Share

42. Apa Itu Aku?

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2025-02-19 19:21:39

Ryu mengangguk lemah, "Ada peristiwa besar yang bikin kamu begini, Azura," katanya memejamkan mata, tidak mau terlihat lemah dan rapuh di depan Rara.

Setitik air mata Rara jatuh. Hening yang semula menyelimuti sekitar keduanya, diisi isak Rara yang menyayat. Satu hal yang membuat Rara begitu merasa jatuh ke dasar samudera, ia lupa pada apa yang membuatnya menjadi semenyedihkan ini. Selama ini yang ia yakini sebagai kecelakaan justru tak pernah terjadi.

"Apa orang gila yang bikin Pak Ryu mati rasa itu saya?" bisik Rara memberanikan diri. Ia menahan napasnya sendiri, takut dikatai sok percaya diri oleh sang atasan. "Boleh saya sepercaya diri ini dan merasa penting buat orang sehebat Bapak?"

Ryu tampak memijat pelipisnya, "Ayo balik hotel, bentar lagi sahur. Kita cari makan buat sahur sekalian," ajaknya tak menjawab pertanyaan Rara.

"Pak," Rara meraih pergelangan tan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   43. Cantik Banget

    SMP Harapan Kita, 11 tahun lalu .... "Bang Ryu sering-sering main kebun ya, jengukin Mama Ayang ke sini," ucap Mayang, mengusap lengan Ryu lembut. "Iya Tante," jawab Ryu singkat, seperti biasanya. "Mana mau dia ke sini jengukin Mbak Mayang, kecuali ketemu sama yang itu tuh Mbak," ledek Mika mengedikkan dagunya pada seorang gadis berseragam SMP yang datang dari arah kelasnya. "Rara, Ketua OSIS cantik kita," bisik Mayang takjub. "Anak kamu udah gede ya Mik," gumamnya gemas. "Bentar ya Ma," pamit Ryu sadar bahwa Rara mendekat untuk mendatanginya. "Mas," senyum Rara terkembang, ia ikuti Ryu yang mengajaknya ke taman samping kelas 9C di mana ada beberapa kursi kayu yang diletakkan di sana. "Pulang Jakarta hari ini Mas?" tanyanya. Ryu mengangguk, "Pesawat jam 2 siang," ujarnya lalu duduk di kursi kayu. "Bawa apaan itu?" tunjuknya pada bungkusan di pangkuan Rara. "Kroket

    Last Updated : 2025-02-20
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   44. Ada Apa Azura?

    "Bang! Bang Ryu!" Reiga, anak bungsu dari pasangan Mika dan Rain, si tampan tengil yang mewarisi kepribadian ibunya ini mengguncang pundak sang kakak sulung kencang. "Apaan?" Ryu mengangkat kepalanya malas-malas. "Lo tinggal di hutan begini? Betah?" gumam Reiga mengitarkan pandangan, "ih, gue ogah nerima warisan kebun, lo aja," tukasnya. "Makanya, biar lo betah, lo belajar tinggal di sini," ujar Raya, si cantik anak kedua. "Lo aja Kak, gue yang pegang udud," gumam Reiga nyengir. "Gue lahir duluan, menang milih ya! Dan gue milih pabrik rokok! Nggak bisa diganggu!" sengal Raya tak terima. "Mau berdebat apa mau turun kalian?" tanya Ryu bangun dari posisi setengah berbaringnya. "Mas Jaka jangan langsung pulang, saya udah minta Mbak Susi nyiapin makan," ujarnya pada sang sopir. "Bang, udah mau maghrib emang sehoror ini rumah lo?" tanya Reiga b

    Last Updated : 2025-02-20
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   45. Pelukan Pertama Kali

    "Kamu juga minum," ucap Ryu datang dari dapur seraya membawa satu nampan es teh untuknya dan Rara. Di jemari kirinya ia menenteng kroket buatan Rara, kroket yang sangat dirindukannya. "Bapak nggak buka puasa dulu bareng adek-adek?" tanya Rara. "Abis perjalanan jauh juga, Pak." "Saya biasa ngemil doang, nanti setelah salat tarawih baru makan berat," jawab Ryu. "Kamu ke sini cuma mau nganter makanan? Nggak ada hal laen? Urusan kerjaan?" tanya Ryu curiga. "Saya denger Bapak mau dateng bareng Mbak Raya dan Mas Reiga, makanya saya sengaja masak rendang daging rusa," jawab Rara. "Saya bareng Mas Jaka aja Pak," pamitnya berdiri buru-buru karena ia melihat Jaka sudah masuk ke dalam mobil, "Permisi ya Pak," ujarnya. "Hei," sigap, Ryu lagi-lagi menahan pergelangan tangan Rara. "Ada apa? Kamu ada yang mau disampein?" tanyanya sangat peka. Rara terdiam, ditatapnya Ryu sebentar, bibirnya bergetar, air mata itu akhirnya tu

    Last Updated : 2025-02-20
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   46. Memastikan Ketenanganmu

    "Makasih Pak," ucap Rara menyempatkan diri untuk berbalik. "Bapak jadi harus repot nganter saya," katanya jauh lebih tenang dari sebelumnya. "Kamu udah lebih baik?" tanya Ryu sambil duduk di ruang tamu rumah dinas Rara. "Jauh lebih baik. Pak Ryu mau saya bikinkan es kopi?" tawar Rara. "Boleh." Rara mengangguk, bergegas ke dapur untuk membuatkan Ryu minuman. Tak sempat menikmati makanan berat untuk berbuka puasa, Ryu lebih dulu mengantar Rara pulang ke rumahnya. Ia tahu Rara berusaha keras untuk tidak terlihat rapuh, tapi gadis ini pasti syok karena pernyataan ibu tirinya. Apalagi perkataan Bu Endah benar-benar tidak terprediksi. Beruntung Rara tidak kalut dan histeris karena syok. "Silahkan Pak," Rara kembali dari dapur dengan segelas es kopi kesukaan Ryu. Ada satu toples kue sagu keju melengkapi jamuannya. "Makasih," balas Ryu segera mengambil gelas yang Rara ulurkan. "Pencuri nggak neror lagi ka

    Last Updated : 2025-02-21
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   47. Melarikan Diri

    "Sudah pernah makan daging rusa sebelumnya, Pak?" tanya Rara penasaran. "Sudah, tapi nggak diolah begini," jawab Ryu. "Enak nggak Pak masakan saya?" "Hem?" Ryu sibuk mengunyah. "Enak enggak?" "Rasa rendang." Rara berdecak, "Ambigu artinya." "Saya nggak mungkin bilang rasa soto kan?" gumam Ryu gengsi, padahal ia sudah hampir menuntaskan isi piringnya tanpa sisa. "Ngolah daging rusa itu tricky sih Pak, makanya saya takut nggak sesuai sama lidah mewah Pak Ryu." "Lidah mewah?" dahi Ryu berkerut, ia dorong piring kosongnya ke tengah meja, "daging rusa itu hidangan mewah, Azura," tandasnya. Jadi nggak terkira harganya karena kamu yang masak. "Kroket kentangnya, saya mau lagi," tambahnya menunjuk dua buah kroket kentang yang tersisa. "Cuci mulut?" Rara sigap mengambilkan piring kroketnya untuk Ryu. "Pengganti rokok," ungkap Ry

    Last Updated : 2025-02-21
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   48. Sambutan Hangat

    "Hei, kita seumuran tauk, jangan curiga gitu ngeliatnya!" tegur Raya menunjuk wajah kakak tampannya. "Terus kalau seumuran kenapa? Rara ada di dunia yang berbeda dari lo," ucap Ryu berkacak pinggang. "Tapi selera drama Korea kita sama kok Pak," sanggah Rara ikut bersuara. "Pak? Mbak, kamu calon istrinya Bang Ryu lho, nggak ada panggilan yang lebih mesra?" sela Raya merasa aneh. "Ini di jam kantor, kami profesional!" sergah Ryu membela calon istrinya. "Halah, halah, ngomong aja lo menindas Mbak Rara kan Bang? Nggak boleh begitu! Nggak di kantor ini, lagi di pusat perbelanjaan dan ini udah buka puasa, udah sore, jam kerja udah abis, jangan diktator amat sama calon istri!" larang Raya galak. "Pak Ryu, maksudku Mas Ryu baik kok," bela Rara. "Dahlah, kalian berdua emang cocok." Raya beranjak, "Ayok Mbak, kita cari kebutuhan seserahannya dulu," ajaknya. Rara i

    Last Updated : 2025-02-22
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   49. Tidak Merubah Apapun

    Ryu memang sengaja memilih menunggu di sebuah counter makanan cepat saji. Ia biarkan para perempuan memuaskan hasrat belanjanya sementara ia menikmati berbuka puasa sendirian karena Reiga juga memilih langsung diantar ke hotel. "Minumnya es teh nggak pa-pa?" tanya Ryu. "Nggak pa-pa, makasih Pak," kata Rara senang. "Kamu harus lebih terbiasa manggil saya pake sebutan yang bukan kayak di kantor. Nanti saya dikira menindas kamu," pinta Ryu mengamati perempuan pemilik hatinya itu makan dengan lahap. "Mas Ryu juga harus belajar pake sapaan aku-kamu, bukan saya-kamu kalau kita lagi di luar biar keliatan akrab," ucap Rara. "Itu bisa diatur, kebiasa bilang gitu, susah ngerubahnya." "Nah, saya juga gitu Pak, jadi ngerasa sok akrab kalau saya manggil Mas Ryu," Rara meringis. "Senyamanmu aja," desah Ryu tak terlalu peduli. "Bebebh boleh?" goda Rara iseng. "Bole

    Last Updated : 2025-02-22
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   50. Keahlian Menghindar

    "Azura tau kalau dia pernah ngalamin itu Ma," desis Ryu mengadu pada Mika, keduanya tengah duduk berdua di taman rumah makan, sementara yang lain sudah menunggu hidangan buka puasa di meja yang direservasi. "Terus? Dia nggak syok kan? Nggak berusaha buat nyiksa dirinya lagi kan?" mata Mika membola panik. Ryu menggeleng, "Dia belom inget, cuma denger soal itu dari ibu tirinya." "Mak Lampir satu itu ya! Kurang ajar banget mulutnya!" umpat Mika seketika kesal. "Azura dateng ke rumah di TC pas aku sama adek-adek sampe di kebun. Awalnya nggak mau ngaku, tapi terus nangis pas udah kudesak. Jujur Ma, aku bingung waktu itu, dia nanya itu bener atau enggak dan aku ada di posisi yang serba salah. Untungnya dia baik-baik aja, ingatannya aman," terang Ryu. "Kamu harus jaga dia dari ingatan traumatis itu dengan resiko dia nggak inget kamu." "Aku udah bilang kan Ma, selama dia baik-baik aja, aku nggak pa-pa

    Last Updated : 2025-02-23

Latest chapter

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   119. Pembagian Warisan

    "Jadi, mau tinggal di Jakarta aja?" tawar Opa Julian sambil melirik cucu menantunya."Ya?" hampir Rara tersedak. "Kami masih aktif bekerja di kebun, Opa," balasnya tertegun. Ia melirik suaminya yang masih asik menikmati hidangan makan malam, santai sekali."Ryu bakalan menggantikan Papanya di DC, paling dua tahun dari sekarang, dia harus sudah bisa pegang DC," ucap Opa Julian. "Ryu cuma tiga bersaudara, kamu tau dia sulung dan DC adalah tanggung jawabnya.""Pa," Rain angkat bicara. "Anak-anak masih muda, Ryu baru aja nikah, biarin aja lah mereka menikmati suasana kebun dulu," katanya."Kecuali," sela Mika, "kalau emang Rara nyaman dan betah di Jakarta, ya udah, biar Rara aja di sini sama Ryu. Kebun biar Mas Rain lagi yang tangani," usulnya."Ini nggak ada yang mau bantuin aku di pabrik?" celetuk Raya. "Aku cewek lho, suruh ngurusin rokok, tolong deh!" protesnya."Mama juga cewek, dan Mama juga sukses ngurus Indrajaya sendirian," sergah Rain."Ada Uncle Kev support system-nya betewe!"

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   118. Merencanakan Bulan Madu

    "Mas nggak di rumah nggak di kebun, sama isi kamarnya, minimalis banget," ujar Rara. "Tapi nyaman deh," pujinya. "Udah selesai obrolan lelakinya?""Udah," jawab Ryu. "Ngerokok doang tadi tu," urainya."Opabro galak ya?""Tau aja panggilan Opabro," kekeh Ryu."Raya yang ngasih tau.""Opa seru kok, tenang aja," ujar Ryu."Aku pernah diceritain sama Raya soal Opa J, kisahnya Mama Mika pas hamil Mas.""Emang drama banget kisah cintanya Papa sama Mama. Mereka sama-sama anak orang kaya, jadi emang dramatis banget, nggak klise sama sekali. Asal kamu tau, Azura, aku ini anak di luar nikah. Mama hamil aku sebelom dinikahin sama Papa," cerita Ryu."Jadi, itulah kenapa Mas kasian sama aku?""Mana mungkin alasannya itu. Ya oke, kisahku emang cukup menyentuh. Tapi kenapa aku cuma ngeliat ke kamu, seorang Lembayung Azura Arunika adalah karena peletmu!" gemas Ryu menyentil hidung istrinya iseng."Apaan ih, ak

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   117. Ke Jakarta

    "Rara!!" sambut Mika bersemangat, ia peluk menantunya itu erat sekali. "Selamat datang di Jakarta ya, Sayang," ucapnya senang."Makasih Ma, seneng banget akhirnya bisa kesampean maen ke Jakarta," balas Rara tak kalah cerianya. Beruntung karena ia menjadi cinta pertama putra mahkota keluarga kaya raya ini."Maaf ya Mama nggak bisa ikut jemput ke bandara, yayasan lagi banyak kerjaan ini," sebut Mika. "Istirahat ya, kamar Ryu di atas, paling pojok," tunjuknya ke deretan kamar di lantai dua."Nanti aja ke kamarnya nunggu Mas Ryu, Ma," kata Rara."Ke mana Ray, si abang?" Mika menoleh anak gadisnya."Ngobrol sama Papabro sama Opabro di samping tuh," jawab Raya. "Mau kuanter ke kamar dulu apa Mbak?" tawarnya. "Mereka bertiga kalau udah ketemu suka lama ngobrolnya," tandasnya."Aku belom pernah ketemu Opa," gumam Rara lirih."Ah," mata Mika membola. "Iya, ya. Nanti kalau makan malem kita kenalin secara resmi. Tenang, Opa nggak galak," kekehnya."Yuk Mbak, kuanter ke kamar dulu," ajak Raya mer

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   116. Imbalan Kesabaranmu

    Ryu beranjak ke dapur, mengambilkan permintaan istrinya. Ia kembali sambil membawa kotak obat milik Rara. "Diminum obatnya ya," pinta Ryu. Rara tak menolak, ia teguk air putih yang Ryu bawakan, juga ia telan obat yang Luna resepkan. Rasa sesak masih kuat menghimpit dadanya, marah dan kecewa pada sang ayah masih terus menghantui pikirannya. "Mas, boleh ajak aku ke Jakarta?" celetuk Rara tiba-tiba, menatap suaminya dengan sorot memohon. "Boleh, aku emang ada rencana ajak kamu ke sana." "Dalam waktu dekat, besok atau lusa," tuntut Rara. "Hem?" kedua alis Ryu bertaut. "Kamu kangen sama Mama?" candanya. "Aku pengin melarikan diri dari sini dulu. Liat pohon sawit di sana-sini, dadaku kayak dihimpit excavator, sesak Mas." "Ya oke, nanti kuurus kerjaan di kebun dulu sama yang laen. Kuusahain secepatnya kita ke Jakarta," putus Ryu berjanji.

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   115. Menguatkanmu

    Ryu menyesap rokoknya dalam-dalam, tatapannya tak beralih dari gelas es kopinya yang tinggal menyisakan jelaga. Di seberangnya, Rara juga memilih untuk diam, tangannya sibuk mengaduk-aduk es teh miliknya dengan sedotan, minuman yang warnanya sudah memutih karena esnya mencair. Sedangkan Pak Darwis diminta Rara pulang lebih dulu, Rara tidak ingin hatinya tambah kalut dan sakit hati. "Hatiku berusaha memahami kalau apa yang Ayah lakuin itu sebenernya karena Ayah nggak mau liat aku menderita karena dihina," sebut Rara setelah berdiam lama. "Tapi aku yakin, Ibuk pasti mempengaruhi Ayah biar berani begitu. Sejauh Ayah menikah sama Bunda, aku tau Ayah nggak pernah gegabah begitu, Mas," ungkapnya. "Kalau kami laporin Bu Endah waktu itu sebagai percobaan pembunuhan, Ayah bakalan keseret juga karena Ayah yang nyediain air itu," desah Ryu menjentik abu rokoknya di asbak. "Dan kalau Ayah kena persoalan hukum, kamu nggak punya pegangan. Keluargaku masih orang asing waktu itu, keluarga Bundamu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   114. Kenyataan Yang Tersembunyi

    "Iyah," ucap Rara mantap. "Kayaknya Ayah udah sampe," bisiknya melihat ada sebuah motor yang terparkir di mana nomor polisinya sangat familiar. Beriringan, Ryu dan Rara masuk ke dalam rumah makan setelah mencari tempat parkir yang teduh lebih dulu. Nampak Pak Darwis berdiri untuk menyambut, ada rindu di mata tuanya yang sendu. Senyum simpul Pak Darwis terkembang, ia datang sendirian. "Rara," ucap Pak Darwis spontan memeluk anak perempuan tercintanya. "Ayah udah pesen minum?" tanya Rara setelah melepas pelukannya. "Udah, kalian udah pesen makanannya juga ya?" tanya Pak Darwis balik. "Sudah Yah, tadi lewat WA," Ryu yang menjawab sembari menyodorkan minuman yang dibawakan seorang pelayan. "Aku udah inget semuanya, Yah," ungkap Rara tanpa basa-basi. "Semuanya, nggak ada yang terlewatkan," sebutnya. Pak Darwis terpana. Ia yang semula siap meneguk teh manisnya, memilih meletakkan kemba

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   113. Sembuh Sepenuhnya

    "Alhamdulillah Rara," Luna meremas lembut kedua sisi pundak Rara. "Makasih udah berjuang bareng kita," ucapnya. "Makasih juga Dokter Luna, Dokter yang selalu sabar dampingi saya," jawab Rara mematri senyum cantiknya. "Apa ke depannya ada kemungkinan saya bakalan lupa sama kenangan saya lagi, Dok?" tanyanya. Luna menoleh Ryu dulu sebelum menjawab pertanyaan Rara. Ryu hanya mengangguk dengan senyum simpul yang menghiasi wajah setampan dewanya. Semua pengobatan Rara termasuk penyembuhan kejiwaannya Ryu serahkan sepenuhnya pada Luna. "Semua itu tergantung sama diri kamu sendiri, Rara. Tapi kalau kamu sekuat ini, saya yakin kamu bakalan baik-baik aja. Ada keluhan lain nggak?" tanya Luna sambil kembali duduk lagi di kursinya. "Masih suka sesak dada saya kalau secara nggak sengaja saya keinget kejadian itu. Kepala tiba-tiba pusing, kayak saya jadi menggigil ketakutan, panik gitu, Dok," sebut Rara. "Nggak pa-pa. Kamu penyintas PTSD, wajar masih ada gejala begitu. Tapi perkembangan kamu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   112. Terima Kasih Selalu

    Keduanya lantas bangkit, mereka keluar dari kamar beriringan, Ryu merangkul pundak istrinya mesra. Melihat atmosfer itu, Susi terpaku takjub. Ditatapnya Rara dan Ryu bergantian, tak percaya bahwa Rara akan dengan santainya menerima perlakuan manis sang suami. "Mbak Rara, udah enakan?" tanya Susi reflek mengambilkan piring untuk Rara. "Nggak saya suapin di kamar?" tawarnya. "Aku mau disuapin suamiku, Mbak," kata Rara nyengir. "Hah?" Susi terpana. "Bu GM udah inget saya, Mbak," ucap Ryu. "Tolong ambilin obatnya Azura aja ya Mbak, di kamar, saya lupa bawa karena saking senengnya," pintanya. "Ehm, iya Pak, siap," sahut Susi tergagap tapi tetap bergegas beranjak ke kamar Ryu. "Makasih kalian, orang-orang hebat yang dikasih banyak kesabaran buat ngehadapin kegilaanku," desis Rara sambil menatap punggung Susi yang berjalan ke kamarnya. "Ini bukti kalau setelah hujan badai halilintar, T

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   111. Kutemani

    "Mas," bisik Rara, ia usap punggung Ryu yang masih memeluknya erat. "Mas Ryu," panggilnya lembut. "Inget aku? Inget suamimu?" tanya Ryu masih terlihat gugup, ia lepas pelukannya. Rara nampak membasahi bibirnya, "Aku nggak lupa rasanya," bisiknya seraya meraba bibir. "Maafin aku Mas, maaf aku lupain Mas segitu gampangnya," katanya. "Enggak, nggak pa-pa," balas Ryu menggeleng-geleng. Ia kecup mesra kening istrinya, "makasih Azura," tukasnya. "Semua udah terkumpul Mas, semua kepingan ingatanku yang hilang, puzzle di kepalaku udah tersusun rapi," aku Rara. "Azura," lirih Ryu menundukkan kepala. "Istriku," desahnya penuh rasa syukur. "Mas nangis?" tanya Rara menaikkan pandangan suaminya dengan menangkup rahang Ryu. "Jangan nangis," pintanya. "Aku lega, lega banget." "Maafin aku ya Mas. Maaf karena udah bikin Mas secapek ini. Aku tau seminggu belakangan ini aku ngrepotin banget kan Mas? Aku teriak-teriak histeris, nggak mau dipegang Mas Ryu, maafin aku ya Mas." "Aku masih belom pe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status