Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 16)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Kusaksikan Ijab Kabul Itu~Hari ini, adalah hari paling kelam dalam hidupku. Aku harus duduk berpakaian kebaya rapi dan senada dengan warna pakaian mempelai keluarga pengantin. Seolah aku adalah bagian dari keluarga pengantin yang ikut berbahagia.Reo tampak tersenyum manis duduk di meja persiapan ijab kabul. Apakah ada hari yang lebih menyakitkan dari pada hari ini? menyaksikan dua orang yang paling kita cintai sekaligus paling melukaiku itu menikah.Raya, tampak cantik sekali memakai kebaya putih dengan jilbab tersemat di kepala.Ia yang meminta semua busana pernikahan dijahit lengkap dengan jilbab.Ah, Raya, kenapa tidak dari dulu kamu mengikuti saranku, memakai hijab, sudah pasti akan menyelamatkanmu dan mungkin kejadian hari ini tidak akan pernah ada. Ah, aku masih saja berangan seandainya semua tidak terjadi. Perlahan Raya berjalan dibimbing adik-adik perempuannya menuju mimbar ijab kabul. Dud
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 17)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaTak Sengaja Bertemu Dia“Selamat berbahagia Reo, Semoga Samara. Semoga ini akan menjadi pernikahan terakhirmu dan menjadi akhir petualanganmu. Sekarang tugasku sudah selesai. Tak ada yang perlu di sesali. Tutup lembaran tentang kita. Tugasmu selanjutnya menjaga Raya dan janin dalam kandungan itu sebaik-baiknya. Usai acara ini, kutunggu janjimu. Permisi aku pamit.”Aku pergi meninggalkan Reo dan tempat acara. Aku lega. Satu tugas telah kulaksanakan. Satu beban beratku telah lepas. Aku pulang membawa kelegaan luar biasa.Pintu mobil kubuka. “Antar saya pulang, Pak,” ucapku pada Pak Lody.***Turun dari mobil, diteras sudah tampak Papa dan Mama, mereka menyambutku dengan senyuman hangat. Mama menghampiri dan memelukku.“Sabar, ya, Sayang. Hanya perlu sedikit waktu untuk melupakan. Setelah itu keadaan akan baik-baik saja.” Mama memeluku sekali lagi.“Ada Papa dan Mama yang siap menemani dan mendampingi.”
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaSemalam Bersama Brian Tapi tunggu, aku sperti melihat tubuh seseorang yang kukenal. Sosok itu berjalan tak jauh dariku, diantara orang-orang yang lalu lalang. Aku menghentikan langkah, meliriknya. Ia berjalan sembari menundukkan pandang. Tapi sedetik kemudian ternyata diapun menghentikan langkah. Ia menengok ke kanan, dan ....“Brian?”“Amel?”Kami saling menyebut nama dalam satu waktu.Sontak kami tertawa berbarengan. Ia datang menghampiriku. Jakarta seluas ini, setelah bertemu di eropa dan kini bisa Allah pertemukan tanpa sengaja di sini, di atap sebuah Mall, di depan sebuah Masjid. Terkadang kejutan Allah itu indah."Kita kok, bisa ketemu gini, sih," ujarnya takjub."iya, bisa banget pas gini." Aku meringis.“Habis dari shalat maghrib, ya?” tanyaku.“Iya, tadi habis anter Ibu ke rumah Fica. Mau nginap katanya.”“Owhh, Ibu, Bapak dan Fica gimana sehat?”“Alhamdulillah. Sehat semuanya.”Tanpa dikomando ka
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~ Dia Pertemukan Kita Tuk Saling Mengobati Luka~ “Ya, Bri. Aku nanti bisa panggil kamu kapan saja untuk minta pendapat atau sekedar teman ngobrol, ‘kan?”“Of course, tentu saja, Mel. Panggil aku kapan saja kamu mau.” Nada suaranya menyiratkan simpati dan menawarkan sebuah ketulusan untukku.Aku tahu sebenarnya Brian juga belum sembuh dari luka. Kehilangan anak dan istrinya secara tiba-tiba. Sumber kekuatan yang ia miliki, kebahagiaannya, tentu tak semudah itu bisa bangkit dari keterpurukan. Kasihan Brian.“Thanks, Bri.” Brian manggut-manggut, lalu mengusap-usap bahuku sekali lagi. Seperti ada energi baru yang menyulut jiwaku mendapat dukungan darinya.“Seandainya saja Reo berselingkuh dengan wanita lain, hamil, lalu menikah. Sudah pasti aku sakit, tapi Ini tak akan seberat ketika yang terjadi Reo dengan anakku. Meski bukan anak kandung. Tapi aku tak pernah merasa dia anak angkat. Belasan tahun, waktu yang san
~Aku Bukan Kakak Madumu~Kulipat mukena yang baru saja melekat di tubuh. Jam pada dinding menunjuk pukul tiga dini hari, berarti satu jam sudah aku bermunajat di hadapan Allah, menguntai doa juga dzikir-dzikir panjang. Kelegaan dan ketenangan mengiring hati saat ini. Apa lagi yang membuatku merasa bahagia selain telah berhasil mengalahkan malas dan kantuk untuk bangun dan mengharap belas kasih dan cinta-Nya kepada umatnya yang lemah ini.Aku merebahkan diri kembali ke atas kasur. Bersyukur atas kekuatan yang Allah beri pada tiga bulan yang luar biasa ini. Dari sebuah rumah tangga yang hangat. Dan sekarang semuanya sudah berbeda. Sudah dua minggu sejak pernikahan. Reo belum menghubungiku sama sekali. Besok adalah mediasi yang ketiga dari pengadilan agama. Setelah banyak terjeda oleh koma dan proses pernikahannya. Rasanya saat ini sudah waktunya aku meminta hak kepada Reo untuk menepati janji. Sepertinya mustahil pihak pengadilan tak mengabulkan gugatan perceraianku. Apa yang lebih m
Permainan Kata Raya dan Reo (21)Kulipat mukena yang baru saja melekat di tubuh. Jam pada dinding menunjuk pukul tiga dini hari, berarti satu jam sudah aku bermunajat di hadapan Allah, menguntai doa juga dzikir-dzikir panjang. Kelegaan dan ketenangan mengiring hati saat ini. Apa lagi yang membuatku merasa bahagia selain telah berhasil mengalahkan malas dan kantuk untuk bangun dan mengharap belas kasih dan cinta-Nya kepada umatnya yang lemah ini.Aku merebahkan diri kembali ke atas kasur. Bersyukur atas kekuatan yang Allah beri pada tiga bulan yang luar biasa ini. Dari sebuah rumah tangga yang hangat. Dan sekarang semuanya sudah berbeda. Sudah dua minggu sejak pernikahan. Reo belum menghubungiku sama sekali. Besok adalah mediasi yang ketiga dari pengadilan agama. Setelah banyak terjeda oleh koma dan proses pernikahannya. Rasanya saat ini sudah waktunya aku meminta hak kepada Reo untuk menepati janji. Sepertinya mustahil pihak pengadilan tak mengabulkan gugatan perceraianku. Apa yang
Cinta Terlarang ~Cinta Samar Brian Akankah Menjadi Terang?~(20)Proses peceraian yang melelahkan. Dua jam aku menanti kehadiran Reo. Aku pikir dia benar-benar tak datang. Ternyata Reo datang meski sangat terlambat. Karena membuat pihak Mediator menunggu lama. "Tolong tepati janjimu. Reo." Aku berbisik dengan intonasi sedikit menekan.Ia hanya hanya mengangguk pelan, kemudian bergegas menuju ruangan.Mediasi kali ini ia lebih kooperatif, memberi informasi tak berbelit. Bahkan ia tak protes ketika mediator bertanya kepadaku apakah tetap memutuskan untuk bercerai atau mempertimbangkannya kembali. Aku menjawab mantab bahwa keputusanku bercerai sudah bulat, tak bisa diganggu gugat oleh hal apapun.Dari seberang kursi aku melihat Reo hanya tertunduk lesu. Sejujurnya ada kasihan dalam diri, terlebih setelah tim penasehat dari mediator memberi gambaran apa yang akan terjadi dan dihadapi pasca perceraian, agar aku dan Reo mempertimbangkannya lebih jauh. Banyak nasihat dan perenungan di be
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 21)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Apakah Luka Itu Bisa Sembuh Oleh Cinta?~“Mengubur rasa cinta yang sebenarnya tidak mati, malah membuatnya semakin hidup meski dalam kegelapan." (Amelia)Hingga pada suatu siang, di tepi halte dekat kampus, kamu datang menghampiriku tanpa sengaja. Terlihat dari tatapan wajahmu yang terkejut mendapatiku sedang berdiri mematung menunggu jemputan Papa. Aku sedang menunggu, begitu juga denganmu. Kita duduk bersisian dan mulai mengobrol. Setelah itu datang teman-temanku menyapa. Ternyata mereka juga mengenalmu karena satu kegiatan kampus. Sejak itu beberapa kali tanpa dikomando kami bisa kumpul di kantin atau spot tertentu. Hubunganku dengan Brian jadi lumayan dekat. Walau aku tak paham, sejauh apa hubungan kami. Brian tak pernah menyatakan cinta walau ia juga tak pernah dekat dengan perempuan lain kecuali denganku, itu juga menurut pengakuan teman-temannya. Aku memang beberapa kali diajak Brian makan
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 58)Seputih Cinta Amelia-Buah Cinta Memberi Bahagia, selamanya-“Sekarang saya baru mengerti bahwa setan meletakkan kenikmatan pada kemaksiatan agar kita terus tergelincir dan hancur seperti mereka. Ternyata saya yang bodoh, maafkan saya, Bun, Mak. Saya berjanji Akan berubah, demi anak saya Gana, demi kesempatan hidup yang masih Allah kasih untuk saya.” Tian bersujud di kakiku dan Yu Sopinah.Yu Sopinah menarik bahu pemuda itu.“Kamu sebenarnya pemuda yang baik, Nak Tian. Hanya saja kamu tergelincir pada pergaulan yang salah. Mamak sudah memaafkan kamu. Tapi bener, ya, Nak. Jauhi barang-barang haram itu. Hidup yang bener dan lurus-lurus saja, Nak.” Yu Sopinah mengelus-elus bahu pemuda yang sedang tergugu itu.“Janji, Mak, Tian janji. Tian akan pegang janji ini. Demi Allah, nggak akan lagi menyia-nyiakan kepercayaan Mamak, Bunda, Papa Mama, Kaka Tian semuanya.”Ada getar dalam suaranya, ada tangis dan sesak sesal mendalam dalam dadanya. Suaranya te
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Sebuah Pertemuan-Semoga esok akan ada kejutan indah di hari-hariku yang kemarin-kemarin begitu kelabu. Kutatap suamiku yang sedari tadi standby berdiri di belakangku. Lelaki yang selalu siaga untukku.Mas Brian mengelus-elus pundakku. Kami saling tatap, seakan berkata, ‘Semuanya akan menjadi mudah kedepan, Dek.”***AjtPagi dengan suasana yang berbeda. Seperti ada sebuah harap yang terus memberiku semangat menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Satu minggu setelah pertemuan yang mengharu biru, Baby Gana boleh dibawa pulang. Rasa syukur tak terkira dari semua nenek-nenek mereka menyambut kesembuhan cucu mereka.Hari ini semua akan menjenguk Raya di sel tahanan. Pasti dia sudah merindukan Gana dan satu hal yang akan mengejutkan baginya, karena untuk pertama kalinya, setelah puluhan tahun, ia akan berjumpa dengan ibu kandungnya. Ibu kandungnya yang tak pernah ia kenal sejak ia baru lahir beberapa hari.Sesampainya di parkira
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Leli, Ibu Kandung Raya-“Terima kasih, Nak. Kamu memang seorang berhati malaikat. Entah kenapa orang sepertimu harus di buat tersiksa dengan orang-orangseperti raya dan Reo.”“Yang sudah terjadi pastilah karena sudah kehendak Allah, Mak. Sekarang Amel sudah ikhlas.”“Maafkan anak saya, juga, ya, Mak. Sudah merusak Raya istri menantu Mamak,” ujar Bu Mahendra terbata. Wanita paruh baya ini nampaknya memiliki hati yang lembut. Dari tutur wicara dan wajahnya menggambarkan ia wanita yang santun.“Nggak apa-apa, Bu. Bukan salah Ibu. Kita sama-sama orang tua yang kadang nggak bisa terlalu jauh ikut campur anak. Hanya saja kalau sudah seperti ini. Baru kita dilibatkan dengan banyak pihak. Kita banyak-banyak istighfar saja, ya, Bu.” Mak Ratna mengelus-elus pundak Bu Mahendra.“Jadi, Bu. Nanti kita saling kabari saja, ya. Saya juga terus berhubungan dengan pihak kepolisian. Berusaha kooperatif untuk kebaikan anak saya. Entah nanti
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Menjadi Penolong Terkadang Siap Teraniaya-“Pak, kita belum bicara apa-apa. Bapak baru datang, masih berdiri di depan pintu tapi sudah mengancam memenjarakan saya? Bapak bisa bicara baik-baik, Pak?”“Saya bisa bicara baik sama orang yang bisa diajak negosiasi dengan baik, Bu. Saya sudah banyak dirugikan. Dibohongi juga. Uang delapan puluh juta, tiga bulan kalau di simpan jadi deposito sudah berbunga banyak, Bu. Ini, rumah yang saya beli nggak bisa saya peroleh, justru jual beli dibatalkan setelah semuanya deal. Wajar saya minta ganti rugi, Bu. Saya banyak dapat kerugian immateriil.”“Saya rasa kerugian bapak masih dalam batas wajar, Pak. Dalam jual beli pastilah bapak meluangkan waktu, ada waktu menunggu sampai transaksi selesai. Dalam hal ini, Bapak hanya menunggu kabar dari Bu Raya. Karena dia juga sedang dapat musibah makanya tidak bisa mengabari Bapak, itu saja ‘kan? Oke bapak duduk, ya, Pak. Kita bicarakan di sini sa
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Menyelesaikan Masalah yang Ditinggalkan Raya Satu-Persatu-“Ya, Mbak Tika, apa kabar?”“Kabar baik, Bu. Alhamdulillah. Bu Amel gimana keadaannya?”“Alhamdulillah sudah di rumah, Mbak. Sorry, ya aku belum jenguk Baby Gana lagi, apa Mbak sedang nggak bisa jaga Baby Gana, biar nanti Mbak Darti saya minta ke sana?”“Oh, Nggak Bu, saya sekarang ditemani Yu Sopinah. Hanya saya ingin mengabarkan keadaan Baby Gana. Alhamdulillah kata dokternya makin membaik. udah berhasil melewati masa kritis.”“Alhamdulillah, jadi makin baik keadaan Baby Gana Mbak?”“Iya, Bu. Dia sudah bisa diajak ngobrol, ketawa. Sama Yu Sopinah sering digodain. Kasihan Yu Sopinah dari sejak datang nangis terus. Sekarang beliau senang, Baby Gana sudah makin baik.”“Ya Allah Yu Sopinah. Baby Gana …”Entah kenapa tiba-tiba aku menangis sampai sesenggukan mendengarnya. Di kala aku sendiri baru keguguran, dan mendengar Baby Gana selamat dari masa kritis. Rasanya se
Yuk bantu Up biar cerita ini naik lagi. Caranya follow, suscribe, kasih vote bintang 5, like n komen. Mksh yg udh bantu.-Kita Coba Lagi, Sayang- Aku terbangun di sebuah ruangan berdinding putih, bertirai abu-abu muda. Mengangkat tangan, berusaha menyentuh kepalaku yang terasa berat. “Sayang, kamu sudah siuman?” Lelaki dengan wajah sembab yang duduk disebelahku ini segera menggenggam jari-jemari tangan kananku. Mengecupnya dalam. Ia bangkit, membungkuk menatap wajahku, mengelus-elus kepalaku yang berselimut jilbab.“Emhh, Mas, aku dimana ini?”“Kamu di rumah sakit, Sayang. Kamu tadi pingsan. Pasti karena terlalu lelah, ‘kan. Maafkan Mas. Maafkan ...” Ia tergugu dan menangis memeluk tubuhku yang terbaring.“Sayang, maafkan Mas, kurang bisa menjagamu dengan baik, sampai kamu begini.”Kenapa Mas Brian menangis sebegitu sedihnya? Ya Allah, Mas. Aku menggeser tubuhku untuk naik ke atas.“Oh, mau duduk rebahan, Sayang? Mas naikkan posisi bednya ya?”Aku mengangguk.Ia memutar tuas di ba
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaKeguguran? (54)Tambah lagi satu kerjaan tambahan yang harus aku selesaikan. Menjadi saksi kejahatan untuk anakku sendiri. Baiklah, memang ini proses yang harus Raya lalui, semakin aku kooperatif, semakin baik. Agar raya bisa segera ditindak, dijatuhi hukuman atau masuk rehabilitasi.Jika dia harus dihukum tak apa. Aku tak akan memaksa untuk meminta rehabilitasi. Penjara juga bisa jadi tempat rehabilitasi tak langsung untuk Raya. Sedikit lebih keras, tapi itu akan membuatnya benar-benar jera.Pukul setengah tujuh malam. Aku sudah di rumah.“Dek.” Mas Brian mengecup keningku tatkala melihatku sudah hadir di rumah.“Mas, aku mandi dulu, ya. Mak, Mamak ini pakai teleponku, aku teleponkan Bapak, ya. Pasti Bapak sudah menunggu kabar dari Mamak.”“Enggak, Nak. Mamak punya hape citul. Tadi Bapak sudah mamak telepon. sudah paham kondisinya sekarang lagi ruwet. Jadi Bapak maklum, mamak nggak pulang. Jaga diri aja katanya dan salam buat Nak
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaSelamat Membayar Kerusakanmu, Raya~Kini baru kumengerti, cobaan datang kepadaku karena Dia ingin tahu, apakah aku bisa menjadi manusia beriman atau semakin menunjukkan betapa bejatnya aku.~ (Raya)Aku mencoba tenang.Sekian detik polisi sudah ada di hadapan.“Maaf, kami mendapat informasi keberadaan Bu Raya Andriani di rumah sakit ini, apakah benar Ibu yang bernama Raya Andriani seperti yang tertera dalam pengenal ini?” tanya salah satu polisi kepada Raya.Raya tak menjawab, tapi jelas dari wajahnya, ia sedang terhenyak. Jadi kupastikan ia tak akan sanggup mengiyakan jawaban.“Benar, Pak. Dia Raya seperti yang bapak cari, ada apa, ya, Pak?” Aku mencoba menjawab dengan tenang.“Baik, Bu. Kami dari kepolisian, ini surat tugas untuk kami. Kami mendapat perintah untuk membawa Bu Raya Andriani ke kantor polisi. Bu Raya mohon maaf, kami tahan.” Seketika hening. Hanya ada suara Raya yang mulai terisak.“Tak bisa ditangguhkan, kah, Pak?
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaRaya Ditangkap Polisi~Kamu akan sadar seberapa besar kekuatan yang kamu miliki setelah kamu ditempatkan dalam keadaan tak bisa memilih.” (Raya)Kenapa lagi dengan anak ini, kenapa masih harus melindungi Tian sebegitunya padahal ia sudah habis dianiaya oleh anak muda itu.“Bukankah kamu sendiri yang meminta tolong perlindungan dari penganiayaan Tian kemarin Raya? Kenapa sekarang kamu jadi seolah nggak terima Tian ditahan?”Raya sudah benar-benar aneh, bahkan dia seperti dilema dan nggak kosnsisten dengan prinsipnya sendiri.“Karena aku nggak mengira Gana akan sampai kritis seperti ini. Aku butuh Tian di sini sekarang, Bun.”“Kenapa harus ada Tian sekarang? Apa karena anak ini anaknya Tian?“Sekarang sudah nggak penting anak siapa dia, Bun. Nyatanya Ayah tak akan bisa keluar dari penjara secepatnya. Cuma Tian yang bisa kujadikan sandaran sekarang.”“Sandaran apa? Sandaran semu Raya. Kamu bisa berdiri sendiri, bahkan bisa lebih baik