Happy ReadingGara menggeram ketika Lia keluar dari ruangan yang pernah dipakai oleh Delia seraya membawa buku-buku yang pernah dipinjamkan Gara pada Delia. Seraya meredam amarahnya Gara memperhatikan apa yang dilakukan oleh wanita itu. Untungnya Gara masih tidak membiarkan Lia mengetahui ruang rahasia yang ada di kantornya ini jika tidak bisa-bisa Ia akan mengacaukan semuanya."Aku mau membuang semua buku ini," ujar gadis yang sangat tidak menyukai sesuatu tentang manajemen itu lantas hal tersebut membuat Gara meledak."Apa-apaan Kamu," teriaknya sambil berdiri gadis yang tadinya tersenyum seketika terkejut wajahnya memerah langsung sebab cemas. Lia mundur beberapa langkah saat Gara berjalan ke arahnya.Laki-laki itu lantas langsung menarik paksa kotak yang sedang dipegang gadis itu kemudian meminta bodyguard yang ada di luar masuk."Bawa ini ke mobil saya," perintah Gara setelah itupun Ia mengabaikan Lia tak lama Gara menelpon seseorang."Ada apa Tuan?" ujar seseorang yang ternyata
Happy Reading"Liburan ke mana?" tanya Gara jarang sekali laki-laki yang bodo amat itu bertanya demikian seakan Ia sangat penasaran.Tentu saja Ia ingin memastikan sesuatu tapi, seperti yang ada di otak Dion Ia pun bersikap sebaliknya."Kepo Lo," balasnya yang tidak memedulikan hal demikian.Ia pun bersama dengan bodyguardnya ingin meninggalkan tempat Gara tapi, belum sampai di depan pintu langkahnya sudah terhenti."Tania bersama dengan Delia," ujarnya to the point lantas hal itu membuat Dion tidak berani berkutik Ia pun hanya bisa diam.Dion yang hendak pulang itu lantas berbalik, menghadap ke arah Gara dan menatapnya tanpa ekspresi."Sejak kapan Lo tau keberadaan Delia," kata Gara dengan suara dingin.Ruangan itu kini hanya di huni oleh mereka berdua, aura yang dipancarkan keduanya lantas membuat seisi ruangan mencekam.Keduanya saling bertatapan satu sama lain, berbeda dengan tatapan yang diberikan Gara Dion justru tampak diam. Ia tidak bisa menjelaskan apapun sebab Tania melarang
Happy Reading"Kamu benar-benar gila," pekik Gara melepaskan tangan Lia dengan kuat yang dipegangnya sedari tadi hingga membuat gadis itu hampir jatuh.Gadis yang tadinya tersenyum senang ketika Gara meminta dirinya untuk pulang bersamanya kini menyesal setengah mati, laki-laki itu membawanya ke sebuah kamar hotel dengan mata yang tajam. Raut wajah Gara menyalakan api dan ancaman untuk dirinya membuat Lia bergetar.Lia mengerti apa yang membuat Gara semarah ini tapi, dengan licik Ia seolah-olah tidak mengetahuinya dan terduduk lemas. Tentu saja Gara tidak setuju dengan pertunangan ini, laki-laki itu hanya menuruti keinginan kedua orang tuanya. "Maaf sayang ... Aku tidak bisa menolaknya," keluh wanita itu memelaskan diri, dibalik wajahnya yang polos tentu tersimpan kelicikan.Gara sangat tidak menyukai kepribadian Lia, Ia tidak akan pernah bisa mencintai Lia walaupun fakta tidak bisa menutup bahwa Lia secantik itu tapi, tetap saja kepribadiannya tidak bisa membuat Gara suka. "Dasar
Happy Reading"Kau hendak ke mana?" tanya Dion pada Gara yang diikuti dua bodyguard-nya. Laki-laki yang mengenakan jeans pendek dan juga kaos casual itu sedikit menaikkan alisnya. "Amerika," ujarnya tanpa ada beban sedikitpun. Melihat itu Dion lantas mengerutkan keningnya. "Siapa yang mau bersama kau," ujarnya lagi dengan ketus tapi, Gara tetaplah Gara yang akan mengabaikan kalimat lawan bicaranya laki-laki langsung melengos dan masuk ke dalam pesawat yang sudah khusus dipesan oleh Dion untuk menjemput Tania. Sebelumnya selepas Dion kursus memasak tempo hari, Tania langsung marah dan mengabaikan Dion sebab laki-laki ini belum memberi tahu Tania. Alasannya nanti saja sebagai surprise, karena tidak ada tanggapan dari Tania Ia pun langsung berangkat. Mengingat pula pekerjaannya sedikit lengah dan bisa digantikan oleh manager. Dion tidak tau Gara akan tau keberangkatannya ke Amerika hari ini, jika Ia mencegah laki-laki ini untuk ikut bersamanya tentu saja Gara akan mengamuk boleh jadi
Happy ReadingDelia terdiam kaku saat seseorang yang tidak ingin Ia temui selamanya itu berada satu meter di depannya, berdiri seraya menatap dirinya dengan lambat. Wanita itu rasanya ingin pergi dari sana tapi, kakinya terlalu keluh untuk beranjak. "What the hell," umpat Tania yang berdiri di samping Delia melihat kedua orang yang tidak membawa koper tersebut ingin berjalan ke arah mereka. "Ya...Lo jangan marah sama Gue...Gue ngga tau sama sekali ini," lanjut Tania lagi melihat kedua orang itu ingin berjalan ke arahnya tatapan kesal sudah Tania tujukan pada Dion. Selepas landing mereka langsung ke sini, untungnya Dion sudah tau alamat tempat tinggal Delia. Tubuh Delia memanas bergetar seolah ada yang menghantamnya. "Delia...," lirih Gara ingin mendekat ke arah Delia namun, wanita itu menggeleng mundur lalu berlari kembali membuka pintu untuk ke kamar apartemennya. Namun, tentu saja Gara tidak akan membiarkan Delia lolos begitu saja. Saat wanita itu ingin masuk ke dalam lift dan
Happy Reading"Aku masih kesal kenapa Kamu kemarin tidak menghubungiku," ketus Tania pada Dion yang duduk di depannya ini. Dion hanya tersenyum seraya mengelus puncak kepala Tania, keduanya saling bertatapan tak lama mereka pun mendekatkan wajah. Dion memang sudah sangat merindukan Tania begitu pula dengan istrinya ini yang merindukan setiap sentuhan sang suami pada kulitnya. Hotel berbintang yang sangat mahal itu penuh dengan hasrat keduanya yang kian memuncak, Dion melepaskan perlahan piyama yang dikenakan oleh Tania. Sapuan demi sapuan pada bibirnya kian turun, Dion tidak melewatkan setiap inci pun tubuh Tania. Ntah sejak kapan wanita itu telah bertelanjang dada, dua gundukan yang dinanti-nanti oleh Dion pun akhirnya dapat Ia rasakan. "Ahhh...ahhh...." desahan dari bibir Tania semakin membuat Dion bergairah Ia pun lantas langsung mengulum puncak buah dada istrinya. Permainan mereka semakin liar, ruangan yang berukuran besar itu penuh oleh erangan keduanya. Bahkan keringat suda
Happy Reading"Delia gimana ya," ujar Tania merasa khawatir dengan Delia yang Ia tinggalkan bersama Gara, walaupun Ia yakin Gara tidak akan bertindak yang aneh tapi, tetap saja Tania khawatir. "Tidak perlu khawatir...Dia aman," kata Dion lagi mengecup leher Tania. Ntah kenapa Ia juga heran mengapa dia sangat candu dengan tubuh Tania, rasanya Ia tidak ingin melepaskan juniornya dari liang vagina Tania yang saat ini masih basah. Lagi-lagi Dion meletakkan jarinya di atas sana, perlahan-lahan semakin ke dalam. Ia sangat sudah menggoda Tania, erangan wanita itupun kian menggila ketika Dion mengobok miliknya dengan brutal. "Emm...Di... onn..." Tania bahkan menyebutkan nama suaminya secara gamblang melihat wajah sayu istrinya yang hampir mencapai puncak itu langsung saja Dion melepaskan tangannya dan menindih tubuh Tania. Sungguh ini sangat nikmat, tubuh Tania bergetar menikmati puncak klimaksnya dan ini benar-benar orgasme. Mereka lagi-lagi melanjutkan permainan panas ini. Jika dulu m
Happy ReadingDelia bersandar di kepala ranjang sementara Gara sedang membuat susu di dapur, laki-laki yang sendiri itu lagi-lagi melihat foto yang baru saja membuatnya tersenyum dengan lembar. Picture ukuran kecil itu adalah hasil USG Delia tadi siang, melihatnya membuat Gara semakin ingin menetap di sini. Saat Ia tengah melihat gambar itu suara ponselnya pun berdering, sebuah nama yang membuatnya hilang mood itu langsung diabaikannya karena tidak ingin diganggu Gara pun mematikan ponselnya. Ketika Gara baru keluar dari dapur, saat itu juga Dion dan Tania membuka pintu. Mereka menaikan alis saat melihat Gara membawa nampan berisi susu dan jual buah yang sudah di pohon, laki-laki dengan kemeja denim itu terlihat berbeda dari biasanya. Sementara Dion menahan tawa Tania justru mengerutkan keningnya. "Ngapain Lo," ujar Tania dengan ketus seperti mereka seumuran saja padahal jarak waktu keduanya berbeda jauh. "Hahahaha Ceo Walton seperti pelayan," tawa Dion hal itu lantas diabaikan o