Beranda / CEO / Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku / 4. Kau Adalah Yang Aku Pikirkan

Share

4. Kau Adalah Yang Aku Pikirkan

Penulis: Nabila
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-13 18:27:41

[Davina, kau masih pemenangnya. Meski Fathan bermain-main dengan kami, hatinya tetap untukmu. Kau tak tergantikan. Kau tetap ratu di hatinya. Jadi tolong jangan salahkan aku jika ikut mencicipi secuil kebahagiaanmu. Kamu tahu kehebatan Fathan, bukan? Baginya kami hanya tempat bersenang-senang. Dia butuh banyak dukungan untuk tetap menjadi lelaki hebat. Bukan hanya dari istri tetapi juga dari sekretaris, ahli hukum, desain interior, juga marketing handal. Kau tidak boleh egois jika benar mencintainya, seperti dia juga mencintaimu.)

*

Davina menghentikan langkahnya di tengah tangga. Sebenarnya dia sangat muak melihat wajah Fathan yang memberinya luka menyakitkan.

“Aku tahu siapa yang membunuh Lulu." Suara Fathan berhasil menghentikan langkahnya. Davina membalikkan badan menghadap ke arah laki-laki tegap yang kini terlihat seperti orang asing baginya.

"Kita ke teras belakang, kita perlu bicara." Fathan berjalan mendahuluinya menuju teras belakang. Angin sepoi menyapu wajah Davina, begitu pintu kaca yang terhubung dengan teras belakang dibuka.

Perlahan Davina melangkah mengikuti Fathan. Langkah yang sama persis dengan tujuh tahun lalu. Davina masih ingat akhirnya dia mendapatkan sebuah rumah dengan harga sewa yang sesuai dengan tabungannya, ditambah uang patungan dari kawan-kawannya. Dia mengikuti langkah Fathan seperti sekarang. Memasuki satu demi satu ruang tengah, dapur, juga kamar mandi

Mereka berlima akhirnya menjadikan rumah itu sebagai tempat berkumpul untuk belajar, ngerumpi, sesekali menyetel musik keras dan menari-nari bersama.

Rumah itu juga menjadi tempat yang nyaman untuk kunjungan Fathan pada jam-jam senggang selepas dia kuliah. Fathan hanya datang sesekali. Hubungan pertemanan berlanjut menjadi hubungan percintaan. Hanya sebentar karena Fathan melanjutkan kuliah S2 nya di Kanada. Tanpa Fathan di sampingnya, Davina kembali memberontak.

"Davina mau pindah jurusan, Pa. Davina enggak bisa ngikutin mata kuliah. Semua blank, otak Davina enggak nyampai," keluhnya. Davina menjadi tidak bersemangat untuk kuliah lagi. Ah, tentu saja karena saat itu dirinya memang sudah jatuh cinta kepada Fathan. Cinta yang naif dan bodoh. Davina menarik napas panjang.

"Ayo duduk, Sayang. Kenapa berdiri di situ?" tanya Fathan sambil menarik kursi. Hati Davina kembali sakit dengan sapaan 'sayang' yang diucapkan suaminya. Sapaan itu kini terdengar hambar di telinganya, tanpa rasa.

"Panggil aku Davina. Sayangku padamu sudah hilang bersama pengkhianatanmu. Bicara saja secepatnya, aku harus segera menemani Nafasha," sahutnya ketus.

"Kamu tidak bisa memaafkan aku? Aku tahu aku tak pantas kamu maafkan, setidaknya mari kita lakukan ini demi Nafasha."

"Kenapa baru sekarang kamu memikirkan Nafasha? Kemana pikiranmu saat memeluk Faiza, merayu Arumi, meniduri Lulu dan bercumbu bersama Ghina?" Sekuat tenaga Davina berusaha untuk tidak berteriak di depan Fathan. Percuma hal itu ia lakukan sekarang. Sakit hatinya tidak akan menguap begitu saja hanya dengan berteriak kepada pria yang menculik kewarasannya.

"Davina, aku kesini untuk bicara baik-baik. Bukan untuk bertengkar lagi denganmu. Aku salah, aku sudah minta maaf ...."

"Jadi sudah selesai urusan kita, Mas. Tunggu pengacaraku mengajukan gugatan cerai. Aku harap kamu tidak membuat semua menjadi sulit." Davina akhirnya bisa menguasai diri setelah menarik napas beberapa kali. Dia lelah dengan semuanya.

"Tunggu dulu. Kamu sudah menyewa pengacara? Aku sudah siapkan pengacara untuk mendampingimu saat penyidikan kasus kematian Lulu," sela Fathan berapi-api.

"Terima kasih. Aku bisa menyewa pengacara sendiri. Kupikir sudah tak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Davina tahu jika semakin lama dirinya berbincang dengan Fathan, bisa jadi dia akan berubah pikiran. Sakitnya pengkhianatan suaminya belum seberapa dibandingkan dengan sakitnya menyadari bahwa dia masih sangat mencintai Fathan. Cinta memang segila itu. Membaca catatan Lulu membuatnya sadar Fathan juga masih mencintainya serupa dulu. Ah, sial!

"Kamu tidak ingin tahu siapa pelakunya?" pancing Fathan perlahan. Fathan tahu Davina masih mencintainya. Begitu juga dengan dirinya. Davina menjadi istri karena dia yang memilihnya dibandingkan puluhan gadis lain. Hatinya terikat kuat, meskipun naluri laki-laki nya juga menuntunnya pada petualangan penuh marabahaya. Petualangan bukan tanpa alasan, tapi Fathan enggan memikirkan itu sekarang.

"Katakan saja kepada polisi. Aku tidak tertarik lagi dengan kasus ini. Kamu tahu Mas, sampai detik ini aku masih berpikir kamu pelakunya," tuduh Davina ketus.

Fathan membelalakkan matanya. Davina menatap mata Fathan dengan tajam. Lelaki itu tak mengalihkan pandangan dari wajah cantik wanita yang masih sah menjadi istrinya. Keduanya bertatapan menyelami dasar hati masing-masing. Pengkhianatan hanya membuahkan luka tak nyaris tak bisa disembuhkan.

Fathan tahu siang hari sebelum Lulu meninggal, Davina menemuinya di kantor. Mereka berbicara di ruangan sekitar tiga puluh menit. Dari Cctv terpantau keduanya seperti sedang berdebat. Lulu berkali-kali mencoba menjelaskan sesuatu. Bisa jadi dari pertengkaran itu Davina menghabisi nyawa Lulu. Bukan dirinya orang yang terakhir ditemui Lulu, melainkan Davina. Rekaman Cctv tersembunyi itu hanya Fathan yang punya. Polisi tidak bisa menemukannya.

"Aku rasa pikiran kita sama. Kamu tahu, aku juga berpikir kamu yang membunuh Lulu."

Fathan terus menatap mata Davina. Dia sudah hilang akal menghadapi istrinya. Meminta maaf hingga bersujud telah dia lakukan. Nyatanya Davina berhati batu.

Tangan Davina melayang ke arah pipi Fathan, tetapi segera ditepis oleh laki-laki berkumis dan berjenggot rapi itu. "Aku tahu kamu bersamanya pada siang sebelum dia terbunuh." Fathan menegaskan kalimatnya

Davina memelototkan matanya. Saat dia datang ke kantor menemui Lulu, Fathan tidak berada di kantornya karena sedang pergi ke luar kota. Davina masuk melalui pintu khusus, tidak akan terekam kamera Cctv. Tangannya spontan menutup mulutnya saat dia menyadari bahwa ternyata Fathan berpikir dia membunuh Lulu. Tuduhan Ini lebih kejam dari yang dia pikirkan.

Tiba-tiba pintu terbuka. Suster Ratna datang tergopoh-gopoh dan berteriak dengan panik.

"Bu, maaf badan adik Nafasha demam. Empat puluh derajat tadi saya cek. Adik mengigau terus."

Davina terperanjat lalu segera berlari menuju kamar Nafasha. Fathan tak mau kalah, dia juga berlari sekencang-kencangnya menuju kamar puterinya. Nafasha sedang mengigau berteriak-teriak memanggil Davina.

"Ini mama sayang, Nafasha panas sekali badannya." Davina menempelkan tangannya pada dahi putrinya. "Mas tunggu apalagi? Cepat kita bawa Nafasha ke rumah sakit sekarang!" teriaknya panik.

Fathan segera mengangkat putrinya ke dalam mobil. Sebentar saja mobil itu sudah berpacu di jalan raya.

"Sabar sayang, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit. Mas cepat sedikit, Nafasha mulai kejang!" imbuhnya masih dengan nada kekhawatiran. Fathan menambah kecepatan mobilnya. Rumah sakit terlihat sepi, Nafasha segera mendapatkan pertolongan pertama.

"Maaf bapak dan ibu tunggu di luar," kata seorang perawat sambil menutup pintu ruang ICU. Davina limbung, Fathan segera menangkap tubuhnya lalu membawanya duduk di kursi sofa ruang tunggu.

"Jangan anakku Tuhan. Tolong jangan anakku," bisiknya pelan dengan mata tertutup. Fathan memeluk istrinya lebih erat. Davina tak menolaknya, tapi juga tak membalas pelukan itu.Fathan termenung smbil memeluk Davina. Apakah ini karma instan yang harus dia terima dari perbuatannya? Tidak. Tidak boleh sekarang.

Keduanya terdiam larut dalam do'a masing-masing. Saat orang yang tersayang berada di ujung takdir, Davina dan Fathan berharap bisa menukar hidup mereka dengan Nafasya. Malam itu keduanya saling berpelukan dan menguatkan hati untuk berita baik yang dinantikan. Sejenak ego mereka tersingkirkan, demi Nafasha yang belum jelas nasibnya.

Lemah.

Mungkin Davina memang lemah. Sejatinya dia masih mencintai Fathan, meski cinta itu harus berakhir di Pengadilan Agama.

Malam yang sangat panjang tidak hanya dirasakan oleh Davina dan Fathan, tetapi juga ketiga orang lainnya. Faiza, Arumi dan Ghina tidak bisa memicingkan mata, karena esok hari giliran mereka yang harus memberikan keterangan di depan polisi.

Bagaimana semua cerita ini bermula. Bagaimana mereka bisa terlibat dalam cinta segi lima yang rumit. Cinta yang membuat mereka rela mengkhianati sahabat yang sudah mereka kenal jauh sebelum mereka bertemu dengan Fathan Rafid Pahlevi.

Bab terkait

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    5. Pria yang Salah di Waktu yang Tepat

    [Davina, berkali-kali aku mencoba memberitahumu bahwa Fathan dan Ghina bukan hanya partner kerja. Namun, kamu terlalu naif jika tidak mau aku bilang bodoh. Aku pikir kamu juga akan memaklumi ini demi persahabatan kita. Ghina butuh pengganti Omar. Ghina itu hanya casingnya yang dewasa seperti yang ditampilkan di hadapan kita. Hatinya mudah rapuh. Kamu juga turut andil dalam hal ini, berkali-kali kamu bilang supaya Ghina move on. Sekarang dia sudah move on dengan rekan kerjanya. Fathan membuat Ghina kembali bersemangat, seperti juga aku.]*Kondisi Nafasya mulai membaik keesokan harinya. Davina dan Fathan bisa bernapas lega. Setelah melalui banyak pemeriksaan, dokter menyimpulkan Nafasya mengalami gangguan pernafasan. Masih akan ada observasi lanjutan, jadi Nafasya belum diperbolahkan pulang."Aku berangkat kerja dulu, sayang." Fathan berpamitan kepada istrinya. Sikap Fathan tidak berubah. Hal itu membuat Davina serba salah."Hati-hati." Hanya itu yang terucap dari bibirnya. Fathan menc

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    6. Rekan Bisnis Saja?

    [Davina, apakah kau tahu saat ini kondisi perusahaan suamimu sedang tidak baik-baik saja? Kami harus memangkas banyak budget agar perusahaan tetap berjalan normal. Pasti kau tidak tahu karena Fathan melarangku memberitahumu. Begitulah caranya mencintaimu. Dia tidak ingin kau melihat kelemahannya. Dia begitu berhati-hati menjagamu. Kami semua akan menjagamu.]*Ghina tidak menyangka Fathan benar-benar menjemputnya di kantor seusai kerja. Pria itu menunggunya di lobi. Dia memakai setelan jas yang sama dengan tadi siang, tetapi baru saat itu Ghina menyadari betapa Fathan memperhatikan banyak soal penampilan karena segala yang dikenakannya terlihat serasi, berkelas, dan mahal. Davina pasti mengurusnya dengan baik. Saat menjadi istri Omar, Ghina juga melakukan hal yang sama. Ah, betapa singkat kebahagiaan itu harus dipeluknya.“Hai!” Ghina menyapa lebih dulu. “Kau menunggu lama? Kenapa tidak telepon?” Ghina mempercepat langkahnya.“Aku, kan, sudah bilang kalau aku akan menjemputmu. Aku ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    7. Dituduh Pelakor

    [Davina, kecurigaanmu saat itu benar. Tetapi kondisi perusahaan yang sedang sekarat membuatku harus menutupi hal itu darimu. Ghina sudah menghindari Fathan dan bekerja profesional. Kau tahu dia juga berjuang sekuat itu. Ghina kembali harus menelan pil tidurnya untuk bisa bekerja keesokan harinya. Aku masih menyimpan foto-foto mereka. Akan aku simpan dengan aman, supaya kau tidak perlu melihatnya.]*Fathan menemani Ghina mengunjungi workshop dan gudang si pengrajin. Lokasinya lumayan jauh sampai membutuhkan lima jam perjalanan berkendara. Namun pemandangan di sana sangat asri dan hijau, jauh berbeda dari perkotaan tempat biasa mereka tinggal. Setibanya di sana, Fathan tak dapat menahan diri untuk mencuri waktu menikmati kehijauannya.Ghina diam-diam mengambil foto Fathan yang tengah memandangi pegunungan dari belakang, lalu diuunggahnya di instastory. Enjoying the view, begitu caption yang dia tulis.“Gunungnya akan tetap di sana, tetapi workshop-nya sebentar lagi mungkin tutup,” kata

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    8. Dosa Sepasang Manusia

    [Davina, kau orang yang paling mengenal Fathan. Seharusnya kau tidak membiarkan Ghina terlalu dekat dengan suamimu. Aku melihat mereka sekarang sering bertemu di luar kantor. Sepertinya kau harus lebih belajar menjaga apa yang sudah engkau miliki. Bisakah kau menangkap percikan api unggun yang telah disapu angin?]*Ghina terkejut melihat foto-foto yang disodorkan Bripda Estu Saragih. Foto itu dia yang mengirimkan kepada Lulu. Foto biasa, saat Ghina dan Fathan sedang menikmati makan malam di pinggir pantai Ancol. Saat itu mereka datang sore sepulang bertemu Arumi untuk membahas masalah kantor. Mereka datang ke pantai bertiga. Saat menikmati sunset, Ghina dan Fathan berdiri di samping cottage dengan posisi bersebelahan. Keisengan Arumi memotret keduanya diam-diam membuat posisi Fathan seolah-olah sedang mencium Ghina. Lulu pasti mendapatkan foto itu dari Arumi. Saat melihat foto itu Ghina sudah memerintahkan Arumi untuk menghapusnya. Ternyata malah Lulu masih menyimpannya."Maaf saya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    9. Akhir Sebuah Kesalahan

    (Arumi, Kau tidak belajar dari kesalahan. Seharusnya Ghina memberimu pelajaran berharga. Kau baik, teramat baik sampai semua orang tidak ingin menyakitimu. Mungkin kau bisa menyingkirkan Ghina dari Fathan. Tetapi jangan lupa Fathan banyak berutang kepada Ghina. Kondisi perusahaan perlahan membaik, karena budget desain interior bisa ditekan. Tetapi Fathan punya masalah baru dengan perizinan lahan. Ah, kenapa justru kau curhat dengan orang yang salah. Kali ini kau harus menebusnya lebih mahal.)* Penyidik akhirnya mengakhiri penyidikan dengan dua puluh tiga pertanyaan yang cukup melelahkan bagi Ghina. Untung saja pengacara yang disiapkan dari kantor tempat Arumi bekerja cukup bagus. Dirinya tidak lagi perlu menjawab pertanyaan yang mengarah kepada hubungan personalnya dengan Fathan. Pria itu pasti masih menunggunya di ruang tunggu. Ghina tidak ingin lagi mencari masalah. "Pak Barus, maaf boleh saya keluar bersama Bapak? Saya sangat capek dengan penyidikan hari ini. Pak Fathan menung

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    10. Gelap Menyelimuti Kepala Arumi

    (Davina, sebenarnya aku ingin bercerita kepadamu tentang Arumi. Beberapa hari lalu seseorang datang ke kantor mencari dia. Aku menyimpan rekaman CCTV yang memperlihatkan sosok pemuda itu, tetapi Fathan melarangku. Saat ini Arumi sedang mengurus perizinan pembebasan tanah di daerah Serpong. Kabarnya situasi tidak menguntungkan untuk kantor kami. Aku bingung harus memberitahumu atau tidak.)*Arumi bukan orang yang buta hukum. Sekarang dia telah terpilih sebagai tim legal di Perusahaan milik Fathan yang mengurus legalitas serta semua hal yang terkait hukum di dalamnya. Arumi tahu, satu jawaban salah atas pertanyaan penyidik bisa berakibat fatal. "Apakah yang Anda maksud dengan 'gift' dan kenapa Anda memintanya kepada saudari Lulu?" Bripda Estu Saragih mengulangi pertanyaannya. "Saya yang mengurus semua perizinan proyek Fathan Corp. Anda tentu paham tentang dunia perizinan kita. Dari bawah sampai atas semua butuh kerja cepat. Kerja cepat hanya bisa dilakukan jika uang bensin cepat di

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    11. Mantra Sakti Bagi Arumi

    (Davina, hatiku seperti terbelah. Aku ingin memberitahu bahwa Arumi sekarang bekerja disini, di bagian legal. Fathan melarangku memberitahumu karena dia yang akan melakukannya. Aku harap itu benar. Kamu tahu, Davina, di saat aku ingin berada di pihakmu Fathan seperti tahu yang aku pikirkan. Jika Ghina sudah lebih dulu menjadi partner kerja Fathan, bukankah Arumi juga layak? Kamu tahu Arumi si jenius itu selalu tahu apa yang dilakukannya. Maafkan aku, Davina)* Arumi tesentak kaget mengingat video yang dilihat sekilas dan diputar Bripda Estu Saragih. Apakah video itu yang dikirimkan Lulu via email tetapi belum sempat dibukanya hingga sekarang? Ah, sungguh ceroboh! Arumi kembali berlari menuju ruangan penyidikan. Ruangan itu tertutup rapat. "Belum satu jam Anda sudah kembali Nona Arumi. Apakah Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Bripda Estu Saragih yang tiba-tiba muncul di belakangnya."Saya ingin melihat video tadi ..." jawabnya lirih, "dengan lampu yang dinyalakan," imbuhnya. Bri

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    12. Pelangi untuk Arumi

    (Davina, kenapa kau tidak juga belajar mempertahankan semua yang menjadi milikmu? Aku tahu banyak yang terjadi di kantor ini. Kamu bilang sudah menegur Arumi karena dia masuk ke kantor ini tanpa memberitahumu. Yang aku lihat sekarang mereka berdua lebih sering berduaan di ruangan. Aku sudah bilang bahwa Arumi berbahaya, bukan? Davina, kau ini lugu atau bego, sih?) *Bripda Estu Saragih mengakhiri penyidikan setelah mendapat jawaban telak dari Arumi. Semua data memang harus ditelusuri karena kasus kematian Lulu termasuk kasus yang tidak mudah untuk dipecahkan. Kasus tersebut tidak meninggalkan barang bukti maupun sidik jari. Arumi meninggalkan kantor polisi dengan hati lega, meski dirinya tahu situasi belum sepenuhnya aman. Mengapa Lulu mengirimkan video itu kepadanya tanpa pesan? Lulu pergi membawa banyak rahasia tentang dirinya, juga tentang persahabatan mereka. Apa kabar Davina sekarang? Arumi ingin sekali menelepon untuk menanyakan kabarnya, hanya saja dia masih belum siap jika D

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22

Bab terbaru

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    33. Akhir Perjalanan Arumi

    Viandra sedang mengamati layar laptopnya, memerhatikan satu persatu angka yang tertera di dalam rekening yayasan. Setelah acara lelang barang branded berakhir, tugasnya mencatat semua uang yang masuk di rekening. Dahinya berkerut saat mendapati satu berita pada bukti transfer. Segera ia mengambil kertas lalu mulai mencetak bukti uang masuk. Ada sepuluh halaman kertas yang kini berjejer di mejanya. Jarinya dengan cekatan melingkari nomor rekening yang namanya sama. Ada satu nama dan berita transfer yang membuatnya bertanya-tanya. "Kak, ada yang aneh dengan donatur ini, deh. dia mengirimkan donasi dalam jumlah yang sama selama enam bulan ini. Setiap tanggal dua puluh dia mengirimkan donasi seratus juta. Beritanya juga sama 'Geng Cokelat' ini maksudnya apa, ya?"Davina terkejut mendengar nama yang setahun ini tidak pernah dia dengar lagi, dan memang sudah dia hapus dari memorinya. "Pengirimnya atas nama siapa?" selidiknya. "Ghina Ulya. Kakak kenal?'Davina segera mendekati Viandra

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    32. Menerima Tanpa Membenci

    Udara pagi yang dingin menerpa wajah Fathan saat mama mematikan lampu dan membuka jendela kamarnya."Fathan bangun, ayo salat Subuh dulu. Sudah azan, segeralah pergi ke masjid!" Mama menarik selimut tebal yang membungkus tubuh Fathan, lalu menepuk-nepuk punggung anak semata wayangnya."Hoam ... dingin sekali, Ma," keluh Fathan sambil menguap begitu menyadari hawa dingin menusuk tulangnya. Mereka sedang berada di villa. Sejak perceraiannya dengan Davina diketuk palu, Fathan tidak lagi punya gairah pada dunia bersenang-senang. Dia lebih memilih menemani mamanya yang sekarang sudah tidak lagi aktif berbisnis, hanya mengawasi dan sesekali menjadi penasehat. Mereka memutuskan rehat seminggu di villa."Ayolah bangun, jangan malas. Perkara nomor satu yang mesti kau perbaiki adalah hubunganmu dengan Tuhan." Suara mama masih saja yang lembut membuat Fathan mau tak mau membuka matanya."Allah mau kamu kembali, Fathan. Dari semua lika-liku perjalanan dan masalah yang kau lalui kemarin, sekarang

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    31. Tipu Daya Arumi

    Fathan tidak menyangka Arumi tega mengkhiantinya sejauh itu. Setelah dilakukan investigasi Arumi telah berbuat curang lebih jauh dengan memanfaatkan tanda tangan Fathan dan Davina. Dulu Fathan begitu mempercayainya hingga Arumi memegang semua dokumen asli yang dimilikinya. Habis sudah.Fathan Corp menanggung kerugian tidak sedikit hingga terancam kolaps. Arumi mengambil semuanya. Kontrak yang masih berjalan dialihkan, piutang berjalan juga sudah berhasil ditagih dan masuk ke rekening perusahaan yang dipegang Arumi. Gadis itu begitu lihai terencana melakukan semuanya. "Pa, Fathan minta maaf karena ternyata gagal memimpin perusahaan Papa. Sekarang kita terlilit utang cukup besar. Jika papa mengizinkan, Fathan akan menjual perusahaan kita yang kondisinya sekarat." Fathan duduk dengan muka mienunduk di dekat papanya yang terbaring lemah. Pria tua yang sudah kehilangan semuanya itu, hanya bisa terdiam mendengar laporan anaknya."Robby ... sudah ... lapor ... Elsye ...." Sambil terengah

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    30. Awal Petaka Farhan

    Fathan tak menyangka Elsye berani menelponnya. Dari mana wanita itu tahu nomor teleponnya. Pasti bukan hal sulit, karena Elsye bisa mencari tahu lewat Aina, sekretarisnya sebelum Lulu. Fathan bertemu Davina saat dirinya lulus kuliah di Kanada. Satu tahun setelah mereka berpacaran, Fathan kembali melanjutkan kuliah S2 di Kanada. "Aku dengar kamu sudah menikah sekarang. Congrats, Dear. Kamu sekarang pasti sudah jadi suami yang hebat.""Elsye, berani-beraninya kamu meneleponku." "Rileks, Than. Mami cuma kangen sama kamu. Masa kangen sama anak nggak boleh? Kamu, kan, anak kesayangan Mami." Suara Elsye mendesah membuat Fathan menjauhkan ponsel dari telinganya. "Ternyata kamu sudah merencanakan semuanya. Dasar wanita licik!""Oh, Dear. Kenapa bicara kasar sama Mami? Hidup memang harus direncanakan, Sayang. Lihat dirimu sekarang. Kamu masih muda, punya istri cantik, punya anak lucu, punya perusahaan besar. Ah, yang terakhir itu pasti kamu tidak pernah merencanakannya, bukan? Kamu hanya be

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    29. Terjerat Ibu Tiri

    Permainan asmara selalu menuntut penyelesaian. Dari mencoba menjadi ketagihan. Waktu sebulan mereka manfaatkan sebaik-baiknya. Hampir setiap hari Fathan dan Elsye saling memuaskan. Bagi Fathan, ibu tirinya adalah sosok ibu peri yang memberinya pengalaman baru yang sangat menyenangkan.Berbagai macam gaya bercinta dari video yang mereka tonton akhirnya mereka praktekkan tanpa bosan, hingga Elsye memetik hasil didikannya kepada pemuda culun itu. Fathan berubah menjadi pemuda yang sangat tangguh di ranjang dan paham memuaskan wanita seperti dirinya. Fathan makin percaya diri ketika Elsye mendandaninya seperti pemuda gaul yang selama ini hanya dia lihat dari sosial media. Selama ini masalah terbesar Fathan adalah kepercayaan dirinya. Tidak ada yang memedulikan penampilannya, cara berjalannya, juga gaya berbicaranya. Bersama Elsye, Fathan seperti menemukan guru privat sekolah kepribadian. Fathan menjelma menjadi pemuda tampan yang mampu memikat lawan jenis pada pertemuan pertama. Pesona

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    28. Masa Lalu Fathan 2

    "Ini keputusan sulit, tetapi mama dan papa tidak punya solusi lain," ucap Papa pasrah. Setali tiga uang. Ternyata papanya juga begitu enteng bicara tentang perceraian semudah pamit saat akan pergi ke luar kota."Sekarang mungkin kamu belum mengerti meskipun mama dan papa jelaskan. Ada hal-hal di dunia ini yang tidak bisa terjadi seperti keinginan kita. Nanti kalau kamu dewasa, kamu akan paham," imbuh papanya. "Kamu tidak perlu khawatir karena kami tetap orang tuamu. Kamu akan tinggal bersama Mama tetapi bebas datang ke rumah papa, kapanpun kamu mau." Fathan menoleh ke arah mamanya. Mama yang selama ini mendukungnya, malam ini terlihat berbeda. Ada gurat kesedihan yang tak ingin ditampakkan, meskipun begitu Fathan tetap melihat wajah keruh itu."Kamu bebas memilih sekolah yang kamu mau, mama dan papa akan menyekolahkan kamu setinggi-tingginya." Kali ini Fathan menoleh ke arah papanya. Lelaki yang mengajarinya tanggung jawab ini sekarang justru seperti sedang berusaha melepaskan tangg

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    27. Masa Kelam Fathan

    Fathan mengirimkan pesan kepada Davina. Lelaki itu tak mau menyerah meski Davina sudah memberi jawaban tegas bahwa dia tidak akan menarik gugatan cerainya di Pengadilan agama. Davina tidak sudi melanjutkan hubungan pernikahan mereka.Berkali-kali Fathan melihat ponselnya, menanti jawaban dari Davina tetapi Davina teguh pada pendirian, tak ingin lagi berkomunikasi dengannya. Minggu kemarin bahkan Davina memblokir nomornya di WhatsApp. Baru dua hari lalu Davina membuka blokiran setelah Fathan mengancam akan mendatangi apartemennya. Sebenarnya bukan hanya mengancam, karena Fathan memang mendatangi apartemennya dan marah ketika mendapati Davina sudah pulang ke Bogor.Fathan sudah mendapatkan kabar dari kepolisian bahwa pelaku pembunuhan Lulu telah ditangkap. Berita itu membuatnya lega. Setidaknya satu masalah dia anggap selesai. Kecurigaan Davina terhadapnya tidak terbukti. Tetapi untuk merebut kembali perhatian Davina, Fathan harus berusaha lebih keras. Fathan yang sedang galau meneka

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    26. Kembali ke Asal

    "Semoga bukti ini menjadi bisa menjadi petunjuk bagi pihak kepolisian untuk segera meringkus Rizal. Saya sangat yakin dia pelakunya. Rizal yang membunuh Lulu." Davina tak kuasa menahan kesedihannya di depan Bripda Estu Saragih. Dia menyerahkan file catatan Lulu yang sudah dicopy pada sebuah flashdish juga surat pengunduran diri yang belum sempat dia berikan kepada Fathan."Terima kasih Ibu Davina, informasi ini sangat berharga bagi kami. Kalau saya perhatikan pria di video yang dikirimkan korban kepada Faiza, ciri fisiknya memang mirip dengan Rizal. Ada beberapa foto Rizal di laptop korban. Kami akan mengabari Anda begitu kami bisa meringkus pelakunya.""Terima kasih Bu Estu. Saya permisi. Semoga pembunuh itu membusuk di penjara." Davina meluapkan amarahnya. Sekarang sudah jelas bahwa dia, Fathan dan sahabat-sahabatnya terbebas dari tuduhan sebagai pembunuh Lulu. Davina kembali ke apartemennya untuk mengemasi barang-barangnya. Keesokan harinya Davina mendapat telepon dari Bripda Es

  • Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku    25. Akhir Kisah Sekretaris

    (Davina, jika terjadi sesuatu padaku tolong jaga Keenan untukku. Bidan Danarsih bisa menjadi Ibu yang baik. Tetapi kau tetap harus mengawasi dan menjadi pelindung Keenan. Aku percaya padamu, Vi. Aku capek jadi sapi perahan Rizal. Do'akan kami baik-baik saja. Kamu masih ingat pantai tempat kita dulu sering bolos dan menghabiskan waktu di sana? Aku rindu pantai itu, aku rindu menghabiskan waktu berdua bersamamu.)*"Vi, secepatnya aku akan kasih kabar jika sampai di tempat baru. Makasih banyak karena kamu sudah bantuin aku sejauh ini. Kamu sahabat yang baik, sangat baik.""Hei, apa-apaan ini? Sepertinya kamu akan pergi jauh. No, tidak akan bisa. Di manapun kamu tinggal nanti, aku pasti akan mencarimu. Jangan pernah berharap lepas dari aku lagi."Davina memeluk Lulu sekali lagi. Lulu tak bisa lagi menahan butiran bening di sudut matanya. Sungguh perasaannya bercampur aduk. Dia sangat menyayangi Davina, hingga pengkhianatannya terasa mustahil untuk dimaafkan. Dekat dengan Davina membuatnya

DMCA.com Protection Status