Chapter: 16. Lika Si Keras KepalaPart 16Ini sangat tidak masuk akal! Mbak Lika mengakui dengan jujur kalau dia mengirimkan foto saat aku dan Mas Zaidan berbincang di ruang tamu? Ya Tuhan! Apa yang ada di pikirannya? Jadi dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya waktu itu? Lututku terasa lemas. Aku segera mencari pegangan di pinggir ranjang. Dadaku berdegup sangat kencang. Berkali-kali aku menggelengkan kepala tak percaya dengan ucapan Mbak Lika."Laras, Mbak minta maaf. Maafkan Mbak Lika yang tidak menyangka semua ini terjadi." "Mas Erlangga bilang apa saat Mbak Lika mengirimkan foto itu?""Awalnya dia diam, Laras. Dia hanya bilang terima kasih karena sudah mengirimkan foto itu. Mbak berusaha meyakinkannya kalau kamu selingkuh dengan Zaidan. Mbak saat itu membencimu karena kamu terlalu ikut campur urusan Mbak." Mbak Lika tergugu di hadapanku. Aku tidak tahu harus percaya padanya atau kuabaikan saja. Rasanya luka di hatiku yang belum mengering kembali dikucuri cuka. Perihnya menyayat tanpa bisa kutahan."Esoknya Erl
Last Updated: 2022-10-27
Chapter: 15. Ibram yang SinisPart 15Takdir mungkin mengabulkan keinginan kita dengan caranya sendiri. Seperti cara yang barangkali tidak pernah terpikirkan olehku saat Denis menagih makan siang yang kujanjikan. [Bagaimana jawaban Ibu untuk pesanan makan siangku hari ini?]Pesan WA dari Denis masuk sesaat setelah aku mandi. Ah, sialnya karena masalah ribut-ribut semalam aku lupa bilang pada Ibu bahwa Denis memesan makan siang. Tak apa. Aku akan menggoreng telur dan tempe saja. Menunya sama dengan menu makan siangku."Laras, ini bekal makan siangmu." Tak kusangka Ibu sudah menyiapkan satu kotak makanan. Kupikir Ibu masih berbaring di kasur karena kejadian tadi malam. "Bu, temanku Denis juga minta dibawakan, Bu. Hanya saja Laras lupa bilang sama Ibu karena pikiran Laras kalut." "Teman sekantor? Ya sudah Ibu bikin satu lagi. Tunggu sebentar.” Ibu bergegas kembali ke dapur. Sesaat kemudian di tangannya sudah siap satu kotak makanan.” Siapa tadi namanya? Denis, ya? Jadi dia mau makan siangnya kembaran sama kamu?
Last Updated: 2022-10-27
Chapter: 14. Kabar Bahagia dan Kabar Duka Part 14Takdir selalu bisa menemukan jalan ceritanya sendiri. Sejauh apa pun Mbak Lika menutupi perselingkuhannya dengan Mas Ibram, pada akhirnya Mas Danu tahu juga. Ibu menjadi orang yang panik pertama kali mendengar kabar anak tiri dan menantunya baku hantam. Mungkin Abah sedang menenangkan Ibu sekarang. Aku sibuk menghangatkan makanan yang masih tersimpan di lemari. Setelah semuanya siap, Abah mengajak Mas Danu makan malam bersama. Kami tak banyak bicara di meja makan. Sesaat setelah selesai makan, mobil Mas Zaidan datang. Mas Danu segera bangkit dari duduknya, tetapi Abah menahannya. Mas Ibram masuk digandeng oleh Mas Zaidan. Wajah Mas Ibram pucat melihat kehadiran Mas Danu."Duduk, Ibram." Abah bersuara tegas. "Ini Nak Danu memergoki kamu dan istrinya berduaan di tempat tertutup. Apa yang kamu lakukan bersama istrinya tadi sangat tidak pantas. Sebetulnya apa maumu?" Mas Ibram terdiam. Mas Danu tengah berusaha menahan dirinya, mukanya merah padam. Ada urat menonjol terlihat jel
Last Updated: 2022-08-15
Chapter: 13. Rencana Menikah Sudah BulatSeringkali takdir terasa tak berpihak kepada kita. Ada banyak pilihan yang membuat takdir seolah-olah menjauh dari tujuan. Aku tak pernah mengharapkan perpisahan dengan Mas Zaidan bisa terjadi secepat ini, terlebih lagi saat aku merasa telah begitu dekat dengan tujuan. Mas Zaidan menjemputku ke kantor setelah menjemput Ratih dari sekolahnya. Aku memasuki pintu mobil. Kurasa Denis memperhatikanku dari balik kaca kantor."Kenapa Dik Laras banyak diam? Apakah banyak pekerjaan hari ini?" tanya Mas Zaidan pelan. "Biasa saja, Mas." Degup jantungku selalu tak bisa kukendalikan saat berdekatan dengan Mas Zaidan. Entahlah, pria ini semakin hari semakin membuatku tidak nyaman. "Tante, hari Sabtu besok Ratih mau menginap di rumah nenek." "Ya boleh, tapi izin dulu sama Mama," jawabku. Ratih mencairkan suasana yang sebelumnya terasa aneh. Aku masih berduka atas kepergian Mas Erlangga. Rasanya tidak pantas aku memikirkan laki-laki lain. Tetapi pikiran ini muncul sendiri tanpa aku undang. "Ratih
Last Updated: 2022-07-31
Chapter: 12. Maling Teriak MalingMobil berhenti di depan pagar rumah Mbak Tari yang terlihat ramai. Dua pria memakai jaket kulit berjaga di dekat pagar. Dua orang lagi terlihat di teras sambil berdebat."Kalau tidak bayar sekarang, mobil ini terpaksa kami tarik lagi! Maunya pakai mobil tapi tidak mau bayar cicilannya." Terdengar suara laki-laki dari dalam rumah Mbak Tari. Aku segera berlari menuju sumber suara. Ibu juga berlari di belakangku."Saya sudah bilang nanti saya bayar sekalian bulan depan. Kios sedang sepi, tidak ada pemasukan. Biasanya juga saya bayar tepat waktu, ini baru telat tiga bulan sudah main ambil saja."Aku kenal betul dengan suara itu, suara Mbak Tari. Aku memasuki pagar dan melihat kakakku sedang bersitegang dengan dua orang pria bertubuh kekar berpakaian hitam-hitam."Ada apa ini?" Sontak semua mata memandang ke arah Ibu yang berteriak melihat posisi Mbak Tari sedang berhadapan dengan dua pria."Ibu siapa?" tanya pria berkumis tebal."Saya ibunya Tari. Kenapa kalian ribut-ribut di rumah orang?
Last Updated: 2022-07-26
Chapter: 11. Ya, Tuhan, Ibu!Part 11Hari semakin siang. Matahari semakin terik sehingga Mas Zaidan menambah suhu AC mobil. Kami melanjutkan perjalanan menuju rumah Mas Bagus. Entah kejutan apalagi yang akan kami temukan di sana. Di dalam perjalanan Abah tersenyum berkali-kali. "Kenapa Abah senyum-senyum begitu?" tanya Ibu."Ternyata kalau kita bersatu, rasanya semua urusan jadi lebih mudah.""Rumah tangga Rafiqoh semoga masih bisa diselamatkan jika Lutfi pulih seperti dulu dan kembali menjadi kepala keluarga yang baik, ya, Bah.""Semoga begitu. Meskipun Iqoh sangat keras kepala, jika Lutfi bisa kembali berperan menjadi imam, tidak ada alasan bagi Iqoh untuk meminta cerai seperti yang selalu dikatakannya di depan Abah.""Wanita-wanita yang diberi ujian pasangannya sakit atau tidak bisa melakukan tugasnya sebagai suami, harus lebih banyak bersabar. Meskipun berat, jika mampu melewati badai, Insyaallah rumah tangga menjadi lebih berkah.""Kamu sudah melaluinya, Min. Rudi dulu cukup lama sakit, sekitar lima tahun k
Last Updated: 2022-07-25
Chapter: 33. Akhir Perjalanan ArumiViandra sedang mengamati layar laptopnya, memerhatikan satu persatu angka yang tertera di dalam rekening yayasan. Setelah acara lelang barang branded berakhir, tugasnya mencatat semua uang yang masuk di rekening. Dahinya berkerut saat mendapati satu berita pada bukti transfer. Segera ia mengambil kertas lalu mulai mencetak bukti uang masuk. Ada sepuluh halaman kertas yang kini berjejer di mejanya. Jarinya dengan cekatan melingkari nomor rekening yang namanya sama. Ada satu nama dan berita transfer yang membuatnya bertanya-tanya. "Kak, ada yang aneh dengan donatur ini, deh. dia mengirimkan donasi dalam jumlah yang sama selama enam bulan ini. Setiap tanggal dua puluh dia mengirimkan donasi seratus juta. Beritanya juga sama 'Geng Cokelat' ini maksudnya apa, ya?"Davina terkejut mendengar nama yang setahun ini tidak pernah dia dengar lagi, dan memang sudah dia hapus dari memorinya. "Pengirimnya atas nama siapa?" selidiknya. "Ghina Ulya. Kakak kenal?'Davina segera mendekati Viandra
Last Updated: 2022-07-13
Chapter: 32. Menerima Tanpa MembenciUdara pagi yang dingin menerpa wajah Fathan saat mama mematikan lampu dan membuka jendela kamarnya."Fathan bangun, ayo salat Subuh dulu. Sudah azan, segeralah pergi ke masjid!" Mama menarik selimut tebal yang membungkus tubuh Fathan, lalu menepuk-nepuk punggung anak semata wayangnya."Hoam ... dingin sekali, Ma," keluh Fathan sambil menguap begitu menyadari hawa dingin menusuk tulangnya. Mereka sedang berada di villa. Sejak perceraiannya dengan Davina diketuk palu, Fathan tidak lagi punya gairah pada dunia bersenang-senang. Dia lebih memilih menemani mamanya yang sekarang sudah tidak lagi aktif berbisnis, hanya mengawasi dan sesekali menjadi penasehat. Mereka memutuskan rehat seminggu di villa."Ayolah bangun, jangan malas. Perkara nomor satu yang mesti kau perbaiki adalah hubunganmu dengan Tuhan." Suara mama masih saja yang lembut membuat Fathan mau tak mau membuka matanya."Allah mau kamu kembali, Fathan. Dari semua lika-liku perjalanan dan masalah yang kau lalui kemarin, sekarang
Last Updated: 2022-07-12
Chapter: 31. Tipu Daya ArumiFathan tidak menyangka Arumi tega mengkhiantinya sejauh itu. Setelah dilakukan investigasi Arumi telah berbuat curang lebih jauh dengan memanfaatkan tanda tangan Fathan dan Davina. Dulu Fathan begitu mempercayainya hingga Arumi memegang semua dokumen asli yang dimilikinya. Habis sudah.Fathan Corp menanggung kerugian tidak sedikit hingga terancam kolaps. Arumi mengambil semuanya. Kontrak yang masih berjalan dialihkan, piutang berjalan juga sudah berhasil ditagih dan masuk ke rekening perusahaan yang dipegang Arumi. Gadis itu begitu lihai terencana melakukan semuanya. "Pa, Fathan minta maaf karena ternyata gagal memimpin perusahaan Papa. Sekarang kita terlilit utang cukup besar. Jika papa mengizinkan, Fathan akan menjual perusahaan kita yang kondisinya sekarat." Fathan duduk dengan muka mienunduk di dekat papanya yang terbaring lemah. Pria tua yang sudah kehilangan semuanya itu, hanya bisa terdiam mendengar laporan anaknya."Robby ... sudah ... lapor ... Elsye ...." Sambil terengah
Last Updated: 2022-07-07
Chapter: 30. Awal Petaka FarhanFathan tak menyangka Elsye berani menelponnya. Dari mana wanita itu tahu nomor teleponnya. Pasti bukan hal sulit, karena Elsye bisa mencari tahu lewat Aina, sekretarisnya sebelum Lulu. Fathan bertemu Davina saat dirinya lulus kuliah di Kanada. Satu tahun setelah mereka berpacaran, Fathan kembali melanjutkan kuliah S2 di Kanada. "Aku dengar kamu sudah menikah sekarang. Congrats, Dear. Kamu sekarang pasti sudah jadi suami yang hebat.""Elsye, berani-beraninya kamu meneleponku." "Rileks, Than. Mami cuma kangen sama kamu. Masa kangen sama anak nggak boleh? Kamu, kan, anak kesayangan Mami." Suara Elsye mendesah membuat Fathan menjauhkan ponsel dari telinganya. "Ternyata kamu sudah merencanakan semuanya. Dasar wanita licik!""Oh, Dear. Kenapa bicara kasar sama Mami? Hidup memang harus direncanakan, Sayang. Lihat dirimu sekarang. Kamu masih muda, punya istri cantik, punya anak lucu, punya perusahaan besar. Ah, yang terakhir itu pasti kamu tidak pernah merencanakannya, bukan? Kamu hanya be
Last Updated: 2022-07-06
Chapter: 29. Terjerat Ibu TiriPermainan asmara selalu menuntut penyelesaian. Dari mencoba menjadi ketagihan. Waktu sebulan mereka manfaatkan sebaik-baiknya. Hampir setiap hari Fathan dan Elsye saling memuaskan. Bagi Fathan, ibu tirinya adalah sosok ibu peri yang memberinya pengalaman baru yang sangat menyenangkan.Berbagai macam gaya bercinta dari video yang mereka tonton akhirnya mereka praktekkan tanpa bosan, hingga Elsye memetik hasil didikannya kepada pemuda culun itu. Fathan berubah menjadi pemuda yang sangat tangguh di ranjang dan paham memuaskan wanita seperti dirinya. Fathan makin percaya diri ketika Elsye mendandaninya seperti pemuda gaul yang selama ini hanya dia lihat dari sosial media. Selama ini masalah terbesar Fathan adalah kepercayaan dirinya. Tidak ada yang memedulikan penampilannya, cara berjalannya, juga gaya berbicaranya. Bersama Elsye, Fathan seperti menemukan guru privat sekolah kepribadian. Fathan menjelma menjadi pemuda tampan yang mampu memikat lawan jenis pada pertemuan pertama. Pesona
Last Updated: 2022-07-05
Chapter: 28. Masa Lalu Fathan 2 "Ini keputusan sulit, tetapi mama dan papa tidak punya solusi lain," ucap Papa pasrah. Setali tiga uang. Ternyata papanya juga begitu enteng bicara tentang perceraian semudah pamit saat akan pergi ke luar kota."Sekarang mungkin kamu belum mengerti meskipun mama dan papa jelaskan. Ada hal-hal di dunia ini yang tidak bisa terjadi seperti keinginan kita. Nanti kalau kamu dewasa, kamu akan paham," imbuh papanya. "Kamu tidak perlu khawatir karena kami tetap orang tuamu. Kamu akan tinggal bersama Mama tetapi bebas datang ke rumah papa, kapanpun kamu mau." Fathan menoleh ke arah mamanya. Mama yang selama ini mendukungnya, malam ini terlihat berbeda. Ada gurat kesedihan yang tak ingin ditampakkan, meskipun begitu Fathan tetap melihat wajah keruh itu."Kamu bebas memilih sekolah yang kamu mau, mama dan papa akan menyekolahkan kamu setinggi-tingginya." Kali ini Fathan menoleh ke arah papanya. Lelaki yang mengajarinya tanggung jawab ini sekarang justru seperti sedang berusaha melepaskan tangg
Last Updated: 2022-07-04