Home / Rumah Tangga / CRUEL HUSBAND / BAB 2 : Revisi

Share

BAB 2 : Revisi

last update Last Updated: 2022-05-20 10:31:49

Tiga bulan yang lalu

"Hei, sorry telat. Biasa macet," tutur seorang wanita dewasa dua puluh tujuh tahun yang mengenakan pakaian serta aksesoris yang tergolong cukup mahal.

Icha namanya, sahabat Nadine yang memiliki suami super tajir. Seorang CEO sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Maka dari itu tidak heran jika penampilannya sangat mentereng. Jam tangan berwarna silver menghiasi pergelangannya yang ramping. Kacamata dan tas branded juga tak pernah luput untuk menunjang penampilannya.

Nadine yang awalnya sibuk menatap laptop pun mendelik, bibirnya mencebik melihat sesuatu di pergelangan tangan Icha. "Itu jam tangan sepertinya baru? Dari mana lagi sekarang?" tanyanya saat Icha baru saja duduk di kursi tepat di depannya duduk.

"Oleh-oleh dari perjalanan bisnis Aaron. Kamu tahu? dia begitu mengerti seleraku. Coba kamu lihat!" Icha memperlihatkan jam mewah yang melingkar di pergelangan tangannya itu pada Nadine. "Indah, 'kan? Dia membelinya saat pergi ke Singapura."

Nadine pun hanya membalas dengan anggukan. "Iya, bagus. Cukup bisa diandalkan untuk menutupi sesuatu."

Seketika senyuman Icha sirna, tapi cepat-cepat dia menormalkan itu dan tetap berusaha ceria seperti sebelumnya. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Nadine meski Nadine tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bekas merah yang melingkar di pergelangan tangannya tak bisa dia tutupi.

"Oh ... iya, kamu kenapa malah bawa laptop? Kamu bilang mau senang-senang, rumpi-rumpi ria. Tapi malah bawa kerjaan ke sini. Tidak asik," oceh Icha, bibirnya dilipat, sengaja memperlihatkan ketidaksukaannya.

"Itu karena aku tahu kalian tidak akan bisa tepat waktu, jadi aku sekalian saja menunggu sambil bekerja. Jangan bawel! akan aku matikan," balas Nadine yang benar-benar menutup benda elektronik di depannya.

"Nah begitu, dong." Icha memperlihatkan deretan gigi lantas mengangkat jari tengah dan telunjuk tangan kanannya, dan tak berselang lama seorang pegawai restoran pun datang.

Saat Icha sedang sibuk membolak-balik buku menu untuk memesan minuman, datang lagi seorang perempuan berpakaian formal menuju meja meraka. Namanya Tania. Dari raut wajah saja sudah terlihat kalau wanita itu tengah kelelahan. Maklum saja, Tania adalah pegawai bank yang kadang dituntut untuk bekerja lembur di akhir bulan seperti ini.

"Pesan apa?" tanya Icha pada Tania yang baru saja duduk di kursi sebelahnya.

"Samakan saja," balas Tania sembari melepas sanggul rambut. Setelah itu dia mencepolnya sembarangan. Baginya gaya ikat rambut seperti itu lebih nyaman.

"Ini, ambillah. Aku dapat ini dari seorang teman. Katanya ini bisa menjaga daya tahan tubuh." Icha menyodorkan satu botol suplemen pada Tania dan sahabatnya itu pun mengernyit heran.

"Ambillah, ini suplemen. Bukan racun. Aku yakin kamu lebih butuh ini daripada dia," lanjut Icha lagi setelah mendelik sinis ke arah Nadine.

Nadine pun hanya geleng-geleng kepala, dia memalingkan muka sambil menyeruput jus tiga diva miliknya. Bagi Nadine Tania memang butuh suplemen untuk mempertahankan kebugaran. Hidup dihimpit beban pasti membuat otak serta tubuh cepat lelah, siapa pun itu tak hanya Tania.

"Iya, ambil saja," sahut Nadine. Dia tatap lekat Tania yang memang terlihat tidak segar. "Suplemen memang kita butuhkan. Terlebih kamu yang bekerja sejak pagi sampai hampir malam."

Itu bukan perkataan sarkas, itu adalah kenyataan. Baik Nadine maupun Icha tahu kesulitan apa yang dihadapi Tania. Temannya itu dihimpit beban ekonomi karena harus menanggung dapur mertua. Mendapat tekanan dalam hal pekerjaan dan juga tekanan di kehidupan pribadi pasti membuat siapa saja rentan sakit fisik dan mental.

Tidak berapa lama, datang seorang wanita lagi yang pakaiannya formal sama seperti Tania. Wangi namanya, dia bekerja di sebuah perusahaan besar dan memiliki jabatan sebagai wakil manager pemasaran.

"Maaf ya lama. Tadi harus mencocokkan data dulu sebelum pulang," tutur Wangi yang dibalas ketiga wanita di sana dengan anggukan saja. Baik Nadine, Icha maupun Tania sudah paham dengan kesibukan masing-masing termasuk Wangi.

Meskipun begitu keempatnya tetap kompak meluangkan waktu untuk bertemu. Persahabatan yang sudah terjalin sejak SMA itu tetap mereka jaga. Kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang merangkap wanita karier membuat mereka harus pintar-pintar mencocokkan waktu. Terkecuali Icha, wanita itu hanya ibu rumah tangga yang punya banyak waktu luang. Sibuk saat waktu menunjukkan pukul sembilan malam saja. Jika sudah pukul itu, siapa pun tidak akan bisa menghubunginya. Wangi hanya fokus bekerja karena satu-satunya yang belum menikah di antara mereka. Nadine sudah menikah tapi belum memiliki anak, sedangkan Tania adalah wanita karier yang merangkap menjadi istri, ibu serta menantu yang harus menuruti apa pun keinginan mertua.

Pekerjaan Nadine sendiri adalah pekerja lepas, sehingga dia tidak perlu berpakaian rapi seperti Tania dan Wangi. Kesehariannya hanya menatap laptop. Ia bisa menggunakan baju apa pun baik baju kekurangan bahan atau daster. Penulis. Ya, Nadine bekerja sebagi penulis di sebuah platform online. Karier yang dia geluti sejak lama sebelum menikah dengan Putra. Saking sayangnya, dia tidak ingin berhenti. Bagi Nadine jika masih bisa produktif, kenapa tidak?

Itu semata-mata bukan karena materi, karena Putra sendiri sudah memiliki karier yang bagus di pekerjaannya, dan dapat dipastikan tidak akan menyusahkan kehidupan rumah tangga mereka. Nadine hanya ingin mandiri. Dia punya kepuasan sendiri ketika tulisannya dibaca dan dihargai pembaca.

Setelah bercerita tentang banyak hal, keempatnya pun memilih menyudahi obrolan. Icha pulang mengendarai SUV mewahnya sedang Tania berniat pulang menggunakan taksi. Ini aneh, Tania menolak saat diantar Icha padahal rumah mereka satu arah. Namun, lagi-lagi mereka memaklumi. Tania memang begitu sejak mereka masih remaja. Ia tidak ingin merepotkan orang lain.

Dari ketiga temannya, Nadine merasa Wangi yang paling normal seperti dirinya. Mereka sejatinya tahu bagaimana kehidupan masing-masing. Pertama Icha, walau bergelimang harta dia punya suami yang memiliki kelainan. Sedang Tania, beban hidupnya lumayan berat. Dia seperti dijadikan tulang punggung keluarga oleh mertuanya. Maka dari itu Nadine merasa lebih dekat ke Wangi ketimbang dua sahabatnya yang lain.

_

_

"Mau sampai kapan kamu melajang?" tanya Nadine saat keduanya berjalan menuju parkiran.

"Entah, aku belum bertemu laki-laki yang pas," balas Wangi. Dia s***k sedikit rambutnya hingga membuat lelaki yang kebetulan lewat hampir menabrak orang lain.

"Tu lihat, pesonamu kuat. Tunggu apalagi?" balas Nadine dengan cara berbisik. Senyumnya terukir begitupun Wangi.

"Aku hanya belum kepikiran," balas Wangi pelan.

"Aku sarankan cepatlah mencari pasangan, kita sudah dua puluh tujuh tahun."

"Tapi umur segitu juga belum bisa dibilang terlambat. Tidak perlu buru-buru. Minimal tiga puluh tahun lah. Aku akan memikirkan pernikahan saat usiaku sudah tiga puluh,” jawab Wangi santai.

Nadine hanya bisa geleng-geleng kepala, dia pukul lengan Wangi pelan. "Siapa pun suamimu kelak, aku berharap kamu mendapatkan suami yang baik, tidak punya kelainan dan bisa diandalkan dengan lebih memihakmu ketimbang ibunya sendiri."

"Hem ..., sepertinya masih misteri kira-kira siapa laki-laki yang akan menjadi jodohku." Wangi tersenyum, wajahnya seketika berubah saat Nadine menoleh ke arah lain.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Nellaevi
wangi busuk dimana²
goodnovel comment avatar
Nia Kurniawati
wangi tak sesuai nama mu sama kelakuan mu
goodnovel comment avatar
Risma Magdalena
Ya ampun udah dijadiin sahabat ehh ngerampok suami sahabat sendiri lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CRUEL HUSBAND   BAB 3 : Revisi

    Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam saat Tania tiba di depan rumah. Mukanya yang memang terlihat lelah makin muram karena dia tahu apa yang akan dihadapinya di dalam nanti. "Tania, baru pulang?" sambut Nami sembari tersenyum. Senyum secerah sinar matahari karena tahu kalau hari ini menantunya itu gajian. "Iya, Ma. Tadi bertemu teman dulu di luar." Tania hampiri wanita tua itu lalu mencium punggung tangannya dengan khidmat. Sudah menjadi kebiasaan, ibunda dari suaminya itu pasti akan menginap di rumahnya saat hari gajiannya tiba. "Bagaimana, sudah gajian?" lanjut Nami lagi tanpa memedulikan ekspresi juga keadaan hati Tania. Tania diam sejenak. Dia yang menunduk melepaskan kaus kaki tersenyum getir. Hatinya menjerit keras, meronta pada takdir yang rasanya tidak adil. Kendatipun demikian Tania tetap berusaha kuat. Senyum dia ukir kala mata mereka beradu. "Aku sudah transfer ke rekening Mama kok uang buat belanja." Nami tetep mengukir senyum, dia usap tangan Tania. "Bukan itu

    Last Updated : 2022-05-20
  • CRUEL HUSBAND   BAB 4 : Revisi

    "Ron?" lirih Icha yang mulai merasakan tubuhnya gemetaran. Keringat dingin mulai membasahi permukaan kulitnya. Icha tahu adegan apa yang akan terjadi selanjutnya. Benar saja. Aaron yang sudah berselimut hasrat menarik lengannya menuju ruang ganti yang ada di kamar mereka. Pria itu menarik sekuat tenaga dan seperti biasa Icha tidak bisa berbuat apa-apa. Aaron akan melakukannya, suaminya itu akan mencumbunya tapi dengan cara yang tidak biasa, dan sialnya Icha hanya bisa pasrah walau tidak menginginkan hal itu. Aaron – pria tampan nan kaya raya yang membuat semua wanita di negara ini iri pada Icha. Bagaimana tidak, suaminya itu memiliki bibit bebet dan bobot unggul. Seorang CEO yang bahkan wajahnya beberapa kali muncul di beberapa majalah bisnis, baik dalam maupun luar negeri. Belum lagi Aaron begitu mencintai Icha. Semua orang yang mengenal Icha pasti tahu betul bagaimana bucinnya pria itu ke sang istri. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau Aaron ternyata mengidap kelainan seksual yan

    Last Updated : 2022-06-05
  • CRUEL HUSBAND   BAB 5 : Revisi

    Pagi hari yang harusnya dimulai dengan bahagia sepertinya tidak bisa Tania rasakan hari ini. Wanita itu melihat di meja makan sudah tertata sarapan dan menu favorit dirinya dan Dika. Hanya saja alih-alih tersenyum dan bersyukur, Tania justru menghela napas panjang dan berat. Aneh memang, harusnya Tania senang ketimbang cemberut. Tapi mau bagaimana lagi, sarapan itu tidak dia dapat dengan mudah dan tentunya tidak murah. Sarapan itu ibu mertuanya yang menyiapkan setelah mendapatkan apa yang dimau, lantas pulang ke rumahnya sendiri pagi-pagi buta. Sarapan biasa yang harus Tania bayar dengan uang puluhan juta. Tidak setimpal dengan apa yang harus dia keluarkan. Mengingat ibu mertuanya membuat Tania tanpa sadar menggeram, giginya bahkan bergemerutuk. "Ma?" Suara pelan itu membuyarkan lamunan Tania. Suara lembut yang berasal dari bocah lima tahun yang tak lain Ara - putrinya. Matanya yang bening mantap Tania heran. "Ara jadi mandi nggak, Ma?" tanya bocah itu lagi. Tangannya menggenggam

    Last Updated : 2022-06-05
  • CRUEL HUSBAND   BAB 6 : Revisi

    Malam harinya, Nadine yang masih sibuk mengetik dihentikan dengan suara bel dari depan. Bergegas dia berdiri. Senyumnya merekah indah karena memang sudah jam di mana suaminya pulang kerja.Dengan senyum mengembang Nadine membuka pintu dan menghamburkan diri ke pelukan Putra. Setelah itu mengambil alih tas kerja pria itu dan bergelayut manja menggandengnya masuk ke dalam."Bagaimana harimu?" tanya Nadine. Dia ambil jas yang Putra sodorkan lalu menggantungnya."Ya lumayanlah, lumayan lelah. Banyak yang harus aku lakukan dan persiapkan sebelum pergi besok.""Kalau begitu masuklah ke kamar mandi. Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu." Putra yang tengah membuka kancing kemeja tersenyum ke arah Nadine lantas mendekati. Dia juga mengecup pucuk kepala istrinya itu dengan sangat mesra. "Kamu baik sekali. Makin sayang 'kan aku jadinya," balas Putra, dia bahkan memberi kedipan genit yang membuat Nadine berdecak kesal, tapi sedetik kemudian wanita itu tersenyum bahagia. dan bahkan mengeratkan

    Last Updated : 2022-06-21
  • CRUEL HUSBAND   BAB 7 : Revisi

    "Dik, Ara belum kamu jemput, ya?" tanya Tania sembari membuka blazer hitamnya dan hanya menyisakan blouse putih tanpa lengan. Saat ini waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam dan dia baru pulang kerja. Akhir bulan begitu banyak laporan yang harus dikerjakan dan diselesaikannya sebagai pegawai bank. "Belum. Aku baru pulang. Kamu yang jemput, ya," sahut Dika, dia keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, lalu menuju lemari dan mengeluarkan kemeja. Tak ayal gelagat itu membuat Tania penasaran. "Kamu mau ke mana? Bukannya baru pulang?" "Iya, tapi aku harus menemani bos makan malam dengan orang penting." Dika tersenyum, lalu memasukkan satu persatu kancing ke lubang. Melihat wajah tenang Dika membuat Tania sedikit kesal. "Kenapa wajahmu begitu? Aku tidak macam-macam saat di luaran. Kamu tahu sendiri aku memang begini, kerja di bawah orang ya harus siap menjadi pesuruh. Kecuali aku bos-nya. Kalau aku bos aku akan memilih menjemput anakku di rumah neneknya atau menemani istriku di ru

    Last Updated : 2022-06-21
  • CRUEL HUSBAND   BAB 8 : Revisi

    Sementara itu, diwaktu bersamaan Icha harus dibuat memejamkan mata dan merintih di bawah kendali tubuh kekar suaminya. Ia membungkuk dengan tangan terikat ke kursi kayu yang ada di ruang kerja Aaron. Pria itu yang terus menarik rambut dan menghujamkan kejantanannya dari belakang. “Aar … sakit,” rintih Icha dengan suara tertahan. Ia merasakan napsu yang membucah, tapi di waktu yang bersamaan juga harus menahan rasa sakit. Punggungnya bahkan memar karena dicambuk oleh sang suami. Ia merintih-rintih, rintihan kesakitan bercampur kenikmatan semu yang diberikan sang suami. “Ah … baby, you are so yummy,” puji Aaron tapi kini tangannya mencekik leher sang istri. “Aar … ahh … “ Icha merasa kesusahan bernapas dan Aaron pun melepaskan cekikannya, pria itu mengerang panjang dan menyemburkan benihnya ke dalam milik sang istri. Icha pun akhirnya bisa bernapas lega, Aaron menolehkan wajahnya dengan sebelah tangan lalu meminta wanita itu menjilati senjatanya yang masih tegak berdiri. _ _ Setel

    Last Updated : 2022-06-21
  • CRUEL HUSBAND   BAB 9 : Revisi

    "Begini ..., sebenarnya aku mau minta tolong ...." Hening, lisan Tania terjeda begitu saja."Tolong?" Icha mengulang karena Tania tak kunjung melanjutkan kata."Bilang saja, Tan. Jangan sungkan. Seperti orang asing saja." Nadine semakin penasaran."Aku ... aku sebenarnya mau pinjam uang. Aku butuh dua puluh juta,” ucap Tania dan setelahnya menunduk malu.Nadine dan Icha awalnya sedikit kaget, tapi pada akhirnya mereka tersenyum. Keduanya lega mendengar permasalahan Tania yang ternyata hanya soal uang seperti biasa. Mereka pikir Tania akan berkata sedang menderita penyakit kronis atau apa."Aku akan bayar kalau sudah gajian. Tapi aku cicil tiga kali, aku janji," ucap Tania lagi. Icha hanya menggeleng lalu mengutak-atik ponselnya. Dan ketika Nadine ingin memegang ponsel juga, wanita itu menyambarnya dengan cepat."Biar aku saja!" kata Icha.Nadine dan Tania terbelalak. Tak lama berselang ponsel Tania bergetar dan satu notifikasi m-banking masuk. Tertulis di sana kalau dirinya telah mend

    Last Updated : 2022-06-22
  • CRUEL HUSBAND   BAB 10 : Revisi

    Malam saat Nadine tidur, samar-samar terdengar suara. Suara itu mulanya pelan tapi semakin jelas dan mengusik ketentraman. Nadine yang baru saja terlelap segera menjauhkan kelopak mata dan agak kaget saat mengetahui tidak ada putra di sebelahnya. "Ke mana dia?" gumam Nadine lalu beranjak dari kasur. Pelan dia melangkah sembari menajamkan indra pendengaran. Nadine sangat yakin bahwa itu merupakan suara tawa bayi. "Apa ada yang punya bayi di sekitar sini?" gumam Nadine lagi. Langkahnya berhenti di depan pintu kamar tamu. Sesaat setelah pintu terbuka, dia mendapati punggung seseorang yang amat dikenalnya. Orang itu berjongkok sembari menatap seorang bayi. "Putra?" gumamnya. Awalnya Nadine bingung melihat penampakan itu, bagaimana bisa seorang bayi ada dalam rumahnya terlebih lagi sekarang sudah larut malam. Namun, keanehan itu Nadine lupakan, dia terlena dan berakhir tersenyum saat melihat bagaimana pandainya Putra menenangkan bayi itu. Bahkan suara tawa bayi yang ada di atas ranjang

    Last Updated : 2022-06-22

Latest chapter

  • CRUEL HUSBAND   BAB 15 : Revisi

    "Masuk!" seru Aaron tanpa mengalihkan pandangan dari tablet di tangan siang itu. Lelaki tampan nan gagah itu tengah melihat video animasi 3D sebuah cluster - yang rencananya akan dia bangun di salah satu lahan miliknya. Ia tampak antusias dan tak memerhatikan seseorang berjalan mendekat setelah dipersilakan tadi. "Pak, ini kopinya." Suara lembut dan serak seorang wanita sontak membuat Aaron mendongak. Ternyata Stella - sekretarisnya yang masuk ke dalam. Namun, Aaron tak peduli, dia kembali menunduk untuk melihat lagi video di tangan. Alasannya dia sangat tak menyukai penampilan Stella. Gadis itu terlalu berpakaian mini, bahkan dua kancing paling atas seperti sengaja dibuka hingga belahan dadanya terekspos semua. Aaron sudah memperingatkan tapi Stella seperti tak mau mendengarkan. Benar saja, firasat Aaron tak salah. Stella memang sengaja membuka dua kancing atas agar bisa menggaet bos tampannya itu. Aaron memang terkenal sangat dingin pada wanita lain kecuali Istrinya. Stella pun me

  • CRUEL HUSBAND   BAB 14 : Revisi

    [Sayang, aku pergi, ya. Kalau lapar tinggal panaskan saja makanan yang sudah aku siapkan di dalam kulkas] Begitu isi pesan Nadine ke Putra karena suaminya berkata akan lembur lagi malam itu. Nadine sudah berpenampilan cantik nan anggun, dia berjalan melewati unit apartemennya menuju lift. Tak lama ponsel yang ada di tangannya pun bergetar. Bergegas Nadine mengecek dan mendapati pesan dari Putra. Pesan yang membuat wanita itu mengernyitkan alis, karena hanya emoji jempol yang sang suami kirimkan. Pesan tersingkat sepanjang sejarah pernikahan mereka. Namun, karena dikejar waktu Nadine pun tak sempat berpikir yang bukan-bukan. Segera dia masuk lift ketika bilik persegi panjang itu terbuka, dia lantas menekan angka satu menuju lantai dasar. Sembari menunggu lift sampai, Nadine pun memindai dirinya lewat pantulan kaca di dinding lift untuk memastikan penampilannya sudah menunjang. Pasalnya dia diundang ke pesta salah satu temannya yang sama-sama berkecimpung di dunia literasi. Teman Nadi

  • CRUEL HUSBAND   BAB 13 : Revisi

    Tidak tahu malu dan tidak tahu terima kasih mungkin pantas disematkan untuk lelaki brengsek seperti Putra. Bukannya pulang ke rumah dan menyicipi makan malam yang disiapkan Nadine, beberapa menit yang lalu dia justru tergesa menapaki koridor sebuah apartemen dengan senyum menyeringai. Senyum jahat penuh hasrat liar yang meronta untuk dilampiaskan. Langkahnya kian lebar saat unit yang ditempatinya bersama sang wanita idaman lain tepat di depan mata. Wanita itu juga sama saja, tidak tahu malu dan brengsek. _ _ "Bagaimana, Sayang? Apa aku seksi?" tanya Wangi melanjutkan apa yang akan dimulainya dan Putra. Pria itu pun mengangguk sambil mengurung tubuh Wangi yang berada di bawah kendalinya, bibirnya pun mendaratkan ciuman di sana, "Kalau begitu, ayolah, aku sudah siap." Tanpa menunggu dan mengulur waktu, Putra pun melepas satu persatu kancing kemejanya lantas menyerang Wangi dengan buas. Mereka bergumul, membelit dan saling melepas apa yang ada di badan. Suara tawa binal Wangi sepert

  • CRUEL HUSBAND   BAB 12 : Revisi

    "Sayang, maaf ya. Aku lembur malam ini," ucap Putra, wajahnya terlihat sangat lelah kala melakukan panggilan video call, membuat Nadine yang awalnya kesal jadi tidak enak hati. Dia pun mengangguk lesu. Nadine kecewa karena tidak bisa makan malam bersama. Ia mendesah berat, lalu menatap Putra yang ada di depan layar. Suaminya itu tampak mematahkan leher ke kanan ke kiri. Terlihat sangat kelelahan. "Sayang, bicaralah. Jangan marah!" "Ya sudah kalau begitu, tidak apa-apa. Mau bagaimana lagi." Nadin terdengar merajuk. "Jangan begitu mukanya! dengan kamu begini malah membuatku jadi tidak tenang. Apa aku pulang saja?" Tawaran Putra ini malah membuat Nadine gelagapan. Wanita yang memakai kardigan cokelat itu langsung menggeleng panik. "Ya, jangan. Kalau kamu pulang nanti bagaimana dengan atasanmu? Tidak enak juga dengan rekan satu tim kamu, masa mereka bekerja keras sedangkan kamu pulang." "Maka dari itu, tersenyumlah. Jangan cemberut. Aku janji akan menembusnya lain kali. Pasti! Masuk

  • CRUEL HUSBAND   BAB 11 : Revisi

    "Kenapa murung?" tanya Dika sesaat selesai mengelap mulut dengan tisu pagi itu. "Tidak apa-apa," balas Tania, yang tak terlihat bersemangat sama sekali. Mereka sedang sarapan dan ada Ara yang berada satu meja dengan mereka "Ada apa sebenarnya?" lanjut Dika bersikukuh ingin tahu. Wajah istrinya itu cemberut beberapa hari ini dan itu mengusik. Pupus sudah harapannya untuk memulai hari dengan baik, wajah cemberut Tania membuatnya mau tak mau berpikir yang bukan-bukan. Dika melirik Ara lalu menatap lagi wajah sang istri yang masam. "Sungguh, aku tidak apa-apa. Aku hanya lelah, tidak bisa tidur dengan tenang beberapa hari ini dan itu karena seseorang." Tania terdengar sedikit memberi penekanan di akhir kalimat, dan itu membuat Dika memutuskan diam. Lelaki yang sudah rapi dengan kemeja berwarna biru itu pun melihat sang anak yang juga telah rapi dengan baju olahraga berwana merah muda. "Baiklah baiklah." Dika mengangkat tangan, pasrah dan paham sindiran keras yang istrinya lontarkan. Dia

  • CRUEL HUSBAND   BAB 10 : Revisi

    Malam saat Nadine tidur, samar-samar terdengar suara. Suara itu mulanya pelan tapi semakin jelas dan mengusik ketentraman. Nadine yang baru saja terlelap segera menjauhkan kelopak mata dan agak kaget saat mengetahui tidak ada putra di sebelahnya. "Ke mana dia?" gumam Nadine lalu beranjak dari kasur. Pelan dia melangkah sembari menajamkan indra pendengaran. Nadine sangat yakin bahwa itu merupakan suara tawa bayi. "Apa ada yang punya bayi di sekitar sini?" gumam Nadine lagi. Langkahnya berhenti di depan pintu kamar tamu. Sesaat setelah pintu terbuka, dia mendapati punggung seseorang yang amat dikenalnya. Orang itu berjongkok sembari menatap seorang bayi. "Putra?" gumamnya. Awalnya Nadine bingung melihat penampakan itu, bagaimana bisa seorang bayi ada dalam rumahnya terlebih lagi sekarang sudah larut malam. Namun, keanehan itu Nadine lupakan, dia terlena dan berakhir tersenyum saat melihat bagaimana pandainya Putra menenangkan bayi itu. Bahkan suara tawa bayi yang ada di atas ranjang

  • CRUEL HUSBAND   BAB 9 : Revisi

    "Begini ..., sebenarnya aku mau minta tolong ...." Hening, lisan Tania terjeda begitu saja."Tolong?" Icha mengulang karena Tania tak kunjung melanjutkan kata."Bilang saja, Tan. Jangan sungkan. Seperti orang asing saja." Nadine semakin penasaran."Aku ... aku sebenarnya mau pinjam uang. Aku butuh dua puluh juta,” ucap Tania dan setelahnya menunduk malu.Nadine dan Icha awalnya sedikit kaget, tapi pada akhirnya mereka tersenyum. Keduanya lega mendengar permasalahan Tania yang ternyata hanya soal uang seperti biasa. Mereka pikir Tania akan berkata sedang menderita penyakit kronis atau apa."Aku akan bayar kalau sudah gajian. Tapi aku cicil tiga kali, aku janji," ucap Tania lagi. Icha hanya menggeleng lalu mengutak-atik ponselnya. Dan ketika Nadine ingin memegang ponsel juga, wanita itu menyambarnya dengan cepat."Biar aku saja!" kata Icha.Nadine dan Tania terbelalak. Tak lama berselang ponsel Tania bergetar dan satu notifikasi m-banking masuk. Tertulis di sana kalau dirinya telah mend

  • CRUEL HUSBAND   BAB 8 : Revisi

    Sementara itu, diwaktu bersamaan Icha harus dibuat memejamkan mata dan merintih di bawah kendali tubuh kekar suaminya. Ia membungkuk dengan tangan terikat ke kursi kayu yang ada di ruang kerja Aaron. Pria itu yang terus menarik rambut dan menghujamkan kejantanannya dari belakang. “Aar … sakit,” rintih Icha dengan suara tertahan. Ia merasakan napsu yang membucah, tapi di waktu yang bersamaan juga harus menahan rasa sakit. Punggungnya bahkan memar karena dicambuk oleh sang suami. Ia merintih-rintih, rintihan kesakitan bercampur kenikmatan semu yang diberikan sang suami. “Ah … baby, you are so yummy,” puji Aaron tapi kini tangannya mencekik leher sang istri. “Aar … ahh … “ Icha merasa kesusahan bernapas dan Aaron pun melepaskan cekikannya, pria itu mengerang panjang dan menyemburkan benihnya ke dalam milik sang istri. Icha pun akhirnya bisa bernapas lega, Aaron menolehkan wajahnya dengan sebelah tangan lalu meminta wanita itu menjilati senjatanya yang masih tegak berdiri. _ _ Setel

  • CRUEL HUSBAND   BAB 7 : Revisi

    "Dik, Ara belum kamu jemput, ya?" tanya Tania sembari membuka blazer hitamnya dan hanya menyisakan blouse putih tanpa lengan. Saat ini waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam dan dia baru pulang kerja. Akhir bulan begitu banyak laporan yang harus dikerjakan dan diselesaikannya sebagai pegawai bank. "Belum. Aku baru pulang. Kamu yang jemput, ya," sahut Dika, dia keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, lalu menuju lemari dan mengeluarkan kemeja. Tak ayal gelagat itu membuat Tania penasaran. "Kamu mau ke mana? Bukannya baru pulang?" "Iya, tapi aku harus menemani bos makan malam dengan orang penting." Dika tersenyum, lalu memasukkan satu persatu kancing ke lubang. Melihat wajah tenang Dika membuat Tania sedikit kesal. "Kenapa wajahmu begitu? Aku tidak macam-macam saat di luaran. Kamu tahu sendiri aku memang begini, kerja di bawah orang ya harus siap menjadi pesuruh. Kecuali aku bos-nya. Kalau aku bos aku akan memilih menjemput anakku di rumah neneknya atau menemani istriku di ru

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status