Happy ReadingSuasana malam yang hangat melingkupi ruangan mewah tempat Gara, Dion, Tania, dan Delia berkumpul bersama. Meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat dan gelas anggur yang mengalir, menciptakan atmosfer yang penuh keceriaan. Mereka, empat sahabat dekat, duduk bersama untuk saling berbagi cerita tentang kehidupan dan hubungan masing-masing.Gara, sebagai tuan rumah, menyuguhkan cerita pertama. "Kalian tahu, pekerjaan di perusahaan semakin menantang, tapi saya merasa sangat bersemangat dengan perkembangan yang kita capai. Tapi tentu saja, Delia selalu menjadi pilar dukungan saya."Delia tersenyum bangga, "Gara selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga dan pekerjaan. Saya bersyukur memiliki seorang suami yang tangguh dan penuh semangat."Tania tertawa, "Kamu berdua memang pasangan hebat. Jadi, Dion, bagaimana denganmu? Bagaimana hubunganmu dengan Tania?"Dion, yang sedang mengunyah, tersenyum dan menjawab, "Kami masih sama-sama mencoba untuk menyempurnakan pernikahan kami
Happy ReadingSuasana senja meliputi rumah itu dengan kehangatan dan ketenangan. Lampu lampu kecil di kamar Delia dan Gara menciptakan cahaya temaram yang menambah suasana romantis. Mereka duduk di ujung tempat tidur, terperangkap dalam dunia keintiman mereka sendiri. Gara memandang Deila dengan mata penuh cinta, dan Delia membalasnya dengan senyuman manis.Gara berbicara dengan lembut pada Delia "Kau tahu, hidup bersamamu adalah anugerah terbesar bagiku.""Dan aku merasa sama, Gara. Kita sudah bersama melalui begitu banyak hal, dan aku tak bisa membayangkan hidupku tanpamu," balas Delia mengelus wajah Gara. Sementara itu, di ruang tamu Daniel yang berusia lima tahun sedang sibuk bermain dengan mainan mobil-mobilannya. Namun, matanya tak bisa lepas dari pintu kamar yang terbuka sedikit, membiarkan suara bisikan dan tawa kecil kedua orangt uanya masuk ke telinganya.Daniel kemudian mengerutkan kening lalu berujar"Mama dan papa ngapain ya di kamar? Kok mereka seneng banget?"Kecurigaa
Happy ReadingSuasana malam itu begitu mempesona di pesta peringatan delapan tahun pernikahan Tania dan Dion. Gedung perjamuan yang indah dihiasi dengan lampu-lampu berwarna hangat dan bunga-bunga segar, menciptakan suasana romantis yang sempurna. Tamu-tamu yang hadir mengenakan pakaian pesta, dan tawa riang memenuhi udara.Tania dan Dion, pasangan yang merayakan perjalanan delapan tahun kebersamaan mereka, berdiri di pintu masuk untuk menyambut tamu-tamu mereka. Di antara para tamu, Delia, Gara, dan Daniel tiba dengan penuh semangat. Mereka mengenakan pakaian seragam yang dipilih secara hati-hati untuk merayakan momen istimewa ini.Delia mengenakan gaun panjang berwarna biru laut yang memancarkan keanggunan, sementara Gara mengenakan setelan jas hitam yang membuatnya terlihat tampan. Daniel, dengan kegembiraannya yang khas, mengenakan setelan yang senada dengan Gara, dengan dasi kupu-kupu yang sedikit melenceng.Tania: (tersenyum melihat mereka) Delia, Gara, Daniel! Senang sekali kal
Happy ReadingOrang tua Gara, masuk dengan perasaan cemas di wajah mereka. Gara dan Delia, yang tengah duduk di sofa kamar, melihat kedatangan mereka dengan ekspresi campuran antara kejutan dan ketegangan.Gara mengernyitkan kening Ada apa, mama, papa? Kenapa kalian datang?Ayah Gara menyeka air mata "Kami datang untuk meminta maaf, anakku.Ibu Gara: (mengangguk setuju) Kami menyadari betapa banyak kesalahan yang telah kami lakukan, terutama terhadapmu, Delia.Delia: (menghela nafas) Maafkan saya, bu, pa, tapi saya tidak yakin apakah saya siap mendengarkan ini sekarang.Gara: (memeluk Delia) Saya pikir kita harus memberi mereka kesempatan untuk berbicara.Ayah Gara: (sambil menundukkan kepala) Kami menyadari bahwa kami telah membuat hidupmu sulit, Delia. Kami menyia-nyiakan banyak waktu dan kesempatan untuk memperbaiki hubungan ini.Ibu Gara: (meneteskan air mata) Kami tahu betapa kuatnya kamu, Delia, telah menjalani begitu banyak hal bersama Gara dan Daniel. Dan kami menyesal karena
Happy ReadingHujan lebat turun di malam itu, membasahi jendela kamar Tania. Perasaannya bergejolak, dan dia merasa lapar. Namun, bukan makanan biasa yang dia inginkan. Tania, yang kini sedang hamil, merasakan keinginan aneh yang sulit dijelaskan."Dion," panggil Tania dengan lembut, "Aku ingin moci. Moci yang hanya bisa kita dapatkan di Jepang."Dion, yang sedang duduk di sampingnya, menatapnya dengan heran. "Moci dari Jepang? Tania, kita tidak bisa mendapatkan itu di sini."Tania mendesah, matanya berkilat. "Aku tahu, tapi aku ingin itu, Dion. Tolong, belikan aku moci itu."Dion mencoba meredakan keinginan istrinya dengan menawarkan alternatif. "Mungkin aku bisa mencarinya di toko-toko khusus. Mungkin ada moci yang mirip di sini."Tetapi Tania menolak. "Tidak, tidak boleh mirip. Aku ingin yang dari Jepang. Rasa dan teksturnya harus sama persis."Dengan niat baik dan tanpa bisa menahan senyum, Dion mengangguk setuju. "Baiklah, aku akan mencoba yang terbaik. Tapi tidak sekarang, Tania
Happy ReadingHari itu, angin sepoi-sepoi berhembus di Belanda, memberikan kesan sejuk namun menyegarkan. Tania dan suaminya, Michael, telah menantikan momen ini selama sembilan bulan. Kini, mereka bersiap menyambut kelahiran anak pertama mereka. Rumah sakit di Amsterdam menjadi saksi dari cerita kelahiran yang penuh kebahagiaan ini.Sejak pagi, Tania telah dirawat oleh tim dokter dan perawat yang sangat berpengalaman di bidang obstetri. Proses persalinan di Belanda dikenal dengan pendekatan holistik dan perhatian pada kesejahteraan ibu dan bayi. Tania merasa aman dan didukung sepenuhnya oleh tim medis yang terampil.Dokter kandungan, Dr. van der Linden, memeriksa Tania secara rutin selama kehamilan, memberikan saran, dan menjelaskan setiap tahapan proses persalinan. Sejak awal, mereka memutuskan untuk melibatkan seorang doula, seorang pendamping kelahiran profesional, untuk memberikan dukungan emosional dan fisik tambahan kepada Tania dan Michael. "Kita akan menjalani ini bersama-sa
Happy ReadingHembusan angin sepoi-sepoi menyambut kepulangan Tania, Dion, dan sang bayi perempuan ke dalam rumah mereka yang penuh kasih. Setiap sudut ruangan dipenuhi dengan senyum, cahaya kebahagiaan, dan harapan untuk masa depan yang penuh berkat. Mereka diberkati dengan kehadiran malaikat kecil mereka yang membawa keceriaan dan kasih sayang.Dion memeluk Tania erat, "Kita sekarang memiliki keluarga kecil kita sendiri, Tania. Aku tidak bisa lebih bahagia lagi."Tania tersenyum lembut, melihat mata kecil bayi perempuan mereka yang tertidur nyenyak. "Dia adalah anugerah terindah dalam hidup kita, Dion. Kita akan memberikan yang terbaik untuknya."Kedua orang tua tersebut menghabiskan malam pertama mereka bersama bayi mereka di rumah. Suasana hangat dan damai melingkupi mereka saat mereka menatap keindahan kehidupan yang baru lahir di antara mereka. Pakaian bayi yang lembut dan wangi, tempat tidur bayi yang hangat, dan sentuhan cinta yang tidak terbatas menjadi penanda perjalanan bar
Happy ReadingBeberapa bulan berlalu sejak kelahiran Chiya Aurora, kehidupan Delia dan keluarganya terus berkembang menjadi lebih indah dan berwarna. Delia dan suaminya merasa senang karena akhirnya berhasil membeli rumah yang lebih besar di dekat Harvard University. Rumah baru mereka menjadi saksi kebahagiaan keluarga kecil yang semakin solid.Pagi itu, Delia mengantarkan Daniel ke sekolah seperti biasa, mobil baru mereka meluncur dengan lincah di jalan raya. Daniel, yang duduk di kursi belakang, melihat sekeliling dengan mata berbinar-binar. "Mama, ini seperti rumah yang baru juga, kan?"Delia tersenyum, "Ya, sayang. Kita akan pulang ke rumah baru kita setelah ini. Apa pendapatmu tentang rumah barunya?"Daniel mengangguk antusias, "Rumahnya besar dan cantik, Mama. Aku suka!"Sementara itu, di rumah, Dion dan Tania sibuk mengurus Chiya yang semakin hari semakin menggemaskan. Mereka duduk bersama di ruang tamu yang hangat, Chiya tertidur dengan nyenyak di pangkuan Tania. Dion menatap