Happy Reading"Liburan ke mana?" tanya Gara jarang sekali laki-laki yang bodo amat itu bertanya demikian seakan Ia sangat penasaran.Tentu saja Ia ingin memastikan sesuatu tapi, seperti yang ada di otak Dion Ia pun bersikap sebaliknya."Kepo Lo," balasnya yang tidak memedulikan hal demikian.Ia pun bersama dengan bodyguardnya ingin meninggalkan tempat Gara tapi, belum sampai di depan pintu langkahnya sudah terhenti."Tania bersama dengan Delia," ujarnya to the point lantas hal itu membuat Dion tidak berani berkutik Ia pun hanya bisa diam.Dion yang hendak pulang itu lantas berbalik, menghadap ke arah Gara dan menatapnya tanpa ekspresi."Sejak kapan Lo tau keberadaan Delia," kata Gara dengan suara dingin.Ruangan itu kini hanya di huni oleh mereka berdua, aura yang dipancarkan keduanya lantas membuat seisi ruangan mencekam.Keduanya saling bertatapan satu sama lain, berbeda dengan tatapan yang diberikan Gara Dion justru tampak diam. Ia tidak bisa menjelaskan apapun sebab Tania melarang
Happy Reading"Kamu benar-benar gila," pekik Gara melepaskan tangan Lia dengan kuat yang dipegangnya sedari tadi hingga membuat gadis itu hampir jatuh.Gadis yang tadinya tersenyum senang ketika Gara meminta dirinya untuk pulang bersamanya kini menyesal setengah mati, laki-laki itu membawanya ke sebuah kamar hotel dengan mata yang tajam. Raut wajah Gara menyalakan api dan ancaman untuk dirinya membuat Lia bergetar.Lia mengerti apa yang membuat Gara semarah ini tapi, dengan licik Ia seolah-olah tidak mengetahuinya dan terduduk lemas. Tentu saja Gara tidak setuju dengan pertunangan ini, laki-laki itu hanya menuruti keinginan kedua orang tuanya. "Maaf sayang ... Aku tidak bisa menolaknya," keluh wanita itu memelaskan diri, dibalik wajahnya yang polos tentu tersimpan kelicikan.Gara sangat tidak menyukai kepribadian Lia, Ia tidak akan pernah bisa mencintai Lia walaupun fakta tidak bisa menutup bahwa Lia secantik itu tapi, tetap saja kepribadiannya tidak bisa membuat Gara suka. "Dasar
Happy Reading"Kau hendak ke mana?" tanya Dion pada Gara yang diikuti dua bodyguard-nya. Laki-laki yang mengenakan jeans pendek dan juga kaos casual itu sedikit menaikkan alisnya. "Amerika," ujarnya tanpa ada beban sedikitpun. Melihat itu Dion lantas mengerutkan keningnya. "Siapa yang mau bersama kau," ujarnya lagi dengan ketus tapi, Gara tetaplah Gara yang akan mengabaikan kalimat lawan bicaranya laki-laki langsung melengos dan masuk ke dalam pesawat yang sudah khusus dipesan oleh Dion untuk menjemput Tania. Sebelumnya selepas Dion kursus memasak tempo hari, Tania langsung marah dan mengabaikan Dion sebab laki-laki ini belum memberi tahu Tania. Alasannya nanti saja sebagai surprise, karena tidak ada tanggapan dari Tania Ia pun langsung berangkat. Mengingat pula pekerjaannya sedikit lengah dan bisa digantikan oleh manager. Dion tidak tau Gara akan tau keberangkatannya ke Amerika hari ini, jika Ia mencegah laki-laki ini untuk ikut bersamanya tentu saja Gara akan mengamuk boleh jadi
Happy ReadingDelia terdiam kaku saat seseorang yang tidak ingin Ia temui selamanya itu berada satu meter di depannya, berdiri seraya menatap dirinya dengan lambat. Wanita itu rasanya ingin pergi dari sana tapi, kakinya terlalu keluh untuk beranjak. "What the hell," umpat Tania yang berdiri di samping Delia melihat kedua orang yang tidak membawa koper tersebut ingin berjalan ke arah mereka. "Ya...Lo jangan marah sama Gue...Gue ngga tau sama sekali ini," lanjut Tania lagi melihat kedua orang itu ingin berjalan ke arahnya tatapan kesal sudah Tania tujukan pada Dion. Selepas landing mereka langsung ke sini, untungnya Dion sudah tau alamat tempat tinggal Delia. Tubuh Delia memanas bergetar seolah ada yang menghantamnya. "Delia...," lirih Gara ingin mendekat ke arah Delia namun, wanita itu menggeleng mundur lalu berlari kembali membuka pintu untuk ke kamar apartemennya. Namun, tentu saja Gara tidak akan membiarkan Delia lolos begitu saja. Saat wanita itu ingin masuk ke dalam lift dan
Happy Reading"Aku masih kesal kenapa Kamu kemarin tidak menghubungiku," ketus Tania pada Dion yang duduk di depannya ini. Dion hanya tersenyum seraya mengelus puncak kepala Tania, keduanya saling bertatapan tak lama mereka pun mendekatkan wajah. Dion memang sudah sangat merindukan Tania begitu pula dengan istrinya ini yang merindukan setiap sentuhan sang suami pada kulitnya. Hotel berbintang yang sangat mahal itu penuh dengan hasrat keduanya yang kian memuncak, Dion melepaskan perlahan piyama yang dikenakan oleh Tania. Sapuan demi sapuan pada bibirnya kian turun, Dion tidak melewatkan setiap inci pun tubuh Tania. Ntah sejak kapan wanita itu telah bertelanjang dada, dua gundukan yang dinanti-nanti oleh Dion pun akhirnya dapat Ia rasakan. "Ahhh...ahhh...." desahan dari bibir Tania semakin membuat Dion bergairah Ia pun lantas langsung mengulum puncak buah dada istrinya. Permainan mereka semakin liar, ruangan yang berukuran besar itu penuh oleh erangan keduanya. Bahkan keringat suda
Happy Reading"Delia gimana ya," ujar Tania merasa khawatir dengan Delia yang Ia tinggalkan bersama Gara, walaupun Ia yakin Gara tidak akan bertindak yang aneh tapi, tetap saja Tania khawatir. "Tidak perlu khawatir...Dia aman," kata Dion lagi mengecup leher Tania. Ntah kenapa Ia juga heran mengapa dia sangat candu dengan tubuh Tania, rasanya Ia tidak ingin melepaskan juniornya dari liang vagina Tania yang saat ini masih basah. Lagi-lagi Dion meletakkan jarinya di atas sana, perlahan-lahan semakin ke dalam. Ia sangat sudah menggoda Tania, erangan wanita itupun kian menggila ketika Dion mengobok miliknya dengan brutal. "Emm...Di... onn..." Tania bahkan menyebutkan nama suaminya secara gamblang melihat wajah sayu istrinya yang hampir mencapai puncak itu langsung saja Dion melepaskan tangannya dan menindih tubuh Tania. Sungguh ini sangat nikmat, tubuh Tania bergetar menikmati puncak klimaksnya dan ini benar-benar orgasme. Mereka lagi-lagi melanjutkan permainan panas ini. Jika dulu m
Happy ReadingDelia bersandar di kepala ranjang sementara Gara sedang membuat susu di dapur, laki-laki yang sendiri itu lagi-lagi melihat foto yang baru saja membuatnya tersenyum dengan lembar. Picture ukuran kecil itu adalah hasil USG Delia tadi siang, melihatnya membuat Gara semakin ingin menetap di sini. Saat Ia tengah melihat gambar itu suara ponselnya pun berdering, sebuah nama yang membuatnya hilang mood itu langsung diabaikannya karena tidak ingin diganggu Gara pun mematikan ponselnya. Ketika Gara baru keluar dari dapur, saat itu juga Dion dan Tania membuka pintu. Mereka menaikan alis saat melihat Gara membawa nampan berisi susu dan jual buah yang sudah di pohon, laki-laki dengan kemeja denim itu terlihat berbeda dari biasanya. Sementara Dion menahan tawa Tania justru mengerutkan keningnya. "Ngapain Lo," ujar Tania dengan ketus seperti mereka seumuran saja padahal jarak waktu keduanya berbeda jauh. "Hahahaha Ceo Walton seperti pelayan," tawa Dion hal itu lantas diabaikan o
Happy Reading"Hah? Apa? Amerika? what the fuck," umpat Lia yang baru saja pulang ke rumahnya dan mendapatkan kabar bahwa Gara saat ini ada di Amerika dan sedang bersama seorang wanita. Yang ternyata wanita itu adalah mantan kekasihnya yang sedang mengandung anak dari Ceo Walton tersebut. "Kalau begini...Aku ngga akan bisa mendapatkan Gara," keluhnya sembari menangis di dalam kamar lagi-lagi Lia harus menangisi Gara yang seperti menangisi siapa saja. Sebenarnya Lia sangat membenci dirinya yang cengeng ini setiap memakai perasaan, Ia harus bisa menyingkirkan Delia dari kehidupan Lia. "Apa menariknya sih Dia," gerutu Lia betul-betul merasa kesal seraya menangia Ia pun melemparkan semua barang-barangnya hingga kamar pun berantakan. Sementara di lain tempat ntah apa yang bisa membuat kedua orang ini bisa saling berpelukan di atas kasur, seraya menonton movie. Tanpa ada percakapan hanya keheningan dan kehangatan yang menyatu pada keduanya di lain tempat kedua orang tua Gara sedang k
Happy ReadingSetelah beberapa bulan berlalu, keluarga Delia dan Gara memutuskan untuk merencanakan liburan keluarga yang istimewa. Destinasi yang mereka pilih adalah kota yang penuh keajaiban, kekayaan budaya, dan kemegahan arsitektur modern—Dubai.Pesawat mereka mendarat dengan nyaman di Bandara Internasional Dubai, mengawali petualangan yang tak terlupakan. Delia, Gara, Daniel, Tania, Dion, dan tentu saja, Chiya, mengeksplorasi setiap sudut kota dengan penuh semangat.Pertama-tama, mereka mengunjungi Burj Khalifa, menara tertinggi di dunia. Melihat keindahan kota Dubai dari ketinggian, mereka merasa terpana oleh keajaiban arsitektur modern. Chiya memandangi gemerlap lampu kota dengan mata yang berbinar-binar."Dubai benar-benar luar biasa, Tante Delia! Semuanya begitu indah," ujar Chiya penuh kagum.Delia tersenyum, "Iya, sayang. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, dan aku senang kita bisa berbagi momen ini bersama-sama."Mereka juga menjelajahi kawasan The Palm Jumeirah, pulau
Happy ReadingBulan itu, keluarga Delia dan Gara bersiap untuk merayakan momen yang luar biasa. Daniel, sang anak yang pernah bandel, kini akan melangkah di atas panggung untuk menerima gelar lulusan suma cum laude di Amerika. Keberhasilannya ini tak hanya menjadi kado istimewa untuk Daniel, tetapi juga menjadi buah dari perjalanan panjang keluarga ini.Seiring berjalannya waktu, Daniel telah menemukan arah hidupnya. Setiap tugas dan ujian yang dihadapinya membentuknya menjadi seorang mahasiswa yang berdedikasi dan berprestasi. Meskipun pernah melewati masa-masa sulit, tetapi kegigihan dan dukungan dari keluarganya, terutama Delia dan Gara, membantu Daniel tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berprestasi.Pada pagi hari kelulusannya, keluarga ini berkumpul dengan penuh semangat. Delia dan Gara, dengan penuh kebanggaan, memandang putra mereka yang telah melewati serangkaian ujian akademis. Mereka tahu bahwa momen ini tidak hanya tentang prestasi Daniel, tetapi juga tentang perjalan
Happy ReadingGara, seorang CEO perusahaan ternama, menjalani kehidupannya di puncak kesuksesan bersama Delia, istrinya yang cantik dan cerdas. Mereka adalah pasangan yang tak hanya memiliki kecintaan satu sama lain, tetapi juga saling mendukung dalam mencapai ambisi dan tujuan hidup mereka.Pagi itu, Gara dan Delia tiba di kantor dengan senyuman yang memancar keberhasilan. Kedua pasangan ini tidak hanya memiliki karier cemerlang, tetapi juga membangun fondasi pernikahan yang kokoh. Kehadiran Delia selalu menarik perhatian, bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga kepintarannya dan karismanya yang menghiasi setiap langkahnya.Ketika mereka melangkah masuk ke kantor, para pegawai tidak bisa menyembunyikan keterpesonaan mereka melihat kehadiran Delia. Sebagai seorang wanita yang tangguh dan inspiratif, Delia telah menjadi panutan banyak orang di kantor. Beliau tidak hanya menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam karier dan bisnis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjaga keseimba
Happy ReadingSuatu pagi, Gara datang dengan senyum cerah di wajahnya. Dia duduk di ruang keluarga, bersama Delia yang sedang menikmati secangkir kopi."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, sayang," ujar Gara dengan suara lembut.Delia menoleh, merasa penasaran, "Apa itu, Gara?"Gara tersenyum penuh kebahagiaan, "Aku telah memutuskan untuk pindah ke Indonesia."Delia terkejut dan bertanya, "Kenapa tiba-tiba?"Gara menjelaskan, "Aku merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menjalani petualangan baru. Aku ingin merasakan pengalaman hidup di Indonesia, dan aku ingin membangun rumah kita di sana."Delia, meski awalnya kaget, melihat kebahagiaan di mata Gara. Ia merasakan kehangatan dalam keputusan tersebut dan merasa senang bahwa Gara merencanakan sesuatu yang akan memperkaya hidup mereka."Benarkah? Aku senang mendengarnya," kata Delia dengan senyuman.Gara melanjutkan, "Dan, aku telah menemukan sebuah rumah yang sangat bagus di samping rumah Tania. Aku pikir ini akan menjadi temp
Happy ReadingDalam kepadatan rutinitas dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga, Chiya, yang masih berstatus sebagai seorang pelajar SMP, dititipkan pada Daniel yang sudah dewasa. Daniel dengan senang hati mengakomodasi keberadaan Chiya di tengah-tengah kesibukannya. Sebagai kakak yang bertanggung jawab, ia berjanji untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada Chiya selama waktu mereka bersama.Suasana di rumah menjadi lebih hidup dengan kehadiran Chiya. Daniel menyadari bahwa sementara ia memiliki tanggung jawab sebagai kakak, ia juga memiliki kesempatan untuk membangun ikatan yang lebih erat dengan adiknya. Chiya, dengan semangat dan keceriaannya, membawa energi positif yang menyenangkan ke dalam rumah.Dalam sebuah malam yang hangat, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Daniel sibuk menyelesaikan tugas akhirnya, sementara Chiya sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Meskipun mereka tengah terlibat dalam kesibukan masing-masing, namun tetap ada kehangatan dan rasa saling peduli di
Happy ReadingKabar dari Tania yang ingin memiliki anak lagi membuat Delia merasa begitu bahagia. Senyum merekah di wajahnya, dan matanya bersinar ketika ia memikirkan kebahagiaan yang bisa datang bagi keluarga mereka. Delia sangat mendukung keputusan Tania dan Dion untuk melanjutkan perjalanan cinta mereka dengan membawa anak kedua ke dalam keluarga.Namun, kegembiraan Delia berubah menjadi kekhawatiran dan kesedihan ketika ia mendengar bahwa Tania memiliki benjolan di rahimnya. Mereka berkumpul di ruang keluarga, suasana hati yang cerah mulai berubah menjadi hening dan penuh kekhawatiran."Benjolan di rahim?" Delia berkata dengan suara lembut, tetapi penuh dengan kecemasan. Pandangan matanya menuju Tania, yang duduk di samping Dion, dan keinginan untuk memberi dukungan bersinar di matanya.Tania mengangguk dengan berat hati, "Iya, Delia. Itu adalah berita yang mengejutkan bagiku juga."Delia duduk di samping Tania, meraih tangan temannya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tahu kamu ti
Happy ReadingDion dan Tania duduk di ruang tunggu klinik kesuburan, wajah mereka dipenuhi dengan campuran kekhawatiran dan harapan. Setelah perjalanan panjang dan perjuangan untuk memiliki anak pertama, kini mereka sedang dalam tahap konsultasi untuk memberikan adik untuk anak mereka yang tercinta.Dokter memanggil mereka ke ruangannya, dan Dion memberikan senyuman yang mencoba untuk menyiratkan keberanian pada istrinya. Di dalam ruangan, suasana hangat dari cahaya lampu sorot dan dinding berwarna lembut menciptakan lingkungan yang bersahabat. Dokter, seorang wanita berpenampilan ramah, duduk di balik meja dan mengajak mereka untuk duduk."Selamat datang kembali, Dion dan Tania. Bagaimana kita bisa membantu kalian hari ini?" tanya dokter dengan penuh kelembutan.Dion memberi isyarat pada Tania untuk mulai berbicara. Tania menelan ludahnya sejenak sebelum mengungkapkan, "Dokter, kami ingin memiliki anak lagi. Kami sangat mencintai anak kami yang pertama, dan kami ingin memberikan adik
Happy ReadingSementara Delia dan Gara mengeksplorasi keindahan pulau tropis, Daniel menemukan kebebasan yang baru di tengah kesehariannya di kota. Beberapa malam setelah kedua orangtuanya pergi, Daniel dan teman-temannya memutuskan untuk mengunjungi sebuah klub malam yang sedang populer di kota.Berpakaian rapi dengan sentuhan modern, Daniel dan teman-temannya tiba di klub dengan semangat penuh. Musik berdenyut di lantai dansa, cahaya berwarna-warni memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan. Daniel, yang biasanya lebih suka suasana yang tenang, merasa sedikit canggung pada awalnya. Namun, seiring berjalannya malam, ia menemukan cara untuk menikmati dan merayakan kebebasannya.Sambil menikmati malam di klub, Daniel tetap sadar akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya. Ia memutuskan untuk tetap setia pada komitmennya untuk belajar, bahkan di tengah hiruk-pikuk kesenangan malam. Beberapa kali, ia menyusup ke sudut klub dengan
Happy ReadingHari itu, matahari bersinar cerah di langit biru, menandakan awal dari petualangan baru bagi Delia dan Gara. Setelah sekian lama, mereka memutuskan untuk merencanakan liburan berdua, tanpa bayangan kecil yang biasanya selalu ikut serta dalam setiap petualangan mereka. Kali ini, Daniel, anak mereka yang sekarang telah tumbuh dewasa, memilih untuk menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebaya daripada bergabung dengan orang tuanya.Delia dan Gara tiba-tiba merasa seperti kembali pada masa-masa awal pernikahan mereka, ketika dunia terasa begitu luas dan penuh kemungkinan. Rencana liburan ini menjadi jembatan yang membawa mereka kembali pada momen-momen romantis yang pernah terjadi di masa lalu.Dengan tas penuh dengan semangat petualangan, mereka berdua berangkat ke destinasi yang telah lama mereka impikan: sebuah pulau tropis yang jauh dari keramaian kota. Perjalanan menuju pulau tersebut pun menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. Mereka tertawa, bercanda,