Maaa.. El main yang itu yah!" El menunjuk sebuah permainan balapan mobil.
"El, ini ada Tante Aya. Ayo kesini dulu!" El kemudian berlari mendekat setelah dia melihatku.
"Tantee Ayaaa..! El kangeenn..!" Seru El kemudian berlari ke pelukanku.
"El, sayangg..! Tante Aya juga rindu sayang!" Kepeluk dan kucium keponakanku dengan rasa rindu.
"Papa El, mana Tante?" El menanyakan Papanya sambil menatap ku.
"Papa El, kerja nak! El mau ketemu Papa?" Aku tersenyum melihat El menganggukkan kepalanya.
"Iyaa, El mau ketemu Papa.!" Sahut El dengan riang.
"Kalau begitu ayo ikut Tante Aya, kita ketemu Papa yuk!" Ajakku kepada El yang langsung menatap ke Mamanya minta persetujuan Kakak Iparku.
"Nanti saja kita ketemu Papa, yah Nak! Papa sekarang sibuk kerja, sayang!" Rupanya Kakak Iparku masih tidak mau menemui Kakakku.
Aku menarik nafas dalam-dalam sembari mencium El dan berkata "El main lagi sana. Tante Aya tungguin El disini yah
"Endi masih di kantor. Tumben Mama nelfon?" Kakakku Endi malah balas bertanya kepada Mama. "Gini loh, tadi Aya cerita ketemu sama Dian di Mall." Mama mulai menceritakan pertemuan ku dengan Kak Dian kepada Kak Endi. "Terus gimana, Ma?" "Gini loh, Endii.! Mama mau, kamu pergi cari si Dian itu terus ambilkan Cucu Mama,!" Kata Mamaku dengan nada tinggi. "Tapi sekarang Dian dimana, Ma? Aku tidak tahu tempat tinggalnya!" Sahut Kakakku Endi dari seberang telfon. "Coba kamu ke tempat kos nya yang dulu. Siapa tahu teman-temannya disitu ada yang tahu dimana sekarang Dian tinggal!" Kelihatan sekali Mama sangat rindu ingin bertemu Cucu nya. "Okey, baiklah. Sepulang kerja ini aku akan mengecek ke kosnya yang dulu, Ma!" Sahut Kakakku cepat. "Okey kalau begitu, Nak. Pokoknya kamu harus cari Cucu Mama sampai ketemu!" Seru Mama kepada Kakakku. "Okey, Ma. Doakan Endi ketemu dengan mereka yah. Sekarang Endi kerja
Kak Endi memberi salam lagi dengan suara agak di keraskan. "Assalamualaikuuum..!" Tetap saja tidak ada balasan dari dalam kamar. "Cari siapa Kak?" Tiba-tiba ada yang menegur Kak Endi dari belakang. "Oh ini, Mbak. Aku cari penghuni kamar ini, Mbak!" Aku memutar badanku dan menjawab pertanyaan Mbak yang tiba-tiba muncul di belakang ku. "Kebetulan yang tinggal di kamar ini sementara keluar, Kak. Mungkin sebentar malam baru balik!" Ujar Mbak itu. "Kalau boleh tahu yang tinggal di sini namanya siapa, Mbak?" Aku ingin memastikan semoga Dian yang tinggal di kamar ini. "Yang tinggal di kamar ini namanya Yulia, Kak. Dia kebetulan lagi kuliah sore sampai malam.!" Mbak itu menjelaskan ternyata bukan Dian yang tinggal di kamar ini. "Oh kalau begitu saya salah alamat, Mbak. Makasih banyak infonya ya, Mbak!" Ucapku sambil mengatupkan kedua tanganku tanda mengucapkan terima kasih. "Oiya, terima kasih kembali, Kak!" Ucap Mbak itu
"Hari ini Aya sudah mau masuk kuliah lagi, Pa" kataku ke Papa kemudian duduk di samping Mama. "Kamu sudah sehat kan, Aya? Kalau belum sehat jangan di paksa dulu, Nak." Ujar Mama sembari menuangkan teh panas untukku. "Alhamdulillaah, Aya sudah sehat, Ma!" Ujarku kepada Mama, padahal di dalam hati aku berkata "Tapi hatiku masih sakit, Ma!" "Syukurlah kalau begitu, sayang. Karena kamu juga sudah seminggu istirahat kan, pasti pasti mata kuliah mu yang ketinggalan, Nak" "Iya, bener, Ma. Aya harus kerja keras ini kejar ketinggalan, Aya." Kataku sambil memasukkan suapan terakhir ke mulutku. "Kalau begitu Aya berangkat dulu, Ma, Pa. Assalamualaikum!" Ujarku sembari bangkit dan mencium tangan Papa dan Mama ku. "Waalaikum salam. Hati-hati di jalan yah, Nak!" Seru Papa dan Mama berbarengan. "Oke deh, Assalamualaikum!" Ucapku mengucap salam lagi kemudian berjalan ke luar menuju ke sepeda motor ku. Aku men
"Siapa yang di atas kursi itu?? Ayo duduk duluu!" Teriak Pak Dosen memarahinya. "Tenang dulu yah, tenang! Bapak tidak lanjutkan kalau kalian belum tenang!" Seru Pak Dosen mulai kesal dengan tingkah teman-teman ku yang sebagian masih membawa sifat sablengnya seperti saat masih SMA dulu. Akhirnya Bapak Dosen kembali duduk di kursinya dan menunggu setelah semua mulai tenang barulah dia melanjutkan "Dengarkan dulu anak-anak yah. Bapak akan melakukan perjalanan Studi Banding ini, bukan untuk jalan-jalan dan bersenang-senang tetapi Studi Banding ini merupakan salah satu tugas kuliah kalian untuk membuat laporan perjalanan selama kalian berada di Tana Toraja. Jadi kita akan mengunjungi beberapa objek wisata dan kalian di tugaskan untuk membuat sebuah karya ilmiah tentang hasil pengamatan kalian selama di sana. Jadi tugas ini kalian kerjakan secara berkelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Dan, Bapak memberi kalian kesempatan se
Oya Indri, kita bagi tugas saja sekarang, siapa yang membawa peralatan tenda, siapa yang membawa peralatan masak, siapa yang membawa tikar, dan siapa yang membawa peralatan makan, gimana?" Lenny mengajukan usulnya dan kami semua mengiyakan. "Okey kalau begitu yah, masukkan dari kalian saja siapa yang mau membawa tenda?" Tanya Indri kepada kami. Dan akhirnya kami pun berbagi tugas untuk mempersiapkan semua perlengkapan yang akan kami bawa Studi Tour nanti. Akhirnya hari keberangkatan Studi Tour telah tiba. Persiapan berangkat pun semuanya telah kami siapkan. "Halo, Aya. Jam dua harus sudah stand by di kampus ya, jangan sampai lupa membawa semua perlengkapan, oke!" Kata Indri di ujung telfon mengingatkan jam keberangkatan kami. "Okey bosku. Semua sudah disiapkan kok!" Seruku kepada Indri. "Okey kalau begitu, Aya sayang. Aku telfon teman-teman yang lain dulu yah" kata Indri kemudian memutuskan sambungan teleponnya. Akupun menyimpa
Pukul 9:00 malam kami memasuki Kecamatan Enrekang yang terkenal dengan buah salak nya. Deretan salak di jajakan di seputar jalan yang kami lalui. Salak nya segar dan dijual per tandan tertutupi dengan daunnya yang di anyam melingkar. Rasanya pengen beli tapi laju Bus yang gaspol mengurungkan niatku untuk membeli nya. Sekitar satu jam kemudian kami memasuki Kota Makale yang merupakan Ibukota dari Tana Toraja. Tampak kerlap kerlip lampu Patung Yesus memberkati Tana Toraja yang kata orang merupakan patung Yesus tertinggi di dunia itu. Aku mengabadikan dengan kamera ponselku, kerlap kerlip lampu tersebut yang ternyata sangat memukau terlihat di malam hari. "Dimana sekarang, Aya? Kita sudah sampai yah?" Indri terbangun dan mengucek matanya Mobil melaju terus melewati Kota Makale menuju Rantepao tujuan destinasi pertama yaitu "Indri, Lenny, ayo bangun, kita sudah sampai ini!" Aku menggoyang-goyangkan badan Indri dan
Sebentar lagi kita akan tiba di lokasi Gua Lemo, dan silahkan kalian melihat-lihat dan mengambil foto kemudian kita akan bergeser ke Gua Londa yah. Disini kita punya waktu satu jam saja, jadi tidak usah ke tempat yang terlalu jauh dari sini, cukup di sekitaran sini saja kalian mengamati, ok!" "Oke Pak!" Sahut kami dan segera bergegas turun dari bus dan segera berjalan ke lokasi Gua Lemo yang masih berjarak satu kilometer dari tempat parkir bus kami Setelah mengamati dan membuat catatan kecil tentang Gua Lemo tersebut, satu jam kemudian kami pun kembali ke bus dan melanjutkan Studi Tour ke Gua Londa "Sekarang kita akan menuju Makam terdapat di Gua Londa yah. Jaraknya itu sekitar dua puluh menit dari sini yah. "Iya, Pak!" Seru kami serentak. Selang dua puluh menit kemudian kami di sambut dengan Gapura Gua Londa yang berlukiskan ornamen khas Toraja. Setiap pengunjung diwajibkan membeli tiket masuk seharga Rp.10k/orang. Terdapat juga
Gimana anak-anak setelah mengunjungi Londa? Kita lanjut ke destinasi ketiga atau kita makan dulu?" Tanya Pak Dosen begitu kami semuanya sudah berada di bus. "Makaaann duluu, Pakkk..!" Teriak kami serentak. "Okey.. oke.. baiklah kita makan dulu yah. Setelah makan kita akan lanjut ke destinasi ketiga yaitu Makam Bayi di Batang Pohon, kemudian kita akan kembali ke Makale untuk berkemah di Negeri di Atas Awan sambil besoknya sebelum pulang kita ke Patung Yesus tertinggi di dunia itu. Okey anak-anak?" Seru Pak Dosen dengan bersemangat. "Okey Pak!" Jawab kami dengan tidak kalah semangat. Mobil bus kami kemudian berbelok ke sebuah rumah makan dan kamipun turun untuk mengisi lambung tengah yang mulai bernyanyi minta di isi. Setengah jam kemudian bus sudah meluncur ke Pemakaman Bayi Kambira atau Objek Wisata Baby Grave Kambira di Tongko Sarapung, Sangalla. Tana Toraja. Setibanya di lokasi kami harus berjalan kaki menu