Home / Romansa / Can is mine / Biarlah takdir yang bercerita

Share

Biarlah takdir yang bercerita

last update Last Updated: 2022-08-09 12:26:00

Selepas kepergian Candra, Ayana menangis sesenggukan dengan Sabiru yang sudah tertidur dipelukannya.

Dengan datar Bisma mengambil sabiru untuk ia tidurkan lalu menyuruh Ayana untuk menjauh agar tidak mengganggu Sabiru.

Ayana menurut, ia menjauh dari Sabiru dan terduduk di kursi tunggu yang tersedia diruangan tersebut.

"Kenapa tidak jujur saja? pernyataan yang kamu lontarkan itu suatu kebohongan yang suatu saat akan merugikan kamu sendiri" Bisma menyodorkan tisu pada Ayana dengan kecewa. Kenapa Ayana seolah-olah kembali memberikan harapan besar padanya padahal jelas-jelas ia akan kembali merasakan sakitnya kembali ditolak oleh Ayana.

Ayana mendongak, ia menerima tisu tersebut untuk menghapus ingusnya. Bisma duduk disampinya, mendengarkan tangis Ayana yang tidak mau berhenti itu dengan setia.

"Kenapa dia datang disaat aku hampir saja berhasil melupakannya?" tanya Ayana disela tangisnya.

"Yang dia bilang itu benar Ya, pertemuan kalian itu sudah menjadi takdir Tuhan. Kamu tidak bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Can is mine   akhir dari cerita

    Mata Bisma menyala, jarum suntik yang ia pegang pun mampu dipatahkannya. Ia semakin tersulut emosi, dimana otak Ayana kali ini? Bukankah telat satu jam saja nyawa Sabiru taruhannya sementara jarak pesantren dan rumah sakit ini bisa ditempuh tiga puluh menit belum proses pengecekan golongan darah dan kesehatan. "TOLONGLAH PAHAM, AYA! DIA AYAHNYA, DIA YANG PALING BERHAK MENOLONG SABIRU!" teriak Bisma begitu kencang. Candra begitu syok mendengar pernyataan Bisma, ia pun turun dari ranjang pasien menghampiri Ayana yang berdiri kaku diambang pintu."Apakah yang Bisma katakan itu benar?" tanya Candra tak percaya. Ayana masih membeku enggan menjawab. Kedua tangan Candra terangkat, ia mengguncang tubuh Ayana. "Jawab Aya, apakah itu benar?"Melihat pemandangan tersebut membuat Bisma semakin geram, ia tidak mau membuang banyak waktu hanya karena ini. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah Sabiru, ia ingin Sabirunya selamat. "Aya aku tidak akan pernah memaafkamu jika Sabiruku tidak selamat," lir

    Last Updated : 2022-08-09
  • Can is mine   EPILOG (CAN IS MINE)

    "Bunda! Bangun, shalat subuh yuk"Teriakan dua orang yang berbeda nada suara itu begitu mengganggu waktu tidur Ayana pagi ini. Bukannya bangun, Ayana malah sengaja menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya membuat kedua laki-laki beda usia itu berkacak pinggang tak terima. Keduanya saling menatap lekat seolah memberi pesan jika keduanya telah merencanakan sesuatu. SatuDuaTiga"Ayo bangun Bunda, nanti subuhnya telat!"Keduanya kembali berteriak dengan menarik kuat selimut yang tengah Ayana kenakan. Sabiru sudah tidak sabar, ia menaiki ranjang dan memeluk Ayana erat. "Bunda, ayo dong" Sabiru kembali membangunkan Ayana dengan mencium wajah cantiknya. Menyadari ada yang tidak beres membuat Ayana segera membuka mata, ia memeluk Sabiru erat. "Sayang, Ummah masih ngantuk. Kalian duluan aja ya nanti Ummah nyusul" Sabiru menggeleng, ia menarik lengan Ayana untuk segera bangun dari pembaringan. "Ayo bunda, kita berjamaah sama Ayah"Kedua mata Ayana memicing, indra pendengarann

    Last Updated : 2022-08-09
  • Can is mine   Sial

    Can is MineBab1: sialSeorang gadis berambut sebahu dengan setelan kemeja serta celana jeans robek itu dengan santainya mengendarai motor ninja menuju rumah setelah hampir seharian penuh berdiam diri di perpustakaan kampus untuk mengerjakan tugas-tugas yang tak pernah kelar-kelar. Seperti hukuman saja baginya, hampir seharian penuh ia berdiam diri diperpustakaan tanpa boleh keluar sekali pun oleh teman-temannya yang membantu ia mengerjakan tugas-tugas tersebut.Tid!Sebuah klakson yang berbunyi begitu nyaring membuat seorang Ayana Ayu Wiratmi Kencanasari Putri Handoko terkaget dan refleks menjatuhkan motornya ke trotoar serta membuatnya terjatuh dari motor tersebut, ketika sebuah mobil sedan keluaran teranyar dengan sangat tak berpendidikannya melajur dengan kecepatan tinggi dan hampir menabrak dirinya. Untung saja Ayana bisa dengan cepat menghindar, jika tidak? Entahlah kondisinya akan bagaimana, mungkin saja sudah terbujur kaku dengan darah yang berl

    Last Updated : 2021-02-09
  • Can is mine   Perjodohan

    "Tidak! Pokoknya Can nolak!" ucap laki-laki berparas tampan berusia dua puluh tujuh tahun itu dengan melipat kedua tangan didada, entah ada angin apa tiba-tiba saja dirinya diminta sang ayah untuk segera menikah bahkan berniat untuk menjodohkan dirinya dengan putri dari sahabatnya tersebut yang bahkan Can pun tak tahu siapa mereka."Kamu tuh udah cukup umur, mau sampai kapan toh le? Ibu dan bapakmu ini sudah tua, pengen segera momong cucu. Cepatlah menikah! " bujuk Ratih, sang ibu dengan lembut."Kamu itu putra tunggal keluarga Nugroho, pewaris semua kekayaan Ayah tapi kamu malah memilih jalur lain, untuk sebuah masa depan kamu padahal ayah sudah siapkan semua perusahan ini tapi kamu memilih profesimu sendiri! Kurang apa ayahmu ini, hah?!" sambung Nugroho dengan wajah emosinya namun, tetap saja Candra menolak dengan gelengan tegas pada mereka."Lagian siapa juga yang nyuruh Ayah untuk nyiapin semua ini? Candra gak pernah sekali pun meminta itu. Yah," ucap

    Last Updated : 2021-02-09
  • Can is mine   Wanita pengganti

    Dan disinilah Ayana sekarang, diruangan serba putih khas rumah sakit dengan satu bangsal tempat untuk pasien di periksa. Ia duduk dengan sangat terpaksa di bangsal tersebut, matanya tak henti-henti melihat tajam kearah pria yang sedang membersihkan lukanya."Ditahan ya, ini pasti perih" ucapnya ketika sebuah kapas basah mendarat di jempol kaki Ayana. Bukannya menjerit, ia malah mengeluarkan decakan malas dari mulutnya."Ck. Emangnya gue cewek apaan? Luka gini doang gak tahan," ucap Ayana menyombongkan diri membuat pria di depannya dengan sengaja menekan luka tersebut."Rasain tuh! Gak sakitkan?" kesal laki-laki tersebut membuat rintihan kecil keluar dari mulut Ayana."Buset, gak gitu juga kali! Cari perkara aja ya lu, dasar menyebalkan!" protes Ayana."Terserah!" jawab laki-laki tersebut dengan kembali fokus mengobati lukanya. Hening kembali tercipta diantara mereka, Candra dengan fokus mengobati lukanya sementara Ayana sibuk memikirka

    Last Updated : 2021-02-09
  • Can is mine   Pertemuan

    Jika bisa memilih, mungkin malam minggu ini akan Ayana habiskan dengan bermain bersama teman-teman mengelilingi kota Jogya atau sekedar nongkrong minum kopi di cafe milik Ilham, sahabatnya. Bukan duduk manis dengan memakai baju feminim di tengah-tengah orang tuanya serta dihadapan Keluarga Nugroho Aditama. Sungguh itu bukan fasionnya.Kedua keluarga itu nampak asik berbincang begitu hangat seolah tak ada masalah yang sedang ditutupi rapat-rapat oleh keluarga Ayana.Helaan nafas gusar, sudah beberapa kali ia lontarkan. Perbincangan hangat mereka entah kenapa membuat Ayana begitu ngantuk mendengarnya, seolah tak peduli dengan apa yang sedang mereka perbincangkan Ayana memilih untuk diam menunduk sambil berharap ada seseorang yang menghubunginya dengan urusan yang sangat penting.Sungguh, ia tak tau harus melakukan apa sekarang. Ayah dan bundanya sedari tadi duduk menghimpit Ayana agar tak ada celah untuk kabur setelah perdebatan panas satu jam yang lalu d

    Last Updated : 2021-02-09
  • Can is mine   Sepakat?

    Anak zaman sekarang mana ada yang mau menuruti permintaan orangtuanya begitu saja. Apalagi permintaannya itu sungguh tak pernah ia sukai. Tak segampang itu!Ayana menghentakkan kakinya kesal ketika Candra mendapatkan izin dari ayahnya untuk mengantar dirinya. Lihat saja kelakuan pria itu sekarang, dengan sangat sopannya ia menyalami kedua orangtuanya dan orangtua Ayana. Bahkan ia tersenyum manis menghampiri Ayana, tak seperti biasanya yang selalu bersikap dingin dan kaku.Lihat saja, permainan apa yang akan Candra mainkan kali ini pada Ayana. Murid menyebalkan seantero kampus."Ayo buruan naik, katanya mau kerja kelompok. Nanti kemalaman," ucap Candra ketika ia sudah memasuki mobilnya sementara Ayana masih berdiri kesal dihadapan mobil mahal tersebut."Malah bengong, cepat naik!" ucapnya lagi.Gubraks...Dengan kasar Ayana membanting pintu mobil tersebut setelah masuk dan duduk di kursi belakang."Saya

    Last Updated : 2021-02-12
  • Can is mine   Tak kenal maka tak sayang

    Suara bising kini memenuhi ruangan yang penuh dengan anak manusia muda dengan segudang bakat yang mumpuni. Ya, hari ini kelas yang ditempati Ayana begitu kacau, acara dadakan yang digelar sebagian penghuni kelas begitu ramai gara-gara sang dosen yang tak kunjung datang.Band yang dibuat seadanya dengan alat-alat pembersih serta dua vokalis cantik yang menjadi andalan kini tengah beraksi menghibur kawan-kawannya di kelas. Ulahnya? Siapa lagi kalau bukan Ayana Wiratmi Kencanasari dan gengnya bernama Aster yang beranggotakan empat laki-laki dan dua perempuan."Ya, tumben kamu gak nyanyi? Lesu gitu, kenapa?" itu Tika yang bertanya. Satu-satunya sahabat perempuan yang Ayana miliki sampai saat ini. Sifat polos dan agak sedikit telmi ialah ciri khas yang dimiliki Tika dan tak jangang kepolosan serta ketelatannya berpikir membuat geng Aster pusing kadang terhibur dengannya."Iya, kenapa lo?" sambung Guntur ketika menyadari perubahan Ayana saat ini. Wajahnya

    Last Updated : 2021-02-22

Latest chapter

  • Can is mine   EPILOG (CAN IS MINE)

    "Bunda! Bangun, shalat subuh yuk"Teriakan dua orang yang berbeda nada suara itu begitu mengganggu waktu tidur Ayana pagi ini. Bukannya bangun, Ayana malah sengaja menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya membuat kedua laki-laki beda usia itu berkacak pinggang tak terima. Keduanya saling menatap lekat seolah memberi pesan jika keduanya telah merencanakan sesuatu. SatuDuaTiga"Ayo bangun Bunda, nanti subuhnya telat!"Keduanya kembali berteriak dengan menarik kuat selimut yang tengah Ayana kenakan. Sabiru sudah tidak sabar, ia menaiki ranjang dan memeluk Ayana erat. "Bunda, ayo dong" Sabiru kembali membangunkan Ayana dengan mencium wajah cantiknya. Menyadari ada yang tidak beres membuat Ayana segera membuka mata, ia memeluk Sabiru erat. "Sayang, Ummah masih ngantuk. Kalian duluan aja ya nanti Ummah nyusul" Sabiru menggeleng, ia menarik lengan Ayana untuk segera bangun dari pembaringan. "Ayo bunda, kita berjamaah sama Ayah"Kedua mata Ayana memicing, indra pendengarann

  • Can is mine   akhir dari cerita

    Mata Bisma menyala, jarum suntik yang ia pegang pun mampu dipatahkannya. Ia semakin tersulut emosi, dimana otak Ayana kali ini? Bukankah telat satu jam saja nyawa Sabiru taruhannya sementara jarak pesantren dan rumah sakit ini bisa ditempuh tiga puluh menit belum proses pengecekan golongan darah dan kesehatan. "TOLONGLAH PAHAM, AYA! DIA AYAHNYA, DIA YANG PALING BERHAK MENOLONG SABIRU!" teriak Bisma begitu kencang. Candra begitu syok mendengar pernyataan Bisma, ia pun turun dari ranjang pasien menghampiri Ayana yang berdiri kaku diambang pintu."Apakah yang Bisma katakan itu benar?" tanya Candra tak percaya. Ayana masih membeku enggan menjawab. Kedua tangan Candra terangkat, ia mengguncang tubuh Ayana. "Jawab Aya, apakah itu benar?"Melihat pemandangan tersebut membuat Bisma semakin geram, ia tidak mau membuang banyak waktu hanya karena ini. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah Sabiru, ia ingin Sabirunya selamat. "Aya aku tidak akan pernah memaafkamu jika Sabiruku tidak selamat," lir

  • Can is mine   Biarlah takdir yang bercerita

    Selepas kepergian Candra, Ayana menangis sesenggukan dengan Sabiru yang sudah tertidur dipelukannya. Dengan datar Bisma mengambil sabiru untuk ia tidurkan lalu menyuruh Ayana untuk menjauh agar tidak mengganggu Sabiru. Ayana menurut, ia menjauh dari Sabiru dan terduduk di kursi tunggu yang tersedia diruangan tersebut. "Kenapa tidak jujur saja? pernyataan yang kamu lontarkan itu suatu kebohongan yang suatu saat akan merugikan kamu sendiri" Bisma menyodorkan tisu pada Ayana dengan kecewa. Kenapa Ayana seolah-olah kembali memberikan harapan besar padanya padahal jelas-jelas ia akan kembali merasakan sakitnya kembali ditolak oleh Ayana. Ayana mendongak, ia menerima tisu tersebut untuk menghapus ingusnya. Bisma duduk disampinya, mendengarkan tangis Ayana yang tidak mau berhenti itu dengan setia."Kenapa dia datang disaat aku hampir saja berhasil melupakannya?" tanya Ayana disela tangisnya. "Yang dia bilang itu benar Ya, pertemuan kalian itu sudah menjadi takdir Tuhan. Kamu tidak bisa

  • Can is mine   takdir tuhan

    Tiga tahun berlaluSenja, kelabu masih saja menjadi peneman hari-hari Candra sejak tiga tahun terakhir setelah ia tidak pernah menemukan Ayana dimana pun. Kedua orangtua pun tidak ada yang memberitahu kemana perginya Ayana sebenarnya. Sejak tigak tahun terakhir pula, hidup Candra diambang keputus asaan. Ia begitu bingung ingin melanjutkan hidupnya seperti apa sementara kehidupan telah berakhir sejak penyesalan terbesarnya itu."Sudah tiga tahun loh, lu gak mau bangkit melupakannya? Gue aja udah punya anak tiga loh" sindir Haris menemui Candra yang tengah terduduk di balkon kantornya. Ya, Candra kembali bekerja di rumah sakit miliknya sebagai CEO sejak ayahnya mengetahui jika Candra sudah putus dengan Hanin. Candra tak tergerak untuk menjawab, ia masih saja menikmati senja yang akan kembali digantikan dengan gelapnya malam. "Gue masih menunggu dia balik, sekali pun dia sudah bukan jadi istri gue tapi gue akan tetap menjadi miliknya. Gue gak mau nikah dengan siapa pun kecuali dengan

  • Can is mine   sebenarnya yang terjadi

    Hari-hari berikutnya adalah penderitaan bagi Candra, sesak yang menggunung dihatinya tidak akan pernah runtuh sebelum ia meminta maaf pada Ayana dan Ayana memaafkannya. Menyesal, merasa bersalah dan rindu yang amat besar membuat hari-hari Candra menjadi sangat kelabu.Untuk menuntaskan semuanya pagi ini bahkan Candra bergegas untuk menjemput Ayana dan meminta maaf padanya, wajah yang sayu itu kini sudah menatap sendu pekarangan rumah Herlan. Disana nampak begitu sepi pagi ini dan Candra tidak begitu yakin kalau Herlan akan mengizinkannya masuk. Namun bukan Candra namanya kalau tidak mencoba. Ia berusaha menguatkan hatinya, bersikap bodo amat memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah tersebut. Beberapa penjaga bahkan menyambutnya dengan ramah. Menghela nafas dalam, Candra keluar dari mobil dan berjalan menuju depan pintu rumah tersebut. Belum sempat Candra mengetuk pintu tiba-tiba Adinda keluar dari rumah tersebut dengan pakaian dinasnya. "Kamu, sedang apa disini?" tanya Adinda beg

  • Can is mine   Kehilangan

    Sudah hampir tiga bulan sejak perpisahan Candra dengan Ayana, kini dirinya sudah kembali terbiasa menjalani hari-hari. Melakukan pekerjaan rumah tanpa di bantu oleh Ayana. Keterbiasaan itu entah kenapa menjadikan hatinya suram untuk menjalani hari-hari. Ia merasa harinya kurang lengkap tanpa ada pengganggu di hidupnya. Siapa lagi kalau bukan Ayana. Sudah hampir tiga bulan juga Candra tak lagi menjadi seorang CEO dirumah sakit miliknya atau pun di perusahaan milik ayahnya. Hidup Candra kembali lagi kemassa dimana ia hanyalah seorang pegawai rumah sakit biasa di salah satu rumah sakit swasta. Haris, yang merupakan sahabatnya pun tak peduli dengannya. Entah, mungkin ini memang hukuman baginya atas apa yang ia lakukan pada Ayana dulu. Candra menarik napas dalam, menatap kearah sebrang rumah sakit. Dimana ia melihat seseorang yang tidak asing baginya, perempuan yang sedari dulu ia cintai tengah menunggunya duduk santai menikmati secangkir kopi andalan yang disajikan di kafe tersebut.

  • Can is mine   pergi

    Rembulan malam telah tenggelam, menghilang di gantikan dengan sinar matahari yang terbit dengan malu-malu. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, tapi Candra masih asik duduk melamun di kursi meja makan. Ada hati kecil yang menyesal saat ini, luka di wajahnya bahkan masih terasa perih. Setelah malam itu, sepertinya Candra akan benar-benar kehilangan Ayananya. Kemarahan Herlan nampaknya akan mengibarkan bendera permusuhan. Pikirnya. Candra meringis saat melihat pemandangan rumah yang begitu acak-acakan tidak seperti biasanya yang nampak rapi dan harum. Ia menghembuskan nafas kasar ketika cucian yang menggunung seperti melambai-lambai kearahnya. Ini baru beberapa hari Ayana pergi dari rumahnya namun Candra sudah dibuat stres dengan pekerjaan rumah yang menggunung. Kenapa harus takut jika Ayana pergi kan ada Hanin yang akan merawatnya, menggantikan posisi Ayana. Pikirnya Candra begitu dulu tapi Candra salah. Setelah malam itu, Hanin malah seperti terkesan menjauh. Ia begitu sulit d

  • Can is mine   keputusan

    Mobil berplat nomor dinas itu berhenti tepat di pekarangan rumah Candra. Nampak Herlan bersama kedua ajudannya keluar dari mobil tersebut, mata Herlan memejam lama saat kakinya hendak melangkah ke depan pintu rumah yang sedikit terbuka. Samar-samar Herlan mendengar suara perempuan yang tengah asik berbincang dengan menantunya itu, tentu saja bukan Ayananya. Tangan Herlan terangkat hendak mengetuk pintu, namun dihalangi oleh kedua ajudannya."Izin komandan, sebaiknya jika memang komandan ingin memastikan benar tidaknya jika menantu komandan itu berselingkuh sebaiknya kita tunggu dulu jangan dulu masuk, kita intip saja dari jendela dan dengarkan percakapannya" ujar Roni salah satu ajudan yang paling keluarga Herlan percayai.Herlan menurunkan tangannya, ia menuruti apa yang dikatakan Roni. "Ayo tuan sebaiknya kita intip disini," ajak Roni sedikit menjauhi pintu utama tepat pada jendela besar yang hanya di tutupi kain gorden yang sangat tipis. Dari sana terlihat jelas Candra tengah du

  • Can is mine   kepedulian Bisma

    Lantunan surat Al-Baqarah terdengar melangalun lembut menghiasi kamar kos-koasan berukuran 2.5 m kali 3 m itu.Si pembaca begitu menjiwai setiap ayat demi ayat yang ia lantunkan. Apalagi saat ia membaca dan merenungi salah satu arti dari surat al-baqarah ayat 216 yang berbunyi :كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ“Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”Melalui surat Al Baqarah 216 Allah telah menjelaskan bahwa kewajiban perang harus dilaksanakan meski hal tersebut bukan sesuatu yang menyenangkan. Dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa “boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu” yang berarti peperangan

DMCA.com Protection Status