Share

Negoisasi

Author: Meyyis
last update Last Updated: 2021-06-13 09:15:02

Mario masih susah payah menyeret lelaki itu ke tepian. Setelah sampai tepian, dia meletakkan tubuh lelaki itu di rerumputan. Kemudian, dia berhenti sejenak untuk mengambil nafas.

                   

Mario menyapu wajahnya yang penuh dengan air. Matanya terasa sedikit perih karena kemasukan air.

“Hufff ... luar biasa. Kau kira nyawamu sembilan lembar. Mau bunuh diri nggak bisa renang terjun ke sungai,” keluh Mario. Dia melakukan PCR dengan menekan dada lelaki itu. Sekali sampai beberapa kali lelaki itu belum juga dapat bernafas.

“Ayolah!” Mario menekan terus dada lelaki itu, hingga akhirnya dia terbatuk-batuk dan memuntahkan air yang di minumnya. Lelaki itu akan kabur, namun Mario cekatan dia langsung memborgol lelaki itu.

“Jangan lakukan lagi. Kau tidak ingat anak istrimu di rumah?&rd

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • CEO Mencari Cinta   Tersangka

    “Sok tahu! Kau mau tahu masa kecilku? Aku juga sama sepertimu di jalanan mengemis sana-sini. Tapi, aku bisa memilih mana yang baik dan tidak merugikan negara. Aku tidak hanya memikirkan perutku sendiri.” Mario menajamkan matanya. Lelaki itu sangat membenci tawanan yang ada di depannya. Sebenarnya, mereka sama. Dari lembah hina yang selalu di sebut sampah masyarakat. Namun, saat itu tekad Mario bulat. Saat jualan di depan kantor polisi, sesekali dia mewawancarai seorang polisi. Dulu, seringkali lelaki itu berhayal kepingin jadi polisi.Saat usianya sudah menginjak delapan belas tahun dan dia lulus kejar paket C, maka mencoba peruntungannya dengan mendaftar sebagai taruna. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Gayung bersambut, lelaki dengan rambut setengah ikal itu diterima. Bahkan karena usahanya yang gigih, dia berprestasi. Itulah sepenggal kisah masa kecil Mario. Tidak ada yang tahu. Lelaki yang baru menikah belum genap satu tahun itu memiliki kisah t

    Last Updated : 2021-06-13
  • CEO Mencari Cinta   Tanda Selesai

    Lelaki itu terdiam. Mungkin, dia mulai menyadari akan omongan Mario. Di atas jembatan, sudah bertengger mobil polisi, yang akan menjemput mereka. Mario melambaikan tangannya, kemudian mereka yang baru turun dari mobil polisi itu melakukan penyusuran di bantaran sungai. Cukup lama, karena mereka harus sedikit memutar untuk menggapai posisi Mario sekarang. Mario menunggunya dengan sabar.Setelah sekian waktu, akhirnya anggotanya Mario tiba juga. Dua orang berseragam lengkap mengambangi polisi yang lebih sering berseragam preman itu.“Komandan, di mana yang lainnya. Angga? Bukankah dia bersama Anda?” tanya salah satu anggota. Dia mulai mengangkat tawanan dengan tandu. Lelaki itu memang merepotkan. Apakah dia tidak tahu tugas polisi akan semakin berat jika seperti ini.“Dia sama Ilham mengejar target ke arah selatan. Wisnu sudah menyusul?” tanya Mario.“Oh, pak W

    Last Updated : 2021-06-13
  • CEO Mencari Cinta   Pembebasan Yang Manis

    “Tenang, Mas Ilham. Kita ikuti Pak polisi saja. Sepertinya si doggy juga mengarah ke sana. Hanya saja, ini jalannya yang mana?” tukas Rendra suami Lita.“Huff ... ini traking sulit sepertinya mas Ilham. Kita kirim SOS saja. Siapa tahu ada anggota lain menyusul. Kita tunggu di sini.” Wafa menyuruh bang Doel membuat asap untuk memberi tahu anggota yang mau menyusul. Ah, mereka tidak ada yang membawa korek api. Sehingga bang Doel memakai cara lama untuk membuat api. Dia menggesekkan dua batu berwarna hitam untuk membuat percikan api di atas daun-daun kering. Cukup lama bang Doel berusaha. Setelah berusaha cukup keras, akhirnya tidak perlu waktu lama lagi api membakar daun-daun kering itu.Untuk membuat asap membumbung, lelaki penjual nasi goreng itu mencari sabut kelapa. Dia memberikan di atas api tersebut, sehingga asap terbentuk lebih banyak. Mereka menunggu harap-harap cemas karena hari mulai menyingsing. Jam di perge

    Last Updated : 2021-06-13
  • CEO Mencari Cinta   Lita Selamat

    “Diam! Kau ini cerewet sekali. Diam dan makan makananmu. Kita istirahat, setelah itu melanjutkan perjalanan. Kalau kau masih bicara, kusetrum biar mampus!” bentak lelaki botak itu. Lita bergidig ngeri. Dia tidak lapar. Tapi perlu tenaga.“Bagaimana aku bisa makan? Tanganku saja kalian ikat?” tukas Lita.“Lepaskan ikatannya! Tapi ingat, jangan macam-macam. Kalau kau macam-macam, akan ku penggal kepalamu,” bentak lelaki itu. Lita bergidig ngeri. Lelaki yang gendut menuruti perintah lelaki botak itu untuk melepaskan ikatannya.“Angkat tangan!” Suara itu terdengar jelas di telinga mereka walau rupa belum terlihat karena gelapnya suasana. Mereka terperanjat dengan suara lantang tersebut. Dengan secara reflek mengambil senjatanya di saku mereka masing-masing. Sedangkan Lita berdiri dan bersembunyi. Wanita itu sudah gemetar melihat para pria akan beradu senjata laras panjang dan l

    Last Updated : 2021-06-13
  • CEO Mencari Cinta   Cepat Dihalalkan Pak Bos

    “Jangan basa-basi, Yuk!”Saat keluar Lita melihat suaminya Rendra berada di luar dan juga pak Doel. Dia langsung berlari menghampirinya dan memeluknya. Rendra membalas pelukakannya seraya mengucapkan terima kasih dengan Tuhan. Lelaki itu menangis haru, demikian juga dengan Lita.Melihat itu, Mario dan Ilham tersenyum, kemudian bekata, “pertemuan suami istri yang mengharukan.”“Jangan meledek. Siapa juga yang berbuat demikian saat beberapa hari lalu kekasihnya berhasil di selamatkan dari suaminya, ck alangkah lucunya hidup ini. Hahaha ... mari pulang. Aku sudah rindu selimut yang baru dicuci oleh istriku,” ajak Mario.“Ayo, aku juga rindu wajah kekasihku yang tersenyum karena sahabatnya sudah selamat.” Kedua sahabat itu berangkulan sambil jalan.Mereka menyusuri parit dan bersusah payah karena membawa lelaki terluka itu. Ketiga anggo

    Last Updated : 2021-06-13
  • CEO Mencari Cinta   Pertemuan Mengharukan

    “Jangan meledekku. Atau besok akan dapat banyak tugas,” ancam Ilham.“Yah, pak bos nggak asik ih. Baiklah kalau pak bos mengancam. Aku nggak mau bantuin untuk mak comblangin sama Tias lagi.” Bibir wanita itu mengerucut, sehingga membuat Ilham tertawa lepas. Disela tawa mereka, perut Lita bergemuruh, sehingga mereka tertawa semakin keras.“Baiklah, kita mampir makan!” ajak Ilham.Dia sedikit menambah kecepatan. Setelah berkendara lima belas menit kemudian, barulah mereka sampai di tempat makan tenda biru. Kali ini, lesehan lamongan menjadi tempat tujuan mereka. Duduk bersila ditemani dengan temaram lampu, seolah mengingatkan masa silam tanpa listrik. Namun, ketenangan tercipta dari kesederhanaan itu.“Mangga, silakan. Ngersaken apa iye teh?” tanya bapak penjual.“Mang, Sunda banget tapi jualnya lesehan lamongan?&rdq

    Last Updated : 2021-06-13
  • CEO Mencari Cinta   Tidak Sabar Ingin Menikah (21+)

    “Udah kangen-kangennya? Makan, gue laper.” Ilham langsung melepas jaketnya di depan Tias dan juga semua orang. Steelah itu kaosnya.“Ih, porno deh. Lepas di kamar napa sih?” tukas Tias. Dia memutar bola matanya.“Kenapa? Kau cemburu orang lain melihatnya?” Ilham mendekati Tias di kursi, sehingga Lita mundur untuk menata makanan di meja makan. Lita melambaikan tangan agar suaminya dan juga pak Doel mengikutinya.“Ada apa?” tanya Rendra.“Ih, kamu kayak nggak tahu aja. Mereka mau melepas kangen. Jangan ganggu.”“Kalau kita?” tanya Rendra sambil mengungkung Lita di rak peralatan makan.“Ehem, jangan sampai saya lari pulang gara-gara kangen sama istriku,” tukas bang Doel.“Hahaha ....”Mereka melanjutkan menata makan di meja ma

    Last Updated : 2021-06-13
  • CEO Mencari Cinta   Menurutmu?

    “Aku keluar sebelum ingin menerkammu. Suatu saat, aku akan ada di sampingmu.” Ilham mencium kening Tias, kemudian benar-benar melangkah keluar. Sebelum benar-benar keluar, dia menoleh kembali ke wajah kekasihnya, kemudian menutup rapat pintu itu.“Hallo, Dit. Percepat semuanya. Jika perlu, semua bukti serahkan. Biarkan dia meringkuk di penjara. Aku akan membuat dia membusuk di sana.” Ilham mematikan sambungannya, kemudian membuka pintu kamarnya, yang berada di sebelah kamar yang Tias tempati.Lelaki itu membuang sembarang gawainya, setelah itu membersihkan diri. Air hangat membuatnya sedikit nyaman. Tidak butuh waktu lama, hanya sedikit membuang keringat saja. Selembar handuk di lilitkan ke badannya, kemudian dia hanya mengenakan boxernya dan singlet. Bahkan dia tidak mengenakan celana dalam karena menurutnya sangat nyaman tidur tanpa pakaian dalam.Pagi menjelang. Tias sudah bangun karena harus s

    Last Updated : 2021-06-15

Latest chapter

  • CEO Mencari Cinta   Kebahagiaan Yang Tanpa Henti

    “Sepertinya, sudah waktunya.”“Oh, Galih maaf, aku harus membawanya.” Ilham menggendong sang istri untuk keluar dari pesta itu dia sangat panik. Sedangkan orang-orang juga memandang ke arah kepergian mereka. Ada bisik-bisik doa dari mereka, semoga baik-baik saja.***Meyyis_GN***Ilham langsung memasukkan tubuh sang istri ke dalam mobilnya. Keringatnya bercucuran, karena merasa tegang. “Huff … aduhhh ….”“Tahan, Sayang. Kamu kesakitan begitu. Ya Allah, semoga ….”“Mas, konsen nyetir … hufff ….” Tias menarik napas dan mengembuskan dengan berlahan lewat muluah.“Ahh … sabar, Sayang. Papa sedang berusaha, kita ke rumah sakit, ya?” Tias mengelus perutnya dan menahan rasa sakit yang teramat hebat. Dia menggigit bibir bawahnya. Ahirnya, lelaki itu

  • CEO Mencari Cinta   Konteraksi

    “Kamu tidak perlu mengajariku, kamu tahu … Mas Galih tidak akan pernah menyukai gaya itu lagi. Aku akan selalu membuatnya puas, sehingga tidak akan ada waktu lagi untuk memikirkan hal lain selain diriku. Apalagi, memikirkan masa lalu yang menjijikkan.” Mira sepertinya bukan lawan yang sangat tanggung bagi Milea. Dia tersenyum dan mulai berbalik turun. Kepala Milea sudah panas dan berasap. Ingin dia meledak sekarang, tapi tunggu nanti, hingga seluruh orang fokus pada makanannya, itu akan lebih mudah.Milea turun. Dia mengambil gelas dan sendok dan menabuhnya. Mereka semua melihat ke arah Milea. “Mohon perhatiannya, permisi!” Galih sudah tidak tahan lagi, tapi Mira mencegahnya.“Jangan, Mas. Biarkan dia berbuat semaunya. Nanti dia sendiri yang akan malu.” Galih mengangguk.“Kalian tahu, kedua mempelai? Mereka adalah pembatu dan suamiku, ups aku lupa … tepatnya mantan.

  • CEO Mencari Cinta   Tak-Tik Milea

    “Sudahlah, aku siap mendengarmu kapan saja. Tapi tidak sekarang, pengantin priamu sudah menunggu.” Mira bangkit dibantu oleh Tias. Mereka keluar menuju pelaminan. Karpet merah yang membentang menambah suasana dramatis, bagai ratu sejagad. Tias membantu memegang gaunnya, dengan anggun Mira melewati sejegkal demi sejengkal karpet merah itu. Kelopak mawar ditabur dari kanan dan kiri. Di ujung sebelum mencapai puncak Galih sudah siap menyambut pengantinnya dengan stelan jas tuxedo.***Meyyis_GN***Jangan lupa musik pengiring yang membuat suasana semakin sakral. Seluruh pasang mata berpusat ke arah kedatangan pengantin. Bisik-bisik terdengar, sehingga membuat suasana hati Milea semakin panas.“Kalian nora, pengantin ya cantik, tapi tidak alami.” Yang ada di sebelah Milea tersenyum sinis.“Kau iri? Makanya jangan berulah.” Milea yang sedang marah rasanya ingin meledak da

  • CEO Mencari Cinta   Pengantin

    “Tidak ada, hanya sedikit merasa menekan perut.” Ilham menggangguk.“Mau makan apa? Biar aku ambilkan, sebelum pengantin wanita keluar dan kita akan sibuk memandangnya.” Tias mencubit pinggang suaminya.***Meyyis_GN***“Sepertinya aku mau sate saja. Tapi tolong lepaskan dari tusuknya, ya? Kata mama tidak boleh orang hamil makan langsung dari tusuknya.” Ilham tersenyum. Dia meninggalkan sang istri duduk sendiri dan mengambilkan makanannya yang sudah dipesan istrinya. Lelaki itu dengan elegan menuju ke tempat prasmanan.“Oh, mantan istrinya Mas Galih diundang semua ternyata?” Milea mendekati Tias. Tias tersenyum.“Sebagai mantan istri, tentu masih berkewajiban menjaga tali silaturahmi ‘kan? Bagaimana pun, pernah tidur satu ranjang, jadi tidak ada salahnya kalau berbaik hati mengucapkan selamat pada wanita yang menggantikan menemaninya t

  • CEO Mencari Cinta   Pernikahan

    “Satu minggu terasa sangat lama. Sabar ya, Sayang. Kamu akan puas setelah ijab-kabul.” Galih menunjuk miliknya dan tersenyum setelah tatanan rambut selesai. Siang ini, dia akan bermanja-manja dengan Mira. Dia memiliki energi baru untuk memulai sebuah kehidupan. Senyumnya merekah membuai siang yang terasa terik, namun baginya berbalut dengan kesejukan. Dia sduah merindukan sentuhan wanita, menyata kulitnya yang begitu sensitif dengan rangsangan.Galih mempersiapkan pernikahan ini dengan sangat baik. Dia menyewa jasa wedding organizer terbaik untuk mempersiapkan pernikahan ini. Di gedung hotel ternama, sudah disusun acara dengan sangat baik. Galih mengenakan stelan jan warna hitam, karena memang konsepnya internasional. Dia mengenakan tuxedo itu dan memandang penampilannya sendiri di depan cermin. “Ini untuk yang ke tiga kalinya aku mengucapkan ijab kabul. Semoga ini yang terakhir.” Galih berdoa salam hati. Dia membetulkan dasi kupu-k

  • CEO Mencari Cinta   Rindu Sentuhan (21+)

    “Aku ingin lihat! Pertontonkan saja!” Galih mengatakannya tanpa menoleh, dia melenggang pergi. Milea terasa meledak. Dia mengumpat sejadi-jadinya dan membuang benda apa saja ke arah kepergian Galih. Galih merasa lega setelah ancaman kepada Milea tersebut terlaksana. Dia menjadi geli sendiri, pernah tergila-gila pada wanita sejenis itu. Galih menyetir mobilnya dengan cepat menuju ke rumah, harus memastikan kekasihnya baik-baik saja.Galih langsung berlari menuju ke dalam rumah. Dia melihat kekasihnya sedang menggendong putranya, membuat dirinya lega. “Ada apa? Ada yang tertinggal?” Galih menggeleng. Dia memeluk sang istri dari belakang.“Aku mengkhawatirkanmu.” Mira mengerutkan keningya.“Mengkhawatirkanku? Kenapa?” Karena Gibran sudah tenang, maka dia menurunkan anak itu ke lantai yang dilapisi karpet tebal.“Milea tadi datang ‘kan?” M

  • CEO Mencari Cinta   Ancaman

    Mira luruh ke kursi. Dia menyadari, bahwa serangan dari Milea itu normal. Namun dia berpikir lagi, apakah yang dikatakan oleh Milea itu benar? Bahwa dirinya merebut Galih dari tangan Milea? Mira mengingat kembali, kapan mulai saling jatuh cinta dan menyesap indahnya ciuman nikmat.Milea pergi dari rumah Galih dengan tersenyum smirk. Dia yakin pasti Mira merasa tertekan. Dia mengenal Mira selama beberapa tahun, wanita itu berhati baik. Dia pasti akan merasa bersalah dengan tekanan yang diberikan oleh Mira.Sementara itu, Galih menyaksikan aksi manatan istrinya lewat CCTV yang memang sengaja dia pasang. Galih pernah menjadi manusia paling brengsek di muka bumi ini, jadi dia sangat hafal dengan trik brengsek yang dimainkan oleh Milea. Dia menarik napas untuk menenangkan syarafnya. Galih menyuruh ajudannya untuk menyiapkan mobil pribadinya. Dia akan mencari MIlea untuk memberinya pelajaran yang akan wanita itu sesali seumur hidupnya.

  • CEO Mencari Cinta   Dasar Gundik

    “Aku mencintaimu, apa pun yang kau inginkan akan aku lakukan. Apalagi hanya menemani tidur,” bisik Ilham. Lelaki itu tidak berapa lama kemudian terlelap ke alam mimpi menyusul sang istri. Terkadang memang bumil akan sedikit manja.***Meyyis_GN***Milea tidak terima dengan penolakan dari Galih. Dia mencari tahu penyebabnya, bahkan menyelidiki. Dia menemukan Mira sebagai pengasuh dari putranya yang dicintai Galih. Dia menunggu Galih pergi kerja. Pagi itu, terlihat Galih sedang berpamitan dengan Mira. Lelaki itu mencium kening Mira. Semakin terbakar hati Milea.“Kamu lihat nanti! Kalian terlalu enak menikmati masa pacaran, hingga lupa dengan aku yang sakit hati.” Milea menggenggam tanggannya dengan erat, hingga kukunya menancap ke telapak tangannya.“Sayang, jangan lupa kunci rumah. Jangan biarkan siapa pun masuk. Kecuali aku meneleponmu dan memperbolehkan dia masuk.

  • CEO Mencari Cinta   Gagal Tidur

    “Kan bisa mengingatkan baik-baik, kenapa harus teriak, sih?” protes Tias.“Aku nggak teriak, Sayang. Maaf, ih jangan nangis, dong!” Tias sudah hampir nangis karena ucapan Ilham yang agak bernada tinggi. Dasar bumil!Ilham meraih tubuh sang istri yang hampir bergoyang karena menangis. “Ah, seperti inikah orang hamil? Kenapa selalu saja sensitif,” batin Ilham.“Aku akan menggendongmu,” ucap Ilham. Lelaki itu memang sangat memanjakan sang istri. Walau Tias begitu sedikit ceroboh dan jorok, namun lelaki itu tidak masalah untuk membereskn kekacauan yang dibuat oleh istrinya. Terkadang, memang kekurangan pasangan kita yang menjadi dasar pemicu pertengkaran. Tapi tidak dengan Ilham. Dia menjadikan kekurang sang istri sebagai semangat. Terkadang, sepulang kerja dia harus rela membereskan beberapa kekacauan istrinya.Sebenarnya, kadang Tias sudah h

DMCA.com Protection Status