Share

[059] Bangkit Sementara (2)

Penulis: Chyruszair
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-06 18:48:22

‘Bajunya–’ Mata Ophelia melebar. Mulutnya sedikit ternganga. ‘Ledakan tadi pasti membuat Ilkay kehilangan fokus.’ Hingga, dia kembali pada keadaan Ilkay yang saat ini bertarung melawan Hydra.

[]

Ophelia POV

‘Bajunya–’

Aku melebarkan mata dan bahkan mulutnya menganga melihat ujung bajunya sedikit robek dan penampilannya yang kusut.

Kucoba untuk tenang, sambil menatap Ilkay.

‘Ledakan tadi pasti membuat Ilkay kehilangan fokus.’

Aku pun mengalihkan pandangan. Menjatuhkan pandanganku pada monster yang ternyata sudah menyadari keberadaan kami. Akan tetapi, Ilkay tampak tidak mengetahui ada monster yang sedang menatap kami dengan intens.

Tanganku bergerak mengarah ke monster tersebut dan monster itu pun bergerak bersamaan aku memegang tangan kananku.

Kedua bahuku terangkat, spontan mataku memejam melihat monster besar tersebut bergerak cepat.

‘Bagaimana cara mengeluarkan kekuatan tadi!?’ pikirku.

Pikiranku terus tertuju pada kejadian yang sebelumnya. Dimana secara tiba-tiba ledakan terjadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [060] Tempat Peristirahatan (1)

    “Kekuatan?” tanya Ilkay. Aku mengangguk. “Purnama bulan merah.” Dapat kurasakan keheningan yang mencekam. Melihat Ilkay dengan mata yang sedikit melebar, menunjukkan manik mata biru permata yang indah, lalu mulut tertutup rapat seakan dia terkejut mendengar ucapanku tadi. “Kau tahu cara mengendalikannya?” tanya Ilkay. Barusan, kekuatanku muncul bisa kemungkinan karena untuk melindungiku … tapi, dibilang melindungi, kenapa saat itu aku tidak dilindunginya? Tubuh yang mudah hancur ini tidak tahu cara mengeluarkan kekuatan, apalagi mengendalikannya. Aku pun menggeleng hebat. Menatap Ilkay dengan rasa penuh bersalah dengan kening mengernyit dan mulut cemberut. “Tidak. Aku tidak tahu. Kekuatan itu muncul begitu saja,” jawabku. Entah mengapa … aku merasa diriku yang dulu, bahkan yang sekarang sama-sama merepotkan. “Jadi, dia muncul saat-saat yang genting, huh?” Ilkay bergumam, tapi aku dapat mendengar ucapannya dengan jelas. Kepalaku terangkat untuk melihat wajahnya lagi. Sambil b

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [061] Tempat Peristirahatan (2)

    Aku hanya mengikutinya dari belakang. Lagi dan lagi, entah mengapa aku terlalu menurut pada pria itu.Langkah demi langkah, kudengar terus suara tebasan semak belukar yang ada di depanku. Hanya menggunakan pedang panjang, dia memotongnya dalam sekali tebasan. Begitu hebat dan kuat.Aku pun menengadah. Secara perlahan, langit mulai menggelap. Kini, langit berwarna jingga telah berubah menjadi biru gelap yang dihiasi oleh bintang-bintang.Suara hewan yang ada di hutan ini cukup mengerikan, sunyi senyap yang ditemani dengan suara lolongan.Ilkay tadi mengatakan akan membawanya ke tempat istirahat, tapi maksud dari istirahat tersebut apa?Tak berani mulutku bergerak untuk menanykanannya. Aku diam membisu seperti anak ayam yang baru saja dikenai berang sama induknya. Lalu, mengekor ke sana kemari dalam diam.“Kita sampai,” ucap Ilkay.Aku mengalihkan pandangan. Menatap kakinya yang tidak lagi melangkah. Aku pun ikut berhenti.Kutatap punggungnya yang lebar, lalu bergerak menyamping untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [062] Kenyataan yang Tak Terduga (1)

    “Aku akan jelaskan nanti– jadi, kalian akan membiarkanku berdiri di sini?”Lantas, dua wanita yang tampaknya sangat mengenal Ilkay itu segera berdiri. Mereka beranjak, sambil membungkuk, dan salah satu mereka berjalan mendekati pintu.Pintu tersebut digedor, sampai seorang pria berzirah membuka pintu dengan raut wajah masamnya.Mulutnya hendak terbuka menanyakan apa yang terjadi, tapi kembali tertutup bersamaan dengan mata membelalak kaget.“Oh– Astaga– HORMAT SAYA PADA YANG MULIA.”Aku tercengang. Melihat ksatria tersebut juga menunjukkan sikap yang sama dengan dua pelayan wanita itu.‘Sebenarnya, apa yang terjadi?’Tidak mungkin jika pria di hadapanku saat ini merupakan orang yang disegani atau bisa dibilang dari keluarga kerajaan.Namun, jika dilihat-dilihat, perawakan yang berwibawa dengan senyum profesional, terlihat seperti bangsawan ataupun keluarga kerajaan yang telah diajarkan cara menyimpan masalah melalui senyum manis mereka.Pelajaran etika yang tidak pernah diajarkan pada

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [063] Kenyataan yang Tak Terduga (2)

    “Siapa gadis itu, Yang Mulia?”Aku menutup mulutku dengan rapat. Kedua alis terangkat dan tubuhku seperti menjadi patung.Bisikan-bisikan semakin terdengar jelas dari belakang. Para pelayan itu semakin menunjukkan rasa penasarannya satu sama lain.Tak bisa berkata-kata, aku pun terus menatap punggung kekar Ilkay yang dibalut jubah kumuh.“Vander,” panggil Ilkay.Pria bernama Vander itu menatap Ilkay penuh penasaran. Tatapan seolah tidak ada tujuan untuk hidup, hanya mengikuti perintah dari seseorang.“Akan kujelaskan nanti setelah kita makan malam. Kau pastinya belum makan malam, bukan?” tanya Ilkay.Terlihat bahwa Vander tertegun. Dia membungkuk, tangan kirinya di letakkan di dada. Tanpa melihat Ilkay, pandangannya tertuju pada tanah.“Ya, Yang Mulia. Akan saya pinta pada kepala koki untuk memasakkannya,” balas Vander.Ilkay mengangguk. Dia berbalik secara tiba-tiba, membuatku terperanjat kaget.Wajah berseri tak pernah pudar di wajahnya setelah memasuki mansion ini. Matanya menatap

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [001] Pelarian

    "Tuan Putri!" Teriakan itu membuatku menoleh ke belakang, tapi derap langkah kakiku tidak kian melambat. Aku terus berlari menyusuri rimbunnya hutan belukar. "Berhenti!" "Jangan menoleh!" teriak seorang lain yang berada di depanku, pria yang berlari sembari menggenggam tanganku dengan erat. "Teruslah berlari!" perintahnya dengan wajah serius dan penuh tekad. Sesuai dengan apa yang dia inginkan, aku terus berlari tanpa henti melalui hutan yang pohon-pohonnya menjulang tinggi. Entah berapa lama telah berlalu sejak aku berlari bersama pria ini, ksatria asing yang tak kuingat namanya. Aku mungkin tidak mampu mengingat namanya, tapi aku ingat bahwa dia rela melakukan pengkhianatan besar terhadap sang raja hanya karena dirinya jatuh hati padaku. Terdengar klise dan konyol? Tentu saja. Namun, aku mengerti akan perasaannya yang bahkan rela memberikan seluruh hidupnya demi cintanya kepadaku. "Kau akan membawaku ke mana?" tanyaku di sela-sela na

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [002] Hari Pertama

    Aku membuka mata begitu mendengar suara kicauan burung yang membawaku keluar dari mimpi buruk. Cahaya matahari benar-benar menyambutku secara langsung. Aku bangkit dari tidur dengan tubuh terasa remuk. "Apa barusan aku bermimpi?" Kutatap langit biru yang indah tanpa adanya awan. "Jangan-jangan aku berhasil melarikan diri dari "penjara itu"?" Tak kusangka kami berhasil. Pelarian yang sungguh menegangkan. Aku bangkit dari tidur, membersihkan pakaianku yang kotor karena tanah, lalu menatap tanah becek–membuatku keheranan. Kemudian, aku menyadari bahwa aku telah berada di suatu tempat berupa gang yang terhimpit oleh dua bangunan tinggi. "Ini ... di mana?" tanyaku pada diri sendiri. "Bukankah ... sebelumnya aku berada di dalam hutan?" Hutan belukar di mana terdapat pohon-pohon menjulang, kini berubah menjadi gedung tinggi yang hampir berhimpit. "Mungkinkah aku dibawa oleh pria itu?" gumamku. Tubuhku hendak beranjak dari duduk, tetapi kepala

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [003] Pengembara dan Bandit

    "Apa kau tahu ke arah mana aku bisa ke Kerajaan Lotus?" tanya pria berjubah kepada–yang sepertinya–pemilik toko. Seperti tersengat listrik, tubuhku merinding. Dari balik dinding toko yang telah tutup, di seberang toko yang dipenuhi orang-orang berbadan kekar–berwajah sangar, aku mendengar suara pria berjubah itu dengan jelas dan suara orang-orang yang berada di dalam toko ini sedang menertawakannya. "Untuk apa kau ke tempat itu?" tanya sang pemilik toko. "Itu–" "Oh." Belum sempat ia menjawab, pemilik toko itu justru menyelanya. "Bukankah Kerajaan Lotus hanya bualan orang kota?" Tak lama setelah ia berbicara dengan nada remehnya, semua orang yang berada di dalam toko itu pun tertawa. Mereka tertawa puas sambil menunjuk wajah pria yang baru saja mendatangi tempat tersebut, sedangkan aku yang mendengar tawa mereka menahan emosi karena ketidaksopanan mereka terhadap pengembara. Ah, mengapa aku tersulut emosi? "Cerita itu berasal da

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [004] Suasana Menegangkan

    Tubuhnya lebih kecil dari bandit-bandit itu. Berdiri di tengah-tengah para bandit membuat dirinya menghilang. "Tidak ada gunanya bertarung dengan pria berbadan kekar tapi otak kosong, lebih baik aku bertarung melawan babi hutan." Dia berkata dengan begitu santai kepada orang-orang di sekitarnya yang sudah tersulut emosi. Begitu santainya sampai aku dapat melihat sorot mata dari iris birunya begitu sangat indah. "BERANI SEKALI KAU!?" Namun, seorang pria berbadan kekar membentaknya. Dia telah mengeluarkan kepulan asap dari lubang hidungnya. Sungguh pria misterius itu memiliki nyali yang luar biasa. Saat ini, suasana semakin panas ketika para bandit beranjak dari tempat duduknya. "Bukankah itu benar?" Namun, pria berjubah tersebut tetap berbicara dengan santai. Mengabaikan tatapan penuh perlawanan kepadanya dan parahnya, seakan mengajak mereka semua untuk bertarung melawannya. Aku menyaksikan semua ini dari kejauhan, juga melihat

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09

Bab terbaru

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [063] Kenyataan yang Tak Terduga (2)

    “Siapa gadis itu, Yang Mulia?”Aku menutup mulutku dengan rapat. Kedua alis terangkat dan tubuhku seperti menjadi patung.Bisikan-bisikan semakin terdengar jelas dari belakang. Para pelayan itu semakin menunjukkan rasa penasarannya satu sama lain.Tak bisa berkata-kata, aku pun terus menatap punggung kekar Ilkay yang dibalut jubah kumuh.“Vander,” panggil Ilkay.Pria bernama Vander itu menatap Ilkay penuh penasaran. Tatapan seolah tidak ada tujuan untuk hidup, hanya mengikuti perintah dari seseorang.“Akan kujelaskan nanti setelah kita makan malam. Kau pastinya belum makan malam, bukan?” tanya Ilkay.Terlihat bahwa Vander tertegun. Dia membungkuk, tangan kirinya di letakkan di dada. Tanpa melihat Ilkay, pandangannya tertuju pada tanah.“Ya, Yang Mulia. Akan saya pinta pada kepala koki untuk memasakkannya,” balas Vander.Ilkay mengangguk. Dia berbalik secara tiba-tiba, membuatku terperanjat kaget.Wajah berseri tak pernah pudar di wajahnya setelah memasuki mansion ini. Matanya menatap

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [062] Kenyataan yang Tak Terduga (1)

    “Aku akan jelaskan nanti– jadi, kalian akan membiarkanku berdiri di sini?”Lantas, dua wanita yang tampaknya sangat mengenal Ilkay itu segera berdiri. Mereka beranjak, sambil membungkuk, dan salah satu mereka berjalan mendekati pintu.Pintu tersebut digedor, sampai seorang pria berzirah membuka pintu dengan raut wajah masamnya.Mulutnya hendak terbuka menanyakan apa yang terjadi, tapi kembali tertutup bersamaan dengan mata membelalak kaget.“Oh– Astaga– HORMAT SAYA PADA YANG MULIA.”Aku tercengang. Melihat ksatria tersebut juga menunjukkan sikap yang sama dengan dua pelayan wanita itu.‘Sebenarnya, apa yang terjadi?’Tidak mungkin jika pria di hadapanku saat ini merupakan orang yang disegani atau bisa dibilang dari keluarga kerajaan.Namun, jika dilihat-dilihat, perawakan yang berwibawa dengan senyum profesional, terlihat seperti bangsawan ataupun keluarga kerajaan yang telah diajarkan cara menyimpan masalah melalui senyum manis mereka.Pelajaran etika yang tidak pernah diajarkan pada

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [061] Tempat Peristirahatan (2)

    Aku hanya mengikutinya dari belakang. Lagi dan lagi, entah mengapa aku terlalu menurut pada pria itu.Langkah demi langkah, kudengar terus suara tebasan semak belukar yang ada di depanku. Hanya menggunakan pedang panjang, dia memotongnya dalam sekali tebasan. Begitu hebat dan kuat.Aku pun menengadah. Secara perlahan, langit mulai menggelap. Kini, langit berwarna jingga telah berubah menjadi biru gelap yang dihiasi oleh bintang-bintang.Suara hewan yang ada di hutan ini cukup mengerikan, sunyi senyap yang ditemani dengan suara lolongan.Ilkay tadi mengatakan akan membawanya ke tempat istirahat, tapi maksud dari istirahat tersebut apa?Tak berani mulutku bergerak untuk menanykanannya. Aku diam membisu seperti anak ayam yang baru saja dikenai berang sama induknya. Lalu, mengekor ke sana kemari dalam diam.“Kita sampai,” ucap Ilkay.Aku mengalihkan pandangan. Menatap kakinya yang tidak lagi melangkah. Aku pun ikut berhenti.Kutatap punggungnya yang lebar, lalu bergerak menyamping untuk m

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [060] Tempat Peristirahatan (1)

    “Kekuatan?” tanya Ilkay. Aku mengangguk. “Purnama bulan merah.” Dapat kurasakan keheningan yang mencekam. Melihat Ilkay dengan mata yang sedikit melebar, menunjukkan manik mata biru permata yang indah, lalu mulut tertutup rapat seakan dia terkejut mendengar ucapanku tadi. “Kau tahu cara mengendalikannya?” tanya Ilkay. Barusan, kekuatanku muncul bisa kemungkinan karena untuk melindungiku … tapi, dibilang melindungi, kenapa saat itu aku tidak dilindunginya? Tubuh yang mudah hancur ini tidak tahu cara mengeluarkan kekuatan, apalagi mengendalikannya. Aku pun menggeleng hebat. Menatap Ilkay dengan rasa penuh bersalah dengan kening mengernyit dan mulut cemberut. “Tidak. Aku tidak tahu. Kekuatan itu muncul begitu saja,” jawabku. Entah mengapa … aku merasa diriku yang dulu, bahkan yang sekarang sama-sama merepotkan. “Jadi, dia muncul saat-saat yang genting, huh?” Ilkay bergumam, tapi aku dapat mendengar ucapannya dengan jelas. Kepalaku terangkat untuk melihat wajahnya lagi. Sambil b

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [059] Bangkit Sementara (2)

    ‘Bajunya–’ Mata Ophelia melebar. Mulutnya sedikit ternganga. ‘Ledakan tadi pasti membuat Ilkay kehilangan fokus.’ Hingga, dia kembali pada keadaan Ilkay yang saat ini bertarung melawan Hydra.[]Ophelia POV‘Bajunya–’ Aku melebarkan mata dan bahkan mulutnya menganga melihat ujung bajunya sedikit robek dan penampilannya yang kusut.Kucoba untuk tenang, sambil menatap Ilkay.‘Ledakan tadi pasti membuat Ilkay kehilangan fokus.’Aku pun mengalihkan pandangan. Menjatuhkan pandanganku pada monster yang ternyata sudah menyadari keberadaan kami. Akan tetapi, Ilkay tampak tidak mengetahui ada monster yang sedang menatap kami dengan intens.Tanganku bergerak mengarah ke monster tersebut dan monster itu pun bergerak bersamaan aku memegang tangan kananku.Kedua bahuku terangkat, spontan mataku memejam melihat monster besar tersebut bergerak cepat.‘Bagaimana cara mengeluarkan kekuatan tadi!?’ pikirku.Pikiranku terus tertuju pada kejadian yang sebelumnya. Dimana secara tiba-tiba ledakan terjadi

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [058] Bangkit Sementara (1)

    “Apa tidak ada yang bisa aku bantu?" tanyaku, meskipun tak ada orang yang mendengar pertanyaanku. Lagi-lagi aku mendengus. Tapi, kali ini perasaanku berbeda dari sebelumnya. Tubuhku secara tiba-tiba menggigil dan sesuatu yang ada di belakangku membuat tubuhku membeku. Bayangan yang besar ada di bawah, dan aku dapat menduga siapa yang ada di belakang hanya dengan hangatnya nafas yang mengepul mengenai puncak kepalaku. Mataku melebar, mulutku terkunci, dan suaraku tercekat hanya untuk berteriak. Aku dapat menduga bahwa sesuatu yang besar mengancam nyawaku dan ketika aku berbalik– Ledakan pun terjadi. [] Ilkay berusaha menghindari serangan semburan api yang keluar dari mulut Hybrid. Dia terperanjat kaget ketika mendapati suara ledakan yang begitu nyaring dan besar berada di dekatnya. “Suara apa itu!?” tanyanya. Sempat untuk membalikkan tubuh, mengalihkan pandangan tepatnya pada tempat Ophelia bersembunyi. Ilkay melebarkan mata. Dia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, tapi

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [057] Dua Monster (2)

    “Setidaknya, biarkan aku membantumu,” pintaku, seakan memelas kepada Ilkay.Namun, alih-alih mendapat izin, Ilkay justru tertawa sinis. Ya, aku yakin dia sedang merendahkanku.“Apa yang bisa kau lakukan?” tanya Ilkay.Pada saat itu, suara lolongan dari serigala terdengar dari dekat. Itu berasal dari monster yang baru saja datang ke tempat ini. Badannya sangat besar, tapi bisa dikatakan sebagai badak. Pada pundaknya, terdapat duri-duri seperti landak dengan ujungnya yang berwarna merah. Seolah merah merupakan darah para penjelajah atau pemburu yang gagal melawannya. Sedangkan wajahnya … seperti serigala dengan mulut yang panjang dan telinga seperti singa. Semua giginya merupakan gigi taring dan itu pun dipenuhi dengan lendir.‘Mo

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [056] Dua Monster (1)

    Aku pun menggeleng hebat yang membuat Ilkay mengernyit.“Kenapa?” tanya Ilkay meminta penjelasan akan sikapku.“Kau ingin melawannya?” tanyaku.Mendengar pertanyaan yang dilontarkan padanya, Ilkay pun menjawab,“Jika aku tidak melakukan itu, mereka akan tetap berada di sini.”Pandangannya berganti pada Hydra yang tak kunjung beranjak dari tempatnya. Sorot mata Ilkay menajam dan tangan yang disembunyikan dari jubah yang sedang dikenakan itu ia keluarkan. Terlihat jelas pedang yang pernah sekali ia gunakan.“Hydra dapat mencium bau manusia dan selama kita tidak muncul, mereka akan tetap berada di tempat ini.”

  • Catatan Setelah Kematian Putri Ophelia   [055] Hydra (2)

    "Kau ...."Ilkay mengeluarkan suaranya, tapi suara tersebut terhenti begitu saja, sampai tangannya bergerak menuju tangan dan menutup wajahnya. Ia mendengus sambil mengusap wajah dengan kasar.Sebenarnya, aku tidak peduli dengan reaksinya. Tapi, melihat pria pengembara itu terlihat frustasi, aku pun mengalihkan pandangan.Aku mencoba untuk berdiri dan membersihkan kedua tangan dengan baju, tapi– ah, sayang sekali jika baju ini kotor. Hanya ada satu baju yang tidak dapat diganti sebelum pria pengembara dengan rambut pirang itu mau membelikanku baju lagi; meskipun itu tidak mungkin.Ilkay yang ada di sampingku menjangkau tanganku, memegangnya dan membersihkannya dengan sapu tangan yang tiba-tiba ada dari dalam jubahnya.&

DMCA.com Protection Status