Afkar tersentuh mendengarkan lantunan ayat suci al-qur'an yang begitu merdu ia terdiam mendengarkan nya dengan khusu.
ia menundukan kepala dengan mata terpejam menikmati setiap lantunan ayat yang dibacakan dengan indah.
"Kar, balik Yuk" Afkar tersentak
Radian duduk disampingnya kemudian berdiri Radian menunduk menatap Afkar yang belum bergerak dalam duduk nya.kemudian tangan nya menepuk bahu sahabatnya nya itu pelan.
Afkar mendongakkan kepalanya melihat kearah Radian dengan kerutan keningnya seperti menanyakan Apa?
"Balik yuk, Sekarang udah gak ada kelas kita" katanya
Afkar mengangguk kemudian berdiri yang dibantu Radian.
Mereka berdua beranjak meninggalkan mushola.
"Kita Balik apa gimana nih?" Tanya Radian saat di parkiran yang ingin mengeluarkan motornya
Afkar yang berdiri disampingnya sedang mengenakan helmnya itu melihat sekilas kemudian menaiki motornya.
"Ketempat Percetakan dulu, Gua mau ngecek bentar " katanya yang disetujui Radian dengan anggukan
Afkar dan Radian adalah Mahasiswa tingkat akhir di sebuah Universitas di Jogja.
Afkar mengambil jurusan Bisnis begitu pun Radian mereka sudah berteman lama tepat nya saat mereka masih menjadi siswa baru di perguruan tinggi itu bukan hanya Radian Sahabatnya masih ada Afif, Keenan, Liam dan Imam.
Afif, Keenan, Liham dan Afkar sudah lebih dulu berteman mereka ber-empat teman waktu SMA.
Afif laki-laki itu Tampan tentunya keturunan Sunda dan jawa tapi sayang Afif seorang playboy suka bermain-main dengan perempuan.
Keenan Laki-laki itu Sama tampan nya keturunan Jogja dan Korea namun sikap dingin nya dengan Afkar membuatnya ditakuti, bukan hanya itu Keenan jago dalam berkelahi.
Liam laki-laki itu paling ramah hampir sama dengan Radian namun ia lebih cerewet seperti ibu dari mereka. selalu dapat menengahi saat mereka berselisih paham.
Afkar Asli jogja dan semua keluarganya di jogja dia anak Kedua Afkar memiliki Kakak laki-laki.
sedangkan Radian dia anak Rantau Asli Lampung sekarang ia tinggal di kamar kosan sederhana.
Afkar memiliki usaha yang digeluti nya bersama Radian Tokoh percetakan yang cukup terkenal disekitar daerah jogja.usaha nya itu sudah berjalan 3 tahun terakhir.
AFRA nama perusahannya. sedangkan untuk ketiga sahabatnya memiliki Perusahan milik keluarga nya.
"Lama amat Lo bedua" Afif mendengus melihat kedua orang itu sudah 1 jam yang lalu ia,Keenan dan Ilham menunggu kedua sahabatnya itu.
Radian Bingung melihat ketiga sahabatnya itu di kantor Afkar.perasaan ia tidak menyuruh mereka untuk datang pikirnya
"Gua yang nyuruh mereka kesini" katanya pada Radian saat Afkar melihat guratan kebingungan pada sahabatnya.
Afkar dan ke empat sahabatnya berkumpul dikantornya di sofa.
"Terus, mau bahas apa emang?"
Tanya Radian yang duduk dekat Liam
Bukan hanya Radian tapi Afif, Liam dan Keenan juga penasaran apa yang ingin dikatakan Afkar karna jarang sekali laki-laki itu mengakak mereka berkumpul di kantornya jika bukan hal penting.
mereka memang sering berkumpul tapi bukan di kantor laki-laki itu dan yang mengajak pun biasanya Radian.
"Gua.."
"Gua apa ?" tanya Liam penasaran sambil menatap serius pada Afkar
Afkar masih bimbang untuk menyampaikan isi hati nya pada ke empat shabat nya.ia masih belum yakin untuk mengatakan nya
"Gua cuman mau bilang, Gua mau minta tolong sama kalian cariin seseorang untuk Editor Departement" bohong afkar bukan itu yang ingin ia katakan.
Mendengar perkataan Afkar membuat Keenan mengkerutkan alisnya ia tahu Afkar sedang berbohong.
sedangkan ketiga sahabatnya itu cengoh mendengar nya.hanya ingin mangatakn hal itu.kenapa harus di kantor kenapa tidak tempat biasa saja pikir Afif
Lantunan ayat suci al-qur'an yang begitu indah dan menyejukkan hati membuat siapa pun saat mendengarnya akan merasa damai.begitupun yang dirasakan Sahira saat ini ia duduk dan mendengarkan Shareen melantunkan ayat demi ayat al-qur'an.suara merdu sahabat nya itu menambah nilai plus dari diri Shareen tidak hanya baik namun juga cantik.terkadang Sahira merasa iri saat melihat bagaimana Sahabatnya itu begitu di puja dan disanjung orang-orang sekitarnya."Ra, ayo ini sebentar lagi kita ada kelas loh" Tegur Shareen saat melihat sahabatnya itu diam dan terus menatap dirinya dalam.Sahira tersentak dalam lamunan nya saat mendengar Suara Shareen."Ah iya yuk Ren" Sahira melipat mukenanyadan Shareen menyimpan Al-qur'an kecil itu kedalam Tas. kemudian berdiri membatu Sahira berdiri untuk meninggalkan mushola."seharusnya kita tu libur ya Ren,eh karna tugas gur
PlakLiam tersentak mendapat pukulan dari seseorang membuat nya langsung menatap tajam sang pelaku"Sorry, Gue kelabasan " Afif menahan tawa saat melihat tatapan tajam Liam pada Radian.Sahabatnya itu jarang sekali menatap tajam seperti itu Liam biasanya akan tersenyum manis bukan seperti sekrang.Sedangkan Radian hanya nyengir mendapat tatapan tajam Sahabatnya itu.Liam mendengus mendengar perkataan Radian dan melihat Afif menahan tawa kemudian melihat Keenan di sampingnya dengan muka datar Liam melihatnya hanya memutar matanya malas."Apa yang mau lo omongin?" Tanya Keenan di samping LiamRadian dan Afif yang duduk dihadapan Keenan langsung mengalihkan pandangan dan langsung menatapnya to the point sekali pikir Radian sedangkan Liam dan Afif tersenyum mendengar sahabatnya itu lalu mengangguk kepala kemudian menatap Radian.
Assalamualaikum"Shareen membuka pintu rumahnya"Waalaikumsalam" jawab seseorangDegShareen terpaku mendengar suara itu**Shareen melihat dua orang yang selalu dirindukanya itu.sudah dua tahun mereka tidak bertemu."Ayah..Bunda" Teriak Shareen dan kemudian langsung berlari menghampiri keduanya dengan senyum lebarKetiga orang di ruang tengah itu mentap Shareen dengan tersenyum"Aduh anak gadis Ayah Kangen banget ya? " Tanya laki-laki paruhbaya itu saat mendapat pelukan anak gadis nyaShareen mendongak dalam pelukan Ayah nya kemudian ia mengangguk atas pertanyaan Ayahnya.dirinya sungguh Rindu pada Ayah dan ibu nya.Peria parubaya itu hanya tersenyum melihat kemanjaan anak gadisnya"Ay,gak kangen sama Bunda? Masa Ayah aja yang dipeluk?" Kata Bunda nya dengan nada yang merajuk
Bab 7Butuh kesabaran untuk membuat seorang Radian mengerti. Sejak tadi mereka menjelaskan Tugas atau misi untuk seorang Radian dalam membantu ingatan Afkar kembali namun hanya Radian yang banyak protes dan tidak paham saat Afif menjelaskannya.Afif bedecak kesal " Yan, sekali lagi Gue jelasin tapi Lo gak ngerti-ngerti Gue pukul Lo" Sedangkan Radian menyengir mendengar perkataan kesal temanya itu. Keenan dan Liham yang duduk di depan mereka hanya memutar bola matanya malas.Afif mulai menjelaskan. Kurang dari 30 menit kemudian Radian baru mengerti dan memahami penjelasan temannya itu."Oke, jadi Gue bakal ngajakin si Afkar ke sana ?" Radian menatap ke tiga temanya itu."Iya, Gue sama yang lain bakal nyusul " Radian mengalihkan pandanganya pada Keenan saat mendengar perkataan laki-laki itu."Tapi kan Gue mana tau tempatnya " keluhRadian
Setelah satu bulan berlalu membuat Afkar semakin tidak mengerti dengan mimpi-mimpi yang selalu hadir dalam tidurnya.Hari ini Afkar ingin menemui Dokter untuk memeriksa kesehatan dirinya. Mungkin ia hanya kelelahan pikir Afkar.Afkar beranjak mengambil kunci mobil di atas nakas.kemudian merapihkan pakain nya.Tok tokSuara Pintu membuatnya mengalihkan pandanganya kemudian berjalan menuju pintu. Afkar mendengus saat melihat seseorang di balik pintu yang menunjukan cengiran has nya."Ngapain Lo Yan? Pagi-pagi udah di sini?" Tanya Afkar saat melihat Radian di depan Pintu Rumahnya. Afkar berjalan kembali memasuki rumahnya yang di ikuti Radian di belakangnya."Lo mau kemana udah rapih aja?" Tanya Radian saat melihat Afkar yang rapih.Keduanya duduk di ruang tamu. Radian mengambil makanan di atas meja lalu memakannya." Gue
Shareen dan Bian turun dari mobil saat sampai di Panti, dengan senyum mengembang Shareen berjalan memasuki area Panti itu, dulu sebelum kakak kedua nya meninggal mereka bertiga akan datang membawa berbagai mainan untuk anak-anak panti. Salah satu Anak panti yang melihat Shareen berlari mengampiri dirinya."Kak Rere" seru seorang gadis cantik menghampirinya, melihat itu Shareen sedikit merendahkan badanya kemudian merentangkan kedua tanganya untuk memeluk gadis kecil itu."Keke Rindu kak Rere " seru Keke setelah didalam dekapannya.Shareen tersenyum mendengarnya.Bian yang melihat itu tersenyum kemudian melangkah meninggalkan adiknya untuk menemui ibu panti."Kak Rere juga Rindu sama keke" katanya kemudian membawa gadis kecil itu dalam gendonganya."Kalo Rindu kenapa kak Rere gak kesini kemarin-kemarin? ""Kak Rere lagi banyak tugas Ke, makanya gak main kesini"
Seorang gadis berjalan begitu cepat dengan langkah lebar membawa nya ketengah jalan tanpa menghiraukan kendaraan yang berlalu lalang, ia menangis membengkap mulut nya dengan kedua tangannya.Hingga suara klakson menyadarkan nya. Ia linglung kaki nya berat untuk melangkah hingga terdengar suara memanggilnya.ia melihat nya laki-laki itu di sebrang kanan jalan berlari memanggil-manggil namanya sekali lagi kaki nya berat untuk melangkah sehingga suara klakson mobil itu semakin keras di telinganya."Sudah semuanya berakhir" batin gadis itu. Kemudian ia melihat laki-laki itu lagi kemudian tersenyum manis seakan melihatkan pada laki-laki itu bahwa ia baik-baik saja.Tiiinnn TiiinnnBrakkkTubuhnya terhempas dengan keras semua nya sudah berakhir benar-benar berakhir" Eren " teriakan itu masih ia dengar dengan senyum manisnya, ia melihatnya laki-laki yang ia Cintai menuju ke arahnya dengan cepat kemudian memangku kepalanya"Erenn bang
"Dek. bangun"Seorang laki-laki menemenepuk kedua pipi seorang gadis yang masih terlelap tidur dengan guling dalam pelukan sekali Gadis itu menggeliatkan badannya."Hmmm" gumam Gadis itu."Ya ampun susah banget bangunin kamu, Dek" keluarnya saat melihat gadis itu masih enggan untuk bangun."Ay, bangun. Subuhan dulu nanti telat sholat subuh nya." Belajarnya sekali lagi dengan menepuk-nepuk bahu gadis itu.Brelahan kedua mata Gadis itu terbuka mengerjapkan matanya pelan kemudian melihat seseorang yang berada di hadapannya. Sesekali badannya menggeliat kemudian tak sadar ia menguap.Gadis itu masih mengantuk setelah bergadang semalaman menyelesaikan tugas yang menumpuk karena libur panjang lupa tadi malam, Ia tidur jam 2 pagi sangat melelahkan pikirnya.."Eh malah ngelamun. Sana sholat dulu" tegur seorang itu padanya.Biian Alvino Saputra laki-laki yang membangunkannya itu adalah kakak pertamanya.Bian panggilannya."S
Shareen dan Bian turun dari mobil saat sampai di Panti, dengan senyum mengembang Shareen berjalan memasuki area Panti itu, dulu sebelum kakak kedua nya meninggal mereka bertiga akan datang membawa berbagai mainan untuk anak-anak panti. Salah satu Anak panti yang melihat Shareen berlari mengampiri dirinya."Kak Rere" seru seorang gadis cantik menghampirinya, melihat itu Shareen sedikit merendahkan badanya kemudian merentangkan kedua tanganya untuk memeluk gadis kecil itu."Keke Rindu kak Rere " seru Keke setelah didalam dekapannya.Shareen tersenyum mendengarnya.Bian yang melihat itu tersenyum kemudian melangkah meninggalkan adiknya untuk menemui ibu panti."Kak Rere juga Rindu sama keke" katanya kemudian membawa gadis kecil itu dalam gendonganya."Kalo Rindu kenapa kak Rere gak kesini kemarin-kemarin? ""Kak Rere lagi banyak tugas Ke, makanya gak main kesini"
Setelah satu bulan berlalu membuat Afkar semakin tidak mengerti dengan mimpi-mimpi yang selalu hadir dalam tidurnya.Hari ini Afkar ingin menemui Dokter untuk memeriksa kesehatan dirinya. Mungkin ia hanya kelelahan pikir Afkar.Afkar beranjak mengambil kunci mobil di atas nakas.kemudian merapihkan pakain nya.Tok tokSuara Pintu membuatnya mengalihkan pandanganya kemudian berjalan menuju pintu. Afkar mendengus saat melihat seseorang di balik pintu yang menunjukan cengiran has nya."Ngapain Lo Yan? Pagi-pagi udah di sini?" Tanya Afkar saat melihat Radian di depan Pintu Rumahnya. Afkar berjalan kembali memasuki rumahnya yang di ikuti Radian di belakangnya."Lo mau kemana udah rapih aja?" Tanya Radian saat melihat Afkar yang rapih.Keduanya duduk di ruang tamu. Radian mengambil makanan di atas meja lalu memakannya." Gue
Bab 7Butuh kesabaran untuk membuat seorang Radian mengerti. Sejak tadi mereka menjelaskan Tugas atau misi untuk seorang Radian dalam membantu ingatan Afkar kembali namun hanya Radian yang banyak protes dan tidak paham saat Afif menjelaskannya.Afif bedecak kesal " Yan, sekali lagi Gue jelasin tapi Lo gak ngerti-ngerti Gue pukul Lo" Sedangkan Radian menyengir mendengar perkataan kesal temanya itu. Keenan dan Liham yang duduk di depan mereka hanya memutar bola matanya malas.Afif mulai menjelaskan. Kurang dari 30 menit kemudian Radian baru mengerti dan memahami penjelasan temannya itu."Oke, jadi Gue bakal ngajakin si Afkar ke sana ?" Radian menatap ke tiga temanya itu."Iya, Gue sama yang lain bakal nyusul " Radian mengalihkan pandanganya pada Keenan saat mendengar perkataan laki-laki itu."Tapi kan Gue mana tau tempatnya " keluhRadian
Assalamualaikum"Shareen membuka pintu rumahnya"Waalaikumsalam" jawab seseorangDegShareen terpaku mendengar suara itu**Shareen melihat dua orang yang selalu dirindukanya itu.sudah dua tahun mereka tidak bertemu."Ayah..Bunda" Teriak Shareen dan kemudian langsung berlari menghampiri keduanya dengan senyum lebarKetiga orang di ruang tengah itu mentap Shareen dengan tersenyum"Aduh anak gadis Ayah Kangen banget ya? " Tanya laki-laki paruhbaya itu saat mendapat pelukan anak gadis nyaShareen mendongak dalam pelukan Ayah nya kemudian ia mengangguk atas pertanyaan Ayahnya.dirinya sungguh Rindu pada Ayah dan ibu nya.Peria parubaya itu hanya tersenyum melihat kemanjaan anak gadisnya"Ay,gak kangen sama Bunda? Masa Ayah aja yang dipeluk?" Kata Bunda nya dengan nada yang merajuk
PlakLiam tersentak mendapat pukulan dari seseorang membuat nya langsung menatap tajam sang pelaku"Sorry, Gue kelabasan " Afif menahan tawa saat melihat tatapan tajam Liam pada Radian.Sahabatnya itu jarang sekali menatap tajam seperti itu Liam biasanya akan tersenyum manis bukan seperti sekrang.Sedangkan Radian hanya nyengir mendapat tatapan tajam Sahabatnya itu.Liam mendengus mendengar perkataan Radian dan melihat Afif menahan tawa kemudian melihat Keenan di sampingnya dengan muka datar Liam melihatnya hanya memutar matanya malas."Apa yang mau lo omongin?" Tanya Keenan di samping LiamRadian dan Afif yang duduk dihadapan Keenan langsung mengalihkan pandangan dan langsung menatapnya to the point sekali pikir Radian sedangkan Liam dan Afif tersenyum mendengar sahabatnya itu lalu mengangguk kepala kemudian menatap Radian.
Lantunan ayat suci al-qur'an yang begitu indah dan menyejukkan hati membuat siapa pun saat mendengarnya akan merasa damai.begitupun yang dirasakan Sahira saat ini ia duduk dan mendengarkan Shareen melantunkan ayat demi ayat al-qur'an.suara merdu sahabat nya itu menambah nilai plus dari diri Shareen tidak hanya baik namun juga cantik.terkadang Sahira merasa iri saat melihat bagaimana Sahabatnya itu begitu di puja dan disanjung orang-orang sekitarnya."Ra, ayo ini sebentar lagi kita ada kelas loh" Tegur Shareen saat melihat sahabatnya itu diam dan terus menatap dirinya dalam.Sahira tersentak dalam lamunan nya saat mendengar Suara Shareen."Ah iya yuk Ren" Sahira melipat mukenanyadan Shareen menyimpan Al-qur'an kecil itu kedalam Tas. kemudian berdiri membatu Sahira berdiri untuk meninggalkan mushola."seharusnya kita tu libur ya Ren,eh karna tugas gur
Afkar tersentuh mendengarkan lantunan ayat suci al-qur'an yang begitu merdu ia terdiam mendengarkan nya dengan khusu.ia menundukan kepala dengan mata terpejam menikmati setiap lantunan ayat yang dibacakan dengan indah."Kar, balik Yuk" Afkar tersentakRadian duduk disampingnya kemudian berdiri Radian menunduk menatap Afkar yang belum bergerak dalam duduk nya.kemudian tangan nya menepuk bahu sahabatnya nya itu pelan.Afkar mendongakkan kepalanya melihat kearah Radian dengan kerutan keningnya seperti menanyakan Apa?"Balik yuk, Sekarang udah gak ada kelas kita" katanyaAfkar mengangguk kemudian berdiri yang dibantu Radian.Mereka berdua beranjak meninggalkan mushola."Kita Balik apa gimana nih?" Tanya Radian saat di parkiran yang ingin mengeluarkan motornyaAfkar yang berdiri disampingnya sedang mengenakan helmn
"Dek. bangun"Seorang laki-laki menemenepuk kedua pipi seorang gadis yang masih terlelap tidur dengan guling dalam pelukan sekali Gadis itu menggeliatkan badannya."Hmmm" gumam Gadis itu."Ya ampun susah banget bangunin kamu, Dek" keluarnya saat melihat gadis itu masih enggan untuk bangun."Ay, bangun. Subuhan dulu nanti telat sholat subuh nya." Belajarnya sekali lagi dengan menepuk-nepuk bahu gadis itu.Brelahan kedua mata Gadis itu terbuka mengerjapkan matanya pelan kemudian melihat seseorang yang berada di hadapannya. Sesekali badannya menggeliat kemudian tak sadar ia menguap.Gadis itu masih mengantuk setelah bergadang semalaman menyelesaikan tugas yang menumpuk karena libur panjang lupa tadi malam, Ia tidur jam 2 pagi sangat melelahkan pikirnya.."Eh malah ngelamun. Sana sholat dulu" tegur seorang itu padanya.Biian Alvino Saputra laki-laki yang membangunkannya itu adalah kakak pertamanya.Bian panggilannya."S
Seorang gadis berjalan begitu cepat dengan langkah lebar membawa nya ketengah jalan tanpa menghiraukan kendaraan yang berlalu lalang, ia menangis membengkap mulut nya dengan kedua tangannya.Hingga suara klakson menyadarkan nya. Ia linglung kaki nya berat untuk melangkah hingga terdengar suara memanggilnya.ia melihat nya laki-laki itu di sebrang kanan jalan berlari memanggil-manggil namanya sekali lagi kaki nya berat untuk melangkah sehingga suara klakson mobil itu semakin keras di telinganya."Sudah semuanya berakhir" batin gadis itu. Kemudian ia melihat laki-laki itu lagi kemudian tersenyum manis seakan melihatkan pada laki-laki itu bahwa ia baik-baik saja.Tiiinnn TiiinnnBrakkkTubuhnya terhempas dengan keras semua nya sudah berakhir benar-benar berakhir" Eren " teriakan itu masih ia dengar dengan senyum manisnya, ia melihatnya laki-laki yang ia Cintai menuju ke arahnya dengan cepat kemudian memangku kepalanya"Erenn bang