Share

55. Mimpi Buruk?

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2025-02-25 09:29:56

Dini hari, mobil Ryu menepi di dingin dan sepinya Pantai Seibakau. Rara yang duduk di kursi penumpang depan nampak lelap tertidur, kelelahan. Ryu menghela napas panjang, diraihnya rokok di atas dashboard, ia memilih turun lebih dulu. Tampak di sebelah kiri pantai, beberapa tenda kecil didirikan, beberapa muda-mudi memang sering bercamping di sana. Setenang dan se-syahdu itu Pantai Seibakau, itulah kenapa Ryu memilihnya untuk membawa Rara ke sana. Meski harus menempuh jauh perjalanan sekitar 3-4 jam, semuanya sepadan. Bunyi debur ombak yang mencium pantai menjadi satu musik indah yang menenangkan.

"Mas Ryu!" sapa sebuah suara.

"Amang," Ryu melambai begitu tahu siapa yang datang. "Maaf ngrepotin tengah malam gini," sesalnya bersalah.

Amang Rimang adalah penduduk lokal, orang yang sering Rain mintai bantuan ketika ia berlibur bersama keluarganya mengunjungi Pantai Seibakau. Semua kebutuhan liburan keluarga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   56. Sosok Yang Sama

    Rara menarik napasnya beberapa kali, mengembuskannya kuat-kuat. Jika tadi adalah mimpi, kenapa rasanya nyata sekali? Apalagi saat melihat ke arah lelaki ini, hati Rara menghangat. Hanya dengan memandang Ryu seperti ini saja ia merasa tenang. Ryu memang tidak pandai bicara, ia bukan seseorang yang pintar menghibur dengan kata-kata. Namun soal act of service, Ryu juaranya, bahkan melebihi kebucinan Rain pada Mika, orang tuanya. Rasa-rasanya, semua beban yang Rara tanggung di dalam hatinya sedikit terangkat ketika ia bersama Ryu. "Bapak nggak bangunin saya?" tegur Rara yang sudah turun dari mobil, mengagetkan Ryu. "Mana mungkin, kamu ngorok gitu tidurnya," ucap Ryu menahan senyum. Spontan Rara menutup mulutnya, malu, "Apa iya Pak? Ih, saya jarang ngorok padahal," desisnya. "Nyatanya emang begitu, mana tega saya bangunin," ucap Ryu. "Kita nanti makan sahur di sini, baru balik lagi ke kebun," ujarnya. "Emang di si

    Last Updated : 2025-02-25
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   57. Kekhawatiran Terbesar

    "Saya ganti baju dulu, kamu kalau mau sahur duluan, duluan aja," ucap Ryu sambil membuka satu per satu kancing kemejanya. Setelah memeluk Rara di pantai untuk menenangkannya, Ryu mengajak Rara pulang ke pondok milik Amang Rimang yang memang sudah disiapkan. Menu makan sahur sudah tersedia, ada air hangat untuk mandi dan tempat tidur yang nyaman. Lokasinya masih di sekitar pantai meski tak terlalu dekat dengan bibir pantainya. "Gara-gara saya, baju Pak Ryu jadi basah," sesal Rara. Sebuah kata singkat, tapi bermuatan perhatian. "Nggak pa-pa, saya bawa ganti," ucap Ryu melepas kemejanya dan bertelanjang dada dengan santainya di depan Rara. Kini, Rara bisa melihat dengan jelas tulisan di dada Ryu itu. Tertera tulisan "LEMBAYUNG" kecil dengan dua garis pendek yang mengapitnya. Ryu cukup percaya diri karena yakin bahwa Rara tak mungkin membaca tulisan permanen di dadanya itu. "Lembayung ...," desis Rara lirih. Gerakan Ryu yang tengah mengambil handuk kecil di atas nakas terhenti

    Last Updated : 2025-02-26
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   58. Kegilaan Ini

    "Pak," Rara susah payah menelan nasinya. "Saya takut kalau semua yang Ibuk bilang itu bener," lirihnya. "Kenapa takut? Ada saya," jawab Ryu sederhana. "GM nikahin perempuan bekas orang banyak, apa nggak memalukan?" "Biasa aja," Ryu mengedikkan bahunya santai. "Saya tidur dulu bentar, ngantuk," pamitnya kabur, tak menghabiskan makanannya. Rara mengangguk, dihelanya napas panjang seraya menatap punggung tegap Ryu yang akhirnya berbaring nyaman di sofa panjang. Sambil memberesi bekas piringnya bersama Ryu, sesekali Rara menoleh calon suami tampannya. Ryu yang istimewa dan luar biasa, si canggung yang sangat perhatian terhadapnya, si pemilik gengsi seluas samudra.Berbeda dengan Ryu, Rara yang sudah tidur sepanjang perjalanan menuju pantai, justru terjaga hingga adzan subuh berkumandang. Ia memilih untuk duduk di depan pondok, sesekali memainkan ponselnya yang mulai panas karena

    Last Updated : 2025-02-26
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   59. Kenal Sebelumnya

    Rara akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Ryu tak mau ambil resiko, ia memilih untuk kembali ke Sampit, menghubungi Mika dan meminta Rara dirawat karena sang PA demam tinggi dan tak sadarkan diri. "Mama nggak akan tanya kenapa Abang bisa sampe Seibakau sama Rara. Kalian udah sama-sama dewasa, udah mau nikah, jadi Mama nggak mau tau. Yang Mama nggak ngerti, kenapa bisa tiba-tiba demam?" desis Mika yang menemani Ryu menunggui Rara di kamar perawatan. "Akhir-akhir ini, kayaknya dia terlalu maksa dirinya sendiri buat ngingat kejadian masa lalu. Bu Endah sengaja ngomong soal kejadian traumatis itu Ma, Rara jadi sering kepikiran. Dan dia dapet potongan kenangan pas ada aku di dalamnya," desis Ryu meraup wajahnya kalut. "Semua kenangan tentang kejadian nahas itu, Rara inget?" tanya Mika. Ryu menggeleng, "Kayaknya cuma potongan-potongan aja, Ma. Belom secara keseluruhan," katanya. "Oke," Mika menghela napas panjang, ia usap pundak anak sulung tampannya. "Kita harus siap buat momen i

    Last Updated : 2025-02-27
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   60. Sejauh Apa?

    "Iya, waktu itu di SMP ada acara sosialisasi dari OSIS, Rara ketua OSIS-nya," ungkap Mika jujur. "Saya nggak ingat," desis Rara sedih. "Nggak pa-pa, jangan dipaksa buat mengingat, demam kamu baru aja turun," ujar Mika. "Rara udah bangun, Mama keluar sebentar ya, tadi ada pesen sama Rei buat nyariin sarapan Ryu. Takut Rei nyasar," katanya. "Iya Bu," jawab Rara. "Maaf kalau saya ngrepotin," sesalnya. "Enggak Sayang, jangan sungkan. Mama keluar dulu yaa, yang akur sama Abang," pamit Mika seraya beranjak keluar dari kamar perawatan Rara. Tepat setelah Mika menutup pintu, Ryu keluar dari kamar mandi. Ia nampak canggung saat menyadari bahwa Rara sudah membuka mata dan tengah menolehnya. "Gimana? Udah enakan?" tegur Ryu sambil berpura-pura sibuk mengenakan gelang yang tadi dilepasnya. "Sudah Pak," balas Rara. "Maaf gara-gara saya kita jadi telat naik ke kebun," sesalnya. "Nggak pa-pa, saya masih bisa kerja dari sini juga," kata Ryu santai. Ia sisir rambutnya dengan jemari sa

    Last Updated : 2025-02-27
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   61. Kekalutan Mendadak

    Ryu memilih bungkam, ia biarkan Rara tetap dalam rasa penasarannya tanpa jawaban. Sampai mereka naik ke kebun malam harinya pun Ryu hanya bicara seperlunya, tak menanggapi pertanyaan Rara yang terus mendesaknya. Dua hari setelahnya ketika bertemu untuk bekerja, Rara masih dengan pertanyaan yang sama. "Gelang jelek yang kamu hina itu, gelang itu juga buatan kamu," jawab Ryu setelah terdesak. "Kenapa saya buatin gelang itu buat Bapak? Bapak pesen ke saya gitu?" tanya Rara tak puas hanya dengan jawaban singkat. "Azura," Ryu mendesah lirih. "Seminggu lagi kita nikah, sampe kapan kamu mau ngeributin masalah ini?" Rara terdiam, ia basahi bibirnya tanpa berani menatap wajah Ryu. Kekosongan pikirannya membuat ia lebih agresif menuntut penjelasan. Terlalu banyak yang tidak Rara ketahui dan lupakan. Ia kesulitan mencari tahu jawaban potongan ingatan yang terus berputar di kepalanya. Sosok Ryu yang tak henti muncul dan terus-menerus ada di dalam potongan ingatannya membuat Rara semak

    Last Updated : 2025-02-28
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   62. Lamaran Terselubung

    Sorot mata Ryu yang tadinya memilih untuk mencari fokus pada storage tank di kejauhan sana beralih menatap Rara. Betapa rasa sakit yang Rara tanggung tercermin dalam mata indah Ryu yang berkaca. "Saya cuma menyesalkan kenapa Pak Ryu nggak bilang ke saya soal pertemuan dengan Ibuk," ujar Rara masih tersenyum simpul. "Karena sejauh ini saya taunya Pak Ryu selalu membela saya, ada di pihak saya." "Kamu pikir saya bakalan ngejebak kamu bareng ibu tiri kamu?" tebak Ryu. "Saya hampir gila karena lupa sama kenangan lama saya. Di saat saya berusaha buat ngingat itu semua, fisik saya menolaknya. Saya takut Pak," gumam Rara gelisah. "Saya minta maaf," lirihnya lalu meraih jemari Ryu dengan berani. "Maaf udah sempat meragukan kebaikan Pak Ryu dan keluarga," tambahnya. Ryu membasahi bibirnya beberapa kali, ia tatap Rara sebelum akhirnya mengangguk lemah. Tangannya yang tadi diraih Rara terangkat

    Last Updated : 2025-02-28
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   63. Pujian Dari Hati

    "Pak, maaf lahir dan batin ya," kata Rara begitu masuk ke dalam mobil Ryu. "Hem," balas Ryu. "Saya juga minta maaf," ujarnya. "Kamu turun sama siapa kemarin?" Persis setelah hari raya, Ryu dan Rara baru bertemu hari ini, lebaran hari ketiga. Rencananya, setelah menghadiri resepsi pernikahan David sang adik tiri, Rara akan bertemu keluarga Ryu di Sampit, merayakan lebaran bersama mereka sekalian fitting baju pengantin untuk terakhir kalinya. "Bareng Arum Pak, kami motoran, terus daripada saya naik lagi kan, ya udah saya nginep di perumahannya dia sekalian," ujar Rara. "Kenapa nggak bilang kalau udah di Sampit dari kemarin?" "Kan masih libur kerja Pak, iya kan?" gumam Rara polos. "Ssh," Ryu meringis gemas. "Iya, masih libur," desahnya mengalah. "Maksud saya, kalau masih libur kan Bapak nggak terlalu butuh saya sebagai asisten, jadi saya pikir nggak perlu ngabarin Bapak," terang Rara. "Kita nikah seminggu lagi kan ya, Azura?" "Iya Pak. Ambil hari Sabtu ya Pak ya?" jawab Rara pol

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   118. Merencanakan Bulan Madu

    "Mas nggak di rumah nggak di kebun, sama isi kamarnya, minimalis banget," ujar Rara. "Tapi nyaman deh," pujinya. "Udah selesai obrolan lelakinya?""Udah," jawab Ryu. "Ngerokok doang tadi tu," urainya."Opabro galak ya?""Tau aja panggilan Opabro," kekeh Ryu."Raya yang ngasih tau.""Opa seru kok, tenang aja," ujar Ryu."Aku pernah diceritain sama Raya soal Opa J, kisahnya Mama Mika pas hamil Mas.""Emang drama banget kisah cintanya Papa sama Mama. Mereka sama-sama anak orang kaya, jadi emang dramatis banget, nggak klise sama sekali. Asal kamu tau, Azura, aku ini anak di luar nikah. Mama hamil aku sebelom dinikahin sama Papa," cerita Ryu."Jadi, itulah kenapa Mas kasian sama aku?""Mana mungkin alasannya itu. Ya oke, kisahku emang cukup menyentuh. Tapi kenapa aku cuma ngeliat ke kamu, seorang Lembayung Azura Arunika adalah karena peletmu!" gemas Ryu menyentil hidung istrinya iseng."Apaan ih, ak

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   117. Ke Jakarta

    "Rara!!" sambut Mika bersemangat, ia peluk menantunya itu erat sekali. "Selamat datang di Jakarta ya, Sayang," ucapnya senang."Makasih Ma, seneng banget akhirnya bisa kesampean maen ke Jakarta," balas Rara tak kalah cerianya. Beruntung karena ia menjadi cinta pertama putra mahkota keluarga kaya raya ini."Maaf ya Mama nggak bisa ikut jemput ke bandara, yayasan lagi banyak kerjaan ini," sebut Mika. "Istirahat ya, kamar Ryu di atas, paling pojok," tunjuknya ke deretan kamar di lantai dua."Nanti aja ke kamarnya nunggu Mas Ryu, Ma," kata Rara."Ke mana Ray, si abang?" Mika menoleh anak gadisnya."Ngobrol sama Papabro sama Opabro di samping tuh," jawab Raya. "Mau kuanter ke kamar dulu apa Mbak?" tawarnya. "Mereka bertiga kalau udah ketemu suka lama ngobrolnya," tandasnya."Aku belom pernah ketemu Opa," gumam Rara lirih."Ah," mata Mika membola. "Iya, ya. Nanti kalau makan malem kita kenalin secara resmi. Tenang, Opa nggak galak," kekehnya."Yuk Mbak, kuanter ke kamar dulu," ajak Raya mer

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   116. Imbalan Kesabaranmu

    Ryu beranjak ke dapur, mengambilkan permintaan istrinya. Ia kembali sambil membawa kotak obat milik Rara. "Diminum obatnya ya," pinta Ryu. Rara tak menolak, ia teguk air putih yang Ryu bawakan, juga ia telan obat yang Luna resepkan. Rasa sesak masih kuat menghimpit dadanya, marah dan kecewa pada sang ayah masih terus menghantui pikirannya. "Mas, boleh ajak aku ke Jakarta?" celetuk Rara tiba-tiba, menatap suaminya dengan sorot memohon. "Boleh, aku emang ada rencana ajak kamu ke sana." "Dalam waktu dekat, besok atau lusa," tuntut Rara. "Hem?" kedua alis Ryu bertaut. "Kamu kangen sama Mama?" candanya. "Aku pengin melarikan diri dari sini dulu. Liat pohon sawit di sana-sini, dadaku kayak dihimpit excavator, sesak Mas." "Ya oke, nanti kuurus kerjaan di kebun dulu sama yang laen. Kuusahain secepatnya kita ke Jakarta," putus Ryu berjanji.

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   115. Menguatkanmu

    Ryu menyesap rokoknya dalam-dalam, tatapannya tak beralih dari gelas es kopinya yang tinggal menyisakan jelaga. Di seberangnya, Rara juga memilih untuk diam, tangannya sibuk mengaduk-aduk es teh miliknya dengan sedotan, minuman yang warnanya sudah memutih karena esnya mencair. Sedangkan Pak Darwis diminta Rara pulang lebih dulu, Rara tidak ingin hatinya tambah kalut dan sakit hati. "Hatiku berusaha memahami kalau apa yang Ayah lakuin itu sebenernya karena Ayah nggak mau liat aku menderita karena dihina," sebut Rara setelah berdiam lama. "Tapi aku yakin, Ibuk pasti mempengaruhi Ayah biar berani begitu. Sejauh Ayah menikah sama Bunda, aku tau Ayah nggak pernah gegabah begitu, Mas," ungkapnya. "Kalau kami laporin Bu Endah waktu itu sebagai percobaan pembunuhan, Ayah bakalan keseret juga karena Ayah yang nyediain air itu," desah Ryu menjentik abu rokoknya di asbak. "Dan kalau Ayah kena persoalan hukum, kamu nggak punya pegangan. Keluargaku masih orang asing waktu itu, keluarga Bundamu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   114. Kenyataan Yang Tersembunyi

    "Iyah," ucap Rara mantap. "Kayaknya Ayah udah sampe," bisiknya melihat ada sebuah motor yang terparkir di mana nomor polisinya sangat familiar. Beriringan, Ryu dan Rara masuk ke dalam rumah makan setelah mencari tempat parkir yang teduh lebih dulu. Nampak Pak Darwis berdiri untuk menyambut, ada rindu di mata tuanya yang sendu. Senyum simpul Pak Darwis terkembang, ia datang sendirian. "Rara," ucap Pak Darwis spontan memeluk anak perempuan tercintanya. "Ayah udah pesen minum?" tanya Rara setelah melepas pelukannya. "Udah, kalian udah pesen makanannya juga ya?" tanya Pak Darwis balik. "Sudah Yah, tadi lewat WA," Ryu yang menjawab sembari menyodorkan minuman yang dibawakan seorang pelayan. "Aku udah inget semuanya, Yah," ungkap Rara tanpa basa-basi. "Semuanya, nggak ada yang terlewatkan," sebutnya. Pak Darwis terpana. Ia yang semula siap meneguk teh manisnya, memilih meletakkan kemba

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   113. Sembuh Sepenuhnya

    "Alhamdulillah Rara," Luna meremas lembut kedua sisi pundak Rara. "Makasih udah berjuang bareng kita," ucapnya. "Makasih juga Dokter Luna, Dokter yang selalu sabar dampingi saya," jawab Rara mematri senyum cantiknya. "Apa ke depannya ada kemungkinan saya bakalan lupa sama kenangan saya lagi, Dok?" tanyanya. Luna menoleh Ryu dulu sebelum menjawab pertanyaan Rara. Ryu hanya mengangguk dengan senyum simpul yang menghiasi wajah setampan dewanya. Semua pengobatan Rara termasuk penyembuhan kejiwaannya Ryu serahkan sepenuhnya pada Luna. "Semua itu tergantung sama diri kamu sendiri, Rara. Tapi kalau kamu sekuat ini, saya yakin kamu bakalan baik-baik aja. Ada keluhan lain nggak?" tanya Luna sambil kembali duduk lagi di kursinya. "Masih suka sesak dada saya kalau secara nggak sengaja saya keinget kejadian itu. Kepala tiba-tiba pusing, kayak saya jadi menggigil ketakutan, panik gitu, Dok," sebut Rara. "Nggak pa-pa. Kamu penyintas PTSD, wajar masih ada gejala begitu. Tapi perkembangan kamu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   112. Terima Kasih Selalu

    Keduanya lantas bangkit, mereka keluar dari kamar beriringan, Ryu merangkul pundak istrinya mesra. Melihat atmosfer itu, Susi terpaku takjub. Ditatapnya Rara dan Ryu bergantian, tak percaya bahwa Rara akan dengan santainya menerima perlakuan manis sang suami. "Mbak Rara, udah enakan?" tanya Susi reflek mengambilkan piring untuk Rara. "Nggak saya suapin di kamar?" tawarnya. "Aku mau disuapin suamiku, Mbak," kata Rara nyengir. "Hah?" Susi terpana. "Bu GM udah inget saya, Mbak," ucap Ryu. "Tolong ambilin obatnya Azura aja ya Mbak, di kamar, saya lupa bawa karena saking senengnya," pintanya. "Ehm, iya Pak, siap," sahut Susi tergagap tapi tetap bergegas beranjak ke kamar Ryu. "Makasih kalian, orang-orang hebat yang dikasih banyak kesabaran buat ngehadapin kegilaanku," desis Rara sambil menatap punggung Susi yang berjalan ke kamarnya. "Ini bukti kalau setelah hujan badai halilintar, T

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   111. Kutemani

    "Mas," bisik Rara, ia usap punggung Ryu yang masih memeluknya erat. "Mas Ryu," panggilnya lembut. "Inget aku? Inget suamimu?" tanya Ryu masih terlihat gugup, ia lepas pelukannya. Rara nampak membasahi bibirnya, "Aku nggak lupa rasanya," bisiknya seraya meraba bibir. "Maafin aku Mas, maaf aku lupain Mas segitu gampangnya," katanya. "Enggak, nggak pa-pa," balas Ryu menggeleng-geleng. Ia kecup mesra kening istrinya, "makasih Azura," tukasnya. "Semua udah terkumpul Mas, semua kepingan ingatanku yang hilang, puzzle di kepalaku udah tersusun rapi," aku Rara. "Azura," lirih Ryu menundukkan kepala. "Istriku," desahnya penuh rasa syukur. "Mas nangis?" tanya Rara menaikkan pandangan suaminya dengan menangkup rahang Ryu. "Jangan nangis," pintanya. "Aku lega, lega banget." "Maafin aku ya Mas. Maaf karena udah bikin Mas secapek ini. Aku tau seminggu belakangan ini aku ngrepotin banget kan Mas? Aku teriak-teriak histeris, nggak mau dipegang Mas Ryu, maafin aku ya Mas." "Aku masih belom pe

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   110. Kamu, Kurindu

    "Aku emang punya mimpi untuk bisa hidup normal sebelum memutuskan untuk memilih mati. Tapi mimpi seindah ini, apa boleh aku minta selamanya aja terjadi? Aku nggak boleh bangun kan?" gumam Rara. Ryu meraih jemari Rara, dibawanya agar bisa menyentuh pipinya. Senyum Ryu melebar, sebelah tangannya yang lain meraba kepala Rara, mengusapnya penuh cinta. "Apa kamu nggak bisa ngerasain kalau ini nyata? Aku nyata, Azura. Suamimu, Ryu Raiden Dhananjaya, orang yang selama 10 tahun belakangan ini cuma ngeliat ke kamu aja, cinta sama kamu," terang Ryu tak lagi memikirkan resiko akibat kalimatnya. Benar kata Luna, Rara masih tetap tenang, tidak histeris atau menolak fakta yang Ryu ungkapkan. Senyum Rara justru terkembang, ia sendiri yang menangkup kedua pipi Ryu tanpa ragu. "Kamu suamiku? Kenapa aku nggak punya ingatan sedikitpun tentang kamu kalau kamu emang nyata? Dari dunia mana kamu berasal? Dunia Rara yang berantakan?" desis Rara bingung, matanya berkaca-kaca. "Dari dunia Lembayung Azura

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status