensasi yang tidak memberatkan di antara kita. Jika kamu merasa sangat dirugikan kelak, bukankah kamu bisa menolak tawaran ini dari awal dan aku mencari wanita lainnya. Setelah menolak pun kau tetap diuntungkan karena mendapat uang dariku."

Apa yang Vander katakan ada benarnya! Rugi tidaknya nasib Vanesha setelah kontrak habis, itu sudah keharusan bagi Vanesha memikirkannya. Vander hanya bertindak sesuai kesepakatan.

Vanesha masih terdiam. Wanita itu sedang berpikir. Sementara Vander hanya menatapnya sembari menunggu tanggapan Vanesha.

"Ingatlah, tidak ada paksaan dalam kesepakatan ini. Toh, aku juga tak menyentuhmu selama menikah. Persoalan kerugian lain, baiknya kau pikir lebih dalam lagi. Namun aku hanya bisa memberimu waktu malam ini saja, karena aku sungguh tak punya banyak waktu untuk berbincang dengan orang asing." imbuh Vander usai meneguk segelas minuman di hadapannya.

"Apa kau tak bisa memberiku waktu sampai esok pagi?" tawar Vanesha.

Tentu nominal rupiah menjadi ukurannya. Ia tak mau salah melangkah, namun untuk saat ini ia sangat membutuhkan uang. Ia harus membayar hutang-hutangnya setelah kedua orang tuanya meninggal. Ia juga harus membayar biaya hidupnya. Banyak yang ia pertimbangkan terkait uang.

"Aku tak bisa memberimu banyak waktu. Karena aku pun harus membungkam semua media yang ada. Seperti yang kau tahu bagaimana pandangan semua orang terhadapku selama aku masih melajang." jelas Vander. "Aku berbohong bukan karena aku tak bisa mendapatkan wanita, tapi aku memiliki alasan lain. Yang jelas, apa yang dikabarkan oleh media tidaklah benar. Jadi, satu hal itu mungkin bisa mengurangi rasa jijikmu terhadap tawaranku."

Kening Vanesha berkerut. Karena ia memang tak tahu tentang persoalan yang sedang Vander bahas.

"Memangnya, apa yang media katakan tentangmu?" tanya Vanesha.

Vander terheran-heran! Ia seolah tak percaya jika wanita di hadapannya itu tidak tahu tentang persoalan pelik yang dihadapinya.

"Apa kau tak mendengar satu pun berita tentangku?" tanya Vander pelan.

Vanesha menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Lalu menatap tirai-tirai lebar yang menempel di jendela dengan beberapa pasang bodyguard yang menjadi pemandangan.

"Aku terlalu sibuk mencari lowongan kerja di media, mana mungkin aku tahu persoalan selebritas. Bahkan aliran listrik di rumahku sudah diputus tiga hari ini. Hh, bahkan aku berhutang pulsa pada tetanggaku hanya untuk menghubungi Hesti agar bisa bertemu denganmu malam ini."

"Tak ku sangka kau semiskin itu!"

Mendengar cap miskin yang Vander ucap, Vanesha pun terkekeh. Ia tak menyangka jika laki-laki tampan itu berbicara secara terang-terangan tanpa peduli perasaan lawan bicaranya. Beruntung Vanesha adalah orang yang santai.

"Mendengar celetukanmu barusan, aku jadi penasaran dengan pemberitaanmu yang menghebohkan itu! Jadi, sebelum aku menjawab kesepakatan kita, bisakah kau menunjukkan pemberitaan itu dengan ponselmu? Aku terlalu miskin saat ini, kuotaku tak cukup dan ponselku yang jelek ini mendadak mati!"

Tak menunggu lama Vander sudah menunjukkan sebuah artikel dalam ponselnya. Ia bahkan menyodorkan ponsel pribadinya itu kepada Vanesha. Dan dengan cepat Vanesha membaca judul dalam artikel itu sebelum akhirnya menganggukkan kepala sebagai tanda sudah mengerti dengan isi pemberitaan.

"Jadi, karena lama melajang, kau diisukan sebagai laki-laki pelangi?"

Vander mengangguk. Mengiyakan pertanyaan wanita yang baru saja ia kenal.

"Hahahahahhahaa!"

Dan Vander pun terkejut ketika wanita itu menertawakannya. Ia memicingkan mata. Membiarkan dua alis melengkungnya beradu saat Vanesha tertawa.

Menyadari bagaimana lelaki itu memandanginya usai menertawakan, maka Vanessa pun perlahan mencoba meredam kembali tawanya. Ia menyeringai. Menunjukkan wajah anehnya setelah melihat wajah kaku Vander.

"Hh! Sudahlah!" Vander menghela napas, lalu membuang pandangannya ke arah jendela yang kini sudah ditutup tirainya. "Aku akan membuka tirainya jika kau menyetujui kesepakatan kita. Dan ketika hal itu terjadi, kau harus siap dengan beberapa kamera yang entah sejak kapan sudah ada di balik tirai ini."

Vanesha menelan saliva. Ia turut memperhatikan tirai tebal yang ada di hadapannya. Membayangkan tentang apa yang baru saja Vander katakan padanya.

"Ja-jadi maksudmu, ji-jika tirai ini terbuka, maka wajahku akan terekspose dan..."

"Jika kau menolak, aku akan pergi sebelum tirai ini terbuka." potong Vander.

Vanesha kembali terdiam. Ia mencoba memikirkan semua yang telah Vander ucap. Mempertimbangkan setiap pilihan yang akan di ambilnya. Lalu perlahan menatap tas kecil yang nyata sejak awal disediakan untuknya dari tim kencan buta. Perlahan membayangkan bagaimana kekosongan benda cantik itu saat ini. Benda terlihat mewah itu hanya ada sebatang ponsel mati di dalamnya. Dan hanya ada dua lembar uang berwarna hijau di dalamnya.

Tak lama, wanita yang sudah nampak cantik dengan make up yang dipakainya itu pun memandangi Vander. Untuk sesaat menghela napas, kemudian mengangguk pelan.

"Baiklah! Ayo lakukan pernikahan!"

Dan ketika kalimat itu keluar dari mulut Vanessa, dengan sangat cepat tirai terbuka. Saat beberapa cahaya kamera bergerak mengambil gambar, Vanesha dikejutkan dengan sebuah kecupan manis Vander yang menempel di bibirnya...

Kedua mata Vanesha terbelalak! Sentuhan lembut yang baru saja ia dapatkan nyaris membuat jantungnya copot dari tempatnya! Lalu dengan tangan gemetaran yang sudah digenggam Vander ia menatap mata pria yang baru saja menciumnya.

"Bukankah sebagai syarat, kau hanya menggenggam tanganku?" gumam Vanesha yang saat itu tak bisa menatap jendela karena di penuhi oleh para wartawan.

Vander membalas tatapan mata Vanesha dengan tatapan lembut. Lelaki itu sudah memulai aktingnya sebagai seorang kekasih.

"Aku merubah skrip ketika mengetahui berapa wartawan yang akan datang untuk melakukan ini..."

"Ja-jadi kau merubah skrip hanya karena..."

"Tersenyumlah, maka satu juta dollar akan masuk ke rekeningmu malam ini!"

Related chapters

  • Caught in Sugardady's Love   Demi Kehidupan!

    Tentu saja Vanesha menjadi tak tenang mengingat apa yang terjadi pada dirinya semalam. Di depan cermin ia menatap bayang dirinya. Perlahan meraba permukaan bibirnya yang kering. Lalu mengoleskan lipbalm pada permukaan itu. "Merubah skrip?! Yang benar saja!" gumamnya. Seperti mimpi baginya mengingat bagaimana tadi malam seorang bintang besar seperti Vander mengecup bibirnya. Entah apa ia harus bersyukur karena kecupan itu diberikan oleh pria tampan nan kaya, atau merasa terpuruk karena masa depannya dipertaruhkan demi uang. "Hh! Pasti bisa!" gumamnya kemudian sembari menatap wajahnya di depan cermin. "Apa yang aku lakukan adalah untuk diriku! Untuk melalui kesulitan yang selama ini membuatku tak bisa hidup dengan tenang!"Vanesha beranjak dari tempatnya. Ia mengepak kembali beberapa baju yang ia keluarkan dari lemarinya ke dalam koper. Karena kesepakatan itu mengharuskan dirinya menuruti ketentuan yang Vander berikan. Vanesha harus pindah dari t

    Last Updated : 2023-11-18
  • Caught in Sugardady's Love   Unjuk Diri!

    Vanesha hanya diam dengan perasaan bingung ketika Velove tak berhenti memandanginya. Gugup? Tentu saja! Tapi, ia tak suka dengan cara Velove pada dirinya. "Jadi, kamu benar-benar wanita miskin?" tanya Velove. "Ternyata kakakku tidak berbohong jika ia akan menikah dengan..." Velove melanjutkan ucapannya itu dengan gerakan jarinya ke atas dan ke bawah, seolah menggambarkan bagaimana penampilan Vanesha yang biasa saja. Hal itu seketika membuat Vanesha tak bisa lagi menahan dirinya. Ia merasa muak melihat tingkah arogant dari Velove atas didirnya. "Kalo miskin kenapa? Apa orang miskin tidak boleh menikah dengan orang kaya seperti kakakmu?" tanya Vanesha dingin. Velove mengangguka pelan. Tersenyum smirk menanggapi perkataan Vanesha yang baru saja ia dengar. "Tentu saja tidak boleh." jawab Velove enteng. "Karena tujuan orang miskin menikah dengan orang kaya hanyalah untuk uang, bukan karena cinta!"Vanesha terkekeh. Lantas sikapny

    Last Updated : 2023-11-19
  • Caught in Sugardady's Love   Persiapan

    Vander menatap bayang dirinya di dalam cermin. Kala itu ia baru saja mengganti bajunya selepas mandi. Ia terbebas dari keringat yang membasahi kemejanya ketika mengantar Vanesha pulang untuk berdiskusi perihal kontrak pernikahan kembali tadi. Dan dalam diam lelaki itu mengingat bagaimana sosok Vanesha dengan sikapnya yang apa adanya. Lalu tersenyum saat mengingat cuplikan adegan yang sempat ia lihat tentang bagaimana wanita itu menghadapi adiknya yang galak. "Kak!""Astaga!" Kedatangan Velove di kamarnya tanpa mengetuk pintu sangat mengejutkan Vander. Lelaki itu bahkan mengelus dada dan menatap sosok Velove setengah melotot. Sementara Velove tampak acuh. Wanita muda itu merasa acuh dengan perbuatannya yang mengejutkan Vander. Velove langsung duduk di atas ranjang sang kakak sambil menatap sang kakak yang sedang merapikan rambutnya di depan cermin. "Kamu itu bukan anak SD lagi, Velove! Seharusnya kamu ketuk pintu dulu sebelum,-" Dan ucapan Vander tertahan dengan Velove yang mendadak

    Last Updated : 2023-11-25
  • Caught in Sugardady's Love   Bukan Cinderella

    Vanesha berdiam di depan loby apartement. Ia duduk di sofa panjang sembari memainkan ponselnya. Sesekali ia menghela napas, atau sekedar membenarkan posisi duduknya yang tak biasa dengan setelan dress mewah pemberian Vander. "Aku harus bagaimana jika bertemu dengan ibunya?" gumamnya sembari memutar-mutar ponselnya dengan satu tangan. "Dia memintaku bersikap apa adanya, seperti biasa, tapi dia memintaku berdandan seperti ini. Sungguh membingungkan!""Tak perlu bingung, karena aku bersamamu!"Vanesha terkejut ketika tanpa ia duga Vander sudah duduk di sampingnya. Lelaki itu dengan sangat enteng merangkul Vanesha hingga membuat beberapa orang yang berlalu di sekitar sama fokus pada mereka. Vanesha terpaku ketika Vander menatap matanya. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Seolah dunia berhenti untuknya. "Tu-Tuan Va-Vander?"Vanesha sedikit kikuk menyadari bagaimana aktor tampan itu merangkulnya. Pipinya juga memerah saat menatap senyuman lebar superstar yang biasanya hanya ia pandan

    Last Updated : 2023-11-29
  • Caught in Sugardady's Love   Menghadapi Ratu Sebenarnya!

    'Sampai akhir hayat? Semudah itu ia mengatakannya?! Ck, benar-benar seorang aktor yang hebat!' batin Vanesha di sela senyuman yang ia layangkan pada semua mata kamera awak media di hadapannya. Ia hanya bisa menatap mereka dan tersenyum, sesuai bagaimana Vander memberi titahnya di dalam perjalanan tadi. Meski ada debar dasyat dalam benak ketika tangan besar Vander yang mulus itu menggenggam tangannya, Vanesha berusaha nampak se-relax mungkin. Selain ingin memenangkan sandiwaranya di depan awak media, ia juga tak mau membuat Vander yang selalu bangga dengan ketampanannya itu semakin besar kepala. "Cukup sampai di sini, kita akan bertemu di jumpa pers nanti, ya! Kami mohon pamit dulu, karena kebetulan Mama sedang menunggu di dalam!" jelas Vander yang seketika membuat para wartawan di hadapannya itu berbinar mendengar kalimat akhirnya. Mereka juga berdecak kagum sambil melanjutkan pengambilan gambar ketika sosok Nyonya Ana nampak menyapa mereka dari mulut pintu. Tentu kehadiran sosok ib

    Last Updated : 2023-12-01
  • Caught in Sugardady's Love   Berdebar?

    ‘I-ingin menyentuh? A-apa laki-laki gila i-itu sedang memperdalam perannya?! Tapi, me-mengapa matanya ketika menatapku...’ Tentu Vanesha tak bisa melupakan kata-kata akhir Vander yang tak hanya mengejutkan Nyonya Ana selaku ibunya, nyata perkataan itu sama mengejutkan bagi Vanesha. Terlebih lagi cara pandang Vander yang membingungkan. Membuatnya dilema tatkala melihat wajah itu ketika berlakon sebagai seorang kekasih di depan matanya. Hingga saat detik Vander tengah mengantar dirinya pulang pun sorot mata laki-laki itu benar-benar tak bisa ia lupakan. “Kita mampir ke mini market sebentar ya? Aku harus membeli beberapa benda untuk syutingku besok.” tukas Vander yang kemudian segera turun dari mobil setelah Vanesha menganggukkan kepalanya. Dari kaca jendela mobil yang nampak gelap dari luar itu ia memperhatikan langkah seorang aktor dengan pakaian serba hitam dan topi beserta masker bewarna senada yang ia kenakan. Ia mencoba menerka gerak tubuh yang sedang tampil misterius itu, Dahi V

    Last Updated : 2023-12-05
  • Caught in Sugardady's Love   Laki-laki Tua yang Mendebarkan!

    Mendadak keduanya terpaku. Baik Vanesha maupun Vander, keduanya terhanyut dalam debar. Vander merasa mata sejuk milik Vanesha itu menyihir dirinya. Namun kesadarannya dengan cepat merubah ekspresi wajahnya itu kembali datar. Ia tersenyum smirk dengan satu alis tebalnya yang terangkat seolah tengah menganggap remeh Vanesha yang masih terbelalak karena sikapnya. "Berdebar kan?" godanya tanpa peduli nyata benar dirinya pun jua tengah berdebar. Sontak hal itu membuat Vanesha tersadar dan langsung mendorong Vander agar menjauh dari tubuhnya. "Wanita di luar sana mungkin iya, tapi tidak dengan aku!" elak Vanesha sembari membuang pandangannya keluar jendela. Hal itu membuat Vander terkekeh. "Jelas pipimu memerah! Apa artinya jika bukan karena berdebar?!" Perkataan Vander membuat Vanesha perlahan meraba kedua pipinya. Lalu melirik lelaki yang sungguh berhasil menggodanya. "Itu karena blush on!" tukasnya lalu menarik diri dan membuang pandangannya ke arah yang berlawanan agar tak menatap

    Last Updated : 2023-12-15
  • Caught in Sugardady's Love   Penawar Luka

    Setelah sepakat, Vander membawa Vanesha ke kediamannya. Bukan rumah keluarga besar dimana ada adik serta ibu Vander berada, namun tempat tinggal yang selama ini hanya di huni oleh Vander dan managernya. Vander mengajak Vanesha ke sana karena benar setiba mereka di sana terlihat seorang wanita berdiri di depan mobil mewah miliknya yang berparkir di depan rumah Vander. Di tengah terpesonanya Vanesha yang menamatkan wajah cantik wanita itu di kejauhan, ia dikejutkan dengan Vander yang tiba-tiba meraih tangannya. Seketika membuat jantungnya berdebar kencang saat menatap wajah nyaris sempurna Vander meski tanpa senyuman. “Kau hanya perlu di sampingku dan ikut masuk ke dalam. Apapun yang ia katakan ataupun yang ia tanyakan, kau tak perlu menjawabnya. Sampai di sini apa kau mengerti?” tukas Vander kemudian. “I-iya..” jawab Vanesha setengah gemetar ditatap tajam oleh Vander kala itu. “Ayo kita keluar!” Vanesha kembali mengangguk, lalu mengikuti langkah Vander keluar dari mobil setelah san

    Last Updated : 2023-12-20

Latest chapter

  • Caught in Sugardady's Love   Lelaki yang Manis...

    Menyadari bahwa dirinya tak sanggup untuk lama berdiri, Vander meminta Vanesha memapahnya ke sebuah kamar utama. Maka dengan susah payah Vanesha berusaha memapah tubuh besar itu untuk menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar utama. Dan beruntung Vanesha dapat bertahan membawa lelaki itu hingga membantunya tidur di atas ranjang. Perlahan-lahan Vanesha membuka sepatu kets yang Vander kenakan. Lalu membantu lelaki itu membuka kemejanya untuk menghilangkan rasa gerah. Ia juga mengatur suhu ruangan itu setelah mendengar interupsi dari Vander tentang suhu yang biasa ia pakai. "Tuan beristirahatlah, aku akan turun untuk menyiapkan air hangat.""Terimakasih Vanes..." tukas Vander seraya meraih tangan Vanesha, memandang wanita itu dengan mata sayu sebab suhu tubuh yang tak nyaman. Tentu genggaman itu berhasil membuat Vanesha berdebar, bahkan pipinya memerah karena sentuhan tangan Vander. Namun Vanesha tau diri. Karena tidak mungkin lelaki berperawakan sempurna itu akan menyukainya. "Sa

  • Caught in Sugardady's Love   Penawar Luka

    Setelah sepakat, Vander membawa Vanesha ke kediamannya. Bukan rumah keluarga besar dimana ada adik serta ibu Vander berada, namun tempat tinggal yang selama ini hanya di huni oleh Vander dan managernya. Vander mengajak Vanesha ke sana karena benar setiba mereka di sana terlihat seorang wanita berdiri di depan mobil mewah miliknya yang berparkir di depan rumah Vander. Di tengah terpesonanya Vanesha yang menamatkan wajah cantik wanita itu di kejauhan, ia dikejutkan dengan Vander yang tiba-tiba meraih tangannya. Seketika membuat jantungnya berdebar kencang saat menatap wajah nyaris sempurna Vander meski tanpa senyuman. “Kau hanya perlu di sampingku dan ikut masuk ke dalam. Apapun yang ia katakan ataupun yang ia tanyakan, kau tak perlu menjawabnya. Sampai di sini apa kau mengerti?” tukas Vander kemudian. “I-iya..” jawab Vanesha setengah gemetar ditatap tajam oleh Vander kala itu. “Ayo kita keluar!” Vanesha kembali mengangguk, lalu mengikuti langkah Vander keluar dari mobil setelah san

  • Caught in Sugardady's Love   Laki-laki Tua yang Mendebarkan!

    Mendadak keduanya terpaku. Baik Vanesha maupun Vander, keduanya terhanyut dalam debar. Vander merasa mata sejuk milik Vanesha itu menyihir dirinya. Namun kesadarannya dengan cepat merubah ekspresi wajahnya itu kembali datar. Ia tersenyum smirk dengan satu alis tebalnya yang terangkat seolah tengah menganggap remeh Vanesha yang masih terbelalak karena sikapnya. "Berdebar kan?" godanya tanpa peduli nyata benar dirinya pun jua tengah berdebar. Sontak hal itu membuat Vanesha tersadar dan langsung mendorong Vander agar menjauh dari tubuhnya. "Wanita di luar sana mungkin iya, tapi tidak dengan aku!" elak Vanesha sembari membuang pandangannya keluar jendela. Hal itu membuat Vander terkekeh. "Jelas pipimu memerah! Apa artinya jika bukan karena berdebar?!" Perkataan Vander membuat Vanesha perlahan meraba kedua pipinya. Lalu melirik lelaki yang sungguh berhasil menggodanya. "Itu karena blush on!" tukasnya lalu menarik diri dan membuang pandangannya ke arah yang berlawanan agar tak menatap

  • Caught in Sugardady's Love   Berdebar?

    ‘I-ingin menyentuh? A-apa laki-laki gila i-itu sedang memperdalam perannya?! Tapi, me-mengapa matanya ketika menatapku...’ Tentu Vanesha tak bisa melupakan kata-kata akhir Vander yang tak hanya mengejutkan Nyonya Ana selaku ibunya, nyata perkataan itu sama mengejutkan bagi Vanesha. Terlebih lagi cara pandang Vander yang membingungkan. Membuatnya dilema tatkala melihat wajah itu ketika berlakon sebagai seorang kekasih di depan matanya. Hingga saat detik Vander tengah mengantar dirinya pulang pun sorot mata laki-laki itu benar-benar tak bisa ia lupakan. “Kita mampir ke mini market sebentar ya? Aku harus membeli beberapa benda untuk syutingku besok.” tukas Vander yang kemudian segera turun dari mobil setelah Vanesha menganggukkan kepalanya. Dari kaca jendela mobil yang nampak gelap dari luar itu ia memperhatikan langkah seorang aktor dengan pakaian serba hitam dan topi beserta masker bewarna senada yang ia kenakan. Ia mencoba menerka gerak tubuh yang sedang tampil misterius itu, Dahi V

  • Caught in Sugardady's Love   Menghadapi Ratu Sebenarnya!

    'Sampai akhir hayat? Semudah itu ia mengatakannya?! Ck, benar-benar seorang aktor yang hebat!' batin Vanesha di sela senyuman yang ia layangkan pada semua mata kamera awak media di hadapannya. Ia hanya bisa menatap mereka dan tersenyum, sesuai bagaimana Vander memberi titahnya di dalam perjalanan tadi. Meski ada debar dasyat dalam benak ketika tangan besar Vander yang mulus itu menggenggam tangannya, Vanesha berusaha nampak se-relax mungkin. Selain ingin memenangkan sandiwaranya di depan awak media, ia juga tak mau membuat Vander yang selalu bangga dengan ketampanannya itu semakin besar kepala. "Cukup sampai di sini, kita akan bertemu di jumpa pers nanti, ya! Kami mohon pamit dulu, karena kebetulan Mama sedang menunggu di dalam!" jelas Vander yang seketika membuat para wartawan di hadapannya itu berbinar mendengar kalimat akhirnya. Mereka juga berdecak kagum sambil melanjutkan pengambilan gambar ketika sosok Nyonya Ana nampak menyapa mereka dari mulut pintu. Tentu kehadiran sosok ib

  • Caught in Sugardady's Love   Bukan Cinderella

    Vanesha berdiam di depan loby apartement. Ia duduk di sofa panjang sembari memainkan ponselnya. Sesekali ia menghela napas, atau sekedar membenarkan posisi duduknya yang tak biasa dengan setelan dress mewah pemberian Vander. "Aku harus bagaimana jika bertemu dengan ibunya?" gumamnya sembari memutar-mutar ponselnya dengan satu tangan. "Dia memintaku bersikap apa adanya, seperti biasa, tapi dia memintaku berdandan seperti ini. Sungguh membingungkan!""Tak perlu bingung, karena aku bersamamu!"Vanesha terkejut ketika tanpa ia duga Vander sudah duduk di sampingnya. Lelaki itu dengan sangat enteng merangkul Vanesha hingga membuat beberapa orang yang berlalu di sekitar sama fokus pada mereka. Vanesha terpaku ketika Vander menatap matanya. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Seolah dunia berhenti untuknya. "Tu-Tuan Va-Vander?"Vanesha sedikit kikuk menyadari bagaimana aktor tampan itu merangkulnya. Pipinya juga memerah saat menatap senyuman lebar superstar yang biasanya hanya ia pandan

  • Caught in Sugardady's Love   Persiapan

    Vander menatap bayang dirinya di dalam cermin. Kala itu ia baru saja mengganti bajunya selepas mandi. Ia terbebas dari keringat yang membasahi kemejanya ketika mengantar Vanesha pulang untuk berdiskusi perihal kontrak pernikahan kembali tadi. Dan dalam diam lelaki itu mengingat bagaimana sosok Vanesha dengan sikapnya yang apa adanya. Lalu tersenyum saat mengingat cuplikan adegan yang sempat ia lihat tentang bagaimana wanita itu menghadapi adiknya yang galak. "Kak!""Astaga!" Kedatangan Velove di kamarnya tanpa mengetuk pintu sangat mengejutkan Vander. Lelaki itu bahkan mengelus dada dan menatap sosok Velove setengah melotot. Sementara Velove tampak acuh. Wanita muda itu merasa acuh dengan perbuatannya yang mengejutkan Vander. Velove langsung duduk di atas ranjang sang kakak sambil menatap sang kakak yang sedang merapikan rambutnya di depan cermin. "Kamu itu bukan anak SD lagi, Velove! Seharusnya kamu ketuk pintu dulu sebelum,-" Dan ucapan Vander tertahan dengan Velove yang mendadak

  • Caught in Sugardady's Love   Unjuk Diri!

    Vanesha hanya diam dengan perasaan bingung ketika Velove tak berhenti memandanginya. Gugup? Tentu saja! Tapi, ia tak suka dengan cara Velove pada dirinya. "Jadi, kamu benar-benar wanita miskin?" tanya Velove. "Ternyata kakakku tidak berbohong jika ia akan menikah dengan..." Velove melanjutkan ucapannya itu dengan gerakan jarinya ke atas dan ke bawah, seolah menggambarkan bagaimana penampilan Vanesha yang biasa saja. Hal itu seketika membuat Vanesha tak bisa lagi menahan dirinya. Ia merasa muak melihat tingkah arogant dari Velove atas didirnya. "Kalo miskin kenapa? Apa orang miskin tidak boleh menikah dengan orang kaya seperti kakakmu?" tanya Vanesha dingin. Velove mengangguka pelan. Tersenyum smirk menanggapi perkataan Vanesha yang baru saja ia dengar. "Tentu saja tidak boleh." jawab Velove enteng. "Karena tujuan orang miskin menikah dengan orang kaya hanyalah untuk uang, bukan karena cinta!"Vanesha terkekeh. Lantas sikapny

  • Caught in Sugardady's Love   Demi Kehidupan!

    Tentu saja Vanesha menjadi tak tenang mengingat apa yang terjadi pada dirinya semalam. Di depan cermin ia menatap bayang dirinya. Perlahan meraba permukaan bibirnya yang kering. Lalu mengoleskan lipbalm pada permukaan itu. "Merubah skrip?! Yang benar saja!" gumamnya. Seperti mimpi baginya mengingat bagaimana tadi malam seorang bintang besar seperti Vander mengecup bibirnya. Entah apa ia harus bersyukur karena kecupan itu diberikan oleh pria tampan nan kaya, atau merasa terpuruk karena masa depannya dipertaruhkan demi uang. "Hh! Pasti bisa!" gumamnya kemudian sembari menatap wajahnya di depan cermin. "Apa yang aku lakukan adalah untuk diriku! Untuk melalui kesulitan yang selama ini membuatku tak bisa hidup dengan tenang!"Vanesha beranjak dari tempatnya. Ia mengepak kembali beberapa baju yang ia keluarkan dari lemarinya ke dalam koper. Karena kesepakatan itu mengharuskan dirinya menuruti ketentuan yang Vander berikan. Vanesha harus pindah dari t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status