“Kamu bercanda, kan, Kak Momo?” tanya Clark tidak percaya.
“Tidak. Aku tidak bercanda, karena aku juga masih bingung,” kata Momo dengan tegang.
“Kalau begitu mari kita buktikan saja,” sahut Harry.
“Caranya?” tanya Clark penasaran.
“Yaya, kami belum tahu kekuatan kami. Apakah kamu tahu caranya supaya kami bisa mengetahui kekuatan kami yang sebenarnya?” tanya Harry pada Yaya.
“Tentu saja bisa. Aku akan memperlihatkan pada kalian. Sekarang kalian hanya perlu saling berpegangan tangan. Dengan bantuan kami, kalian bisa melihat kekuatan kalian di masa depan. Namun tidak seluruhnya. Kalau mau tahu cara mengaktifkan kekuatan kalian, itu tergantung dari diri kalian sendiri,” kata Yaya pada Momo yang kemudian diterjemahkan pada Harry dan Clark.
“Apakah Kak Momo bisa mengetahui bahasamu karena tadi kamu memukul keningnya?” tanya Clark.
“Betul sekali!&
“Kakak!! Kak Momo!! Kak Harry!!” teriak Clark panik. Momo juga menghilang seperti halnya Harry. Sehingga di ruang itu tinggal Clark sendirian bersama benda-benda.Clark berlari ke sana ke mari mencari Momo dan Harry, tetapi dia tidak menemukan. Walau Clark sudah termasuk amak remaja, tetapi perasaan ketakutan juga dia alami.Yaya ingin memberi tahu pada Clark, kalau hal itu wajar, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan pada Clark yang masih mondar mandir kalang kabut. Perhatian Clark sudah kacau, sehingga dia tidak memperhatikan Yaya lompat-lompat dengan gerakan aneh.Ketika Clark berkeliling dalam ruangan itu, ada benda yang menarik perhatiannya. Benda itu berupa sebuah batu sebesar kepalan tangan anak-anak.Bagi Clark, benda itu terus memanggilnya untuk disentuh. Pikirannya beralih dari ketakutan menjadi penasaran. Clark mengulurkan tangan dan menyentuhnya. Tanpa Clark sadari, batu itu menariknya masuk ke ruang batu itu.&l
Saat Momo masuk ke ruangan benda-benda itu, matanya tetap tidak bisa memalingkan ke tempat lain. Lukisan Charity yang besar selalu menarik perhatiannya. Hatinya sangat sedih, karena ingatan tentang Charity sangat terbatas.Momo tidak tahu kenapa dia bisa melupakan sosok Charity, padahal saat itu dia sudah cukup besar untuk mengenali dan mengingat Charity.Air mata Momo menetes, karena rasa rindu dalam hati menyesakkan dadanya. Yah, yang tertinggal dalam kenangan hanya rasa rindu itu. Bagaimana sosok Charity dahulu tidak diingatnya sama sekali.Tanpa sadar tangan Momo terulur dan menyentuh lukisan Charity. Rasa rindu itu yang menggerakkan tangannya. Dia berharap dengan menyentuh lukisan Charity, rasa rindunya terbalas.“Kak Momo!! Kak Harry menghilang!!”Momo tersentak kaget mendengar teriakan Clark. Namun sebelum Momo mengetahui apa yang terjadi, lukisan itu menarik Momo ke ruangnya. Sosok Clark yang seharusnya Momo lihat berubah menjad
Saat memasuki ruangan benda-benda itu, perhatian Harry tertuju pada stempel itu. Daya tarik dari stempel itu semakin kuat dibanding sebelumnya. Harry melangkah mendekati kotak stempel itu. Dia menyentuh penutup kotak kaca, tetapi tanpa disadarinya, stempel itu membawa Harry masuk ke dalam ruangnya.Dengan kebingungan, Harry memandang sekelilingnya yang telah berubah. Stempel yang tadi ada di depan matanya, sekarang menghilang. Ruangan yang tadinya penuh dengan benda-benda, berganti menjadi sebuah aula pertemuan.Seperti sebuah kerajaan yang mempunyai singgasana dalam aula pertemuan, ruang ini juga demikian. Ada kursi singgasana yang sekarang diduduki oleh seseorang. Harry menyipitkan matanya untuk melihat sosok yang sedang duduk di kursi itu dalam keadaan menunduk. Seperti orang yang tertidur.“Apa?!” teriak Harry terkejut dengan mata terbuka sangat lebar. Orang yang duduk di sana sangat mirip dengan dirinya. Saat Harry berteriak terkejut, orang itu
“Ada apa, Mo?” tanya Harry setelah berada di samping Momo. Dia tidak mengerti arah pembicaraan mereka, tetapi dia bisa melihat kepanikan dari Yaya yang melompat tidak karuan.“Clark, Pak. Kata Yaya, dia lari kesana kemari untuk mencari kita yang menghilang. Dan kemudian dia juga menghilang di area belakang. Kata Yaya, tidak seharusnya dia memulai pelatihan di tempat itu. Jadi sekarang Yaya kebingungan,” kata Momo cemas.“Kalau begitu, kita coba mencari dia di area belakang. Ayo!” ajak Harry.Harry dan Momo berlari ke belakang mengikuti Yaya yang menunjukkan temapt menghilangnya Clark. Mereka melihat Yaya melompat-lompat dengan panic.“Pak, Yaya menemukan Clark!!” teriak Momo. Mereka segera berlari menuju ke tempat Yaya melompat-lompat.“Clark!! Kenapa kamu tidur di lantai? Apa yang terjadi padamu? Kenapa badanmu luka-luka?!” teriak Momo panik saat melihat Clark tergeletak di lantai dengan
Mendengar teriakan Momo, Harry dan Clark terlompat kaget. Begitu pun dengan Yaya.“Ada apa, Mo?” seru Harry kebingungan.Momo menarik napas. Clark memberi tisu pada Momo untuk menyeka air matanya.“Kita … kita harus pulang,” isak Momo dan masih memegang dadanya dengan napas tersengal-sengal.“Ada apa, Kak? Apakah ada hal yang tidak bagus telah terjadi yang tidak terlihat di layar?” tanya Clark gelisah.Momo menarik napas panjang dan mengembuskannya dengan perlahan.“Yaya, apakah mesinmu ini bisa melihat masa depan?” tanya Momo tanpa menjawab pertanyaan Clark.“Tentu saja bisa dengan kekuatan kalian,” jawab Yaya tegang.“Tidak. Apakah mesinmu ini bisa memindahkan kita ke luar dunia cermin dan tiba langsung di rumah?” tanya Momo lagi. Dia berubah pikiran.“Tentu saja bisa dengan kekuatan kalian,” jawab Yaya semakin tegang.&ld
“Tidak mungkin!” pekik Momo dengan suara tertahan.“Iya, tidak mungkin, Clark. Kamu itu adik kami. Dengan kekuatanmu itu sudah menunjukkan kamu adalah bagian dari kami. Kamu lihat sendiri, kan, saat kita menyatukan tangan kita. Kalau kamu bukan adik kami, tidak mungkin kita bisa menyatukan kekuatan. Kamu juga sudah masuk ke ruang benda-benda itu dan berlatih. Jadi percayalah kalau kamu adalah keluarga kami, adik kami yang hilang. Sedangkan Ken, Kak Agna sudah mengatakan kalau dia adalah anak dari temannya,” bisik Harry tidak percaya, tetapi mencoba meyakinkan Clark dan dirinya sendiri.“Tapi dia ngotot kalau salah satu dari kami adalah anaknya, Kak. Apa mungkin Mama berbohong? Atau mungkin Ken anak dari bapak itu?” tanya Clark skeptis.“Tidak mungkin! Aku tahu kalau Kak Agna berbohong. Kamu tahu kemampuanku dari dulu, kan? Aku mampu mengetahui apakah orang itu berbohong atau tidak, dan aku yakin kalau Kak Agna tidak berb
Semua tersentak mendengar perkataan Agna. Penuh dengan pertanyaan di kepala mereka. Semua orang mengerutkan kening mereka.“Apa kamu bilang?! Aku tidak pernah memberi dia nafkah?! Itu karena kamu!! Chaira meninggalkanku karena kamu! Wanita munafik!!” bentak Toni.“Apa?! Aku munafik?! Aku memelihara kedua anak ini, karena kamu!! Kamu yang membunuh Kenandra!! Aaakkhh!!” teriak Agna histeris sambil menangis kencang.“Dia yang membunuh Kenandra?!”Tiba-tiba muncul suara bariton dengan nada terkejut di depan pintu masuk. Beberapa anak buah Toni memburu masuk dalam keadaan luka-luka. Masih berusaha menahan kedatangan orang itu, tetapi mereka tidak berani maju tanpa mendapat perintah dari Toni.“Jadi kamu tahu siapa yang membunuh Kenandra, Agna? Mengapa kamu tidak mengatakannya? Dan siapa pria ini? Sepertinya kamu mengenalnya!”“Kak Kerry!!” panggil Harry.“Papa?!” teria
“Apa yang ingin kamu rebut dari Kenandra?” tanya Kerry. Dia semakin penasaran. Dahulu Dia dan Kenandra adalah sahabat, tetapi Agna sangat menyukai Kenandra, sedangkan Kenandra hanya menganggapnya sebagai adik perempuan. Cinta saudara, tidak lebih.“Aku hanya ingin merebut anak yang dia bawa!! Siapa suruh dia bekerja sebagai pelayan dan membawa lari anak majikannya!! Sampai hari ini aku tidak tahu anak itu di mana!! Ggrr!!” kata Toni dengan geram.Gara-gara Toni tidak mendapatkan anak itu dan sudah memakai uangnya Mira, dia sekarang menjadi suruhannya Mira untuk selamanya. Padahal keinginannya, setelah mendapat uang dari Mira, dia akan menjadi pengusaha. Nasib … nasib.“Kak Agna, sekarang lanjutkan cerita Kakak!” perintah Harry dengan tatapan memaksa semua orang untuk diam.“Kata Kenandra, Nesta dibunuh, jadi dia terpaksa memohon aku untuk memelihara anaknya, karena saat ini ada tugas yang harus dia emban ya