Happy Reading"Beri Dia hukuman." tanpa berkata lagi Gara langsung memerintahkan bawahannya untuk memberi pelajaran pada wanita ini.Ia pikir bisa terlepas dari pantauan Gara, laki-laki itu sekarang semakin teliti dengan karyawannya sebab Gara tidak ingin kehilangan juga perusahaannya. Dan baru saja ingin kembali bekerja tiba-tiba seseorang datang ke dalam ruangannya."Tuan ada Nyonya besar," ujar bodyguard secara terpaksa Gara duduk manis dan membiarkan wanita itu masuk.Bersamaan dengan wanita paruh baya itu masuk karyawan Gara keluar. Dapat dilihat wanita itu terkejut dengan pegawai Gara. "Mau Kamu apakan pegawai Kamu?" tanya Bunda Gara menghampiri anak tunggalnya yang dingin ini."Tidak...," balas nya kembali masih dengan fokus pada pekerjaan.Bunda Gara dapat memaklumi perubahan dari anaknya ini sebab wajar saja jika Ia kecewa dengan bundanya sendiri yang turut menentang hubungan Dia dengan Delia. Tapi, selaku seorang Ibu sudah sepatutnya Bunda Gara mencarikan pasangan yang ide
Happy readingGara mendengus kasar melihat Dion berwajah melas masuk ke dalam ruangannya, laki-laki yang bertubuh tegap itu tampak sangat layu. Tak ingin mendengar Dion mengeluh Gara lantas mengambil jasnya dan ingin pergi."Lo mau ke mana? temenin Gue," pinta Dion menahan dengan kuat lengan Gara yang ingin pergi.Sampai laki-laki itu mendorong tubuhnya dan mereka pun terduduk di sofa."Gue ribut sama Tania," ungkap Dion padahal Gara tidak ada bertanya sama sekali.Raut wajah Dion tampak sangat kusut seperti rambut yang tidak dicuci selama sebulan. Dua orang laki-laki yang hampir bernasib sama itu menghela nafas berbarengan."Mangkanya jadi cowok jangan murahan," ujar Gara membalikkan kalimat Dion tempo lalu yang mengatakannya brengsek."Namanya juga cowok," timpal Dion tidak terima Ia 'kan hanya membuang sperma supaya tidak jadi penyakit. Ahh Dion terlalu goblok bukan seperti itu juga kali seharusnya Ia mengerti dan tidak melakukan kesalahan lagi setelah menikah."Lo aja kali," ujar
Happy ReadingTania mengerucutkan bibir ketika Dion masuk ke dalam kamar, laki-laki itu takut-takut untuk berjalan mendekat ke arah istrinya yang masih dalam keadaan marah."Dari mana saja?" tanya Tania dengan nada meninggi, usai ribut yang membuat Tania hampir bunuh diri Dio pergi ke kantor Gara.Sementara Tania tadi tidur menenangkan pikirannya, mendengar itu Dion pun harus memberanikan diri mendekat ke arah Tania. Ia tidak ingin masalah rumah tangganya ini menjadi berlarut - larut sebelum Tania melaporkan dirinya pada keluarga besar. Dion juga takut sebab orang tuanya sekarang sangat berpihak pada Tania, bahkan aset yang diberikan pada Dion berganti nama Tania.Wanita itupun bergeser sedikit dan tidak ingin mendekat pada suaminya tapi, Dion tetap mengalah dan yah tentu dengan rayuan."Aku habis dari kantor Gara sayang ... tolong maafkan Aku ya," keluh Dion memohon pada Tania seraya menangkupkan kedua tangannya seperti anak kecil.Dion selalu saja bisa membuat Tania luluh belum lagi
Happy ReadingDelia tersenyum saat membuka pintu apartemen dan siapa yang datang seraya membawakan sebuah paper bag. "Maaf ya telat," ujar laki-laki itu yang berdiri di depan pintu di luar padahal sedang turun hujan dengan deras tapi, Ia masih saja datang ke sini. "Baru beberapa hari saja, thankyou so much," ucap Delia menerima a gift dari laki-laki itu. "Ehh iya...gimana bayinya sehat?" tanya David tak sungkan lagi Ia langsung mengelus perut Delia yang membuncit itu. "Sehat dong...lihat Dia gerak-gerak," kata Delia memperlihatkan pergerakan dari bayinya itu. Kedua orang ini lalu tertawa bersama, Delia membawa hadiah dari David hingga ke ruang tamu, Ia juga sudah masak beberapa menu untuk menyambut David. Laki-laki yang selalu ada untuk Delia itupun selalu memberikan hadiah setiap kali Ia pulang dari luar kota. "Kalau lagi kayak gini, Aku sering sesak Dok," kata Delia Ia sudah terbiasa dengan sebutan dokter mau itu di dalam rumah sakit ataupun pribadi seperti ini. "Biasa itu...
Happy ReadingDavid beberapa kali menatap wajah Delia dengan teliti dari samping, mau berapa kalipun Ia menatap Delia. Wanita itu tetap saja membuatnya terpesona, sambil bersandar di sofa dengan sebuah buku di tangannya wanita yang sedang mengandung itu terlihat sangat seksi. Saat tengah asik mengamati wajah Delia, David dikejutkan oleh wanita itu langsung."Ada apa?" tanya Delia melihat ke arah David Ia pikir laki-laki ini juga fokus dengan bukunya tapi, seperti sedang menatap dirinya."Em...tidak, Aku hanya melihat siklus pernapasan Kamu." klise sekali jawabannya jelas-jelas Ia sedang menatap wanita itu tapi, tetap saja menyangkal.Delia pun mengangguk dan kembali melanjutkan bacaannya sesekali mengelus perut yang membuncit itu. David masih dengan kesenangannya yang mengamati wajah Delia.David merupakan lulusan Harvard University empat tahun di atas Delia, Ia juga pernah menjadi lulusan terbaik fakultas kedokteran yang langsung melanjutkan study spesialis di Colombia. Saat sedang s
Happy ReadingBulan holiday telah tiba Delia menunggu kedatangan seseorang di airport, sambil menunggu Delia menghirup matcha hangat yang baru saja Ia beli. Satu semester sudah Ia lewati di sini, perutnya yang sedang mengandung bayi Gara itu tampak lebih besar, hari-hari Delia lewati dengan mencoba sembuh dan yah saat ini Ia jauh lebih baik.Saat Ia sedang menunggu tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menandakan seseorang yang sedang ditunggunya sedang menelpon."Delia ... Gue udah di lobby," ujar seseorang di seberang Delia pun melihat ke sekeliling sampai matanya berhenti di satu orang yang sedang membawa koper."Tania ...," teriak Delia melambaikan tangan pada wanita itu."Argh ... Delia...," teriak Tania tak kalah heboh langsung berlari menuju ke arah dimana Delia berdiri.Wanita itu langsung dipeluk dengan hangat oleh sahabatnya ini ternyata bertemu dengan seseorang yang sangat kita sayangi tentu membuat diri kita jadi lebih baik. Selang beberapa menit mereka berpelukan hingga Tania
Happy ReadingGara menggeram ketika Lia keluar dari ruangan yang pernah dipakai oleh Delia seraya membawa buku-buku yang pernah dipinjamkan Gara pada Delia. Seraya meredam amarahnya Gara memperhatikan apa yang dilakukan oleh wanita itu. Untungnya Gara masih tidak membiarkan Lia mengetahui ruang rahasia yang ada di kantornya ini jika tidak bisa-bisa Ia akan mengacaukan semuanya."Aku mau membuang semua buku ini," ujar gadis yang sangat tidak menyukai sesuatu tentang manajemen itu lantas hal tersebut membuat Gara meledak."Apa-apaan Kamu," teriaknya sambil berdiri gadis yang tadinya tersenyum seketika terkejut wajahnya memerah langsung sebab cemas. Lia mundur beberapa langkah saat Gara berjalan ke arahnya.Laki-laki itu lantas langsung menarik paksa kotak yang sedang dipegang gadis itu kemudian meminta bodyguard yang ada di luar masuk."Bawa ini ke mobil saya," perintah Gara setelah itupun Ia mengabaikan Lia tak lama Gara menelpon seseorang."Ada apa Tuan?" ujar seseorang yang ternyata
Happy Reading"Liburan ke mana?" tanya Gara jarang sekali laki-laki yang bodo amat itu bertanya demikian seakan Ia sangat penasaran.Tentu saja Ia ingin memastikan sesuatu tapi, seperti yang ada di otak Dion Ia pun bersikap sebaliknya."Kepo Lo," balasnya yang tidak memedulikan hal demikian.Ia pun bersama dengan bodyguardnya ingin meninggalkan tempat Gara tapi, belum sampai di depan pintu langkahnya sudah terhenti."Tania bersama dengan Delia," ujarnya to the point lantas hal itu membuat Dion tidak berani berkutik Ia pun hanya bisa diam.Dion yang hendak pulang itu lantas berbalik, menghadap ke arah Gara dan menatapnya tanpa ekspresi."Sejak kapan Lo tau keberadaan Delia," kata Gara dengan suara dingin.Ruangan itu kini hanya di huni oleh mereka berdua, aura yang dipancarkan keduanya lantas membuat seisi ruangan mencekam.Keduanya saling bertatapan satu sama lain, berbeda dengan tatapan yang diberikan Gara Dion justru tampak diam. Ia tidak bisa menjelaskan apapun sebab Tania melarang