Beranda / Romansa / CINTA UNTUK GADIS TERNODA / 12. Ijinkan Aku Membuktikan

Share

12. Ijinkan Aku Membuktikan

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 09:50:57

"Baru tadi pagi ja, kaget juga aku nah. Tapi belum banyak yang komentar, maklum masih jam kerja kan, jadi belom banyak yang buka grup. Selamat ya Dek," ungkap Lia tulus.

"Hah? I, iya, Kak," kata Rara reflek, ia manggut-manggut ragu.

"Selamat repot, undangannya harus sampe aku juga ya," ujar Lia membuat syarat. "Keluar dulu," pamitnya seraya melambai, meninggalkan Rara yang kebingungan.

Sepeninggal Lia pergi keluar ruangan, Rara meraup wajahnya berkali-kali, menjambak rambutnya sendiri. Kegalauan kembali menyelimuti seisi kepalanya. Bersamaan dengan itu, Ryu keluar dari dalam ruangan Gunawan, wajahnya selalu dingin tanpa ekspresi.

"Kita ke citymall," putus Ryu tanpa menatap wajah bingung Rara.

"Bapak nggak ikut grup karyawan pabrik?" tanya Rara sembari mengimbangi langkah Ryu menuju parkir mobil.

"Kenapa? Berita soal saya yang mau meni
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   13. Saya Serius

    "Saya nggak minta kamu diem, tapi malah kamunya diem, aneh," kritik Ryu. Pasalnya, sejak pulang dari kunjungan ke citymall sore kemarin, Rara memilih membisu, berbicara sekenanya. "Saya pusing banget, Pak," balas Rara singkat. Ryu tampak menghela napas, "Masih soal yang heboh di grup WA? Perlu saya komentar untuk klarifikasi?" tawarnya merasa tak nyaman juga jika Rara mendiamkannya seperti ini. "Bapak mau komentar yang gimana? Nanti kalau makin parah rumornya gimana?" sambut Rara panik. "Kalau gitu, saya bersikap masa bodoh aja ya?" "Bukannya biasanya gitu ya Pak?" tembak Rara menohok. "Ya?" Ryu menoleh, mau tidak mau, spontan ia menarik kaki dari pedal gasnya hingga laju mobil yang tengah dalam perjalanan menuju ke kebun itu melambat. "Seharusnya Bapak bisa bersikap masa bodoh sejak awal. Sekarang udah kepalang basah dan ayah saya juga udah denger soal rumor itu. Dan Pak Ryu tau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   14. Jangan Harap, Azura

    Hening. "Orang-orang tipe kayak temen dan ibu tiri kamu itu nggak akan cukup ngedenger penjelasan kenapa kamu ada di kamar saya malam kemaren. Mereka perlu dikasih pelajaran biar nggak terus berusaha memojokkan kamu, juga memukul telak harga diri saya. Oke, soal menikahi kamu, itu memang spontan keluar dari mulut saya, tapi saya sudah bilang akan bertanggungjawab atas apa yang saya ucapkan. Saya pantang menarik kata-kata saya, Azura." "Pak Ryu, Bapak tau kenapa saya cerita soal kehidupan saya? Saya ini rumit lho Pak. Saya bukan tipe alpha woman, independent apalagi." Ryu tak langsung memberi tanggapan, ia melepas kacamata hitamnya dan memilih untuk menatap Rara tajam, "Saya nggak peduli dengan latarbelakang kamu, masa bodoh dengan itu!" tegasnya. "Saya tau Pak Ryu bakalan jawab begitu. Tapi tolong Pak, jangan dengan menikah. Jangan menjerumuskan diri Bapak sendiri!" pinta Rara. "

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   15. Tidak Terselamatkan

    Setelah Ryu dan Rara kembali ke kebun dan bekerja di keesokan harinya, rumor pernikahan yang sebelumnya menyebar kencang melalui pesan grup itu perlahan meredup. Rara setidaknya bisa lebih tenang bekerja, meski beberapa kali ia harus menemui pandangan iri dari banyak karyawan perusahaan yang lain. Ini membuat Rara sadar bahwa ada untungnya Ryu melarangnya untuk bergaul dan menimbrung sesama karyawan di jam istirahat siang, meskipun sebenarnya ada maksud yang lebih khusus dari itu. "Boleh saya tanya hal pribadi, Pak?" ucap Rara disela perjalanan pulang dari mendampingi Ryu mengunjungi anak perusahaan, Mina Utama. "Silahkan," balas Ryu singkat. Ia memilih fokus menatap layar ponselnya. "Nanti saja," ujar Rara lagi, urung bertanya karena ia tidak mau sopir pribadi yang tengah mengantar mereka ikut mendengar pertanyaannya. Ryu hanya mengedikkan bahunya sebagai tanggapan, tampak tak peduli meski Rara urung bertanya sekalipun. Se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   16. Pasrah dan Menyerah

    "Pa, Ma!" sapa Ryu sesaat setelah pintu ruangan terbuka dan Rain serta Mika nampak sudah duduk di sofa tamunya. "Abang!" sambut Mika, nyonya cantik yang selalu perhatian pada Rara melebihi pada anaknya. Ia peluk Ryu erat, melepas rindu. "Gimana Mina?" tembak Rain tanpa basa-basi. Ia adu kepalan tangan dari Ryu dengan kepalan tangannya pula sebagai bentuk sapaan yang sangat 'laki.' "Sejauh ini aman, Bos. Cuma ada beberapa wilayah kebun yang dua bulan lagi musti di re-plant," jawab Ryu. "Eh, Rara!" Mika mengintip di antara dua tubuh tinggi menjulang suami dan putranya, menyapa Rara. "Sini, sayang!" pintanya. Rara bergerak, ia menyeruak dua lelaki di depan Mika, lantas memeluk Mika dengan senyum yang ambigu. Jelas terlihat bahwa ia cukup khawatir akan diserang dan dicecar oleh Mika karena rumor yang beredar. "Kami ke sini karena Papamu katanya pengin ke Tanjung Puting. Ini cuma mampir kok," terang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   17. Tentang Harga Diri

    Ryu mengembuskan asap rokoknya ke udara, membuatnya berbentuk lingkaran kecil-kecil yang cantik. Terhitung sudah 3 batang rokok ia habiskan tanpa bicara apa-apa sementara Rara sesekali di sebelahnya mengusap air mata. "Gimana saya bisa menghindar lagi kalau Ibu sudah minta ketemu ayah saya besok sore, Pak," lirih Rara tersendat. Ryu tak langsung memberi tanggapan, jemarinya asik menjentik abu rokok ke asbak kantin yang sedikit menghitam pinggirannya itu. Ya, meski beberapa karyawan lain tampak menatap aneh pada keduanya, baik Rara maupun Ryu tak memiliki pilihan tempat lain untuk bicara berdua karena Mika dan Rain masih ada di ruang manager. "Sejak ayah kamu pensiun, informasi cuma beliau dapet dari ibu tiri kamu kan?" tanya Ryu. "Menurut saya, beliau belum denger soal ini," tambahnya. "Terus kalau nanti Ayah ketemu Bu Mika dan Pak Rain, apa nggak bakalan denger juga? Pak Ryu pikir B

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   18. Kesempatan Terbaik

    "Azura," desah Ryu merasa bersalah. "Saya hanya akan menginjak-injak ibu tiri kamu, bukan kamu!" tegasnya meralat. "Maaf Pak, saya mau ketemu temen saya dulu," tunjuk Rara pada Arum, seorang guru yayasan yang nampak berjalan ke arahnya. "Boleh?" tanyanya. "Silakan, ini masih jam makan siang," ucap Ryu, ia memilih untuk pergi ke lain meja, menjauh dari Rara dan sahabatnya. Tampak Arum mengangguk sopan ke arah Ryu, melempar senyum. Seperti biasa, Ryu cukup mengedikkan dagunya sebagai balasan, sudah sangat dihafal oleh orang-orang di sekitarnya. Sang GM mungkin cukup penasaran dengan obrolan asistennya itu, tapi ia berusaha terlihat tak terlalu peduli. "Nggak ngasih tau kalau kamu lagi ngobrol sama si Tantrum," ujar Arum setengah berbisik, takut Ryu bisa mendengarnya. "Kami habis ketemu Pak Rain sama Bu Mika, ngobrolin soal nikah lagi," jawab Rara mengurut keningnya frustasi. "Seri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   19. Sepengetahuan Ryu

    Ryu menyesap kopi susu buatan Rara yang sengaja dihidangkan oleh sang asisten sebagai suguhan. Matanya terpejam sebentar, semanis dan seharum itu mahakarya Rara di kopi miliknya. Malam sudah hampir bertamu, mengganti senja yang kembali ke peraduannya saat Ryu datang mengantar Rara pulang ke rumahnya di kampung Borneo Capital. "Rara nggak ngasih kabar kalau Bapak mau datang, jadi kami nggak persiapan apa-apa ini Pak," ucap Darwis sangat hormat, ia tahu Ryu adalah anak tampan Rain yang kini menjabat sebagai General Manager di Agrorei Palm Oil Company. "Nggak pa-pa, saya sengaja datang mendadak," balas Ryu tenang. "Silakan Pak, dinikmati yang ada, kebetulan tadi saya habis menjala, ini ikannya masih segar," tawar Darwis ramah. "Masih banyak ikan di danau sekarang Pak?" tanya Ryu setelah mengangguk dan dengan senang hati menerima uluran piring dari Rara. "Ya walau kecil-kecil kayak ini, lumayan Pak kalau untuk ko

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   20. Sangat Berharga

    Ryu mengangguk, "Itulah alasan utama kenapa saya pengin menikahi Azura. Bapak juga tau bagaimana ibu saya melindungi Azura selama ini, memastikan keselamatan dan kesejahteraannya. Bapak ragu dengan saya? Bukannya Pak Darwis yang paling tau gimana perasaan saya terhadap Azura?" ucapnya menuntut. "Saya hanya belum bisa mencerna kebaikan keluarga Pak Ryu yang luar biasa. Pak Ryu tau, anak saya tidak seperti perempuan lajang lainnya," ujar Darwis putus asa. "Dia berharga untuk saya," sambar Ryu. "Dan saya tau, Azura juga sangat berharga bagi Pak Darwis. Itulah kenapa saya sengaja datang ke sini, meminta secara pribadi untuk menggantikan tugas Bapak dalam menjaga dan melindungi Azura." "Pak Rain dan Bu Mika?" gumam Darwis sangsi. "Semua sudah atas ijin dan restu mereka. Besok sore, ibu saya mengundang Pak Darwis untuk makan bersama, saya ke sini adalah untuk sekalian menyampaikan undangannya," balas Ryu. "Saya sud

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   51. Ikrar Untuk Pujaan

    "Buat pernikahan adik tiri saya, saya pengin ditemenin Pak Ryu ke sana," ujar Rara penuh harap. "Dua hari setelah lebaran kan? Saya temenin," balas Ryu. "Beneran? Pak Ryu nggak nolak?" Ryu mengangguk, "Saya senggang, kita ke sana dan buat Bu Endah nggak berkutik," jawabnya yakin hingga mencipta senyum lebar di wajah cantik Rara. *** Rumah Sakit Umum Daerah, Sampit, 7 tahun lalu .... "Di mana?" Ryu mendatangi Mika tergesa, ia sampai tidak menyapa Rain sang papa yang duduk di sebelah ibundanya. "Tenang dulu, duduk dulu," kata Rain menahan lengan Ryu. "Ma, dia nggak kenapa-napa kan?" tanya Ryu dengan mata berkaca. "Bang," Mika mengusap punggung Ryu lembut. "Tenang ya," katanya tak bisa berkata-kata. Mendengar kabar dari Mika mengenai kejadian yang menimpa Rara, Ryu memaksa untuk pulang. Ia terbang langsung ke Indonesia dan

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   50. Keahlian Menghindar

    "Azura tau kalau dia pernah ngalamin itu Ma," desis Ryu mengadu pada Mika, keduanya tengah duduk berdua di taman rumah makan, sementara yang lain sudah menunggu hidangan buka puasa di meja yang direservasi. "Terus? Dia nggak syok kan? Nggak berusaha buat nyiksa dirinya lagi kan?" mata Mika membola panik. Ryu menggeleng, "Dia belom inget, cuma denger soal itu dari ibu tirinya." "Mak Lampir satu itu ya! Kurang ajar banget mulutnya!" umpat Mika seketika kesal. "Azura dateng ke rumah di TC pas aku sama adek-adek sampe di kebun. Awalnya nggak mau ngaku, tapi terus nangis pas udah kudesak. Jujur Ma, aku bingung waktu itu, dia nanya itu bener atau enggak dan aku ada di posisi yang serba salah. Untungnya dia baik-baik aja, ingatannya aman," terang Ryu. "Kamu harus jaga dia dari ingatan traumatis itu dengan resiko dia nggak inget kamu." "Aku udah bilang kan Ma, selama dia baik-baik aja, aku nggak pa-pa

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   49. Tidak Merubah Apapun

    Ryu memang sengaja memilih menunggu di sebuah counter makanan cepat saji. Ia biarkan para perempuan memuaskan hasrat belanjanya sementara ia menikmati berbuka puasa sendirian karena Reiga juga memilih langsung diantar ke hotel. "Minumnya es teh nggak pa-pa?" tanya Ryu. "Nggak pa-pa, makasih Pak," kata Rara senang. "Kamu harus lebih terbiasa manggil saya pake sebutan yang bukan kayak di kantor. Nanti saya dikira menindas kamu," pinta Ryu mengamati perempuan pemilik hatinya itu makan dengan lahap. "Mas Ryu juga harus belajar pake sapaan aku-kamu, bukan saya-kamu kalau kita lagi di luar biar keliatan akrab," ucap Rara. "Itu bisa diatur, kebiasa bilang gitu, susah ngerubahnya." "Nah, saya juga gitu Pak, jadi ngerasa sok akrab kalau saya manggil Mas Ryu," Rara meringis. "Senyamanmu aja," desah Ryu tak terlalu peduli. "Bebebh boleh?" goda Rara iseng. "Bole

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   48. Sambutan Hangat

    "Hei, kita seumuran tauk, jangan curiga gitu ngeliatnya!" tegur Raya menunjuk wajah kakak tampannya. "Terus kalau seumuran kenapa? Rara ada di dunia yang berbeda dari lo," ucap Ryu berkacak pinggang. "Tapi selera drama Korea kita sama kok Pak," sanggah Rara ikut bersuara. "Pak? Mbak, kamu calon istrinya Bang Ryu lho, nggak ada panggilan yang lebih mesra?" sela Raya merasa aneh. "Ini di jam kantor, kami profesional!" sergah Ryu membela calon istrinya. "Halah, halah, ngomong aja lo menindas Mbak Rara kan Bang? Nggak boleh begitu! Nggak di kantor ini, lagi di pusat perbelanjaan dan ini udah buka puasa, udah sore, jam kerja udah abis, jangan diktator amat sama calon istri!" larang Raya galak. "Pak Ryu, maksudku Mas Ryu baik kok," bela Rara. "Dahlah, kalian berdua emang cocok." Raya beranjak, "Ayok Mbak, kita cari kebutuhan seserahannya dulu," ajaknya. Rara i

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   47. Melarikan Diri

    "Sudah pernah makan daging rusa sebelumnya, Pak?" tanya Rara penasaran. "Sudah, tapi nggak diolah begini," jawab Ryu. "Enak nggak Pak masakan saya?" "Hem?" Ryu sibuk mengunyah. "Enak enggak?" "Rasa rendang." Rara berdecak, "Ambigu artinya." "Saya nggak mungkin bilang rasa soto kan?" gumam Ryu gengsi, padahal ia sudah hampir menuntaskan isi piringnya tanpa sisa. "Ngolah daging rusa itu tricky sih Pak, makanya saya takut nggak sesuai sama lidah mewah Pak Ryu." "Lidah mewah?" dahi Ryu berkerut, ia dorong piring kosongnya ke tengah meja, "daging rusa itu hidangan mewah, Azura," tandasnya. Jadi nggak terkira harganya karena kamu yang masak. "Kroket kentangnya, saya mau lagi," tambahnya menunjuk dua buah kroket kentang yang tersisa. "Cuci mulut?" Rara sigap mengambilkan piring kroketnya untuk Ryu. "Pengganti rokok," ungkap Ry

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   46. Memastikan Ketenanganmu

    "Makasih Pak," ucap Rara menyempatkan diri untuk berbalik. "Bapak jadi harus repot nganter saya," katanya jauh lebih tenang dari sebelumnya. "Kamu udah lebih baik?" tanya Ryu sambil duduk di ruang tamu rumah dinas Rara. "Jauh lebih baik. Pak Ryu mau saya bikinkan es kopi?" tawar Rara. "Boleh." Rara mengangguk, bergegas ke dapur untuk membuatkan Ryu minuman. Tak sempat menikmati makanan berat untuk berbuka puasa, Ryu lebih dulu mengantar Rara pulang ke rumahnya. Ia tahu Rara berusaha keras untuk tidak terlihat rapuh, tapi gadis ini pasti syok karena pernyataan ibu tirinya. Apalagi perkataan Bu Endah benar-benar tidak terprediksi. Beruntung Rara tidak kalut dan histeris karena syok. "Silahkan Pak," Rara kembali dari dapur dengan segelas es kopi kesukaan Ryu. Ada satu toples kue sagu keju melengkapi jamuannya. "Makasih," balas Ryu segera mengambil gelas yang Rara ulurkan. "Pencuri nggak neror lagi ka

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   45. Pelukan Pertama Kali

    "Kamu juga minum," ucap Ryu datang dari dapur seraya membawa satu nampan es teh untuknya dan Rara. Di jemari kirinya ia menenteng kroket buatan Rara, kroket yang sangat dirindukannya. "Bapak nggak buka puasa dulu bareng adek-adek?" tanya Rara. "Abis perjalanan jauh juga, Pak." "Saya biasa ngemil doang, nanti setelah salat tarawih baru makan berat," jawab Ryu. "Kamu ke sini cuma mau nganter makanan? Nggak ada hal laen? Urusan kerjaan?" tanya Ryu curiga. "Saya denger Bapak mau dateng bareng Mbak Raya dan Mas Reiga, makanya saya sengaja masak rendang daging rusa," jawab Rara. "Saya bareng Mas Jaka aja Pak," pamitnya berdiri buru-buru karena ia melihat Jaka sudah masuk ke dalam mobil, "Permisi ya Pak," ujarnya. "Hei," sigap, Ryu lagi-lagi menahan pergelangan tangan Rara. "Ada apa? Kamu ada yang mau disampein?" tanyanya sangat peka. Rara terdiam, ditatapnya Ryu sebentar, bibirnya bergetar, air mata itu akhirnya tu

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   44. Ada Apa Azura?

    "Bang! Bang Ryu!" Reiga, anak bungsu dari pasangan Mika dan Rain, si tampan tengil yang mewarisi kepribadian ibunya ini mengguncang pundak sang kakak sulung kencang. "Apaan?" Ryu mengangkat kepalanya malas-malas. "Lo tinggal di hutan begini? Betah?" gumam Reiga mengitarkan pandangan, "ih, gue ogah nerima warisan kebun, lo aja," tukasnya. "Makanya, biar lo betah, lo belajar tinggal di sini," ujar Raya, si cantik anak kedua. "Lo aja Kak, gue yang pegang udud," gumam Reiga nyengir. "Gue lahir duluan, menang milih ya! Dan gue milih pabrik rokok! Nggak bisa diganggu!" sengal Raya tak terima. "Mau berdebat apa mau turun kalian?" tanya Ryu bangun dari posisi setengah berbaringnya. "Mas Jaka jangan langsung pulang, saya udah minta Mbak Susi nyiapin makan," ujarnya pada sang sopir. "Bang, udah mau maghrib emang sehoror ini rumah lo?" tanya Reiga b

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   43. Cantik Banget

    SMP Harapan Kita, 11 tahun lalu .... "Bang Ryu sering-sering main kebun ya, jengukin Mama Ayang ke sini," ucap Mayang, mengusap lengan Ryu lembut. "Iya Tante," jawab Ryu singkat, seperti biasanya. "Mana mau dia ke sini jengukin Mbak Mayang, kecuali ketemu sama yang itu tuh Mbak," ledek Mika mengedikkan dagunya pada seorang gadis berseragam SMP yang datang dari arah kelasnya. "Rara, Ketua OSIS cantik kita," bisik Mayang takjub. "Anak kamu udah gede ya Mik," gumamnya gemas. "Bentar ya Ma," pamit Ryu sadar bahwa Rara mendekat untuk mendatanginya. "Mas," senyum Rara terkembang, ia ikuti Ryu yang mengajaknya ke taman samping kelas 9C di mana ada beberapa kursi kayu yang diletakkan di sana. "Pulang Jakarta hari ini Mas?" tanyanya. Ryu mengangguk, "Pesawat jam 2 siang," ujarnya lalu duduk di kursi kayu. "Bawa apaan itu?" tunjuknya pada bungkusan di pangkuan Rara. "Kroket

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status