Share

Bab 245

Thasia berkata dengan datar, "Aku harus menuruti katamu, nggak membuat Bibi kesal, juga harus membuat ibumu senang, bagaimana denganku?"

Jeremy merasa sedikit kesal. "Thasia, jangan lupa perkataanmu pada Kakek waktu itu, kamu bilang ingin menikah denganku."

Thasia jadi teringat pada uang 20 miliar, teringat pada saham itu.

Kepalanya terasa sakit, jantungnya seakan-akan diremas oleh sepasang tangan yang kasat mata.

Seketika napasnya menjadi sesak.

Dia tidak ingin membahas masalah ini lagi dengan Jeremy, dia bersandar pada jendela dan menutup matanya.

Jeremy juga terdiam, dia berpikir Thasia kelelahan.

Tidak lama kemudian, sopir sudah menghentikan mobil di Vila Anggrek.

Jeremy awalnya tidak ingin membangunkan Thasia, membiarkannya tidur sebentar lagi. Namun, siapa sangka wanita itu malah segera membuka pintu mobil.

Melihat Thasia melangkah dengan tegak, Jeremy pun sadar akan sesuatu. Thasia tadi tidak mengantuk, hanya malas saja meladeni dirinya.

Jeremy merapatkan bibirnya, lalu berjalan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status