Aku tak menyangka Devano mengatakan itu, jantungnya berdebar tak karuan. Lalu, sebuah kata yang bagaikan menyihir Devano ia ucapkan. "Love you too ..." Devano tersenyum lebar, Dia sangat senang Aku membalas ungkapan cintanya. Pria itu meraih dagu gadisnya perlahan lalu mencium bibirku, aku membalasnya. kami berciuman dengan penuh perasaan, saling melumat penuh kelembutan. Hingga pada Akhirnya, Devano melepaskan pungutan mereka dengan menciumku sekilas. Tanpa Aku sangka, di jari manisnya telah tersemat cincin berlian yang begitu indah . Aku mengangkat jarinya, ia menatap cincin itu dengan senyum yang menyungging di bibir mungilnya. Devano sama-sama menatap cincin yang tersemat di jari manis gadisnya dan Sang Casanova memberikan kalung kepadaku dengan tulisan D dan R dan sebuah lampu di belakang ada tulisan Will you marry me. Oh Tuhan ... ini sangat surprise bagiku. Devano benar-benar membuatku senang. Casanova melamarku nyata tanpa tipuan. Kapan Devano melakukannya? aku itu kembali m
Kesibukan Leo Entertaiment pagi hari. Sangat super sibuk sekali apalagi Leo mondar-mandir menyelusuri koridor perkantoran. Sebuah majalah yang membuatnya syok. Sejak kapan berita ini muncul. Siapa yang membuat berita ini? Ini akan menjadi tranding di Leo Entertaiment dan akan mendapat pundi-pundi rupiah. Kent menghubungi Raina tetapi tidak diangkat, dia meminta nomor email karena sebelumnya nomor ponsel Raina ganti.“Honey, Sayang, Sweety, di mana kamu ini? Hari ini adalah jadwal pemotretan. Awas iya jika kamu tidak datang. Lama-lama aku gemas sama kamu.” Leo dengan lihainya masuk kedalam ruangannya. Duduk di kursi busa sambil memutar kursinya. Melihat sebuah majalah yang tranding lebih tranding dari sebelumnya. ”Berita yang hot sekali. Aku yakin, si Mark pasti kebakaran jenggot. Salah sendiri honorku tidak kunjung dia bayar. Perusahaan yang bonafit masa harus membayar lama sekali. Nggak level.” Leo mengomel sendiri sambil melihat majalah yang ada di depannya.Aku masuk kedalam ruanga
Natasya dan Mark saling pandang. Mereka ingin menyusun rencana sesuatu yang luar biasa untuk memisahkan Raina dan Devano, dia membuat sketsa bagaimana menyusun rencana tersebut. Natasya mengamati dengan penuh percaya diri dan semangat. Senyuman licik tersirat di wajahnya.“Mark, kamu yakin dengan rencanamu itu? I’ts okey rencanamu ini akan menggemparkan seluruh dunia. Namun, coba kau fikir-fikir dulu, Mark.” Natasya menatap tajam Mark. Mark beranjak dari tempat duduknya dan melihat keluar jendela sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya.“Apa yang aku lakukan ini sebagai tanda cintaku kepadanya. Sebenarnya aku sudah lelah dengan berita yang beredar tentang kisah cinta mereka berdua. Tidak akan kubiarkan Devano mengambil apa yang aku miliki. Kau tahu, Natasya baru kali ini aku mencintai wanita.” Mark tidak bisa menyembunyikan perasaannya.“Aku heran kepadamu, Mark. Di luar banyak gadis yang seksi dan cantik kenapa kau malah memilih gadis kampungan itu. Oh tidak, Mark. Kadang
Hawa dingin air conditioner membuatku ingin terbangun dari tidurku. Perlahan aku membuka kedua mataku Di mana ini?sepertinya tempat ini asing bagiku. Aku mulai bangkit dari ranjangku. Kamar Roland. Jelas terpajang fotonya kenapa Roland mengajakku kesini. Aku terasa lemas hati. Iya, selama ini pasalnya aku melakukan hubungan Devano terlalu jauh tapi aku sangat merasa nyaman tapi semuanya telah berakhir. Devano telah memutus hubungan ini. Sakit sekali hati ini. Aku tidak terima dengan semuanya padahal aku tidak pernah melakukan kesalahan ini. Sebuah jebakan yang sangat matang dilakukan oleh Mark.“Hai, Raina!” Roland Orlando masuk kedalam kamar dan langsung mencium keningku. “Menangis lagi?” Tanya Roland saat aku masih menitikkan air matamu. “Perempuan itu memang suka dengan menangis. Heran sekali aku. Don’t be cry. Ada hal yang harus aku sampaikan kepadamu. Kasus ini tidak bisa dibiarkan. Aku sudah menunjuk pengacara untuk mengusut kasus ini.” Kata Roland panjang lebar sambil memega
Senyuman yang masih mengembang di wajahnya, dia seperti sedang jatuh cinta dengan seseorang, dia sudah mempersiapkan dinner romantis untuk orang yang dia cintai. Sudah hampir setengah jam gadis yang dia tunggu belum juga datang. Mark menunggu Raina. Raina memintanya untuk bertemu. Mark inisiatif saja mengajaknya dinner. Raina ternyata tidak menolaknya. Gadis itu datang dengan memakai dress setinggi lutut berwarna rose. Rambutnya yang curly tergerai. Mark sangat terpesona dengan gadis yang dia cintai itu. Meskipun umurnya yang sudah berkepala tiga puluh lima tahun pesonanya masih muda.“Selamat malam, Nona cantik.” Sapa Mark kepadaku. Aku hanya tersenyum tipis. Mark menggeser tempat dudukku dan aku dipersilahkan untuk duduk. Niat sekali dia dengan dinner yang cukup romantis. Namun, aku tidak begitu tertarik kepadanya.“Mark, kenapa kau mendesain dinner seperti ini? Aku hanya ingin bicara beberapa kata saja denganmu dan aku tidak membuang waktuku untuk lama denganmu.” Aku menyindir Mar
Aku segera mengemasi barang-barangku. Pindah lagi ke desa terpencil di Paris saat aku masih menjadi perawat di klinik dokter Roland. Disana aku merasa nyaman tanpa ada beban. Untung saja saat itu aku langsung mengambil kunci rumah yang dibawa oleh tanteku. Saat ini aku merindukan Casanovaku. Ternyata benar aku sudah jatuh cinta dengannya. Aku menelefon Devano untuk yang terakhir kalinya. Tidak diangkat olehnya. Aku ingin mengirim pesan kepadanya. Namun aku masih pikir-pikir dulu.✉️Devano, aku merindukanmu. Maaf aku mengirim pesan kepadamu.Klik. Pesan terkirim. Aku harap dia mau membaca pesanku. Aku melihat foto dalam pigura ada fotoku dan Devano. Aku rindu sekali kenangan bersamanya. Harusnya semua ini tidak terjadi kepadaku. Ponselku bergetar.✉️Jangan pernah hubungi aku lagi. Hapus saja nomorku.Seketika aku meneteskan air mataku. Devano benar-benar membenci diriku saat ini. Apakah aku terlalu hina baginya kenapa dia tidak percaya denganku? Mark dan Natasya sangat pintar membuat r
I Bulan kemudian ...Akhirnya Devano kembali lagi ke Paris. Bolak balik ke London-Paris membuat dia sedikit kelelahan. Pernikahan yang dia dambakan akan segera terlaksana. Namun, dia masih ragu dengan keputusan yang dia ambil. Sekelibat dia masih mengingat perkataannya kepada Raina. Cinta membuatnya merana. Devano ingin lagi kembali ke masa dia menjadi Casanova. Pria itu melirik jam tangan hitamnya sebentar lagi dia akan meeting dengan kliennya yang berasal dari Jepang.“Hay, Kakak.” Sapa Roland datang tiba-tiba. Devano yang masih membaca laporan melirik sejenak Roland datang menghampiri dan melanjutkan lagi membaca laporannya. “ Sudah tahu berita hot yang lagi viral tentang skandal, Raina.” Roland mulai bercerita setelah satu bulan lamanya dia enggan tanya mengenai hal tersebut. Kemarahan kakaknya sebagai pemicunya. Devano sebenarnya malas sekali mengungkit masalah tentang skandal Raina dengan Mark.“Sudah, memang kenapa, Roland? Berita itu sudah tranding satu bulan yang lalu. Jadi h
Suasana hotel Star sore hari terlihat banyak pengunjung yang berdatangan. Mark, Natasya dan anak buahnya datang untuk ke hotel Star. Raina, yang masih tertidur karena efek obat bius yang dimasukkan Natasya kedalam minumannya. Mark segera memesan kamar yang sebelumnya di booking, dia sudah tidak tahan lagi untuk melakukan drama yang luar biasa. Mereka akhirnya masuk kedalam kamar 402 dan menidurkan Raina keatas ranjang. Kedua pegawai hotel itu memang dibayar Mark untuk membantu menyelesaikan misinya tersebut.“Mark, untuk lebih meyakinkan lagi coba bajunya Raina diganti menjadi lingerie. Lebih panas. Kalau seperti ini kesannya tidak.” Natasya mengambil lingerie yang dia bawa dari rumah. Mark mengamati Raina yang masih tertidur pulas. Gadis yang dia cintai sangatlah cantik. Aura yang dipancarkan memiliki magnet tersendiri.“Idemu bagus juga, Natasya. Ganti bajunya dan jangan sampai dia terbangun sebelum misiku sudah berjalan lancar.” Mark sangat antusias.“Baiklah, Mark aku akan menggan