Tanpa disangka, begitu berjalan masuk mereka melihat Yasmin di dalam.Wajah Yasmin terlihat tidak senang."Setelah membuat kehebohan, kalian malah asik menjalani hidup sendiri."Masalah Jeremy yang membela Thasia di acara PT Moriz sudah membuat berita heboh di mana-mana.Jeremy melirik Thasia.Thasia langsung mengerti, tapi dia tetap menoleh pada Yasmin dan menyapanya. "Ibu, sarapannya sudah siap, kalau kamu belum makan, aku akan menyuruh mbak membuatkannya juga untukmu."Semua pembantu di vila ini cukup pintar.Karena Thasia tidak ke dapur, saat sudah tiba jamnya sarapan, mereka akan membuatkan sarapan.Namun, Yasmin tidak melirik Thasia sama sekali. "Jeremy, aku sedang berbicara denganmu!"`Jeremy menjawab dengan datar, "Masalah pernikahan kami cepat atau lambat juga akan ketahuan, apalagi semua orang sudah penasaran."Ada begitu banyak orang yang bergosip, Jeremy merasa tidak perlu disembunyikan lagi.Dada Yasmin bergerak naik turun.Dia berusaha menahan amarahnya. "Aku dengar Karen
Jeremy tidak ingin berdebat dengannya. "Barangnya sudah dibawa oleh Thasia, kalau masih ada hal lain kamu bisa telepon."Maksud kalimatnya adalah jika tidak ada masalah, maka jangan datang ke sini.Jeremy tidak suka Yasmin ke sini!Sepertinya Lisa harus lebih berjuang lagi!Yasmin juga tidak ingin berdebat dengan Jeremy lagi. "Aku ini nyonya besar Keluarga Okson, istri ayahmu."Jeremy malas meladeninya, dia pun langsung berjalan pergi....Thasia membawakan semua barang yang dia bawa kepada Lisa dulu.Saat Lisa mendengar suara pintu dibuka, dia kira yang datang adalah Jeremy.Sehingga saat melihat Thasia, senyuman Lisa pun membeku."Kenapa jadi kamu yang datang ke sini?"Thasia berkata, "Ibu mertuaku sedang nggak enak badan, jadi aku membantunya mengantarkan barang untukmu."Setelah berkata seperti itu dia berjalan ke sisi ranjang Lisa, meletakkan barang yang dia bawa di samping ranjang.Setelah Thasia meletakkan barangnya, dia berpikir untuk pergi.Namun, Lisa malah memanggilnya, "Tha
Suara yang familier itu membuat tubuh Thasia membeku.Thasia pun hanya bisa menoleh.Ternyata yang memanggilnya adalah teman kuliahnya dulu, Xander Firnizo.Dia ingat pada Xander.Tiga bulan yang lalu dia berhasil diterima di PT Okson Bagian Teknisi. Waktu itu, Thasia sendiri yang mewawancarainya. Selain fakta bahwa Xander adalah teman kuliahnya, penampilan Xander kala itu cukup bagus, bahkan jauh melampaui semua persyaratan yang ada.Thasia hanya bisa tersenyum. "Kebetulan sekali."Thasia merasa takut karena ingin mempertahankan anaknya ini, jadi dia tadi bersikap waspada."Aku hari ini sedang libur, jadi aku ke sini untuk melakukan pemeriksaan, nggak disangka aku malah bertemu denganmu. Thasia, Jumat depan anak Ketua Kelas sudah satu bulan, apakah kamu akan pergi melihatnya?"Saat Xander melihat Thasia, dia pun mengajaknya berbicara.Ketua kelas mereka saat di bangku kuliah adalah orang yang sangat alim, dia berasal dari pedesaan terpencil. Ketua kelas mereka sangat baik, tidak pedul
Saat ini Thasia baru menelepon Sabrina.Mendengar suara malas Sabrina, Thasia merasa bersalah. "Maaf mengganggu waktumu istirahat. Aku saat ini sedang di jalan menuju mal di dekat rumahmu. Aku akan menunggumu di sana.""Oke." Sabrina tidak menolak ajakannya.Setelah Thasia sampai di mal, dia mencari toko teh susu, lalu memesan dua gelas minuman.Saat Sabrina sampai, dari kejauhan dia sudah bisa melihat Thasia, yang sedang duduk di meja bundar berwarna putih sambil meminum teh susu."Hari ini mengajakku keluar, bahkan memilih tempat minuman yang cukup terkenal. Bilang saja, apa tujuanmu?" Sabrina melirik Thasia dengan galak.Meski berkata seperti itu, dia tetap menarik kursi dan duduk di hadapan Thasia.Thasia tertawa. "Nggak ada tujuan apa-apa, aku menyuruhmu ke sini karena ingin memintamu menemaniku jalan-jalan saja, lalu ... Jeremy bilang masalah pameranmu sudah beres diurus oleh Tony."Awalnya saat tidak membahas Jeremy suasana hati Sabrina masih baik-baik saja, bahkan masih bisa be
Wanita itu adalah saingan Sabrina, Novita Sari.Saat Sabrina membuka pameran, Novita ikut-ikutan, saat dia mengeluarkan gambar desain, wanita itu juga ikut-ikutan. Pokoknya apa pun yang dia kerjakan, Novita akan selalu mengikutinya.Beberapa pegawai toko itu juga hanya bisa memihak pada tamu yang lebih berkuasa.Mana mungkin Thasia memberikan baju yang sudah dirinya pilihan untuk Sabrina pada orang lain?Saat ini Thasia segera mengeluarkan kartu hitam milik Jeremy dari tasnya. "Gesek ini, aku mau baju ini."Thasia menarik tangan Sabrina sambil berjalan keluar dari ruang coba.Kelihatan jelas bahwa mereka belum mencoba bajunya.Pokoknya saat ini aura mereka terlihat lebih berkuasa daripada Novita.Saat Novita dan pegawai toko itu melihat kartu hitam, mata mereka terbuka lebar, terutama Novita, dia pun berkata dengan tidak senang, "Kamu hanya seorang sekretaris, beraninya kamu mengeluarkan kartu bosmu di sini untuk pamer!"Dirinya adalah tamu VIP di sini!Sabrina memang lebih berbakat da
"Jangan ribut lagi! Kalau ada orang dipukul dan jadi simpanan orang lain juga nggak ada hubungannya dengan kita! Kalian pikiran saja urusan kalian masing-masing!""Wanita yang menjadi simpanan malah mengeluarkan kartu hitamnya untuk pamer? Sungguh konyol, pantas saja aku heran, dia masih muda kenapa sudah bisa menjadi sekretaris CEO, ternyata dia mengandalkan kemampuannya di ranjang!""Thasia sungguh hebat, kemarin itu saat di sebuah acara Pak Jeremy sampai mengamuk karena membelanya, kalian juga pasti nggak tahu kalau cinta pertama Pak Jeremy sampai pergi karena kesal padanya.""Benarkah? Thasia hebat sekali, kenapa dia nggak membuat Jeremy menikahinya?""Memangnya mudah menjadi istri orang kaya?"...Pada akhirnya netizen malah membicarakan Thasia, bahkan mengedit foto Thasia menjadi hitam putih, memarahi Thasia panjang lebar.Lisa merasa sangat senang melihat ini.Saat ini Lisa juga merencanakan sesuatu, dia membuka semua barang yang dibawa Thasia.Di dalamnya ada sarang walet.Lisa
Saat melihat ini Yasmin sudah tidak bisa merasa tenang lagi, amarahnya langsung meluap.Dia langsung memerintahkan pengawal di sisinya, "Ikuti Jeremy dan Thasia."Jika Thasia sampai ditangkap, Jeremy tidak mungkin hanya diam saja.Kenyataannya memang seperti itu.Jeremy sudah tiba di kantor polisi.Thasia, Sabrina dan Novita sedang ditahan di ruang interogasi yang sama. Novita punya orang yang akan menjaminnya, selama ada yang menjaminnya, maka dia sudah bisa dibebaskan.Dia sengaja meminta satu ruangan dengan Thasia dan Sabrina.Karena dengan begini saat dirinya dibebaskan, dia bisa pamer di depan kedua orang itu.Namun, tanpa diduga orang yang dibebaskan duluan adalah Thasia, dan orang yang datang menjaminnya adalah CEO PT Okson, Jeremy sendiri.Jeremy hari ini memakai kemeja abu dengan jas hitam, tinggi badannya yang 188 cm berdiri dengan tegak di sana dan terlihat dingin. Namun, tatapan matanya yang tajam membuat orang sungkan padanya.Saat Jeremy muncul semua orang pun mengerti, t
Novita juga tidak bisa menolak."Baiklah."Thasia berkata lagi, "Harus ada bukti bahwa kamu nggak akan mencari masalah dengan Sabrina lagi. Cepat buat surat pernyataan.""Oke."Novita mengiakannya demi tidak bermasalah dengan Jeremy.Tidak sampai tiga menit, Novita sudah selesai menulis surat pernyataan, bahkan demi lebih menjaminkan lagi, ada juga cap tangannya.Siapa sangka, saat hendak diserahkan pada Thasia, wanita itu berkata pada Novita, "Orang yang harus tahu jaminan ini itu Sabrina."Novita pun hanya bisa menyerahkannya pada Sabrina.Sabrina membaca isinya sebentar. Novita menulisnya dengan cukup cepat. Tanpa disangka, saat ini Jeremy berkata, "Tony, laporkan bahwa dia telah mengelabui opini publik, tahan selama beberapa hari!""Baik."Tony dengan cepat mengiakannya.Novita tercengang. Dirinya adalah desainer baju, juga cukup terkenal, bahkan putri kesayangan Keluarga Sari, bagaimana mungkin dia ditahan selama beberapa hari di kantor polisi?Bukankah nanti dia akan menjadi baha