Beranda / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / 29. Perkenalan Keluarga?

Share

29. Perkenalan Keluarga?

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-12 21:49:20

Bertemu Eriska dan kembali membahas masa lalu mereka sebenarnya tidak pernah Ben inginkan. Satu hal yang membuat Ben bersedia bertatap muka lagi dengan Nadila Eriska Adyaksa Ghautama adalah karena ia tidak ingin ada seorang pun yang berani mengancam keselamatan Ann. Permusuhan dan persaingan keluarga antara Adyaksa Ghautama dan kerajaan besar keluarga Takahashi sudah berlangsung sejak berpuluh tahun lamanya. Ben muda yang jatuh cinta pada sosok Eriska hingga pada akhirnya harus melepas sang cinta pertama, kenangan yang masih menyimpan luka yang sama besarnya. Namun, berbeda dengan Eriska, Ben memilih melepaskan sementara Eriska masih memaksakan, tak terima meski ia sendiri yang berbuat kesalahan.

"Kayaknya nggak berjalan dengan lancar," tebak Arino langsung mendatangi Ben yang memilih menuju ke parkiran mobil.

"Bunuh dia kalau berani nyentuh Ann," ucap Ben lirih tapi penuh penekanan. "Lo nggak liat berapa orang yang Adyaksa siagain di sekitarnya cuma buat jaga-jaga doang? Mereka tau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nasria Ummu Fadhilah
bisa nggak bikin ben cemburu contohnya ann dkt dgn laki2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Candu Cinta Bos Mafia   30. Selamat Datang!

    Ann tak sempat memberikan jawabannya karena Ben sudah buru-buru memintanya untuk ikut. Mereka hampir terlambat datang karena saat tiba di sebuah rumah besar berbentuk bangunan khas Jepang itu, seluruh anggota keluarga sudah berkumpul. Ben mengungkapnya bernama zashiki yang Ann sendiri tak paham artinya. Namun, ketika keduanya tiba, seperti sekelompok mafia-mafia Jepang pada umumnya, mereka disambut dan diberi hormat oleh banyak orang yang berjaga. Arino bergabung saat Ben memasuki bangunan utama, ia datang dengan mobil berbeda. "Serem amat rumahnya," bisik Ann di samping Arino. "Kita ke ruang yang paling dalam. Keluarga besar udah ngumpul semua di sana, masih taraf normal ini, kalau kakeknya Big Ben pulang ke Indonesia, lebih mencekam lagi suasananya. Ntar kamu bakalan liat gimana kawanan ini ngebuang salah satu anggotanya," terang Arino. "Ngebuang? Kenapa dibuang?" tanya Ann bingung. "Sama kayak Chester, dia dirawat Ben karena ibunya sendiri nggak mau nerima dia dan ditin

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Candu Cinta Bos Mafia   31. Maukah Menikahi Ben?

    "Lo mau gagal dua kali?" celetuk Benji. "Diselingkuhin Mima apa bukan kegagalan namanya?" cibir Ben tersenyum miring. "Cukup!" lerai Taka langsung paham situasi. Ben dan Benji bisa saja saling hunus pedang jika obrolan mereka tidak dijeda. "Ann," ia beralih pada Ann sekarang. "Tau resiko terlibat dengan keluarga ini?" tanyanya. Ann mengangguk lagi, lebih ragu dari sebelumnya. "Ben adalah tipe pengusaha yang nggak kenal ampun, dia nggak segan melumuri tangannya dengan darah lawannya, kamu udah pernah denger?" Bastian menyela. Kali ini Ann tak buru-buru mengangguk. Ia toleh Ben lebih dulu, berharap Ben menyangkal perkataan sang kakak. Namun Ben justru mengangguk membenarkan, membuat Ann merasa sesak tiba-tiba menghimpit dadanya. "Sejauh ini dia pengasuh Chester, kalian gila kalau menganggap dia jadi nyonya rumah nantinya," sebut Ben. "Lo nggak akan ajak dia ke zashiki kalau nggak ada niat buat jadiin dia nyonya rumah, Tolol!" desis Danisha muak. "Ann seorang model, menik

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Candu Cinta Bos Mafia   32. Tawaran Menikah

    Ann memilih bungkam sepanjang perjalanan pulang. Ia tahu bahwa suasana hati Ben sedang tidak baik-baik saja. Melihat bagaimana keluarga Ben mengintimidasinya dan hanya Taka yang tampak memihaknya membuat Ann tersadar, beban yang Eriska berikan di pundak lelaki ini teramat besar. Ben hanya tidak mengeluh, ia tidak membagi lukanya sama sekali. "Kita mampir makan dulu," kata Ben seakan memberi penawaran pada Ann. "Aku pengin makan sop ayam bikinan kamu, Mas," celetuk Ann, "boleh?" tanyanya. Ben menoleh Ann sekejap, mereka saling tatap. Kemudian, Ben memilih membuang pandangan, ia pura-pura fokus menyetir, tak lama kemudian mengangguk setuju. Di balik sikap dingin dan kejam sang Big Ben, luka besar karena ditepikan oleh keluarga sendiri hanya karena jatuh cinta pada orang yang salah, Ann tak tahu bagaimana sakitnya. Keheningan panjang menyergap. Ann tak berani bertanya lagi, ia berusaha memahami posisi Ben saat ini. Hingga mereka tiba di rumah besar Ben, Ann memilih untuk diam

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Candu Cinta Bos Mafia   33. Ayo Nikah!

    "Sebagai orang yang dibuang dari kawanan, aku harus bisa apa aja," jawab Ben. Ia sajikan sop ayam pesanan Ann dengan memberinya sentuhan terakhir, menabur bawang goreng. "Aku bakalan jadi bawang goreng itu," celetuk Ann tanpa sadar, "pelengkap yang bikin makanan jadi lebih enak," tuturnya mengulas senyum. "Kamu punya impian dan karir yang harus kamu kejar, renungin itu dulu. Aku cukup mampu ngelindungin kamu dari Eriska tanpa harus nikah," ucap Ben sungguh-sungguh. "Tapi kamu nggak akan dipercaya Kakek kamu kan?" "Aku nggak punya kewajiban buat bikin Kakek percaya, jangan bikin kamu terbebani." Ann menyeruput kuah sopnya demi membuat dirinya berpikir jernih. Kenapa ia justru antusias sekali dinikahi oleh Ben padahal Ben tidak serius melakukan itu? "Keuntungan yang bisa kamu dapet dengan jadi istriku dan masuk ke keluarga besar adalah perlindungan yang lebih luas dari ancaman Eriska dan orang-orangnya," gumam Ben membuat Ann menghentikan kunyahannya. "Itu bedanya kalau ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Candu Cinta Bos Mafia   34. Perihal Joanna

    Pembicaraan mengenai pernikahan yang masih mengambang malam itu tak lagi dilanjutkan. Baik Ben maupun Ann sibuk lagi dengan kegiatan masing-masing. Ben jarang pulang, bahkan tak bertemu Ann sama sekali selama 2 minggu ini. Sedangkan Ann mulai ramai menerima tawaran membintangi iklan dan menjadi model majalah-majalah fashion. Meski bertanya-tanya ke mana Ben pergi dan apa saja yang dilakukan oleh lelaki dingin itu, Ann tak berani mencari tahu pada orang-orang rumah. Berusaha untuk mengakrabkan diri dengan Chester dan harimau lainnya adalah pilihan Ann di sela-sela jadwal padatnya. Rasa rindu kadang menyerangnya, tapi ia bisa apa jika hubungannya dengan Ben bukanlah apa-apa. "Tunggu di situ Chest, aku kudu belajar ini," ucap Ann berdialog pada Chester yang kini mulai berani ia bawa masuk ke kamarnya. Seperti pada Ben, Chester menurut. Hewan buas ini duduk di kaki Ann, sementara Ann tampak membolak-balik buku catatannya. Minggu ini, kuliahnya mulai memasuki Ujian Akhir Semester. Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Candu Cinta Bos Mafia   35. Obat Demam Mujarab

    "Aku panggilin dokter ya Mas," ucap Ann segera beranjak dari posisi duduknya untuk mendekat ke arah ranjang Ben. "Ann," panggil Ben parau. Ia bahkan memejamkan matanya lagi dan beberapa kali terlihat menelan ludah. "Aku nggak pa-pa," ujarnya setelah menghela napas panjang. "Tapi kamu demam tinggi," ucap Ann jelas khawatir. Ben menepuk ranjang di sebelahnya, berharap agar Ann mendekat dan duduk di sana. Bak paham maksud Ben, Ann menuruti permintaan lelaki ini, ia duduk, tangannya dengan berani meraba leher Ben. "Mas, panas banget lho," ujar Ann. "Panggilin dokter ya?" "Aku udah punya perawat di sini, ngapain manggil dokter lagi," balas Ben. "Ya udah, minum pereda demam, bentar kuambilin," kata Ann siap beranjak dari sisi Ben tapi Ben lebih cepat menahan pergelangan tangannya. "Kamu ngapain nyari aku ke kamar?" tanya Ben. "Sebelom Bang Rino pergi dia pesen ke aku kalau badan kamu rada anget, makanya aku ngecek ke sini," jawab Ann, "minum obat ya Mas," bujuknya. "Nanti aja,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Candu Cinta Bos Mafia   36. Alasan Menikahimu

    "Istirahat ya Mas," pinta Ann mengecup pipi Ben sayang, masih cemas karena demam yang Ben derita belum juga reda. "Kamu tau, aku bahkan nggak mesen cewek manapun selama di Singapura dan China," cerita Ben, sedikit meracau. Bukannya memaksa Ben untuk berbaring lagi, Ann justru penasaran dengan yang baru saja Ben ucapkan. Dahinya mengernyit, ia tunggu Ben menjelaskan ucapannya. "Ngerasa punya istri jadinya," lanjut Ben tertawa geli. "Setelah 18 tahun, ini kali pertamanya ada yang ngerawat aku pas demam. Omonganku kacau ke mana-mana ya," desisnya sadar diri. "Kamu udah nggak terkontrol, sekarang kamu istirahat, ini hampir jam 1 pagi Mas," pinta Ann sedikit memaksa. "Kamu mau nemenin di sini?" "Iya aku temenin kamu, aku musti pantau suhu tubuh kamu Mas," ujar Ann kemudian duduk di kursi baca lagi. "Mantau suhu kenapa jauh-jauh di situ? Kamu bisa tidur di kursi baca keras gitu?" pancing Ben benar-benar berbeda dengan dirinya yang lalu. Manja sekali ia pada Ann kali ini,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Candu Cinta Bos Mafia   37. Biar Kami Yang Putuskan

    "Kadang aku mikir kalau aku itu murahan banget, mau-maunya dicium, diraba, bahkan satu rumah sama cowok yang bukan siapa-siapaku. Tapi kamu udah ngebeli aku, sekarang nggak cuma tubuhkubyang kamu milikin, tapi seluruhnya termasuk hati dan pikiranku," gumam Ann lirih, timbul tenggelam. Ben tak memberikan reaksi, pertanda ia sudah terlelap dalam mimpi. Ann pun begitu, setelah mengecup ujung runcing dagu Ben, ia ikut memejamkan matanya. Mereka tidur di ranjang yang sama untuk pertama kalinya, dengan perasaan yang sudah berkembang pesat dari sebelumnya. Sepanjang mereka terlelap, Ben beberapa kali mengigau, mengatakan sesuatu yang tidak ingin ia lakukan. Saat Ann terjaga, hari sudah pagi. Sinar matahari menyeruak di celah jendela, membuat Ann memicingkan matanya. Di sebelahnya Ben masih nyaman memejamkan mata, damai sekali wajahnya. Ann raba kening Ben, panasnya sudah turun. Perlahan Ann bangun, berniat mengganti air kompres ke dapur. "Syukur badan kamu udah baikan," bisik Ann lagi-lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18

Bab terbaru

  • Candu Cinta Bos Mafia   195. Candu Cinta (Ending)

    "Baru pertama kali ini aku liburan ke Eropa. Mimpi apa aku bisa ke sini sama orang yang paling berarti di hidupku," desis Ann lirih. Matanya mengitar takjub, masih tidak percaya pada apa yang kini tengah dialaminya. London tengah ada di awal musim gugur saat ini. Suhu udara cukup dingin untuk kulit Ann yang terbiasa dengan suhu tropis khatulistiwa. Ia sampai memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada untuk menghangatkan tubuhnya. Liburan musim panas di Inggris Raya baru akan selesai dan Westminster cukup sepi dari wisatawan di bulan-bulan ini. "Pilihan yang tepat kita keluar malam hari, untungnya Christ udah akrab sama Lala, jadi kita bisa keluar malem-malem gini, biar Christ istirahat," ujar Ben sengaja merangkul leher istrinya mesra. "Lala udah kenal Danisha lama, jadi kayaknya Christ sering diajak jalan bareng juga sama Lala, makanya mereka cepet akrab," gumam Ann. "Mas, indah banget Inggris Raya," ujarnya tak hentinya berdecak. Meninggalkan

  • Candu Cinta Bos Mafia   194. Rencana Kejutan

    Ann menyesap teh melati buatan Ben sambil memejamkan mata. Sungguh pagi yang begitu damai dan menenangkan baginya, tanpa beban. Christ sedang sarapan pagi bersama Ben di ruang makan, sedangkan Ann sendiri duduk di halaman belakang, sesekali mengusap punggung Chester yang kini memang sengaja diboyong ke rumah baru demi memulihkan kesehatannya. Minggu depan kuliah Ann sebagai Maba akan dimulai, jadi, ia sengaja menikmati momen-momen emas ini tanpa gangguan. "Ane-san, berangkat seolah dulu," kata Christ mendatangi Ann sambil membungkukkan badannya. "Oke, hati-hati ya, semangat sekolahnya!" balas Ann melambaikan tangannya ceria, menatap punggung kecil nan kokoh Christ yang berlalu menjauh. Untuk kegiatan sekolah dan les privat yang harus dijalani Christ, Ann menyiagakan seorang sopir antar-jemput. Ben juga meminta Sony untuk menjadi penjaga Christ selama berkegiatan di luar rumah. "Kamu nggak ada agenda ke mana-mana hari ini, Ann?" tegur Ben yang menyusul duduk di seberang Ann, menent

  • Candu Cinta Bos Mafia   193. Pilihan Christ

    "Hai, Christoper!" sapa Eriska yang sudah datang lebih dulu di sebuah coutage tempat mereka dijadwalkan bertemu. Seperti rencana, Ann dan Ben mengantar Christ bertemu dengan Eriska. Satu titik balik kehidupan Christ akan ditentukan hari ini. Ann tidak tahu apa yang tengah dirancang oleh Eriska untuk mengusiknya lagi, tapi ia percaya Ben bisa mengatasi gangguan Eriska lebih baik ketimbang sebelumnya."Mami Eris," balas Christ melambaikan tangan sekenanya, juga memberi senyum simpul yang asing. "Kamu tambah tinggi ya," puji Eriska. "Makanmu pasti enak-enak pas ikut Ben," katanya. "Makasih udah menuhin permintaanku," tambahnya ke arah Ben sambil memeluk Christ yang tampak canggung. "Gue pengin urusan kita segera selesai," balas Ben. "Biar Christ mesen makanan dulu ya," tandas Eriska. "Aku udah makan sama Ann dan Ben sebelum ke sini," ucap Christ sangat fasih. "Kata Ann, Mami kangen sama aku," gumamnya. "Iya," jawab Eriska mengangguk. "Mami nggak bawa makanan kesukaanku?" tembak Ch

  • Candu Cinta Bos Mafia   192. Daya Juang

    Setelah sekian lama tidak beraktivitas di ranjang karena kondisi kesehatannya, Ben cukup berhati-hati bergerak. Ann lebih banyak memimpin permainan, sang istri berbalik memegang posisi dominan. "Joanna," Ben mengerang lirih, menikmati pemandangan sang istri yang meliuk-liuk di atasnya. "Berasa liat aku di Queen's Diary lagi ya Mas," goda Ann masih sempat bercanda. "Ini lebih juara sensasinya," balas Ben merem-melek, terbakar gairah. Ann terkikik, ia bergerak makin cepat, tapi tetap berhati-hati. Ben yang tengah berbaring di bawahnya itu masih belum sembuh total, jadi mereka tidak boleh bermain liar. "Ane-san!" Ben mengeja panggilan istrinya, ia tiba di puncak dengan senyuman lepas yang puas. "Wah," deru napas Ann masih terengah, "lega, Big Ben? 250 juta transfer ke rekeningku ya," candanya lucu. Ia bangkit dan duduk di sebelah suaminya, membiarkan Ben meriah selimut untuk menutupi tubuh mereka. "Nggak 300 juta sekalian?" tawar Ben. Ann mengangguk, "Boleh. Dikasih 500 juta lebi

  • Candu Cinta Bos Mafia   191. Memenangkan Pikiran

    Setitik air mata Ann jatuh, ia berpaling agar tak ketahuan tengah bersedih. Sesak di dadanya berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin, hatinya telah jatuh teramat banyak pada Christ. "Kenapa aku harus milih? Aku udah tinggal di sini kan?" gumam Christ lugu. "Kamu bukan anggota keluarga, Eriska minta kamu kembali ke keluarga kamu," ungkap Ben gamblang, terdengar sangat tega. "Ane-san," Christ menoleh Ann, "apa aku harus milih? Aku aku harus ikut Mami Eris?" tanyanya hampir menangis. "Kamu boleh tetep tinggal di sini kalau kamu mau, Christ," jawab Ann. "Asal kamu memilih tinggal bersama kami, kamu boleh tinggal selamanya di sini," sambar Ben. Christ terdiam, ia tampak bingung dan hanya memainkan kancing bajunya sebagai bentuk pelarian. Anak sekecil Christ tentu mempunyai banyak perspektif pada setiap orang yang pernah merawatnya. Ann meski galak dan tegas, tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan. Begitu pula dengan Ben, meski ia keras dan kejam, selalu menekan Christ dengan

  • Candu Cinta Bos Mafia   190. Memberinya Pilihan

    "Marah, Ane-san?" tegur Ben yang menyadari perubahan sikap istrinya semenjak pulang dari rumah makan tadi siang. "Hem?" Ann melirik suaminya sekejap, lantas fokus lagi memainkan ponselnya. "Kamu marah sama aku, Ann?" ulang Ben sabar. "Marah? Emangnya kamu kenapa?" tanya Ann balik. Ben mendecak, ia tahu Ann sedang tidak mau diajak mengobrol. Istrinya ini tengah marah, enggan ditanya-tanya tapi jika Ben tak acuh, kemarahan itu akan semakin membesar. "Coba bilang, salahku di mana?" pancing Ben. "Wah," Ann tertawa dalam tatapan piasnya yang tak menyangka. "Nggak sadar salahnya?" "Oke, aku salah ngambil keputusan setuju sama Eriska? Bener?" "Terus?" "Aku mengabaikan kamu," desis Ben meringis, takut salah. "Bukan cuma mengabaikan, Mas. Aku nggak kamu anggep ada di tempat itu. Seharusnya kamu tanya dulu keputusanku, kan?" sergah Ann bagai siap memuntahkan lahar panas dari mulutnya. "Iya, aku minta maaf," ungkap Ben tak mau memperpanjang masalah. Salah atau tidak salah, ia tetap ha

  • Candu Cinta Bos Mafia   189. Biarkan Memilih

    "How's life, Ann? Kamu bahagia?" tanya Eriska yang ditemui oleh Ann di sebuah rumah makan besar. Ann melirik sang suami yang duduk di sebelahnya. Ben tampak tak acuh, ia itarkan pandangan ke sekeliling, enggak bertemu tatap dengan Eriska. Dari sorot matanya, tampak Eriska masih begitu mendamba suami Ann itu. "Gue nggak punya alasan buat nggak bahagia setelah suami masih hidup di sisi gue," jawab Ann jumawa. "Asal nggak ada orang yang mengusik kami lagi, gue yakin bahagia selamanya," gumamnya. "Ben," Eriska tersenyum, mencoba mengambil perhatian mantan pacarnya itu. "Aku nggak akan ngusik kalian lagi. Cuma satu penginku, aku diijinin buat ketemu sama Christ. Sekarang udah nggak ada Papa yang bakalan nyakitin dia, boleh nggak Christ disuruh milih, mau ikut aku atau kalian? Aku janji, setelah Christ milih, aku nggak akan pernah muncul dalam kehidupan kalian lagi," ujarnya. Ben yang semula tak peduli akhirnya memfokuskan pandangannya pada Eriska. Keduanya bertemu tatap, diam dan tak a

  • Candu Cinta Bos Mafia   188. Segalanya Bagiku

    Proses recovery Ben memakan banyak waktu dan perjuangan yang cukup panjang. Selama itu, Ann setia mendampingi, membantu sang suami mendapatkan tubuh bugarnya lagi. "Dua tusukan yang nggak akan pernah bisa dilupain," desis Ann sambil menunjuk bekas luka di dada dan perut Ben yang kancing kemejanya sengaja tidak dikancingkan. "Nggak kamu bikin tato, Mas?" tanyanya. Ben menggeleng, "Luka tembak ini sengaja kutato karena pengin kuhilangkan. Kalau luka tusuk beda cerita, ini award perasaanku atas kamu Ann. Aku terluka buat ngelindungin kamu, itu kebanggaan tersendiri," ujarnya. "Tapi aku jadi ngerasa bersalah kalau liat bekas luka ini. Kamu ada di ambang kematian selama 5 bulan, gimana aku nggak sedih.""Apa mau kutato aja biar kamu nggak sedih?" tawar Ben. Gelengan Ann berikan, "Kalau kamu nggak ngeliat aku sebagai bentuk kesalahan, sedihku bisa ganti jadi kebahagiaan kok Mas," ucapnya lembut, plin-plan. Senyuman Ben terkembang, ia kibaskan lagi pedangnya untuk kembali memulai latiha

  • Candu Cinta Bos Mafia   187. Obrolan Berdua

    Dua puluh empat jam pasca hidup kembali, Ben dinyatakan dalam kondisi yang sangat bagus oleh dokter. Tubuhnya sudah melewati pemeriksaan dan pengecekan dan tidak ada organ tubuhnya yang malfungsi. Ben hanya memerlukan banyak latihan bergerak dan berjalan untuk menormalkan kembali sendi-sendi dan tulangnya. "Dia minta pindah sekolah di sini, pengin jagain Ketua tapi dia ngeluh bosan nunggu kamu bangun, tiap hari begitu," ucap Ann tertawa. "Dia jagain kamu dengan baik ya," kekeh Ben sudah mulai lancar berkomunikasi. Ann mengangguk, "Kadang dia ngomel, kenapa Ketua nggak bangun-bangun padahal dia mau cerita gimana dia ngelawan anak-anak lain yang nyoba ngerundung dia," ceritanya. "Udah ya Mas, biar dia stay di Indo aja, Christ pasti nggak mau kalau disuruh balik ke Jepang lagi. Nanti aja kalau dia udah bisa milih mau lanjut studi di Jepang atau di negara mana pun, kita bisa atur lagi," urainya. "Aku ikut kebijakan kamu, Ane-san," kata Ben lembut. "Ah, Adyaksa sekarang dipegang sama

DMCA.com Protection Status