Beranda / Romansa / Terjebak Obsesi Boss Gila / Bagian 10 : Bicara Empat Mata

Share

Bagian 10 : Bicara Empat Mata

Penulis: leecu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-24 07:00:35

Keduanya memilih bicara diluar, atau teras dengan pintu rumah sengaja Zavira tutup tetapi tidak rapat. Fabian berdiri di depannya dengan wajah murung.

"Waktu mabuk itu, aku udah inget apa yang aku bilang ke kamu," ujarnya kini memegang jari jemari Zavira.

Zavira melepaskan pegangan itu, ia bertanya dengan nada ketus. "Terus? Kamu mau apa lagi?"

"Aku mau tanggung--" ucapan Fabian segera Zavira potong dengan kesal.

"Nggak." Ia berkata begitu tegas dengan sorot mata tajam.

"Bayi kamu gimana kalo gak punya peran ayah?" tanya Fabian dengan raut wajah khawatir.

"Aku bilang nggak ya nggak, lagian gada tanda-tanda aku hamil kok," jawabnya penuh ketus.

"Zavira, kalo nantinya hamil gimana? Biar aku tanggung jawab ..." Ia bersikeras dengan di akhir kalimat terdiam sejenak, melihat Zavira yang menatapnya tajam, sungguh rasanya sakit ditatap seperti itu.

Zavira menggelengkan ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 11 : Canggung

    "Aahk coba ngebut dong," pinta Zavira pada Nathaniel yang mengangguk paham. Pasalnya sekarang jam sudah menunjukkan pukul 4 sore lewat 40 menit. Sesampai di perpustakaan, Zavira melihat perpustakaan sudah sepi, tidak ada kendaraan terparkir membuat Zavira berjongkok sedih. "Huwaaa, aku kelamaan belanjanya." Nathaniel segera menarik Zavira, "masih bisa, ayo masuk." Zavira membiarkan Nathaniel menarik masuk ke dalam perpustakaan. Benar saja ternyata ia masih bisa masuk padahal jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat 15 menit. "Ah aku ingin baca buku yang lagi virall, kamu mau apa?" tanya Zavira pada Nathaniel yang memilih duduk, ia tidak minat membaca novel karena cukup muak beberapa hari lalu membaca naskah para penulisnya. Berjalan sendiri menyusuri setiap rak besar, Zavira bergumam membaca judul di pinggir buku. "Ish, perasaan di daerah rak ini deh," dumelnya dengan bibir di kerucutkan. Ketika tangannya tak sengaja memegang tangan seseorang, Zavira membeku takut, "ha-hantu?"

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 12 : Night Ride Date?

    Zavira baru sadar akan suatu hal, karena kesibukan dengan dunia barunya, ia melupakan untuk membakar barang pemberian mantannya. Hanya satu barang yang tidak ia bakar yaitu boneka besar yang sempat ia taruh di gudang."Haa sial, boneka pan-- Sabar Vira, jangan kasar, sabar hufhtt." Zavira menghela napas panjang, ia sudah merapikan barang ke dalam kotak besar dan akan ia bakar tempat pembakar sampah.Segera setelah keluar, ia bertemu Nathaniel yang dengan wajah seriusnya mendekati Zavira. "Ada apa?" Ia bertanya sembari berjalan menuju tempat membakar sampah. Pagi-pagi seperti ini pria itu begitu rajin merecoki harinya pikir Zavira."Aku bantu." Nathaniel segera mengambil kotak dari tangan Zavira yang mau tak mau tidak menolak."Ngapain ke sini?" Zavira bertanya lagi. "Bukannya draft novel aku ada banyak, mau apa?"Nathaniel melirik Zavira sekilas lalu menatap fokus ke depan. "Entahlah, kamu sengaja buat draft banyak supaya gak ketemu aku."Zavira tertegun, Nathaniel akhirnya berbicara

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 13 : Siapa Pelakunya?

    Beberapa jam sebelum night ride …. Zavira telah membuat beberapa kue cantik yang akan ia titipkan pada 3 warung untuk percobaan sementara. Ia dengan mobil miliknya segera keluar dari halaman rumah dan pergi menuju warung tersebut. Sesampainya di sana, ia mulai memanggil pemilik warung yang sebelumnya telah berbicara dengannya. "Permisi Buk, aku Zavira yang kemarin mau nitip--" Ucapan Zavira terpotong begitu cepat dengan sinis, "nggak nggak, saya gak jadi nerima titipan kamu." Ia segera kembali masuk ke dalam meninggalkan Zavira yang tidak diberi kesempatan berucap. Zavira begitu terkejut akan situasi yang begitu mendadak hari ini, ia lalu kembali masuk ke dalam mobil dengan perasaan kacau. Dengan lesu ia mengendarai mobil menuju warung selanjutnya. Perasaannya campur aduk ketika turun dari mobil, dan benar saja ia ditolak. Kembali masuk ke dalam mobil, Zavira rasanya ingin menangis. Warung terakhir tidak membuat ia berharap begitu banyak. "Bude Aminah, ini Vira," ucapnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 14 : Nathaniel?

    Zavira kini telah berada di rumah, ia melihat dagangnnya masih ada. Masa expired-nya adalah tiga hari, ia tidak menggunakan pengawet. "Bagi-bagi aja deh," gumamnya lalu mengambil kue tersebut ke dalam tas dan ia kembali pergi keluar. Selama perjalanan tanpa arah ia membagikan kue dagangannya secara gratis, setelah selesai ia melewati warung Bude Aminah membuatnya ingin mampir. Bude Aminah begitu senang akan kehadiran Zavira, ia menyuruh wanita itu masuk ke dalam untuk mengobrol ringan. Hingga akhirnya Zavira menyenggol topik soal kemarin mengapa Bude Aminah menolaknya. "Bude, apa Bude gak bisa kasih tahu Vira siapa pria yang datengin Bude?" Bude Aminah terkejut, "kamu tahu itu cowok?" ia bertanya penasaran. Zavira mengangguk, "sebenernya Bude, kemarin aku lihat ada cowok ngelihatin aku sampe mobil aku belok, aku juga udah sering diintai selama ini dan kadang kepergok bayangan cowok,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 15 : Flashback

    Beberapa tahun yang lalu …. Zavira serta temannya tengah bernyanyi dengan asap berwarna-warni menghiasi lapangan sekolahnya. Senyuman cerah nampak gigi. Setelah semua yang ia lalui, akhirnya Zavira dapat lulus sekolah dengan tenang. Mungkinkah demikian? Salah satu temannya menghampiri Zavira dengan wajah pucat, ia berkata, "a-anu Zavira, guru minta kamu pergi ikut guru itu sekarang." Zavira mengedipkan matanya berkali-kali, "e-eh? Tunggu bentar!" Ia segera berlari menuju koridor membawa tas kecil yang hanya berisi beberapa makanan ringan serta buket bunga. Zavira dengan senyuman tak kunjung luntur berjalan menghampiri gurunya. "Halo Buk, ada apa manggil Vira?" ia bertanya dengan nada manisnya. Guru itu nampak cemas, ia segera menarik Zavira masuk ke dalam mobil. "Anu Buk, ada apa ya?" kini pertanyaan mengulang dengan nada berbeda. Guru itu menghela napas beratnya. Zavira tidak memiliki ponsel karena orang tuanya ingin gadis satu-satunya fokus sekolah, maka dari itu jika

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 16 : Sakit

    "Zavira …." Nathaniel memanggil dengan nada memelas. Pria itu telah berganti pakaian dan kini mengetuk pelan pintu kamar Zavira yang tertutup rapat. "Apa?" Zavira menjawab tanpa membuka pintu. "Jangan cuekin aku …, Zavira, aku mohon," ucapnya dengan nada yang hampir ingin menangis. Zavira segera keluar menatap Nathaniel yang lebih tinggi darinya. "Minggir," katanya dengan jutek, menyuruh Nathaniel minggir karena dia menghalangi jalannya. Nathaniel menuruti ucapan Zavira, ia mengikuti wanita itu dari belakang. "Zavira," panggilan dengan nada merengek kembali terdengar. Zavira membuka kulkas mengambil susu kotak besar dan setelahnya ia tuangkan pada dua gelas yang ia ambil sebelumnya. "Minum," suruh Zavira mendapati gelengan kepala dari Nathaniel membuatnya geram. "Buka mulutnya!" Zavira mengambil gelas milik Nathaniel yang akan ia minumkan pada pria itu secara paksa. Nathaniel membuka mulutnya, dan dengan perlahan Zavira mengangkat gelas pelan-pelan agar Nathaniel meminumnya den

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 17 : Bertiga?!

    Sudah 3 hari Nathaniel menginap, tidak ada hal intim terjadi kecuali Nathaniel yang menjadi sangat manja padanya. Pria semena-mena itu kini bertekuk lutut pada Zavira. Rasanya senang sekali, bukankah ini balas dendam setelah semua yang terjadi. "Karna kamu udah sehat, udah ceria, aku mau--" ucapan Zavira dipotong oleh Nathaniel yang segera memeluknya erat. "A-aku gak mau pulang." Zavira merotasikan bola matanya, ketika ingin bicara kembali, Fabian datang dengan senyuman ceria dengan cepat meredup. Pintu rumah Zavira tidak tertutup, pria itu melihat Zavira berpelukan mesra di ruang tamu. Padahal nyatanya tidak ada kemesraan dalam pelukan itu selain dari pandangan Fabian. Mampus deh, batin Zavira merasa dipergoki selingkuh. "Fabian tunggu!" Zavira segera mendorong tubuh Nathaniel dan berlari keluar menuju Fabian. "Maaf, aku ganggu kamu pelukan, aku cuman mau ngasih makanan," ucap Fabian terburu-buru dan memberikan kantung plastik sedang pada Zavira. Zavira segera menahan tangan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 18 : Bertemu Dia

    Nathaniel mengepalkan tangannya kesal ketika ia baru saja ingin menerbitkan karya Zavira, pria itu menolak dan akses jalur dalam tertutup."Kau pengkhianat Nathaniel, rencanaku belum selesai, kenapa kau menghancurkannya?" tanya seseorang dari sebrang telepon."Sialan, kau tega membuat wanita itu tidak bisa menerbitkan karyanya? Hentikan rencana busukmu itu!" "Itu bukan urusanmu. Lihat saja nanti Nathaniel, kau akan menyesal karena mengacaukan rencanaku." Pria itu segera memutuskan sambungan telepon, tidak membiarkan Nathaniel menjawab.Nathaniel menghela napas berat, ia mendapat pesan dari temannya yang menyuruh dirinya agar hati-hati karena situasi di markas kacau lagi.Malam ini, Nathaniel akan ekstra hati-hati dan tidak membiarkan Zavira pergi ke mana pun seorang diri. Pria yang Nathaniel kenal cukup nekat."Zavira? Kenapa bangun?" tanya Nathaniel melihat Zavira keluar dari kamarnya sementara ia berada di ruang tamu."Haus. Fabian ke mana?" Zavira bertanya balik ketika melihat kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03

Bab terbaru

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 44 : Cemburu

    Baru saja masuk ke dalam ruangan, ia merasa hawa di dalam begitu menyeramkan. Zavira lalu melirik pada Aksara yang terdiam menatap fokus pada layar monitor.Padahal biasanya Aksara akan menatapnya saat ia masuk, tetapi pria itu malah mengabaikannya. "Pak Aksara, ini dokumennya, tadi sekretaris baru rekan kita yang nganter, aku udah sewa gedung untuk rayain hari ulang tahun perusahaan kita."Aksara mengangguk dan menerima dokumennya. "Kenapa manggil pakai Pak?" Ia menarik pinggang Zavira sementara dokumen itu ia taruh di atas meja."Ah …." Zavira menatap ke arah lain dengan gugup. "Kamu kayak marah, apa aku ada salah?" Zavira lalu menatap kembali Aksara.Pria itu segera memijat keningnya, "maaf, nggak ada, aku cuman bersikap berlebihan saja." Ia lalu melepaskan tangannya pada pinggang ZaviraZavira memilih diam, ia ingin tahu apa yang Aksara lakukan selanjutnya. Hingga beberapa jam berlalu, meski Aksara terlihat kembali normal, ia merasa ada jarak diantara keduanya."Aksara …." Zavira

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 43 : Bertemu Mantan

    Zavira terbangun dari tidurnya karena merasakan sesuatu berat meliliti tubuhnya. Ketika ia membuka mata, ia melihat Aksara berada di atasnya memeluk dengan kepala berada di dadanya."Aksara, minggir." Ia mencoba mendorong kekasihnya yang tidak terbangun. Ia tahu Aksara saat ini berpura-pura sedang tertidur. Pelukan semakin erat itu yang membuat Zavira menebak demikian."… Aksara." Ia mencubit pelan pipi Aksara, tetapi itu tidak membuat Aksara bangun. "Sayang, minggir yaa," ucapnya dengan lembut.Aksara lalu membuka mata, menatap Zavira dengan berbinar-binar, "panggil lagi."Zavira mengedipkan mata berkali-kali lalu tersenyum, "Aksara," panggilnya dengan sengaja membuat Aksara kembali membaringkan kepalanya lalu menutup mata."Bercanda sayang, badan kamu berat. Biar aku tidur di atas kamu aja."Gerakan cepat dari Aksara yang semula berbaring di atasnya kini mengangkat tubuh Zavira yang tidak mengenakkan pakaian terbaring di atasnya.Aksara kembali memejamkan mata, "aku ingin pelukan le

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 42 : Cinta?

    Nathaniel tersenyum tipis, "aku kira kamu tidak memikirkan perasaanku. Tapi, terima kasih."Zavira mengangguk, "maaf kalau lancang, aku harap kedepannya kita bisa berteman biasa atau sekedar rekan bisnis."Nathaniel mengangguk mengerti, ia tidak memiliki obsesi sebegitunya seperti Aksara dan ayahnya Theo. "Mohon untuk kerjasamanya di masa yang akan datang." Ia mengulurkan tangannya.Zavira lalu menjabat tangan tersebut, "iya, mohon kerjasamanya.""Apa yang kalian lakukan?" Aksara yang sudah setengah basah menghampiri mereka begitu terburu-buru saat melihat dari kejauhan Nathaniel mengulurkan tangan.Zavira segera melepaskan genggaman dan menatap khawatir pada Aksara yang basah kuyup bagian atasnya. “Kenapa malah hujan-hujanan?"Aksara menatap cemburu, ia lalu berujar, "jawab dulu pertanyaanku tadi, sayang." Ia sengaja menegaskan panggilan sayang di akhir.Zavira mendengar itu terkejut, "jabat tangan biasa, dulu kan Nathan pernah jadi editor aku," jelas Zavira sembari tersenyum.Aksara

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 41 : Nathaniel

    Waktu itu. "Aku titipkan dia padamu," ucap Theo dengan wajah kusutnya, terdapat mata panda begitu lekat. Theo benar-benar kacau semenjak kehilangan Renjana, mantan kekasihnya. Aksara yang kala itu berumur 12 tahun menggaruk tengkuknya dengan canggung menggendong keponakannya yang baru berumur beberapa bulan. Semenjak putus secara sepihak oleh mantan kekasihnya, Theo dijodohkan oleh sang ayah demi kepentingan bisnis. Saat itu Theo berumur 22 tahun dan setelah 1 tahun menikah, ia baru melakukan hubungan badan dengan istrinya. Ia telah memiliki anak setelah berhubungan badan dengan istrinya satu kali. Setelahnya ia tidak pernah menyentuh istrinya sedikit pun. Perasaannya penuh dengan jijik pada dirinya sendiri karena harus melakukan hal tersebut dengan wanita yang tidak ia sukai. Theo berencana bercerai karena anaknya telah lahir, untungnya sang ayah tidak menolak dan mengiyakan permintaan Theo. "Kak, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanya Aksara, wajahnya memiliki sedikit

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 40 : Bringas

    Jam menunjukkan pukul 4 pagi, Zavira segera keluar kamar dan melihat Aksara tertidur di sofa ruang tamu. "Kenapa malah nggak ke rumah utama sih," gumamnya protes."Zavira?" Aksara terbangun kita mendengar suara dentingan gelas dan air mengalir. Zavira melirik ke belakang, lalu kembali menatap ke depan, dapur tanpa sekat sehingga ruang tamu terlihat jelas. "Ngapain?" Aksara berjalan mendekat dan akan memeluk Zavira. "Stop!" Zavira memundurkan langkahnya, sehingga pelukan itu tidak jadi. "Aku cuman mau minum."Aksara menatapnya dengan murung, Zavira masih menolak bersentuhan dengannya. "Kumohon, aku ingin memelukmu."Zavira menggelengkan kepalanya, ia masih belum puas karena perlakuan Aksara. Setidaknya ia ingin pria itu tidak mengulangi perbuatannya meski sudah berjanji."Ma-mau ke mana?" Aksara bertanya dengan nada takut saat Zavira berjalan menuju pintu keluar dengan membawa kunci rumah."Aku udah kasih pilihan sama kamu, tapi kamu malah tidur di sini," jelasnya dan baru saja mera

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 39 : Balas Dendam

    "Zavira, lebih baik pukul aku daripada mendiamkan aku," ucap Aksara menarik tangan Zavira dan ia tempelkan pada pipinya."Gak, aku mau sendiri itu lebih baik!" Zavira ingin melepaskan tangannya begitu kesulitan, pergelangan tangannya terasa sakit karena gesekan besi itu."Lepas! Sakit tahu!" Zavira menatap tajam pada Aksara, tak sedikitpun ada kelembutan pada tatapannya.Aksara menyesali perbuatannya, tak seharusnya ia mengurung Zavira dan menyerahkan pada para pembantu itu. "Maaf, aku bersalah …, Zavira, tolong maafkan aku." "Lepasin tangan aku, dan jangan temuin aku selama 3 hari kalau ingin aku maafin," ucap Zavira dengan serius membuat Aksara terkejut."T-tidak, ku mohon jangan suruh aku melakukan itu, aku tak sanggup," ungkapnya dengan nada penuh ketakutan, ia bahkan tak melepaskan genggaman tangan Zavira sedikit pun."Kalau kamu gini terus aku makin males maafinnya!" Tatapan Zavira yang menusuk itu membuat Aksara benar-benar ingin menangis. "Kumohon, aku janji gak akan menguru

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 38 : Muak

    Aksara menarik cepat tubuh Zavira sehingga Zavira meringis kesakitan pada pergelangan kaki serta lututnya. "Aduh pe-pelan pelan, kaki aku sakit," ringis Zavira membuat Fabian menatap kesal pada Aksara."Zavira," panggil Fabian menatap lembut pada wanita itu yang kini Aksara dekap.Zavira menggelengkan kepalanya, "gak apa-apa," ujarnya lalu Aksara mengangkat tubuhnya.Tanpa banyak bicara, Aksara membawa Zavira masuk ke dalam mobil, rahangnya nampak dikeraskan dengan urat leher nampak. Alis tebalnya menekuk ke bawah tanpa adanya senyuman.Dalam mobil dengan duduk di kursi belakang berada di atas pangkuan Aksara, Zavira merasa canggung, Aksara tak melirik sedikitpun padanya.Zavira paham pria itu cemburu, tetapi ia terjatuh hingga berada di atas Fabian tanpa sengaja. Ah sungguh, mengapa ia teledor sekali! Zavira lebih memilih diam hingga sampai di dalam rumah besar bak mansion itu, Aksara membawanya menuju kamar yang berbeda, bahkan lebih tepatnya ia di bawa menuju rumah kedua yang namp

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 37 : Salah Paham

    Tanpa pikir panjang, Zavira segera berlari pergi saat menerima pesan dari Fabian, sesaat sebelumnya ia berganti pakaian terlebih dahulu.Ia segera mengambil kunci motor dan pergi menuju gerbang di mana satpam sedang berjaga."Pak tolong buka gerbangnya, nanti kalau ada yang nyariin aku, bilang aja ke rumah temen gitu," ucap Zavira terburu-buru membuat Satpam itu segera membuka gerbangnya.Mengendarai motor seorang diri pada jam 1 malam, Zavira hanya merasakan takut jikalau nanti ada begal. Namun, untungnya ia bisa sampai rumah Fabian dengan selamat.Kondisi rumah pria itu sangat kacau dengan lampu yang tidak menyala satu pun, bahkan ketika ia membuka pintu, barang-barang berserakan, seperti seseorang baru saja bertengkar hebat.Zavira melihat Fabian seorang diri memojok di kamar pribadinya dengan ponsel masih menyala menunjukkan roomchat Zavira."Fabian," panggilnya dengan nada rendah, berjalan menghampiri Fabian dengan wajah baru saja menangis.Sebelumnya, Zavira mendapat pesan bahwa

  • Terjebak Obsesi Boss Gila   Bagian 36 : Firasat

    Zavira menatap ke arah Aksara yang baru saja pulang, jam menunjukkan pukul 12 kurang 30 menit. Dengan khawatir, ia menghampiri pria itu yang nampak setengah mabuk."Zavira?" Aksara memastikan yang memegang tangannya adalah Zavira. Matanya semula terpejam kini terbuka perlahan, menatap ke bawah di mana Zavira berdiri."Minum berapa botol tadi?" tanyanya menuntun Aksara menuju lantai atas. Semenjak mereka berpacaran, keduanya kini sekamar."Ehm lima, pak tua itu terus menyodori gelas saat membicarakanmu, aku tidak fokus dan tanpa sadar menerima gelasnya," jelas Aksara dengan wajah memerah, ia menatap penuh cinta pada Zavira."Kamu gak bener-bener mabuk kan? Masih sadar?" Zavira bertanya memastikan, ia lalu membuka pintu kamar.Aksara mengangguk, "hanya kepala ku pusing dan terasa berat, badan juga terasa panas." Ia memeluk erat tubuh Zavira yang dingin membuat tubuhnya sejuk."Mau mandi? Aku siapin air anget atau gak usah?" Zavira mendongak, sedikit merasa sesak karena pelukan Aksara.A

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status