Happy readingGara mendengus kasar melihat Dion berwajah melas masuk ke dalam ruangannya, laki-laki yang bertubuh tegap itu tampak sangat layu. Tak ingin mendengar Dion mengeluh Gara lantas mengambil jasnya dan ingin pergi."Lo mau ke mana? temenin Gue," pinta Dion menahan dengan kuat lengan Gara yang ingin pergi.Sampai laki-laki itu mendorong tubuhnya dan mereka pun terduduk di sofa."Gue ribut sama Tania," ungkap Dion padahal Gara tidak ada bertanya sama sekali.Raut wajah Dion tampak sangat kusut seperti rambut yang tidak dicuci selama sebulan. Dua orang laki-laki yang hampir bernasib sama itu menghela nafas berbarengan."Mangkanya jadi cowok jangan murahan," ujar Gara membalikkan kalimat Dion tempo lalu yang mengatakannya brengsek."Namanya juga cowok," timpal Dion tidak terima Ia 'kan hanya membuang sperma supaya tidak jadi penyakit. Ahh Dion terlalu goblok bukan seperti itu juga kali seharusnya Ia mengerti dan tidak melakukan kesalahan lagi setelah menikah."Lo aja kali," ujar
Happy ReadingTania mengerucutkan bibir ketika Dion masuk ke dalam kamar, laki-laki itu takut-takut untuk berjalan mendekat ke arah istrinya yang masih dalam keadaan marah."Dari mana saja?" tanya Tania dengan nada meninggi, usai ribut yang membuat Tania hampir bunuh diri Dio pergi ke kantor Gara.Sementara Tania tadi tidur menenangkan pikirannya, mendengar itu Dion pun harus memberanikan diri mendekat ke arah Tania. Ia tidak ingin masalah rumah tangganya ini menjadi berlarut - larut sebelum Tania melaporkan dirinya pada keluarga besar. Dion juga takut sebab orang tuanya sekarang sangat berpihak pada Tania, bahkan aset yang diberikan pada Dion berganti nama Tania.Wanita itupun bergeser sedikit dan tidak ingin mendekat pada suaminya tapi, Dion tetap mengalah dan yah tentu dengan rayuan."Aku habis dari kantor Gara sayang ... tolong maafkan Aku ya," keluh Dion memohon pada Tania seraya menangkupkan kedua tangannya seperti anak kecil.Dion selalu saja bisa membuat Tania luluh belum lagi
Happy ReadingDelia tersenyum saat membuka pintu apartemen dan siapa yang datang seraya membawakan sebuah paper bag. "Maaf ya telat," ujar laki-laki itu yang berdiri di depan pintu di luar padahal sedang turun hujan dengan deras tapi, Ia masih saja datang ke sini. "Baru beberapa hari saja, thankyou so much," ucap Delia menerima a gift dari laki-laki itu. "Ehh iya...gimana bayinya sehat?" tanya David tak sungkan lagi Ia langsung mengelus perut Delia yang membuncit itu. "Sehat dong...lihat Dia gerak-gerak," kata Delia memperlihatkan pergerakan dari bayinya itu. Kedua orang ini lalu tertawa bersama, Delia membawa hadiah dari David hingga ke ruang tamu, Ia juga sudah masak beberapa menu untuk menyambut David. Laki-laki yang selalu ada untuk Delia itupun selalu memberikan hadiah setiap kali Ia pulang dari luar kota. "Kalau lagi kayak gini, Aku sering sesak Dok," kata Delia Ia sudah terbiasa dengan sebutan dokter mau itu di dalam rumah sakit ataupun pribadi seperti ini. "Biasa itu...
Happy ReadingDavid beberapa kali menatap wajah Delia dengan teliti dari samping, mau berapa kalipun Ia menatap Delia. Wanita itu tetap saja membuatnya terpesona, sambil bersandar di sofa dengan sebuah buku di tangannya wanita yang sedang mengandung itu terlihat sangat seksi. Saat tengah asik mengamati wajah Delia, David dikejutkan oleh wanita itu langsung."Ada apa?" tanya Delia melihat ke arah David Ia pikir laki-laki ini juga fokus dengan bukunya tapi, seperti sedang menatap dirinya."Em...tidak, Aku hanya melihat siklus pernapasan Kamu." klise sekali jawabannya jelas-jelas Ia sedang menatap wanita itu tapi, tetap saja menyangkal.Delia pun mengangguk dan kembali melanjutkan bacaannya sesekali mengelus perut yang membuncit itu. David masih dengan kesenangannya yang mengamati wajah Delia.David merupakan lulusan Harvard University empat tahun di atas Delia, Ia juga pernah menjadi lulusan terbaik fakultas kedokteran yang langsung melanjutkan study spesialis di Colombia. Saat sedang s
Happy ReadingBulan holiday telah tiba Delia menunggu kedatangan seseorang di airport, sambil menunggu Delia menghirup matcha hangat yang baru saja Ia beli. Satu semester sudah Ia lewati di sini, perutnya yang sedang mengandung bayi Gara itu tampak lebih besar, hari-hari Delia lewati dengan mencoba sembuh dan yah saat ini Ia jauh lebih baik.Saat Ia sedang menunggu tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menandakan seseorang yang sedang ditunggunya sedang menelpon."Delia ... Gue udah di lobby," ujar seseorang di seberang Delia pun melihat ke sekeliling sampai matanya berhenti di satu orang yang sedang membawa koper."Tania ...," teriak Delia melambaikan tangan pada wanita itu."Argh ... Delia...," teriak Tania tak kalah heboh langsung berlari menuju ke arah dimana Delia berdiri.Wanita itu langsung dipeluk dengan hangat oleh sahabatnya ini ternyata bertemu dengan seseorang yang sangat kita sayangi tentu membuat diri kita jadi lebih baik. Selang beberapa menit mereka berpelukan hingga Tania
Happy ReadingGara menggeram ketika Lia keluar dari ruangan yang pernah dipakai oleh Delia seraya membawa buku-buku yang pernah dipinjamkan Gara pada Delia. Seraya meredam amarahnya Gara memperhatikan apa yang dilakukan oleh wanita itu. Untungnya Gara masih tidak membiarkan Lia mengetahui ruang rahasia yang ada di kantornya ini jika tidak bisa-bisa Ia akan mengacaukan semuanya."Aku mau membuang semua buku ini," ujar gadis yang sangat tidak menyukai sesuatu tentang manajemen itu lantas hal tersebut membuat Gara meledak."Apa-apaan Kamu," teriaknya sambil berdiri gadis yang tadinya tersenyum seketika terkejut wajahnya memerah langsung sebab cemas. Lia mundur beberapa langkah saat Gara berjalan ke arahnya.Laki-laki itu lantas langsung menarik paksa kotak yang sedang dipegang gadis itu kemudian meminta bodyguard yang ada di luar masuk."Bawa ini ke mobil saya," perintah Gara setelah itupun Ia mengabaikan Lia tak lama Gara menelpon seseorang."Ada apa Tuan?" ujar seseorang yang ternyata
Happy Reading"Liburan ke mana?" tanya Gara jarang sekali laki-laki yang bodo amat itu bertanya demikian seakan Ia sangat penasaran.Tentu saja Ia ingin memastikan sesuatu tapi, seperti yang ada di otak Dion Ia pun bersikap sebaliknya."Kepo Lo," balasnya yang tidak memedulikan hal demikian.Ia pun bersama dengan bodyguardnya ingin meninggalkan tempat Gara tapi, belum sampai di depan pintu langkahnya sudah terhenti."Tania bersama dengan Delia," ujarnya to the point lantas hal itu membuat Dion tidak berani berkutik Ia pun hanya bisa diam.Dion yang hendak pulang itu lantas berbalik, menghadap ke arah Gara dan menatapnya tanpa ekspresi."Sejak kapan Lo tau keberadaan Delia," kata Gara dengan suara dingin.Ruangan itu kini hanya di huni oleh mereka berdua, aura yang dipancarkan keduanya lantas membuat seisi ruangan mencekam.Keduanya saling bertatapan satu sama lain, berbeda dengan tatapan yang diberikan Gara Dion justru tampak diam. Ia tidak bisa menjelaskan apapun sebab Tania melarang
Happy Reading"Kamu benar-benar gila," pekik Gara melepaskan tangan Lia dengan kuat yang dipegangnya sedari tadi hingga membuat gadis itu hampir jatuh.Gadis yang tadinya tersenyum senang ketika Gara meminta dirinya untuk pulang bersamanya kini menyesal setengah mati, laki-laki itu membawanya ke sebuah kamar hotel dengan mata yang tajam. Raut wajah Gara menyalakan api dan ancaman untuk dirinya membuat Lia bergetar.Lia mengerti apa yang membuat Gara semarah ini tapi, dengan licik Ia seolah-olah tidak mengetahuinya dan terduduk lemas. Tentu saja Gara tidak setuju dengan pertunangan ini, laki-laki itu hanya menuruti keinginan kedua orang tuanya. "Maaf sayang ... Aku tidak bisa menolaknya," keluh wanita itu memelaskan diri, dibalik wajahnya yang polos tentu tersimpan kelicikan.Gara sangat tidak menyukai kepribadian Lia, Ia tidak akan pernah bisa mencintai Lia walaupun fakta tidak bisa menutup bahwa Lia secantik itu tapi, tetap saja kepribadiannya tidak bisa membuat Gara suka. "Dasar
Happy ReadingSetelah beberapa bulan berlalu, keluarga Delia dan Gara memutuskan untuk merencanakan liburan keluarga yang istimewa. Destinasi yang mereka pilih adalah kota yang penuh keajaiban, kekayaan budaya, dan kemegahan arsitektur modern—Dubai.Pesawat mereka mendarat dengan nyaman di Bandara Internasional Dubai, mengawali petualangan yang tak terlupakan. Delia, Gara, Daniel, Tania, Dion, dan tentu saja, Chiya, mengeksplorasi setiap sudut kota dengan penuh semangat.Pertama-tama, mereka mengunjungi Burj Khalifa, menara tertinggi di dunia. Melihat keindahan kota Dubai dari ketinggian, mereka merasa terpana oleh keajaiban arsitektur modern. Chiya memandangi gemerlap lampu kota dengan mata yang berbinar-binar."Dubai benar-benar luar biasa, Tante Delia! Semuanya begitu indah," ujar Chiya penuh kagum.Delia tersenyum, "Iya, sayang. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, dan aku senang kita bisa berbagi momen ini bersama-sama."Mereka juga menjelajahi kawasan The Palm Jumeirah, pulau
Happy ReadingBulan itu, keluarga Delia dan Gara bersiap untuk merayakan momen yang luar biasa. Daniel, sang anak yang pernah bandel, kini akan melangkah di atas panggung untuk menerima gelar lulusan suma cum laude di Amerika. Keberhasilannya ini tak hanya menjadi kado istimewa untuk Daniel, tetapi juga menjadi buah dari perjalanan panjang keluarga ini.Seiring berjalannya waktu, Daniel telah menemukan arah hidupnya. Setiap tugas dan ujian yang dihadapinya membentuknya menjadi seorang mahasiswa yang berdedikasi dan berprestasi. Meskipun pernah melewati masa-masa sulit, tetapi kegigihan dan dukungan dari keluarganya, terutama Delia dan Gara, membantu Daniel tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berprestasi.Pada pagi hari kelulusannya, keluarga ini berkumpul dengan penuh semangat. Delia dan Gara, dengan penuh kebanggaan, memandang putra mereka yang telah melewati serangkaian ujian akademis. Mereka tahu bahwa momen ini tidak hanya tentang prestasi Daniel, tetapi juga tentang perjalan
Happy ReadingGara, seorang CEO perusahaan ternama, menjalani kehidupannya di puncak kesuksesan bersama Delia, istrinya yang cantik dan cerdas. Mereka adalah pasangan yang tak hanya memiliki kecintaan satu sama lain, tetapi juga saling mendukung dalam mencapai ambisi dan tujuan hidup mereka.Pagi itu, Gara dan Delia tiba di kantor dengan senyuman yang memancar keberhasilan. Kedua pasangan ini tidak hanya memiliki karier cemerlang, tetapi juga membangun fondasi pernikahan yang kokoh. Kehadiran Delia selalu menarik perhatian, bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga kepintarannya dan karismanya yang menghiasi setiap langkahnya.Ketika mereka melangkah masuk ke kantor, para pegawai tidak bisa menyembunyikan keterpesonaan mereka melihat kehadiran Delia. Sebagai seorang wanita yang tangguh dan inspiratif, Delia telah menjadi panutan banyak orang di kantor. Beliau tidak hanya menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam karier dan bisnis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjaga keseimba
Happy ReadingSuatu pagi, Gara datang dengan senyum cerah di wajahnya. Dia duduk di ruang keluarga, bersama Delia yang sedang menikmati secangkir kopi."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, sayang," ujar Gara dengan suara lembut.Delia menoleh, merasa penasaran, "Apa itu, Gara?"Gara tersenyum penuh kebahagiaan, "Aku telah memutuskan untuk pindah ke Indonesia."Delia terkejut dan bertanya, "Kenapa tiba-tiba?"Gara menjelaskan, "Aku merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menjalani petualangan baru. Aku ingin merasakan pengalaman hidup di Indonesia, dan aku ingin membangun rumah kita di sana."Delia, meski awalnya kaget, melihat kebahagiaan di mata Gara. Ia merasakan kehangatan dalam keputusan tersebut dan merasa senang bahwa Gara merencanakan sesuatu yang akan memperkaya hidup mereka."Benarkah? Aku senang mendengarnya," kata Delia dengan senyuman.Gara melanjutkan, "Dan, aku telah menemukan sebuah rumah yang sangat bagus di samping rumah Tania. Aku pikir ini akan menjadi temp
Happy ReadingDalam kepadatan rutinitas dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga, Chiya, yang masih berstatus sebagai seorang pelajar SMP, dititipkan pada Daniel yang sudah dewasa. Daniel dengan senang hati mengakomodasi keberadaan Chiya di tengah-tengah kesibukannya. Sebagai kakak yang bertanggung jawab, ia berjanji untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada Chiya selama waktu mereka bersama.Suasana di rumah menjadi lebih hidup dengan kehadiran Chiya. Daniel menyadari bahwa sementara ia memiliki tanggung jawab sebagai kakak, ia juga memiliki kesempatan untuk membangun ikatan yang lebih erat dengan adiknya. Chiya, dengan semangat dan keceriaannya, membawa energi positif yang menyenangkan ke dalam rumah.Dalam sebuah malam yang hangat, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Daniel sibuk menyelesaikan tugas akhirnya, sementara Chiya sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Meskipun mereka tengah terlibat dalam kesibukan masing-masing, namun tetap ada kehangatan dan rasa saling peduli di
Happy ReadingKabar dari Tania yang ingin memiliki anak lagi membuat Delia merasa begitu bahagia. Senyum merekah di wajahnya, dan matanya bersinar ketika ia memikirkan kebahagiaan yang bisa datang bagi keluarga mereka. Delia sangat mendukung keputusan Tania dan Dion untuk melanjutkan perjalanan cinta mereka dengan membawa anak kedua ke dalam keluarga.Namun, kegembiraan Delia berubah menjadi kekhawatiran dan kesedihan ketika ia mendengar bahwa Tania memiliki benjolan di rahimnya. Mereka berkumpul di ruang keluarga, suasana hati yang cerah mulai berubah menjadi hening dan penuh kekhawatiran."Benjolan di rahim?" Delia berkata dengan suara lembut, tetapi penuh dengan kecemasan. Pandangan matanya menuju Tania, yang duduk di samping Dion, dan keinginan untuk memberi dukungan bersinar di matanya.Tania mengangguk dengan berat hati, "Iya, Delia. Itu adalah berita yang mengejutkan bagiku juga."Delia duduk di samping Tania, meraih tangan temannya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tahu kamu ti
Happy ReadingDion dan Tania duduk di ruang tunggu klinik kesuburan, wajah mereka dipenuhi dengan campuran kekhawatiran dan harapan. Setelah perjalanan panjang dan perjuangan untuk memiliki anak pertama, kini mereka sedang dalam tahap konsultasi untuk memberikan adik untuk anak mereka yang tercinta.Dokter memanggil mereka ke ruangannya, dan Dion memberikan senyuman yang mencoba untuk menyiratkan keberanian pada istrinya. Di dalam ruangan, suasana hangat dari cahaya lampu sorot dan dinding berwarna lembut menciptakan lingkungan yang bersahabat. Dokter, seorang wanita berpenampilan ramah, duduk di balik meja dan mengajak mereka untuk duduk."Selamat datang kembali, Dion dan Tania. Bagaimana kita bisa membantu kalian hari ini?" tanya dokter dengan penuh kelembutan.Dion memberi isyarat pada Tania untuk mulai berbicara. Tania menelan ludahnya sejenak sebelum mengungkapkan, "Dokter, kami ingin memiliki anak lagi. Kami sangat mencintai anak kami yang pertama, dan kami ingin memberikan adik
Happy ReadingSementara Delia dan Gara mengeksplorasi keindahan pulau tropis, Daniel menemukan kebebasan yang baru di tengah kesehariannya di kota. Beberapa malam setelah kedua orangtuanya pergi, Daniel dan teman-temannya memutuskan untuk mengunjungi sebuah klub malam yang sedang populer di kota.Berpakaian rapi dengan sentuhan modern, Daniel dan teman-temannya tiba di klub dengan semangat penuh. Musik berdenyut di lantai dansa, cahaya berwarna-warni memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan. Daniel, yang biasanya lebih suka suasana yang tenang, merasa sedikit canggung pada awalnya. Namun, seiring berjalannya malam, ia menemukan cara untuk menikmati dan merayakan kebebasannya.Sambil menikmati malam di klub, Daniel tetap sadar akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya. Ia memutuskan untuk tetap setia pada komitmennya untuk belajar, bahkan di tengah hiruk-pikuk kesenangan malam. Beberapa kali, ia menyusup ke sudut klub dengan
Happy ReadingHari itu, matahari bersinar cerah di langit biru, menandakan awal dari petualangan baru bagi Delia dan Gara. Setelah sekian lama, mereka memutuskan untuk merencanakan liburan berdua, tanpa bayangan kecil yang biasanya selalu ikut serta dalam setiap petualangan mereka. Kali ini, Daniel, anak mereka yang sekarang telah tumbuh dewasa, memilih untuk menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebaya daripada bergabung dengan orang tuanya.Delia dan Gara tiba-tiba merasa seperti kembali pada masa-masa awal pernikahan mereka, ketika dunia terasa begitu luas dan penuh kemungkinan. Rencana liburan ini menjadi jembatan yang membawa mereka kembali pada momen-momen romantis yang pernah terjadi di masa lalu.Dengan tas penuh dengan semangat petualangan, mereka berdua berangkat ke destinasi yang telah lama mereka impikan: sebuah pulau tropis yang jauh dari keramaian kota. Perjalanan menuju pulau tersebut pun menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. Mereka tertawa, bercanda,