Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 13)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Jangan Terpaksa Reo, Cintai Raya~Reo mengambil sebatang rokok dari saku bajunya, memantik api dan menghisap dalam-dalam ujung batang benda itu. Melepaskannya perlahan.“Baiklah, jika ini memang yang kamu mau, aku akan menikahi Raya. Aku senang melakukan ini karena ini permintaanmu. Semoga ini bisa mengobati lukamu dan bisa membayar semua dosa-dosaku kepadamu.”Perkataan itu menghentakku. Ada nada putus asa juga perlawanan dari kata-kata itu.“Kapan kamu mau tentukan tanggal pernikahanku? Raya pasti sangat senang mendengar kabar ini.”Sekali lagi ia menghisap dalam rokok di tangannya dan menghembuskannya dengan tergesa.Owh dia balik menantangku.“Satu minggu lagi!” Aku menaikkan dagu beberapa centi, menjawab sambil memicingkan mata untuk meyakinkannya bahwa akupun tak kalah siap atas tantangannya itu. “Oke jawabnya.” Ia memain-mainkan asap yang mengepul di wajahnya dengan jari.Ingin sekali aku b
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 14)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Aku yang Urus Pernikahan kalian~Butuh usaha yang panjang untuk bisa mempersiapkan pernikahan mereka secepatnya. Satu hal yang baru kutahu, bahwa orang tua Raya ternyata bukan orang tua kandungnya. Raya adalah anak dari adiknya Yu Sopinah yang bekerja di Hongkong. "Dua bulan sebelum melahirkan, Leli, pulang ke Indonesia. Dan kemudian bayi merah itu ditinggal ke Hongkong kembali ketika masih berusia tiga bulan."Tatapan Yu Sopinah menerawang mengingat kembali kenangan masa silam."Apakah Leli pernah kembali ke Indonesia setelah itu, Yu?"Yu sopinah menggeleng. "Belum, Bu. Sampai Yani berusia empat tahun ketika saya serahkan ke Ibu, Yani belum pernah bertemu ibunya lagi. Leli sama sekali belum pernah pulang menjenguk Yani dari sejak terakhir ditinggal itu. Sampai saat inipun saya tak pernah mendengar kabar tentang Leli. Saya sudah berusaha mencari informasi melalui teman-temannya disana, tapi tapi ti
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 15)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Brian Datang Ke Indonesia~~Menatap masa depan bukanlah hal yang sulit, namun jika kemarin-kemarin aku melangkah sedemikian jauh denganmu, lalu kini aku harus melangkah tanpa ada yang menuntunku lagi, itulah bagian terberat yang membuatku bertanya, bisakah aku?"~ (Amelia)Ah, terlalu kompleks masalahku. Bisakah aku kuat dan mengurainya semua sendirian tanpa seseorang di sisi yang menguatkan. ada pesan masuk dari seseorang. [Assalamualaikum, Mel. Apa kabar? Aku sedang di Indonesia.]Itu pesan dari Brian. [Wah, alhamdulillah, Bri. Senang mendengarnya. Kapankah landing?][Baru semalam, sudah puas istirahat, jadi sekarang kontak kamu, Mel. Kamu sedang sibukkah?”[Oh, syukurlah sudah hilang lelah jadi, ya. Aku, enggak terlalu sibuk. Ya seperti biasalah rutinitas.]Kucoba menjawab senetral mungkin. Tak enak rasanya langsung terbuka menjawab sapaan pertama seseorang setelah lama tak berkomunikasi. Meski a
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 16)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Kusaksikan Ijab Kabul Itu~Hari ini, adalah hari paling kelam dalam hidupku. Aku harus duduk berpakaian kebaya rapi dan senada dengan warna pakaian mempelai keluarga pengantin. Seolah aku adalah bagian dari keluarga pengantin yang ikut berbahagia.Reo tampak tersenyum manis duduk di meja persiapan ijab kabul. Apakah ada hari yang lebih menyakitkan dari pada hari ini? menyaksikan dua orang yang paling kita cintai sekaligus paling melukaiku itu menikah.Raya, tampak cantik sekali memakai kebaya putih dengan jilbab tersemat di kepala.Ia yang meminta semua busana pernikahan dijahit lengkap dengan jilbab.Ah, Raya, kenapa tidak dari dulu kamu mengikuti saranku, memakai hijab, sudah pasti akan menyelamatkanmu dan mungkin kejadian hari ini tidak akan pernah ada. Ah, aku masih saja berangan seandainya semua tidak terjadi. Perlahan Raya berjalan dibimbing adik-adik perempuannya menuju mimbar ijab kabul. Dud
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 17)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaTak Sengaja Bertemu Dia“Selamat berbahagia Reo, Semoga Samara. Semoga ini akan menjadi pernikahan terakhirmu dan menjadi akhir petualanganmu. Sekarang tugasku sudah selesai. Tak ada yang perlu di sesali. Tutup lembaran tentang kita. Tugasmu selanjutnya menjaga Raya dan janin dalam kandungan itu sebaik-baiknya. Usai acara ini, kutunggu janjimu. Permisi aku pamit.”Aku pergi meninggalkan Reo dan tempat acara. Aku lega. Satu tugas telah kulaksanakan. Satu beban beratku telah lepas. Aku pulang membawa kelegaan luar biasa.Pintu mobil kubuka. “Antar saya pulang, Pak,” ucapku pada Pak Lody.***Turun dari mobil, diteras sudah tampak Papa dan Mama, mereka menyambutku dengan senyuman hangat. Mama menghampiri dan memelukku.“Sabar, ya, Sayang. Hanya perlu sedikit waktu untuk melupakan. Setelah itu keadaan akan baik-baik saja.” Mama memeluku sekali lagi.“Ada Papa dan Mama yang siap menemani dan mendampingi.”
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaSemalam Bersama Brian Tapi tunggu, aku sperti melihat tubuh seseorang yang kukenal. Sosok itu berjalan tak jauh dariku, diantara orang-orang yang lalu lalang. Aku menghentikan langkah, meliriknya. Ia berjalan sembari menundukkan pandang. Tapi sedetik kemudian ternyata diapun menghentikan langkah. Ia menengok ke kanan, dan ....“Brian?”“Amel?”Kami saling menyebut nama dalam satu waktu.Sontak kami tertawa berbarengan. Ia datang menghampiriku. Jakarta seluas ini, setelah bertemu di eropa dan kini bisa Allah pertemukan tanpa sengaja di sini, di atap sebuah Mall, di depan sebuah Masjid. Terkadang kejutan Allah itu indah."Kita kok, bisa ketemu gini, sih," ujarnya takjub."iya, bisa banget pas gini." Aku meringis.“Habis dari shalat maghrib, ya?” tanyaku.“Iya, tadi habis anter Ibu ke rumah Fica. Mau nginap katanya.”“Owhh, Ibu, Bapak dan Fica gimana sehat?”“Alhamdulillah. Sehat semuanya.”Tanpa dikomando ka
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~ Dia Pertemukan Kita Tuk Saling Mengobati Luka~ “Ya, Bri. Aku nanti bisa panggil kamu kapan saja untuk minta pendapat atau sekedar teman ngobrol, ‘kan?”“Of course, tentu saja, Mel. Panggil aku kapan saja kamu mau.” Nada suaranya menyiratkan simpati dan menawarkan sebuah ketulusan untukku.Aku tahu sebenarnya Brian juga belum sembuh dari luka. Kehilangan anak dan istrinya secara tiba-tiba. Sumber kekuatan yang ia miliki, kebahagiaannya, tentu tak semudah itu bisa bangkit dari keterpurukan. Kasihan Brian.“Thanks, Bri.” Brian manggut-manggut, lalu mengusap-usap bahuku sekali lagi. Seperti ada energi baru yang menyulut jiwaku mendapat dukungan darinya.“Seandainya saja Reo berselingkuh dengan wanita lain, hamil, lalu menikah. Sudah pasti aku sakit, tapi Ini tak akan seberat ketika yang terjadi Reo dengan anakku. Meski bukan anak kandung. Tapi aku tak pernah merasa dia anak angkat. Belasan tahun, waktu yang san
~Aku Bukan Kakak Madumu~Kulipat mukena yang baru saja melekat di tubuh. Jam pada dinding menunjuk pukul tiga dini hari, berarti satu jam sudah aku bermunajat di hadapan Allah, menguntai doa juga dzikir-dzikir panjang. Kelegaan dan ketenangan mengiring hati saat ini. Apa lagi yang membuatku merasa bahagia selain telah berhasil mengalahkan malas dan kantuk untuk bangun dan mengharap belas kasih dan cinta-Nya kepada umatnya yang lemah ini.Aku merebahkan diri kembali ke atas kasur. Bersyukur atas kekuatan yang Allah beri pada tiga bulan yang luar biasa ini. Dari sebuah rumah tangga yang hangat. Dan sekarang semuanya sudah berbeda. Sudah dua minggu sejak pernikahan. Reo belum menghubungiku sama sekali. Besok adalah mediasi yang ketiga dari pengadilan agama. Setelah banyak terjeda oleh koma dan proses pernikahannya. Rasanya saat ini sudah waktunya aku meminta hak kepada Reo untuk menepati janji. Sepertinya mustahil pihak pengadilan tak mengabulkan gugatan perceraianku. Apa yang lebih m