Beranda / Romansa / CINTA UNTUK GADIS TERNODA / 49. Tidak Merubah Apapun

Share

49. Tidak Merubah Apapun

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-22 19:04:14

Ryu memang sengaja memilih menunggu di sebuah counter makanan cepat saji. Ia biarkan para perempuan memuaskan hasrat belanjanya sementara ia menikmati berbuka puasa sendirian karena Reiga juga memilih langsung diantar ke hotel.

"Minumnya es teh nggak pa-pa?" tanya Ryu.

"Nggak pa-pa, makasih Pak," kata Rara senang.

"Kamu harus lebih terbiasa manggil saya pake sebutan yang bukan kayak di kantor. Nanti saya dikira menindas kamu," pinta Ryu mengamati perempuan pemilik hatinya itu makan dengan lahap.

"Mas Ryu juga harus belajar pake sapaan aku-kamu, bukan saya-kamu kalau kita lagi di luar biar keliatan akrab," ucap Rara.

"Itu bisa diatur, kebiasa bilang gitu, susah ngerubahnya."

"Nah, saya juga gitu Pak, jadi ngerasa sok akrab kalau saya manggil Mas Ryu," Rara meringis.

"Senyamanmu aja," desah Ryu tak terlalu peduli.

"Bebebh boleh?" goda Rara iseng.

"Bole
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   50. Keahlian Menghindar

    "Azura tau kalau dia pernah ngalamin itu Ma," desis Ryu mengadu pada Mika, keduanya tengah duduk berdua di taman rumah makan, sementara yang lain sudah menunggu hidangan buka puasa di meja yang direservasi. "Terus? Dia nggak syok kan? Nggak berusaha buat nyiksa dirinya lagi kan?" mata Mika membola panik. Ryu menggeleng, "Dia belom inget, cuma denger soal itu dari ibu tirinya." "Mak Lampir satu itu ya! Kurang ajar banget mulutnya!" umpat Mika seketika kesal. "Azura dateng ke rumah di TC pas aku sama adek-adek sampe di kebun. Awalnya nggak mau ngaku, tapi terus nangis pas udah kudesak. Jujur Ma, aku bingung waktu itu, dia nanya itu bener atau enggak dan aku ada di posisi yang serba salah. Untungnya dia baik-baik aja, ingatannya aman," terang Ryu. "Kamu harus jaga dia dari ingatan traumatis itu dengan resiko dia nggak inget kamu." "Aku udah bilang kan Ma, selama dia baik-baik aja, aku nggak pa-pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   51. Ikrar Untuk Pujaan

    "Buat pernikahan adik tiri saya, saya pengin ditemenin Pak Ryu ke sana," ujar Rara penuh harap. "Dua hari setelah lebaran kan? Saya temenin," balas Ryu. "Beneran? Pak Ryu nggak nolak?" Ryu mengangguk, "Saya senggang, kita ke sana dan buat Bu Endah nggak berkutik," jawabnya yakin hingga mencipta senyum lebar di wajah cantik Rara. *** Rumah Sakit Umum Daerah, Sampit, 7 tahun lalu .... "Di mana?" Ryu mendatangi Mika tergesa, ia sampai tidak menyapa Rain sang papa yang duduk di sebelah ibundanya. "Tenang dulu, duduk dulu," kata Rain menahan lengan Ryu. "Ma, dia nggak kenapa-napa kan?" tanya Ryu dengan mata berkaca. "Bang," Mika mengusap punggung Ryu lembut. "Tenang ya," katanya tak bisa berkata-kata. Mendengar kabar dari Mika mengenai kejadian yang menimpa Rara, Ryu memaksa untuk pulang. Ia terbang langsung ke Indonesia dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   52. Calon Pengantin

    Selama perjalanan pulang dari berbuka puasa bersama, Ryu tak mengajak bicara Rara sepatah kata pun. Mereka hanya naik mobil berdua, Reiga dan Raya ikut mobil jemputan untuk Rain dan Mika. Karena harus bekerja besok pagi, Ryu dan Rara kembali ke kebun lebih dulu, sementara Rain dan Mika serta dua anaknya yang lain memilih tinggal di rumah Sampit sampai nanti lebaran tiba. "Jadi mampir ke hypermart?" tawar Ryu buka suara. "Pak Ryu mau belanja sekalian? Kalau Bapak mau belanja sekalian, boleh Pak, mampir," jawab Rara bersemangat. "Saya mau cari rokok," gumam Ryu lantas membelokkan arah mobilnya ke Borneo City Mall. "Rokok bukannya bisa di warung kelontong ya Pak?" celetuk Rara sepolos kain penyaring ampas kedelai. "Di hypermart emang ada?" tambahnya setengah mengobrol dengan dirinya sendiri. "Jadi nggak nih? Kalau nggak jadi saya kel

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   53. Layaknya Pasangan

    "Turun ke Sampit cuma dititipin suruh beli pembalut? Situ sehat?" "Sekarang sehat kok Pak. Emang ngumpul sama keluarga Pak Ryu itu positive vibes banget. Mana Reiga seru banget anaknya," puji Rara tulus. "Seru sampe saya pengin nyemplungin dia ke Sungai Mentaya," dengus Ryu. "Hihi, hobi ya dia buka aib sodaranya," Rara terkikik geli. Ryu tak lagi menanggapi, ia memilih untuk mengambil merk pembalut yang tadi ditunjuk oleh Rara. Melihat sikap sang GM, Rara langsung menahan jemarinya. "Bapak ngapain beli pembalut?" tanya Rara bingung. "Buat stok kamu di rumah. Biar nggak ngrepotin saya," tandas Ryu. "Saya masih punya banyak Pak, lagian saya dapet juga sebulan sekali, bukan seminggu sekali, ih. Takut amat saya titip beli kalau pas Bapak turun sendiri," desis Rara geleng-geleng kepala

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   54. Belum Waktunya

    "Kamu minta uang ke Rara, Ndah?" Pak Darwis menoleh istrinya. "Aku pinjam, tapi nggak dikasih sama dia, lagian udah lama juga," jawab Bu Endah. "Ibuk bilang, aku bikin malu keluarga dan bikin Ayah dipandang hina sama satu kampung karena aku diperkosa banyak orang. Katanya, karena aku nggak bisa jaga diri, dia jadi ikut kena imbasnya," ungkap Rara sangat berani, bahunya sedikit naik-turun, menahan luapan emosi di dadanya. Mendengar ucapan Rara, Ryu terhenyak. Ketegangan di ruang tamu yang dipenuhi keluarga besar itu kian merebak. Pak Darwis bungkam, tapi matanya jelas menyiratkan kemarahan yang begitu besar. Sejenak keheningan hinggap, beberapa anggota keluarga dari Bu Endah yang tadinya asik mengobrol berubah bisu seketika, pandangan mereka lurus ke arah Rara. "Ayah sekarang udah punya keluarga baru, jadi, biarin aku hidup sendiri, aku ngg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   55. Mimpi Buruk?

    Dini hari, mobil Ryu menepi di dingin dan sepinya Pantai Seibakau. Rara yang duduk di kursi penumpang depan nampak lelap tertidur, kelelahan. Ryu menghela napas panjang, diraihnya rokok di atas dashboard, ia memilih turun lebih dulu. Tampak di sebelah kiri pantai, beberapa tenda kecil didirikan, beberapa muda-mudi memang sering bercamping di sana. Setenang dan se-syahdu itu Pantai Seibakau, itulah kenapa Ryu memilihnya untuk membawa Rara ke sana. Meski harus menempuh jauh perjalanan sekitar 3-4 jam, semuanya sepadan. Bunyi debur ombak yang mencium pantai menjadi satu musik indah yang menenangkan. "Mas Ryu!" sapa sebuah suara. "Amang," Ryu melambai begitu tahu siapa yang datang. "Maaf ngrepotin tengah malam gini," sesalnya bersalah. Amang Rimang adalah penduduk lokal, orang yang sering Rain mintai bantuan ketika ia berlibur bersama keluarganya mengunjungi Pantai Seibakau. Semua kebutuhan liburan keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   56. Sosok Yang Sama

    Rara menarik napasnya beberapa kali, mengembuskannya kuat-kuat. Jika tadi adalah mimpi, kenapa rasanya nyata sekali? Apalagi saat melihat ke arah lelaki ini, hati Rara menghangat. Hanya dengan memandang Ryu seperti ini saja ia merasa tenang. Ryu memang tidak pandai bicara, ia bukan seseorang yang pintar menghibur dengan kata-kata. Namun soal act of service, Ryu juaranya, bahkan melebihi kebucinan Rain pada Mika, orang tuanya. Rasa-rasanya, semua beban yang Rara tanggung di dalam hatinya sedikit terangkat ketika ia bersama Ryu. "Bapak nggak bangunin saya?" tegur Rara yang sudah turun dari mobil, mengagetkan Ryu. "Mana mungkin, kamu ngorok gitu tidurnya," ucap Ryu menahan senyum. Spontan Rara menutup mulutnya, malu, "Apa iya Pak? Ih, saya jarang ngorok padahal," desisnya. "Nyatanya emang begitu, mana tega saya bangunin," ucap Ryu. "Kita nanti makan sahur di sini, baru balik lagi ke kebun," ujarnya. "Emang di si

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   57. Kekhawatiran Terbesar

    "Saya ganti baju dulu, kamu kalau mau sahur duluan, duluan aja," ucap Ryu sambil membuka satu per satu kancing kemejanya. Setelah memeluk Rara di pantai untuk menenangkannya, Ryu mengajak Rara pulang ke pondok milik Amang Rimang yang memang sudah disiapkan. Menu makan sahur sudah tersedia, ada air hangat untuk mandi dan tempat tidur yang nyaman. Lokasinya masih di sekitar pantai meski tak terlalu dekat dengan bibir pantainya. "Gara-gara saya, baju Pak Ryu jadi basah," sesal Rara. Sebuah kata singkat, tapi bermuatan perhatian. "Nggak pa-pa, saya bawa ganti," ucap Ryu melepas kemejanya dan bertelanjang dada dengan santainya di depan Rara. Kini, Rara bisa melihat dengan jelas tulisan di dada Ryu itu. Tertera tulisan "LEMBAYUNG" kecil dengan dua garis pendek yang mengapitnya. Ryu cukup percaya diri karena yakin bahwa Rara tak mungkin membaca tulisan permanen di dadanya itu. "Lembayung ...," desis Rara lirih. Gerakan Ryu yang tengah mengambil handuk kecil di atas nakas terhenti

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26

Bab terbaru

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   108. Jadilah Nyata

    "Aku nggak ngerti," lirih Rara, tatapannya nanar ke arah jalanan di luar sana di mana pintu utama memang sudah sengaja dibuka oleh Susi. "Aku nggak ngerti," ucapnya lagi, memegangi kepalanya. "Kepalaku sakit," rintihnya tiba-tiba menangis, kesulitan bernapas. Cepat-cepat Ryu membopong istrinya. Namun, bukannya dibawa masuk ke dalam kamar, Ryu justru membawa istrinya keluar rumah menuju dermaga kecil di dekat guest house. Beruntung ini adalah akhir pekan, tetangga sekitar banyak yang sudah turun ke Sampit sore kemarin. Jadi, suasana di sekitar rumah Ryu cukup sepi dan Rara tak mendapat banyak perhatian. Air danau yang sedikit surut juga membuat tak banyak pencari ikan mendatangi sekitar guest house. "Yang tenang ya, kamu nggak harus memaksa diri kamu, Azura," ucap Ryu menurunkan Rara di ujung dermaga. Ia ikut duduk di lantainya sambil memeluk sang istri. "Liat, duniamu luas Azura, kamu nggak boleh terjebak sama masa lalu gila yang nggak perlu kamu inget," ujarnya. Rara masih ber

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   107. Jangan Begini

    "Pagi Pak!" sapa Rara ketika Ryu keluar dari kamar tamu, kamar yang sebelumnya ditempati oleh Rara. Ryu menggaruk kepalanya, masih berusaha menyadarkan dirinya. Hari masih gelap, Ryu bangun agak kesiangan karena semalam ia menunggui Rara terlelap hingga pukul 00.30. Rara tampak duduk di ruang tamu, senyumnya terkembang. "Pagi," jawab Ryu sekenanya. Ia meregangkan tubuhnya sambil menguap santai. "Pak?" teriaknya kaget tiba-tiba. "Barusan manggil aku apa? Pak?" ulangnya reflek berbalik ke arah Rara. Senyuman Rara masih terpatri, ia mengangguk, "Pak GM kan?" tebaknya. "Kamu inget?" Ryu langsung mendekat. "Kata Mbak Susi," jawab Rara. "Mbak Susi cerita tadi ke aku kalau Mas yang udah nolongin aku selama aku hancur sejauh ini. Aku juga ditampung di sini di saat Ayah nggak peduli," tambahnya. Ryu lemas seketika, "Kukira kamu inget," desahnya kecewa. "Makasih Pak GM, udah bantu aku buat bertahan sampe sekarang. Padahal ini bukan tanggung jawab perusahaan," ucap Rara sangat po

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   106. Kamu Harus Istirahat

    "Ayah ke mana?" tanya Rara tersadar. "Pak Darwis di Sampit, kamu lupa Ayah udah nikah lagi?" tanya Ryu balik, pelan-pelan menuntun ingatan Rara. Rara terpana, untuk beberapa saat ia terdiam sambil menutup mata. Tidak ada yang bisa ia ingat dari lelaki di depannya ini, tapi kenapa memori tentang ayahnya yang menikah lagi juga tidak ia temui? Meninggalnya sang bunda menjadi luka yang tak bisa Rara lupakan, dan kehadiran Bu Endah adalah luka lain baginya tapi masih bisa ia atasi. "Ayah nikah sama perempuan yang udah ngasih aku minuman aneh itu kan?" gumam Rara, tatapannya tampak kosong sekarang. "Kamu inget itu?" "Aku nggak bakalan lupa. Mas, kenapa dia beginiin aku? Kenapa dia jahat?" Ryu menghela napas sabar, ia raih jemari Rara dan digenggamnya jemari istrinya itu. "Aku boleh cerita?" tanya Ryu meminta ijin. "Boleh," jawab Rara lagi-lagi mengangguk. "Namanya Bu Endah, dulu satu SMA sama ayah kamu, mantan pacar lebih tepatnya," mulai Ryu hati-hati. Ia menghela napas sebentar,

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   105. Penjaga dan Pelindung

    Tiga hari lamanya, Ryu berperan sebagai orang asing untuk Rara. Praktis, selama 3 hari itu pula, Rara tidak bisa bekerja hingga Ryu terpaksa memberi istrinya cuti tahunan. Ryu juga meminta HRD untuk menugaskan Elok, personal assistant manajer operasional untuk menggantikan posisi Rara sementara. Kabar cepat merebak tapi Ryu tidak menganggapnya dan memilih fokus pada proses penyembuhan Rara. "Sudah makan, sudah mandi dan sepertinya, Mbak Rara suasana hatinya baik sekali hari ini, Pak," lapor Susi saat Ryu pulang dari GMO menjelang senja. "Dia nggak ngaco lagi kan Mbak ngomongnya?" tanya Ryu sambil melepas jasnya, ia langsung menuju ke kamar, melihat keadaan sang istri. "Enggak Pak, seperti kemarin, Mbak Rara udah nggak bilang mau mati lagi," jawab Susi. "Oke Mbak, biar saya yang temenin Rara. Mbak bisa bersih-bersih, kalau Mbak pengin mandi dan makan," ujar Ryu. Susi mengangguk, ia segera ke dapur meletakkan bekas piring yang tadi ia gunakan untuk membawakan Rara camilan, lal

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   104. Kembali Padaku

    "Mbak Rara sudah saya lap tubuhnya Pak, sudah tiduran dan sudah tidak menangis," lapor Susi sekembalinya Ryu dari pinggir danau. "Oke, makasih Mbak," jawab Ryu lega. "Saya masakin untuk makan malam ya Pak, seadanya bahan," ucap Susi lagi, meminta ijin. "Tadi saya minta Jaka belikan makanan untuk siang ini Mbak, sebelum masak, tolong suapin Rara dulu," pinta Ryu. "Oh, iya Pak, siap," Susi segera berbalik menuju dapur. Ryu mengekor Susi yang masuk ke kamarnya untuk menyuapi Rara. Ia sengaja menjaga jarak agar Rara tidak histeris melihatnya. Wajah Rara sudah lebih cerah, Susi sudah merapikan rambut dan mengganti pakaiannya. "Mbak Rara, makan dulu ya," bujuk Susi ceria. Rara spontan menggeleng, "Mau mati aja," katanya. "Heh, mau apapun itu, harus makan dulu, Mbak Susi bantu ya," kata Susi tak menyerah. Sorot mata Rara yang tadinya kosong menatap keluar jendela, akhirnya berpindah menatap pada Susi. Air matanya mengalir, tapi ia tidak meracau, hanya bibirnya saja yang bergetar me

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   103. Kembali ke Awal

    "Kenapa kamu pengin mati?" Luna, dokter jiwa yang sejak bertahun-tahun lalu menangani Rara akhirnya didatangkan Ryu ke kebun. Mengingat kondisi Rara yang tidak mungkin untuk dibawa perjalanan jauh ke Sampit, Ryu meminta Jaka untuk menjemput Luna. Rara masih mengisolasi diri dan tak mau didekati lelaki, ia melempar apapun yang bisa dijangkaunya untuk menghalau Ryu saat berusaha mendekat. Baru ketika Luna datang, Rara menjadi lebih tenang. "Mau mati," jawab Rara lirih, pandangannya kosong, penampilannya sangat berantakan. "Kamu takut hidup sendiri ya?" tebak Luna berusaha untuk bertanya dengan santai. "Aku nggak mau hamil, nggak mau hidup, nggak mau semuanya," ucap Rara. "Tapi ada yang pengin kamu tetep hidup dan ada di sisinya," Luna menghela napas panjang. "Coba kamu inget Ra, ada seseorang yang sangat bisa kamu andalkan, sangat mencintai kamu. Ada nggak di ingatanmu tentang orang itu?" pancingnya. "Nggak! Dia nggak boleh tau! Dia nggak boleh liat aku begini. Aku kotor, menjiji

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   102. Terluka Kembali

    "Bundaaa," rintih Rara tak berdaya. Saat ia membuka mata, tubuhnya diseret begitu saja melewati semak, meski tak kuat, ia masih memiliki keinginan untuk melawan. "Pukul aja kepalanya!" perintah sebuah suara lain yang baru saja datang. Perlahan Rara mencoba membuka matanya, seragamnya sudah compang-camping sobek, roknya susah tersingkap. Saat itulah ia juga sadar bahwa ada 5 orang lelaki di sekitarnya, mengerubunginya. Satu orang sudah berlutut di depan Rara, siap menindih Rara yang setengah sadar. Air mata Rara mengalir, suaranya sudah tenggelam dalam rasa nelangsa yang tanpa akhir. Pening di kepalanya semakin terasa saat ia mendengar tawa dan obrolan vulgar orang-orang yang merudapaksanya. Tak ada lagi kekuatan Rara untuk sekadar membuka mata, tubuhnya digerayangi pun Rara seperti mati rasa. Kepalanya lalu dihantam sebuah benda keras, kesadaran Rara menghilang. *** "Bunda!" seru Rara seketika bangun dari posisi tidurnya dengan mata nyalang ketakutan. "Azura," panggil Ryu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   101. Ingatan Menyeramkan Itu

    "Kenapa motornya, Dek?" Jepi, buruh panen lepas berbadan kurus kecil tapi bertato ini mendekat ke arah Rara yang tengah mengamati motor mogoknya. "Kayaknya habis bensin, Om," jawab Rara tanpa rasa curiga. "Lhoh? Emang mau ke mana?" Randu, si tambun dengan kumis tipis dan menenteng 'dodos' di tangannya ikut keluar dari sawitan, menghampiri Rara. "Mau ambil paketan ke GMO, Om," balas Rara ramah. "Lha kok sendirian, nggak takut? Rumahnya mana?" tanya Jepi lagi, pura-pura ikut mengamati motor yang dibawa Rara. "Rumahnya di Borneo Capital Om," gumam Rara. "Oh, iya, habis ini bensinnya. Kami ada bawa tapi motornya di blok I, mau dipake?" tawar Randu. "Boleh kah ulun pake, Om?" tanya Rara mengakrabkan diri. "Boleh, tapi kamu ambil sendiri ke sana ya, kami mau panen sawit lagi ini," ucap Jepi. Tanpa menaruh curiga sedikit pun, Rara mengangguk setuju. Kondisi di tengah hutan sawit, masih setengah jalan sampai ke tujuan, bantuan dari Jepi dan Randu adalah keajaiban yang tidak

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   100. Terpatri Namamu

    Rara menggigit bibir bawahnya sensual saat Ryu menegakkan tubuh untuk melepas kemejanya. Tubuh Ryu selalu menarik, apalagi hiasan tato nama Rara yang terpatri di dadanya itu, sungguh lambang kesetiaan yang tiada duanya."Tato ini, namaku kan Mas?" tanya Rara meraba dada Ryu hati-hati. "Emang ada lagi perempuan bernama Lembayung selain kamu? Nama itu khas dan langka, jelas itu nama kamu. Mau kubikin pake nama lengkap kepanjangan, sakit," ujar Ryu setengah bercanda. Dikecupinya leher Rara lembut, mengembus napas hangatnya. "Ih, gitu deh," Rara mencembikkan bibirnya. Tak menanggapi sang istri, Ryu bergerak lagi. Ia loloskan t-shirt yang Rara kenakan hingga menampilkan bra warna abunya yang penuh. Kecupannya di leher Rara perlahan semakin turun, tulang selangka, kemudian menghirup aroma manis tubuh istrinya dalam-dalam. Baru setelahnya, tangan Ryu terampil melepas kaitan bra hingga Rara spontan menopang lenga

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status