Share

Kencan!

last update Last Updated: 2023-10-01 21:38:48

Entah sudah berapa kali Vanesha meneguk segelas air di hadapannya. Ia bahkan beberapa kali memanggil seorang pelayan untuk mengisi ulang air dalam gelasnya yang hampir kosong. Cuaca hari itu sangatlah dingin, namun entah mengapa keringat dingin terus mengucur di sekitar leher dan wajahnya. Ia juga merasa tak tenang dalam duduknya. Sesekali menarik mini dress berwarna merah jambu yang diberikan oleh Hesti tadi malam.

Dilihatnya keadaan sekitar restoran itu. Yah! Sungguh aneh karena lelaki yang menawarkan sebuah kencan itu memesan semua kursi yang ada. Seolah tempat itu mendukung pertemuan rahasianya malam ini. Ia melihat dua orang laki-laki bertubuh besar dengan pakaian serba hitam berjaga di depan restoran, lalu menyusul tiga orang laki-laki berpakaian serupa mendadak menutup tirai restoran hingga membuat Vanesha terperangah.

Kecemasan kembali melanda tatkala ia tak lagi bisa melihat sosok Hesti yang menjaganya di luar gedung. Lalu dengan tangan gemetaran ia pun mengirim sebuah pesan kepada Hesti.

‘Hesti, apa yang akan mereka lakukan padaku? Mereka menutup tirainya? Bagaimana jika kakek-kakek itu mencoba melakukan hal-hal aneh padaku? Bagaimana Hesti? Apa yang harus aku lakukan?’

Vanesha mengigit ujung bibirnya. Ia kembali melihat sekelilingnya. Dan tak lama muncul dua orang pelayan yang membawa menu. Menu yang sepertinya sudah dipersiapkan oleh lelaki misterius yang akan menjumpainya itu.

Vanesha masih menunggu jawaban Hesti. Namun ketika sebuah notifikasi ponselnya berbunyi, benda yang ada dalam genggamannya itu mendadak mati!

“Ah, sial! Lagi-lagi tiba-tiba seperti ini?!” gerutunya yang nyaris menangis karena berulang kali gagal untuk menyalakan kembali ponselnya. “Hesti.... Aku takut!” gumamnya yang perlahan mulai menangis sambil terus tak henti mencoba menyalakan benda dalam genggamannya.

“Vanesha Alkashia?”

Suara berat mengagetkan Vanesha yang menangisi ponselnya. Mendengar suara itu tentu membuat Vanesha semakin panik. Tangannya yang gemetaran perlahan mengusap titik air mata di sekitar wajahnya. Lalu mencoba menunjukkan wajahnya di hadapan sosok yang malam ini akan berkencan dengannya.

Kedua mata Vanesha terbelalak lebar saat mengetahui sosok yang berdiri di hadapannya itu sungguh di luar ekspetasinya. Matanya tak mampu berkedip ketika melihat lelaki yang akan mengencaninya itu adalah sosok publik figur yang tentu tak asing di matanya.

“Va-Vander Anderson?”

Bagai mimpi yang tak pernah terpikirkan bagi Vanesha ketika melihat sosok Vander Anderson di hadapannya. Vander Anderson adalah seorang aktor senior yang terjun ke dunia hiburan sejak usia belasan tahun. Aktingnya yang sangat bagus di setiap peran membuat lelaki itu dipuja-puja banyak wanita berbagai usia. Apalagi ketampanannya yang tak termakan usia. Di usianya yang sudah 38 tahun, Vander masih nampak muda dengan gaya kekinian yang menyulap penampilannya bak laki-laki berusia 20 tahunan.

Dengan senyuman ramah Vander duduk di hadapan Vanesha. Lelaki itu menatap Vanesha dengan tatapan tajamnya setelah menciutkan senyuman manis di bibirnya.

“Maaf, karena sudah membuatmu lama menunggu.” tukas Vander kemudian. “Ada satu scene yang ternyata harus diambil hari ini secara mendadak, jadi aku tak menyangka akan datang setelat ini untuk menemuimu, Vanesha.”

Vanesha masih nampak kikuk. Bahkan senyumannya pun nampak sangat aneh. Bagaimana tidak? Berduaan dengan seorang bintang adalah hal di luar dugaannya! Kini bukan hanya tubuhnya yang gemetaran ketika Vander menatap matanya, jantungnya pun terasa mau copot dibuatnya.

“Ti-tidak apa-apa, Tu-Tuan. Lagi pula a-aku pun baru beberapa menit duduk di sini.” jelas Vanesha yang mencoba keluar dari zona paniknya.

Vander kembali tersenyum, lalu beberapa kali menganggukkan kepala. Senyuman itu tentu saja membuat Vanesha semakin gemetaran! Degupan jantung pun kian menjadi karenanya.

“Bagaimana jika kita makan dahulu sebelum membicarakan sebuah kesepakatan?” tawar Vander.

“Kesepakatan?”

Dahi Vanesha berkerut. Wanita itu dibuat keheranan dengan satu tawaran asing Vander yang tentu belum ia dengar dari Hesti.

“Ya, ada satu kesepakatan yang perlu aku tawarkan sebelum kita berkencan.” jawab Vander yang kemudian meneguk segelas air di hadapannya.

Kedua mata Vanesha terbelalak ketika Vander menyebut kata ‘kencan’ dalam dialognya. Seolah ia masih tak yakin jika super star di hadapannya itu akan berkencan dengannya.

“Jadi, Tuan Vander benar-benar akan berkencan denganku?” tanya Vanesha dengan mata berbinar.

Vander melipat kedua tangannya di depan dada. Lalu bersandar dan dalam diamnya memperhatikan penampilan Vanesha lebih rinci dari sebelumnya. Wajahnya nampak seolah sedang berpikir, seketika membuat Vanesha kembali berdebar menantikan jawabannya.

“Tentu jika kamu menyetujui kesepakatannya.” jawabnya Vander usai menilai penampilan wanita bergaya glamoure di hadapannya.

“Baiklah!”

Dengan rasa penasaran yang terus bergemuruh Vanesha mencoba menikmati makanannya. Sesekali ia melirik ke arah Vander yang menikmati hidangan di atas meja dengan gaya elegan. Seketika pemandangan sempurna itu membuat Vanesha berpikir tentang alasan Vander mengadakan acara kencan rahasia seperti ini.

Tak berapa lama keduanya selesai menyantap hidangannya. Mereka menutup acara jamuan mewah itu dengan meneguk segelas orange juice di hadapan mereka. Lalu Vanesha pun perlahan mengelap bibirnya yang basah dengan tisu dan mulai membenarkan kembali posisi duduknya agar lebih tenang. Ia sudah tak sabar mendengar kesepakatan yang akan Vander tawarkan padanya.

“Sebelum aku mengatakan kesepakatan itu, kamu harus berjanji bahwa selamanya merahasiakan pertemuan ini. Sepakat atau tidaknya nanti, aku akan tetap membayarmu langsung ke rekening yang sudah kamu daftarkan pada perantaramu sebagai sumpahmu merahasiakan pertemuan ini. Bagaimana? Apa kamu bisa melakukannya?”

Vanesha berpikir sejenak.

“Kenapa Tuan tetap membayarku jika aku tidak menyepakati kesepakatan itu? Bukankah itu akan merugikan dirimu?” tanya Vanesha.

“Tentu saja tidak.” jawab Vander cepat. “Walaupun kau tidak menyepakatinya nanti, aku tetap bisa pegang janjimu merahasiakan hal ini dengan diterimanya sebuah nominal rupiah di rekening pribadimu. Selepas itu aku bisa mencari wanita lain lagi yang tidak keberatan dengan kesepakatan itu.”

Vanesha kembali terdiam. Ia kembali berpikir sebelum akhirnya bersiap diri menghadapi sebuah tawaran yang akan Vander katakan.

“Baiklah, Tuan. Kalau begitu, aku siap mendengar kesepakatan yang akan kau tawarkan itu.”

Vander mengangguk pelan, lalu melipat kembali kedua tangannya di depan dada. Ia menatap mata Vanesha lekat-lekat dari tempatnya berada.

“Jika kau setuju, kau akan berkencan denganku selama dua minggu. Tapi kita akan mengakui bahwa hubungan ini berjalan selama satu tahun di depan media. Setelah itu kau harus menikah denganku secara kontrak selama satu tahun. Bagaimana?” ujar Vander.

“Me-menikah?” Vanesha terkejut.

“Aku akan memberimu upah sebesar seratus juta rupiah setiap bulannya selama kita menjadi suami dan istri. Jika secara kontrak itu adalah upah kerjamu sebagai seseorang yang kusewa, secara media itu adalah besar nominalku untuk mencukupi kebutuhan istriku sehari-hari. Bagaimana?”

“Se-seratus juta?”

Vanesha masih terkejut. Seratus juta adalah nominal menggiurkan bagi jiwanya yang sangat miskin!

“Tapi selama itu, kau tak boleh menyentuhku kecuali di depan publik! Bagaimana? Deal?”

Vanesha terpaku. Yah, apa yang ia dengar bukanlah hal biasa. Pernikahan kontrak?! Tentu saja itu pekerjaan teraneh baginya. Istri?! Tentu saja itu menjadi jabatan paling gila baginya. Ia menjadi bimbang dengan apa yang harus ia katakan. Banyak ketakutan yang jua menyerang di balik sikap tenangnya.

Related chapters

  • Caught in Sugardady's Love   Kesepakatan

    "Ja-jadi, aku harus menikah dengan Tuan. I-itu artinya aku membantu Tuan membohongi publik?" Vanesha setengah meragu ketika menyuarakan rasa ingin tahunya yang lebih besar. Tapi, ia hanya ingin berhati-hati di balik suaranya itu. Ia tak mau merugi meski nyata menikah dengan sosok bintang besar seperti lelaki di hadapannya adalah impian semua orang. Vander! Wanita mana yang tak mau menikah dengannya! Lelaki lajang yang terkenal dengan bakat aktingnya sejak dini serta terlahir dari keluarga kaya raya! Semua wanita pasti akan pingsan mendengar ajakan laki-laki tampan yang bukan ukuran remaja lagi itu. Namun, bentuk wajah Vander yang terlampau muda dari usianya tak cukup merugikan bagi wanita yang akan menikah dengannya. Apalagi mendengar nominal rupiah sebagai imbalan menikah dengannya! Wanita mana pun pasti rela mengorbankan masa keemasannya untuk menjadi istri Vander. Tapi di luar semua itu, Vanesha tetap memikirkan bagaimana kelanjutan dirinya esok hari ketika tak lagi menjadi istr

    Last Updated : 2023-11-18
  • Caught in Sugardady's Love   Demi Kehidupan!

    Tentu saja Vanesha menjadi tak tenang mengingat apa yang terjadi pada dirinya semalam. Di depan cermin ia menatap bayang dirinya. Perlahan meraba permukaan bibirnya yang kering. Lalu mengoleskan lipbalm pada permukaan itu. "Merubah skrip?! Yang benar saja!" gumamnya. Seperti mimpi baginya mengingat bagaimana tadi malam seorang bintang besar seperti Vander mengecup bibirnya. Entah apa ia harus bersyukur karena kecupan itu diberikan oleh pria tampan nan kaya, atau merasa terpuruk karena masa depannya dipertaruhkan demi uang. "Hh! Pasti bisa!" gumamnya kemudian sembari menatap wajahnya di depan cermin. "Apa yang aku lakukan adalah untuk diriku! Untuk melalui kesulitan yang selama ini membuatku tak bisa hidup dengan tenang!"Vanesha beranjak dari tempatnya. Ia mengepak kembali beberapa baju yang ia keluarkan dari lemarinya ke dalam koper. Karena kesepakatan itu mengharuskan dirinya menuruti ketentuan yang Vander berikan. Vanesha harus pindah dari t

    Last Updated : 2023-11-18
  • Caught in Sugardady's Love   Unjuk Diri!

    Vanesha hanya diam dengan perasaan bingung ketika Velove tak berhenti memandanginya. Gugup? Tentu saja! Tapi, ia tak suka dengan cara Velove pada dirinya. "Jadi, kamu benar-benar wanita miskin?" tanya Velove. "Ternyata kakakku tidak berbohong jika ia akan menikah dengan..." Velove melanjutkan ucapannya itu dengan gerakan jarinya ke atas dan ke bawah, seolah menggambarkan bagaimana penampilan Vanesha yang biasa saja. Hal itu seketika membuat Vanesha tak bisa lagi menahan dirinya. Ia merasa muak melihat tingkah arogant dari Velove atas didirnya. "Kalo miskin kenapa? Apa orang miskin tidak boleh menikah dengan orang kaya seperti kakakmu?" tanya Vanesha dingin. Velove mengangguka pelan. Tersenyum smirk menanggapi perkataan Vanesha yang baru saja ia dengar. "Tentu saja tidak boleh." jawab Velove enteng. "Karena tujuan orang miskin menikah dengan orang kaya hanyalah untuk uang, bukan karena cinta!"Vanesha terkekeh. Lantas sikapny

    Last Updated : 2023-11-19
  • Caught in Sugardady's Love   Persiapan

    Vander menatap bayang dirinya di dalam cermin. Kala itu ia baru saja mengganti bajunya selepas mandi. Ia terbebas dari keringat yang membasahi kemejanya ketika mengantar Vanesha pulang untuk berdiskusi perihal kontrak pernikahan kembali tadi. Dan dalam diam lelaki itu mengingat bagaimana sosok Vanesha dengan sikapnya yang apa adanya. Lalu tersenyum saat mengingat cuplikan adegan yang sempat ia lihat tentang bagaimana wanita itu menghadapi adiknya yang galak. "Kak!""Astaga!" Kedatangan Velove di kamarnya tanpa mengetuk pintu sangat mengejutkan Vander. Lelaki itu bahkan mengelus dada dan menatap sosok Velove setengah melotot. Sementara Velove tampak acuh. Wanita muda itu merasa acuh dengan perbuatannya yang mengejutkan Vander. Velove langsung duduk di atas ranjang sang kakak sambil menatap sang kakak yang sedang merapikan rambutnya di depan cermin. "Kamu itu bukan anak SD lagi, Velove! Seharusnya kamu ketuk pintu dulu sebelum,-" Dan ucapan Vander tertahan dengan Velove yang mendadak

    Last Updated : 2023-11-25
  • Caught in Sugardady's Love   Bukan Cinderella

    Vanesha berdiam di depan loby apartement. Ia duduk di sofa panjang sembari memainkan ponselnya. Sesekali ia menghela napas, atau sekedar membenarkan posisi duduknya yang tak biasa dengan setelan dress mewah pemberian Vander. "Aku harus bagaimana jika bertemu dengan ibunya?" gumamnya sembari memutar-mutar ponselnya dengan satu tangan. "Dia memintaku bersikap apa adanya, seperti biasa, tapi dia memintaku berdandan seperti ini. Sungguh membingungkan!""Tak perlu bingung, karena aku bersamamu!"Vanesha terkejut ketika tanpa ia duga Vander sudah duduk di sampingnya. Lelaki itu dengan sangat enteng merangkul Vanesha hingga membuat beberapa orang yang berlalu di sekitar sama fokus pada mereka. Vanesha terpaku ketika Vander menatap matanya. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Seolah dunia berhenti untuknya. "Tu-Tuan Va-Vander?"Vanesha sedikit kikuk menyadari bagaimana aktor tampan itu merangkulnya. Pipinya juga memerah saat menatap senyuman lebar superstar yang biasanya hanya ia pandan

    Last Updated : 2023-11-29
  • Caught in Sugardady's Love   Menghadapi Ratu Sebenarnya!

    'Sampai akhir hayat? Semudah itu ia mengatakannya?! Ck, benar-benar seorang aktor yang hebat!' batin Vanesha di sela senyuman yang ia layangkan pada semua mata kamera awak media di hadapannya. Ia hanya bisa menatap mereka dan tersenyum, sesuai bagaimana Vander memberi titahnya di dalam perjalanan tadi. Meski ada debar dasyat dalam benak ketika tangan besar Vander yang mulus itu menggenggam tangannya, Vanesha berusaha nampak se-relax mungkin. Selain ingin memenangkan sandiwaranya di depan awak media, ia juga tak mau membuat Vander yang selalu bangga dengan ketampanannya itu semakin besar kepala. "Cukup sampai di sini, kita akan bertemu di jumpa pers nanti, ya! Kami mohon pamit dulu, karena kebetulan Mama sedang menunggu di dalam!" jelas Vander yang seketika membuat para wartawan di hadapannya itu berbinar mendengar kalimat akhirnya. Mereka juga berdecak kagum sambil melanjutkan pengambilan gambar ketika sosok Nyonya Ana nampak menyapa mereka dari mulut pintu. Tentu kehadiran sosok ib

    Last Updated : 2023-12-01
  • Caught in Sugardady's Love   Berdebar?

    ‘I-ingin menyentuh? A-apa laki-laki gila i-itu sedang memperdalam perannya?! Tapi, me-mengapa matanya ketika menatapku...’ Tentu Vanesha tak bisa melupakan kata-kata akhir Vander yang tak hanya mengejutkan Nyonya Ana selaku ibunya, nyata perkataan itu sama mengejutkan bagi Vanesha. Terlebih lagi cara pandang Vander yang membingungkan. Membuatnya dilema tatkala melihat wajah itu ketika berlakon sebagai seorang kekasih di depan matanya. Hingga saat detik Vander tengah mengantar dirinya pulang pun sorot mata laki-laki itu benar-benar tak bisa ia lupakan. “Kita mampir ke mini market sebentar ya? Aku harus membeli beberapa benda untuk syutingku besok.” tukas Vander yang kemudian segera turun dari mobil setelah Vanesha menganggukkan kepalanya. Dari kaca jendela mobil yang nampak gelap dari luar itu ia memperhatikan langkah seorang aktor dengan pakaian serba hitam dan topi beserta masker bewarna senada yang ia kenakan. Ia mencoba menerka gerak tubuh yang sedang tampil misterius itu, Dahi V

    Last Updated : 2023-12-05
  • Caught in Sugardady's Love   Laki-laki Tua yang Mendebarkan!

    Mendadak keduanya terpaku. Baik Vanesha maupun Vander, keduanya terhanyut dalam debar. Vander merasa mata sejuk milik Vanesha itu menyihir dirinya. Namun kesadarannya dengan cepat merubah ekspresi wajahnya itu kembali datar. Ia tersenyum smirk dengan satu alis tebalnya yang terangkat seolah tengah menganggap remeh Vanesha yang masih terbelalak karena sikapnya. "Berdebar kan?" godanya tanpa peduli nyata benar dirinya pun jua tengah berdebar. Sontak hal itu membuat Vanesha tersadar dan langsung mendorong Vander agar menjauh dari tubuhnya. "Wanita di luar sana mungkin iya, tapi tidak dengan aku!" elak Vanesha sembari membuang pandangannya keluar jendela. Hal itu membuat Vander terkekeh. "Jelas pipimu memerah! Apa artinya jika bukan karena berdebar?!" Perkataan Vander membuat Vanesha perlahan meraba kedua pipinya. Lalu melirik lelaki yang sungguh berhasil menggodanya. "Itu karena blush on!" tukasnya lalu menarik diri dan membuang pandangannya ke arah yang berlawanan agar tak menatap

    Last Updated : 2023-12-15

Latest chapter

  • Caught in Sugardady's Love   Lelaki yang Manis...

    Menyadari bahwa dirinya tak sanggup untuk lama berdiri, Vander meminta Vanesha memapahnya ke sebuah kamar utama. Maka dengan susah payah Vanesha berusaha memapah tubuh besar itu untuk menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar utama. Dan beruntung Vanesha dapat bertahan membawa lelaki itu hingga membantunya tidur di atas ranjang. Perlahan-lahan Vanesha membuka sepatu kets yang Vander kenakan. Lalu membantu lelaki itu membuka kemejanya untuk menghilangkan rasa gerah. Ia juga mengatur suhu ruangan itu setelah mendengar interupsi dari Vander tentang suhu yang biasa ia pakai. "Tuan beristirahatlah, aku akan turun untuk menyiapkan air hangat.""Terimakasih Vanes..." tukas Vander seraya meraih tangan Vanesha, memandang wanita itu dengan mata sayu sebab suhu tubuh yang tak nyaman. Tentu genggaman itu berhasil membuat Vanesha berdebar, bahkan pipinya memerah karena sentuhan tangan Vander. Namun Vanesha tau diri. Karena tidak mungkin lelaki berperawakan sempurna itu akan menyukainya. "Sa

  • Caught in Sugardady's Love   Penawar Luka

    Setelah sepakat, Vander membawa Vanesha ke kediamannya. Bukan rumah keluarga besar dimana ada adik serta ibu Vander berada, namun tempat tinggal yang selama ini hanya di huni oleh Vander dan managernya. Vander mengajak Vanesha ke sana karena benar setiba mereka di sana terlihat seorang wanita berdiri di depan mobil mewah miliknya yang berparkir di depan rumah Vander. Di tengah terpesonanya Vanesha yang menamatkan wajah cantik wanita itu di kejauhan, ia dikejutkan dengan Vander yang tiba-tiba meraih tangannya. Seketika membuat jantungnya berdebar kencang saat menatap wajah nyaris sempurna Vander meski tanpa senyuman. “Kau hanya perlu di sampingku dan ikut masuk ke dalam. Apapun yang ia katakan ataupun yang ia tanyakan, kau tak perlu menjawabnya. Sampai di sini apa kau mengerti?” tukas Vander kemudian. “I-iya..” jawab Vanesha setengah gemetar ditatap tajam oleh Vander kala itu. “Ayo kita keluar!” Vanesha kembali mengangguk, lalu mengikuti langkah Vander keluar dari mobil setelah san

  • Caught in Sugardady's Love   Laki-laki Tua yang Mendebarkan!

    Mendadak keduanya terpaku. Baik Vanesha maupun Vander, keduanya terhanyut dalam debar. Vander merasa mata sejuk milik Vanesha itu menyihir dirinya. Namun kesadarannya dengan cepat merubah ekspresi wajahnya itu kembali datar. Ia tersenyum smirk dengan satu alis tebalnya yang terangkat seolah tengah menganggap remeh Vanesha yang masih terbelalak karena sikapnya. "Berdebar kan?" godanya tanpa peduli nyata benar dirinya pun jua tengah berdebar. Sontak hal itu membuat Vanesha tersadar dan langsung mendorong Vander agar menjauh dari tubuhnya. "Wanita di luar sana mungkin iya, tapi tidak dengan aku!" elak Vanesha sembari membuang pandangannya keluar jendela. Hal itu membuat Vander terkekeh. "Jelas pipimu memerah! Apa artinya jika bukan karena berdebar?!" Perkataan Vander membuat Vanesha perlahan meraba kedua pipinya. Lalu melirik lelaki yang sungguh berhasil menggodanya. "Itu karena blush on!" tukasnya lalu menarik diri dan membuang pandangannya ke arah yang berlawanan agar tak menatap

  • Caught in Sugardady's Love   Berdebar?

    ‘I-ingin menyentuh? A-apa laki-laki gila i-itu sedang memperdalam perannya?! Tapi, me-mengapa matanya ketika menatapku...’ Tentu Vanesha tak bisa melupakan kata-kata akhir Vander yang tak hanya mengejutkan Nyonya Ana selaku ibunya, nyata perkataan itu sama mengejutkan bagi Vanesha. Terlebih lagi cara pandang Vander yang membingungkan. Membuatnya dilema tatkala melihat wajah itu ketika berlakon sebagai seorang kekasih di depan matanya. Hingga saat detik Vander tengah mengantar dirinya pulang pun sorot mata laki-laki itu benar-benar tak bisa ia lupakan. “Kita mampir ke mini market sebentar ya? Aku harus membeli beberapa benda untuk syutingku besok.” tukas Vander yang kemudian segera turun dari mobil setelah Vanesha menganggukkan kepalanya. Dari kaca jendela mobil yang nampak gelap dari luar itu ia memperhatikan langkah seorang aktor dengan pakaian serba hitam dan topi beserta masker bewarna senada yang ia kenakan. Ia mencoba menerka gerak tubuh yang sedang tampil misterius itu, Dahi V

  • Caught in Sugardady's Love   Menghadapi Ratu Sebenarnya!

    'Sampai akhir hayat? Semudah itu ia mengatakannya?! Ck, benar-benar seorang aktor yang hebat!' batin Vanesha di sela senyuman yang ia layangkan pada semua mata kamera awak media di hadapannya. Ia hanya bisa menatap mereka dan tersenyum, sesuai bagaimana Vander memberi titahnya di dalam perjalanan tadi. Meski ada debar dasyat dalam benak ketika tangan besar Vander yang mulus itu menggenggam tangannya, Vanesha berusaha nampak se-relax mungkin. Selain ingin memenangkan sandiwaranya di depan awak media, ia juga tak mau membuat Vander yang selalu bangga dengan ketampanannya itu semakin besar kepala. "Cukup sampai di sini, kita akan bertemu di jumpa pers nanti, ya! Kami mohon pamit dulu, karena kebetulan Mama sedang menunggu di dalam!" jelas Vander yang seketika membuat para wartawan di hadapannya itu berbinar mendengar kalimat akhirnya. Mereka juga berdecak kagum sambil melanjutkan pengambilan gambar ketika sosok Nyonya Ana nampak menyapa mereka dari mulut pintu. Tentu kehadiran sosok ib

  • Caught in Sugardady's Love   Bukan Cinderella

    Vanesha berdiam di depan loby apartement. Ia duduk di sofa panjang sembari memainkan ponselnya. Sesekali ia menghela napas, atau sekedar membenarkan posisi duduknya yang tak biasa dengan setelan dress mewah pemberian Vander. "Aku harus bagaimana jika bertemu dengan ibunya?" gumamnya sembari memutar-mutar ponselnya dengan satu tangan. "Dia memintaku bersikap apa adanya, seperti biasa, tapi dia memintaku berdandan seperti ini. Sungguh membingungkan!""Tak perlu bingung, karena aku bersamamu!"Vanesha terkejut ketika tanpa ia duga Vander sudah duduk di sampingnya. Lelaki itu dengan sangat enteng merangkul Vanesha hingga membuat beberapa orang yang berlalu di sekitar sama fokus pada mereka. Vanesha terpaku ketika Vander menatap matanya. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Seolah dunia berhenti untuknya. "Tu-Tuan Va-Vander?"Vanesha sedikit kikuk menyadari bagaimana aktor tampan itu merangkulnya. Pipinya juga memerah saat menatap senyuman lebar superstar yang biasanya hanya ia pandan

  • Caught in Sugardady's Love   Persiapan

    Vander menatap bayang dirinya di dalam cermin. Kala itu ia baru saja mengganti bajunya selepas mandi. Ia terbebas dari keringat yang membasahi kemejanya ketika mengantar Vanesha pulang untuk berdiskusi perihal kontrak pernikahan kembali tadi. Dan dalam diam lelaki itu mengingat bagaimana sosok Vanesha dengan sikapnya yang apa adanya. Lalu tersenyum saat mengingat cuplikan adegan yang sempat ia lihat tentang bagaimana wanita itu menghadapi adiknya yang galak. "Kak!""Astaga!" Kedatangan Velove di kamarnya tanpa mengetuk pintu sangat mengejutkan Vander. Lelaki itu bahkan mengelus dada dan menatap sosok Velove setengah melotot. Sementara Velove tampak acuh. Wanita muda itu merasa acuh dengan perbuatannya yang mengejutkan Vander. Velove langsung duduk di atas ranjang sang kakak sambil menatap sang kakak yang sedang merapikan rambutnya di depan cermin. "Kamu itu bukan anak SD lagi, Velove! Seharusnya kamu ketuk pintu dulu sebelum,-" Dan ucapan Vander tertahan dengan Velove yang mendadak

  • Caught in Sugardady's Love   Unjuk Diri!

    Vanesha hanya diam dengan perasaan bingung ketika Velove tak berhenti memandanginya. Gugup? Tentu saja! Tapi, ia tak suka dengan cara Velove pada dirinya. "Jadi, kamu benar-benar wanita miskin?" tanya Velove. "Ternyata kakakku tidak berbohong jika ia akan menikah dengan..." Velove melanjutkan ucapannya itu dengan gerakan jarinya ke atas dan ke bawah, seolah menggambarkan bagaimana penampilan Vanesha yang biasa saja. Hal itu seketika membuat Vanesha tak bisa lagi menahan dirinya. Ia merasa muak melihat tingkah arogant dari Velove atas didirnya. "Kalo miskin kenapa? Apa orang miskin tidak boleh menikah dengan orang kaya seperti kakakmu?" tanya Vanesha dingin. Velove mengangguka pelan. Tersenyum smirk menanggapi perkataan Vanesha yang baru saja ia dengar. "Tentu saja tidak boleh." jawab Velove enteng. "Karena tujuan orang miskin menikah dengan orang kaya hanyalah untuk uang, bukan karena cinta!"Vanesha terkekeh. Lantas sikapny

  • Caught in Sugardady's Love   Demi Kehidupan!

    Tentu saja Vanesha menjadi tak tenang mengingat apa yang terjadi pada dirinya semalam. Di depan cermin ia menatap bayang dirinya. Perlahan meraba permukaan bibirnya yang kering. Lalu mengoleskan lipbalm pada permukaan itu. "Merubah skrip?! Yang benar saja!" gumamnya. Seperti mimpi baginya mengingat bagaimana tadi malam seorang bintang besar seperti Vander mengecup bibirnya. Entah apa ia harus bersyukur karena kecupan itu diberikan oleh pria tampan nan kaya, atau merasa terpuruk karena masa depannya dipertaruhkan demi uang. "Hh! Pasti bisa!" gumamnya kemudian sembari menatap wajahnya di depan cermin. "Apa yang aku lakukan adalah untuk diriku! Untuk melalui kesulitan yang selama ini membuatku tak bisa hidup dengan tenang!"Vanesha beranjak dari tempatnya. Ia mengepak kembali beberapa baju yang ia keluarkan dari lemarinya ke dalam koper. Karena kesepakatan itu mengharuskan dirinya menuruti ketentuan yang Vander berikan. Vanesha harus pindah dari t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status