Home / Romansa / CEO Wanita Menikahi 5 Pria / 2.Lima Tuan Muda Tidak Normal

Share

2.Lima Tuan Muda Tidak Normal

Author: Marrygoldie
last update Last Updated: 2022-01-13 23:36:25

Dengan mengenakan dres pas badan selutut berwarna abu-abu, Quen berdiri di lift bersama dengan Arthur. Mereka berada di gedung Time Warner Center menuju lantai empat di mana restoran Jepang bernama Masa berada.

“Arthur, apakah terjadi sesuatu dengan Papa?” tanya Quen sembari menunggu pintu lift terbuka.

“Tidak terjadi apapun dengan Tuan besar, Nona. Mengapa anda berpikir seperti itu?”

“Aku merasa aneh saja. Mengapa dia tiba-tiba ingin memberikan perusahaan? Apakah dia sakit?”

Arthur tersenyum pada putri bosnya. “Anda berpikir berlebihan, Nona. Tuan besar hanya mengkhawatirkan anda yang tidak kunjung menikah. Karena itu dia menggunakan cara ini agar anda mau menikah.”

Sebelum Quen bertanya lebih lanjut, pintu lift pun terbuka. Kaki wanita yang mengenakan sepatu hak tinggi berwarna hitam itu melangkah keluar lift mengikuti asisten ayahnya. Mereka disambut oleh seorang pelayan yang mengantarkan mereka ke ruang makan pribadi yang sudah dipesan oleh ayah Quen. Masih mengusung tema Jepang pelayan menggeser pintu kayu khas negeri sakura. Pelayan wanita itu mempersilahkan Arthur dan Quen untuk masuk ke dalam. Di dalam ruangan itu terlihat ada lima pria yang sedang menunggu mereka.

Arthur memberikan senyuman ramah kepada kelima pria yang masih bengong melihat Quen. “Selamat malam para Tuan muda. Nama saya adalah Arthur Dennis. Saya adalah asisten Tuan besar Chevalier. Di samping saya adalah Nona Aquene Chevalier. Kalian bisa memanggilnya Nona Quen. Kalian bisa memperkenalkan diri kalian.”

Seorang pria dengan rambut berwarna biru mint yang duduk di ujung kanan berdiri. “Namaku adalah Ace Maverick. Aku tergabung dalam boyband bernama Blade Storm.”

Quen memicingkan matanya. “Maverick? Bukankah nama itu adalah perusahaan otomotif Maverick Motor?”

Ace menganggukkan kepalanya. “Benar sekali. Aku bisa memberikan hypercar padamu Quen jika kamu mengijinkan aku mengambil foto seksimu di mobil. Badanmu indah sekali.”

Arthur menepuk jidatnya mendengar ucapan Ace. Dia sangat yakin saat ini Quen pasti sedang kesal karena mendengar ucapan Ace.

“Mengambil foto seksiku ya?” Quen berjalan menghampiri meja. Dia mengambil sebuah garpu dan langsung melemparkan ke arah Ace. Beruntung pria berusia dua puluh tujuh tahun itu berhasil menghindari serangan Quen. Sehingga garpu itu mendarat di meja dekat vas bunga. “Kamu pikir aku mau melakukannya? Dasar mesum!”

“Yah… Sayang sekali.” Ace terdengar kecewa.

“Sepertinya kamu ingin merasakan lemparan garpuku lagi, Tukang mesum.”

Ace langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. “Tidak, Quen. Tidak perlu. Lemparanmu sangat hebat, aku tidak berani menyaksikannya lagi.” Segera pria itu langsung duduk membuat Arthur menahan tawanya.

Kemudian pria kedua berdiri. Pria yang mengenakan setelan biru tua itu tersenyum-senyum layaknya kucing yang sedang malu. “Halo, Quen. Namaku adalah Levin Godfrey. Usiaku tiga puluh tahun. Aku adalah CEO perusahaan game Cogent.”

“Godfrey adalah perusahaan minyak dan gas multi-nasional yang besar di New York. Sedangkan perusahaan game Cogent juga mulai maju. Apakah kamu sedang berusaha menandingi perusahaan papamu?” tanya Quen.

Pria dengan rambut coklat muda itu menganggukkan kepalanya. “Benar. Tapi Quen tidak perlu cemas. Karena Cogent tidak akan melampaui Chevalier. Karena aku tidak akan mampu menang dari wanita manis sepertimu.” Levin tersenyum ke arah Quen.

Tubuh langsing Quen bergidik ngeri mendengar ucapan Levin. “Dasar aneh. Yang ketiga.”

Pria yang duduk di tengah dengan tinggi seratus delapan puluh sentimeter itu berdiri. “Aku Vinson Beardsley. Tiga puluh tahun. Insinyur luar angkasa Nasa.”

Meskipun Quen terkenal dingin, tapi ternyata ada juga orang yang memiliki kadar kedinginan sama dengannya. Quen ingat keluarga Beardsley adalah pemilik perusahaan teknologi multi-nasional Beardsley Inc. Dan Vinson adalah anak tunggal mereka yang terkenal sedingin es. 

Setelah Vinson duduk, pria di sampingnya pun berdiri. Pria itu menggebrak meja membuat  Quen dan Arthur terlonjak kaget.

“Namaku Owen Delwyn. Aku adalah anggota kepolisian New York. Kamu tidak perlu takut lagi, Nona Quen karena aku akan selalu melindungimu.” Ucap pria berambut gelap itu.

Quen mendengus dalam hati. Melindungiku? Aku mungkin dalam bahaya jika bersama orang bar-bar seperti ini. Bisa kena serangan jantung setiap hari.

“Tuan muda Owen ini adalah adik dari Brianna Delwyn. CEO Delwyn Health Group, Perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan. Anda bertemu dengan Nona Brianna beberapa hari yang lalu dalam pesat, Nona Quen.” Jelas Arthur.

Quen ingat Brianna. Dia adalah wanita yang membuat kehebohan karena ada wanita yang tidak sopan menghina temannya. Ternyata kakak dan adik sama bar-barnya.

Terakhir, seorang pria mengenakan kemeja hijau army dengan celana kain hitam. Quen memperkirakan tingginya seratus delapan puluh tiga sentimeter. Dia terlihat tampan dan tampak anggun. Quen berharap dia yang paling normal di antara keempat pria itu.

“Namaku Zane Walford. Usia dua puluh sembilan tahun. Ayahku Shane Walford adalah presdir Walford Group, perusahaan perbankan dan finansial besar di Amerika. Sedangkan aku adalah direktur galeri seni Sotheby’s. Nona Quen, bolehkah aku bertanya sesuatu?” 

Quen bernafas lega karena Zane tampak sangat normal. Jika Quen menikahi mereka, mungkin dia akan lebih dekat dengan Zane. Wanita itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Tentu saja boleh. Apa yang ingin kamu tanyakan?”

“Berapa berat badanmu? Sepertinya beratmu naik. Pipimu terlihat sedikit menggembung. Mungkin jika kamu melakukan diet, kamu akan tampak sangat cantik dengan wajah tirus.”

Pyar. Pecah sudah harapan Quen. Tidak ada yang normal dari kelima pria itu. Bahkan Zane yang dia pikir normal ternyata memiliki mulut lebih pedas dari cabai pepper x yang merupakan cabai terpedas di dunia. Quen berjalan menghampiri Zane. 

“Aku akan memberitahumu berat badanku. Tapi aku akan membisikkannya, Zane. Jadi bisakah kamu menunduk sedikit?” pinta Quen.

“Baiklah.” Zane pun sedikit menekuk lututnya sehingga tingginya bisa setara dengan Quen. 

Tepat saat itu Quen melayangkan pukulan tepat di puncak kepala Zane dengan sangat keras. “Jangan pernah menanyakan berat badan pada wanita, Zane. Terutama padaku. Atau aku akan mencincangmu hidup-hidup.”

“Ah… Sakit.” Zane mengelus puncak kepalanya yang terkena pukulan Quen.

Wanita itu berjalan menghampiri Arthur dengan tatapan kesal. “Bagaimana bisa Papa ingin aku menikah dengan makhluk-makhluk tidak waras ini?”

“Tapi itu syarat yang diajukan Papa anda, Nona. Bukankah anda sudah menyetujuinya?”

Quen menghela nafas berat. Dia menyesal sudah menyetujui permintaan ayahnya. Dia bertanya-tanya kehidupan pernikahan apa yang akan dia hadapi bersama makhluk-makhluk ajaib seperti mereka?

* * * * * 

Related chapters

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   3.Pesta Pernikahan Yang Melelahkan

    The Plaza hotel New York menjadi tempat resepsi paling mewah tahun ini. Pasalnya tidak mempelai pengantin wanita dan lima pengantin pria berasal dari keluarga terpandang di New York. Sehingga tidak heran pesta pernikahan ini menjadi pesta pernikahan terbesar dan termewah. Dengan desain interior hotel yang klasik ditambah dengan hiasan bunga-bunga membuat pesta pernikahan itu tampak sangat indah.Quen yang mengenakan gaun pengantin pas badan dengan tali berenda di bahunya membuat wanita itu terlihat sangat cantik. Gaun dengan bahan sutra lembut di bagian dalam dan kain lace bordir motif bunga di luar membuat gaun itu terlihat begitu mewah. Gaun itu dibuat khusus untuk Quen selama satu bulan. Sehingga tidak heran gaun itu menjadi sorotan media karena menjadi gaun pengantin termahal.“Quen.”

    Last Updated : 2022-01-13
  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   4.Mulut VS Mulut

    Gwen Chevalier. Wanita berusia dua puluh lima tahun itu adalah sepupu Quen. Dengan mengenakan gaun berwarna perak, dia berjalan menghampiri Quen yang berdiri di samping Zane.Hubungan Quen dan Gwen tidaklah baik. Gwen selalu iri dengan Quen. Apapun yang dimiliki Quen, Gwen tidak mau kalah. Karena itulah Gwen merupakan satu-satunya orang yang ingin merebut kursi Presiden Direktur Chevalier Inc. Langkah Gwen terhenti tepat di hadapan Quen. Dengan ekspresi tenang, Quen menatap Gwen. Dia tidak menyadari jika tangannya masih menggenggam tangan Zane.“Hallo, Sepupuku.” Gwen menyunggingkan senyuman sembari melambaikan tangannya.“Aku pikir kamu tidak akan datang, Gwen.” Ucap Quen dengan sinis.

    Last Updated : 2022-01-15
  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   5.Permintaan Aneh Lainnya

    “Kalian pasti bercanda.” Ucap Quen melongo menatap pemandangan di hadapannya.Pasalnya, papanya tidak hanya menikahkan dirinya dengan lima pria pilihannya tapi dia juga berniat membuat Quen tidur dengan lima suaminya. Pasalnya setelah pesta pernikahan selesai, Arthur mengantarkan Quen dan kelima suaminya ke sebuah kamar di mana ada sebuah empat ranjang berukuran besar yang dijadikan satu.Arthur menggelengkan kepalanya. “Tidak, Nona. Eh, maksudku Nyonya. Kata Tuan besar seorang istri, terutama pengantin, baru tidak boleh pisah ranjang. Karena itu Nyonya harus tidur di sini bersama para tuan muda.”Quen mendengus kesal. “Bukankah ini keterlaluan? Aku sudah menuruti Papa untuk menikah dengan mereka. Dan sekarang dia memintaku untuk tidur bersama l

    Last Updated : 2022-01-15
  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   6.Hukuman Dari Iblis

    “Untuk apa kami harus memakai ini?” Zane mengangkat gaun snow white berwarna biru dan kuning.“Aku tidak mau.” Owen menggelengkan kepalanya melihat kimono wanita di hadapannya.“Gila.” Vinson melotot kaget melihat kostum Elsa dalam film Frozen.Levin meraih seragam sekolah wanita yang sudah dipersiapkan untuknya. “Kalau aku pakai ini, apakah kamu akan memaafkanku, Quen? Karena aku tidak bisa jauh darimu.” Levin memanyunkan bibirnya.“Dasar gila!” Gumam Quen yang duduk di atas sofa sembari menikmati secangkir kopi.“Quen!” Panggil Ace yang mengambil kostum Sailormoon. “Bagaimana ka

    Last Updated : 2022-01-26
  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   7.Berhati-hati Dengan Janjimu

    “Kenapa kamu di sini? Bukankah seharusnya kamu sedang bulan madu?” tanya Brandon saat melihat putrinya duduk di dekatnya saat berada di ruang meeting.“Bulan madu? Sepertinya Papa minta di lempar keluar jendela.” Quen menunjuk ke arah dinding kaca di ruang meeting.Brandon memasang ekspresi sedih. “Putriku benar-benar durhaka. Jika saja aku bisa menggantinya.”“Ganti saja. Aku yakin tidak akan yang lebih baik dariku.”“Kuakui itu memang benar. Putriku memang yang terbaik.” Brandon mengacungkan dua jempolnya.Setelah semua orang berkumpul, akhirnya meeting pun dimulai. Brandon berdiri menatap para p

    Last Updated : 2022-01-26
  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   8.Abnormal Family

    Quen duduk di kursi dalam ruangannya. Dia meletakkan tas di atas meja dan mengambil ponselnya. Wanita itu hendak membuat grup di aplikasi chatting. Tapi sebuah pesan yang baru saja masuk menarik perhatian wanita itu. Quen membuka pesan itu. Papa [Lokasi rumah baru Quen] Putriku tersayang, ini adalah alamat rumahmu dan juga suami-suamimu. Buatkan Papa cucu sebanyak-banyaknya, ya? Jika kamu berhasil, Papa akan memberikan saham 35% milikku. Seketika Quen melotot kaget membaca pesan dari ayahnya. Bukan hanya di bagian membuat cucu sebanyak-banyaknya, tapi juga iming-iming dari ayahnya. Jika Quen bisa mendapatkan saham tiga puluh lima persen dari ayahnya, maka dia akan memiliki saham lebih banyak dari Gwen. Tapi tetap

    Last Updated : 2022-03-26
  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   9.Mohon Bantuan Kalian

    Setelah menikmati makan malam bersama, Quen menggiring kelima suaminya menuju ruang keluarga yang sudah bersih dengan barang-barang mereka. Dengan anggun wanita itu menyesap teh yang sudah disiapkan oleh pelayan. Quen selalu menyukai teh hitam. Karena teh hitam memiliki aroma dan cita rasa yang kuat. Wanita itu meletakkan cangkir teh berwarna biru dengan hiasan bunga lupin atau wolly lavender di cangkir itu di atas piring kecil yang menjadi satu set. Kemudian tatapan Quen tertuju pada lima suaminya melihat reaksi mereka saat minum teh yang sama. Wajah Ace saat meminumnya tampak jelas tidak menyukainya. “Kenapa rasanya aneh begini? Kopi jauh lebih enak.” Levin terkekeh melihat reaksi Ace yang duduk di sampingnya. “Itu karena kamu tidak pernah meminum teh. Jika kamu sudah terbiasa, kamu akan menyukainya.” Ace melih

    Last Updated : 2022-04-04
  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   10.Malam Pertama : Ace

    Quen menatap pantulan tubuhnya di cermin. Di mana saat ini wanita itu sudah mengenakan gaun tidur berwarna putih. Dengan bahannya yang lembut dan tipis tak mampu menutupi tubuh Quen yang sexy. Tali tipis menggantung di bahunya yang diselimuti kulit putih pucat. Dan belahan dadanya pun juga tertalu turun sehinga payudara Quen mengintip.Tak pernah Quen mengenakan pakaian terlalu terbuka. bahkan saat tidur pun biasanya Quen mengenakan piayama. Dia tidak pernah mengenakan gaun tidur yang nyaris tembus pandang itu. Segera Quen mengambil jubah putih yang menjadi satu set dengan gaun tidur itu. Dia mengikat jubah itu untuk menutupi tubuhnya. Setelah itu barulah wanita itu berjalan keluar. Saat baru melangkah dia melihat Ace yang berjalan ke arahnya. Beruntung pria itu berhasil menghentikan langkahnya sebelum menabraknya.“Ah, apakah kamu mau menggunakan kamar mandinya?” tanya Quen.Ace menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku justru ingin mengetuk pintu dan bertanya apakah kamu baik-baik saja.

    Last Updated : 2022-06-23

Latest chapter

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   36.Sesuatu Yang Buruk Terjadi

    Brandon berdecak takjub melihat berbagai wahana besar dengan lampu kelap-kelip yang memeriahkan suasana. Orang-orang berlalu lalang dengan wajah ceria, berteriak histeris saat menaiki wahana ekstrem, dan tampak senang melihat beberapa atraksi. Benar, setelah beberapa waktu tadi ia dan Levin melihat anak-anak bermain di taman bermain, kini mereka berdua pergi ke sebuah taman hiburan terbesar, Coney Island."Kenapa harus tempat ini? Apakah ada sesuatu yang khusus?" tanya Levin, melirik pada ayah mertuanya.Brandon tersenyum tipis. Matanya terlihat memancarkan sesuatu yang tak bisa diartikan saat melihat seorang anak kecil bergandengan tangan bersama dengan ayah dan ibunya, sementara tangannya memegang permen loli besar. Brandon jadi ingat cita-cita sederhana Quen dulu."Karena Quen pernah merajuk sampai menangis karena ingin pergi ke tempat ini, Levin," pungkas Brandon pelan. Wajahnya menengadah, menatap ke atas, pada wahana bianglala yang berputar dengan kecepatan konstan lalu pada rol

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   35.Kasih Sayang Sang Ayah

    Taman bermain terlihat tidak begitu ramai karena ini adalah hari kerja. Hanya terlihat beberapa orang anak yang tampak main ditemani oleh orang tua atau pengasuhnya di sana. Ada yang duduk di atas ayunan, ada yang ceria menaiki perosotan, ada pula yang begitu bahagia bermain bola di dalam kolam khusus yang diisi oleh bola kecil berwarna-warni.Levin berjalan bersama Brandon di tempat tersebut usai turun dari mobil beberapa saat lalu. Keduanya beriringan dan lalu duduk di sebuah kursi panjang di depan wahana bermain tersebut, di depan sebuah jungkat-jungkit yang tidak ada seorang pun anak yang bermain di sana. Taman bermain itu memang cukup luas dan lengkap."Kenapa Papa ingin ke taman?" tanya Levin, seraya menyodorkan minuman ringan yang sebelumnya mereka beli di jalan.Benar, hari ini adalah giliran Levin yang menemani Brandon untuk menghabiskan waktu bersama. Dan Brandon secara tiba-tiba mengatakan ingin pergi ke sebuah taman bermain yang lengkap di kota. Meski terdengar agak aneh,

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   34.Jangan Bilang Bahwa Kamu ... Tidak Normal?

    Quen masih tak habis pikir dengan pengakuan yang Owen berikan padanya tadi. Bagaimana bisa pria dewasa seperti Owen, yang gagah, memiliki rupa yang sama sekali tidak berada di bawah rata-rata, juga penampilan yang sebenarnya cukup menarik, tidak pernah bercinta sekali pun? Oh, ayolah! Setidaknya jika dia tidak memiliki waktu untuk berkencan, bukankah dia memiliki waktu sedikit saja untuk pergi ke tempat hiburan dan melakukan one night stand dengan wanita-wanita cantik yang haus akan belaian?"Kamu bukan biksu, kan?" tanya Quen, menatap Owen dengan nanar.Owen yang saat ini sudah berlutut di lantai, di sisi ranjang yang ditempati oleh Quen, menggeleng pelan. Dia seperti terdakwa yang hendak dihukum oleh Ratu. Apalagi dengan ekspresi wajahnya yang terasa begitu menghayati peran."Lalu bagaimana bisa ...." Quen kehabisan kata untuk Owen.Wanita itu lalu menggeleng pelan dan kembali memusatkan atensi pada Owen dengan tatapan yang begitu nyalang, seolah dia sadar bahwa ada hal lain yang le

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   33.Masih Perawan

    Quen baru saja membersihkan diri usai pulang dari makan malam mereka yang diadakan di luar rumah. Dia begitu begah usai menghabiskan berbagai makanan di restoran tadi. Membuat dirinya juga ikut mengantuk.Quen melihat Owen sudah berbaring setengah duduk di atas ranjang. Pria itu menyadari kehadiran Quen dan menepuk sisi ranjang di sebelahnya, memberi isyarat agar Quen datang dan duduk di sisinya.Quen pun dengan segera menghampiri pria tersebut dan ikut berbaring di sisinya. Keduanya berbagi selimut yang sama di sana untuk menutupi kaki sampai pinggang mereka berdua."Kamu tidak mengantuk?" tanya Owen, melirik Quen. Owen tahu seharian ini pasti melelahkan bagi Quen karena dia harus bekerja dengan keras di kantor, makan malam di luar dengan kelima suaminya, kemudian melakukan perjalanan pulang yang cukup alot karena terjadi kemacetan sebab terjadi kecelakaan di jalur menuju rumah mereka tadi."Sedikit, tetapi belum cukup untuk membuatku bisa segera tertidur," jawab Quen pelan.Owen me

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   32.Ada Seseorang Yang...

    "Papa?" Quen masih memasang ekspresi terkejut melihat Brandon yang tiba-tiba saja berdiri di hadapan mereka semua dengan seulas senyum polos yang dia miliki."Papa datang bersamaku," kata Zane tanpa rasa bersalah sama sekali.Brandon mengangguk pelan. "Ya. Papa datang bersama dengan Zane," pungkas lelaki itu, mengamini. "Karena Papa datang terakhir dan membuat Zane jadi ikut terlambat, jadi Papa yang akan membayar."Zane dan Brandon berjalan menuju kursi yang kosong. Sayangnya, hanya ada sisa satu kursi di sana. Zane membiarkan Brandon yang duduk duluan. Sementara dirinya pergi untuk menemui pelayan dan meminta kursi tambahan.Tak berapa lama, pelayan datang membawa satu kursi untuk Zane dan juga buku menu. Mereka mulai memesan makanan satu per satu."Sebenarnya apa yang Papa lakukan sampai membuat Zane terlambat?" tanya Quen pada ayahnya.Brandon tersenyum penuh arti. "Papa mengajak Brandon menuju Danau George," dia jawab sambil melirik pada Zane."Benarkah? Danau George adalah harta

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   31.Makan Malam Keluarga Chevalier, Tapi...

    Alamat restoran yang diberikan oleh Quen adalah Restoran Indonesia Wayan yang terletak di Kota Manhattan. Ialah restoran yang menyajikan makanan khas Indonesia seperti halnya nasi goreng, gado-gado, sop buntut, pepes ikan, dan sebagainya.Quen berjalan masuk, mencari kursi yang sudah ia reservasi sebelumnya. Namun begitu tiba, dia terkejut karena Ace sudah ada di sana, tengah bermain ponsel dan tidak menyadari kedatangannya "Bagaimana kau sudah tiba di sini?" tanya Quen, membuat Ace mengangkat wajah dan menatapnya.Ace menyunggingkan senyum simpul. "Blade Storm baru saja melakukan wawancara di area dekat sini. Jadi, aku datang lebih cepat. Bahkan tidak sampai lima menit hingga aku tiba."Quen mendesah kecewa. Dia pikir, dia yang akan datang pertama, tetapi Ace justru mendahuluinya."Kamu sudah tiba berapa lama?"Ace sedikit memicing, berpikir. "Mungkin sekitar lima menit atau lebih? Entahlah," dia jawab dengan tak yakin. "Kemarilah, Quen. Ayo, kita berfoto." Ajak Ace. Menarik Quen un

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   30.Beruntung Memilikinya

    Matahari sudah mulai tenggelam di luar. Namun, Quen masih berkutat dengan pekerjaannya, di balik meja kebesaran miliknya dengan berbagai data di komputer. Wanita itu terlihat begitu serius mengamati semua teks di layar tersebut. Dia bahkan mungkin tak sadar sudah berapa jam yang dihabiskan di depan layar itu.Saat tengah fokus, di luar tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangan Quen tiga kali. Membuat fokus Quen sedikit terinterupsi."Masuk," gumam Quen tanpa mengalihkan pandangannya dari deretan tulisan di komputer. Sesekali, keningnya mengkerut saking serius membaca semua teks di layar.Sementara, langkah kaki seseorang kian mendekat ke meja. Dari ekor matanya, Quen tahu dia adalah Arthur, sekretarisnya."Pekerjaanku sudah selesai untuk hari ini, Nona Muda," ucap Arthur melapor. Quen menurunkan kacamata anti radiasinya, meletakkannya di meja, lalu mengangkat wajah untuk memusatkan atensi pada sekretarisnya itu. "Apakah Anda masih membutuhkan bantuan?" tanya Arthur sopan.Quen meliri

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   29.Melukis

    Queen of American Lakes, adalah panggilan untuk Danau George. Danau terbesar di Adirondacks. Perairan yang jernih dan menakjubkan, pulau-pulau kecil di tengah, serta gunung di sekitaran danau tersebut membuat pemandangan danau tersebut memanjakan mata. Siapa pun yang datang ke sana pasti akan betah dan ingin berlama-lama menikmati suasana asri itu.Siapa yang menyangka bahwa di tengah-tengah padatnya kota New York terdapat sebuah danau besar nan indah seperti Danau George? Menemukan danau tersebut sungguh seperti menemukan harta karun. Pun menurut Brandon yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki di tempat itu. Menghabiskan waktu mudanya untuk bekerja, Brandon nyaris tidak tahu ada tempat-tempat yang menakjubkan di kota tempatnya tinggal dan sekitarnya."Wah. Kamu pandai memilih tempat untuk kita kunjungi, Nak," puji Brandon saat dia turun dari mobil dan melihat hamparan danau yang biru serta pemandangan alam sekitar yang begitu menyejukkan mata. Pria itu menarik napas dalam-dalam,

  • CEO Wanita Menikahi 5 Pria   28.Giliran Zane

    Zane menatap Brandon yang sudah berdiri di depan rumahnya ketika Zane datang untuk menemani pria paruh baya itu. Benar, hari ini adalah giliran Zane yang menemani ayah mertuanya. Quen sudah mengingatkan dirinya berkali-kali sejak kemarin malam. Bahkan tadi pagi pun, wanita tersebut terus saja mengulang informasi yang sama sampai Zane muak dibuatnya."Papa sudah menungguku sejak tadi?" tanya Zane begitu turun dari mobil untuk menjemput Brandon.Brandon tersenyum lebar. "Ya, tentu saja. Aku tidak sabar untuk menghabiskan waktu dengan menantuku hari ini, jadi aku bersiap-siap sejak satu jam lalu."Zane menyunggingkan senyum meski hanya samar saja. "Ke mana kita akan pergi?" tanya lelaki itu.Tanpa menjawab pertanyaan Zane, hanya senyum penuh arti yang dia tunjukkan, Brandon berjalan menuju mobil Zane. Mereka berdua masuk lalu duduk di posisi masing-masing."Kamu pandai melukis, bukan?" Brandon menoleh, menatap pada menantunya. Alih-alih menjawab perta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status