Sosok itu dari belakang terlihat mirip dengan seseorang.Thasia tidak berani asal menilai, dia ingin berjalan mendekat untuk melihat siapa orang itu.Saat hendak berjalan di pinggir jalan, tangannya dicengkeram oleh seseorang."Thasia, aku tahu kamu orang yang baik, tolong maafkan aku kali ini. Bibi nggak akan pernah mengulanginya lagi. Aku tahu aku salah!" Evelyn takut dibawa pergi oleh polisi, mungkin saja dirinya akan masuk penjara. Jika Thasia memaafkannya, dia tidak perlu ke penjara, jadi dia pun mencarinya dan memohon belas kasihan."Lepaskan aku."Thasia masih ingin mengejar orang tadi, tapi dia melihat pihak lawan berjalan semakin jauh, jadi dia berusaha melepaskan diri dari Evelyn.Evelyn memegangnya erat dengan mata memerah. "Bahkan kalau kamu nggak memikirkanku, pikirkan pamanmu yang juga anggota Keluarga Siris. Kalau aku dan putriku masuk penjara, bagaimana dengan pamanmu?""Kak Thasia!" Feni berlutut di depan Thasia. "Maafkan aku. Aku masih belum mendapatkan ijazah, aku ng
Thasia menunggu di luar ruang operasi. Pakunya tertusuk lumayan dalam dan memerlukan pembedahan untuk mencabutnya.Thasia khawatir paku itu akan melukai organ vitalnya."Bagaimana keadaan Jeremy?" tanya Bianca dengan cemas setelah tiba."Masih belum keluar," jawab Thasia.Bianca berkata, "Bagaimana bisa jadi seperti ini? Beraninya Evelyn menyakiti menantuku!"Santo tidak berkata apa-apa, dia hanya menunggu dengan tenang.Setelah itu, dokter berjalan keluar dari ruang operasi."Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Bianca.Dokter berkata, "Pakunya sudah dicabut. Jangan khawatir, pakunya nggak mengenai bagian vital. Dia akan membaik setelah istirahat beberapa hari."Kini semua orang menghela napas lega.Thasia juga merasa lega.Bagaimanapun, dia merasa bersalah atas cedera Jeremy.Jeremy saat ini dibawa ke ruang rawat dalam keadaan pingsan.Thasia sedang duduk di luar, dia hanya diam saja. Tadi Jeremy segera melindunginya tanpa memedulikan bahaya.Terkadang pria itu baik padanya.Terkadan
Yasmin mendengus. "Tentu saja aku mendoakan putraku yang terbaik! Apa untungnya putraku menikahi putrimu? Kerjaannya hanya untuk membereskan kekacauanmu, keluargamu hanya bisa menyusahkan Jeremy!"Saat dia mengatakan hal itu, dia mencibir, lalu berkata lagi, "Sekarang kamu baru berpura-pura menjadi ibu yang baik, bukankah kamu sangat senang ketika menjual putrimu?""Cukup!"Thasia menyela Yasmin dengan wajah dingin.Dia tahu Yasmin selalu menggunakan masalah 20 miliar itu untuk menghinanya.Bahkan jika tidak ada utang itu, Yasmin tidak akan menyukai dirinya menikah dengan Jeremy.Thasia memang setuju menikahi Jeremy karena alasan itu.Dia juga menyukai Jeremy, Kakek Okson menyadarinya, jadi beliau menyuruh mereka menikah.Jika orang lain, Thasia tidak akan mau menikah.Dalam beberapa tahun terakhir ini, pernikahannya dengan Jeremy tidak berjalan mulus.Namun, nilai tidak terlihat yang dia berikan pada Jeremy sudah melebihi 20 miliar itu.Thasia tidak merasa perlu memikirkan penghinaan
Santo akhirnya mengetahui keadaan sebenarnya melalui kata-kata Yasmin hari ini.Dia memandang Thasia. "Thasia, kamu menikah dengan Jeremy karena alasan 20 miliar itu?"Thasia terlihat tegang dan menggigit bibirnya. "Ayah ....""Kakek Okson memang sangat baik, aku akui itu, tapi pernikahan nggak bisa dipaksakan." Santo berkata dengan tenang, "Kita harus membayar kembali utang kita."Bianca tidak bisa berkata apa-apa, dia selama ini mengira putrinya telah menemukan pria yang baik, sehingga dia bisa memercayakan Thasia kepadanya.Hasilnya malah ....Kalau sudah seperti ini, bercerai adalah pilihan terbaik, memangnya apa yang harus dipertahankan lagi?Thasia berpikir sejenak, dia juga merasa sepertinya tidak perlu dipaksakan. Dia menunduk dan berkata, "Aku mengerti."Jeremy memandang Thasia, bertanya-tanya apa yang ingin dia katakan.Thasia berkata dengan terus terang, "Ayah, Ibu, karena keadaan sudah seperti ini, aku nggak akan menyembunyikannya lagi. Aku memiliki kontrak pernikahan tiga
Kedua keluarga itu merasa terkejutYasmin memandang gadis muda di depannya dan merasa sangat terkejut. Dia memastikannya lagi. "Apa kamu bilang? Kamu hamil anak putraku?"Ella merasa sedikit gelisah, dia tidak tahu apa konsekuensinya jika mengatakan hal ini.Dia hanya bisa bertaruh.Ella mengangguk. "Ya ... aku mengandung anak Pak Jeremy!"Mereka pun mendengarnya dengan cukup jelas kali ini.Wanita itu sedang mengandung anak Jeremy.Santo dan Bianca tertegun sejenak, ekspresi mereka pada akhirnya berubah menjadi tidak senang. Mereka tidak menyangka Jeremy punya anak di luar sana!Maka kehidupan seperti apa yang dijalani putri mereka di Keluarga Okson selama ini?Yasmin malah merasa sangat senang. Meskipun bukan Lisa yang hamil, selama bukan dari perut Thasia, maka ini adalah kabar baik.Anak dalam kandungannya adalah keturunan Keluarga Okson.Lisa memiliki tubuh yang lemah, mungkin saja dia tidak bisa melahirkan anak. Maka mereka harus mencari jalan keluar lain."Benarkah?" Yasmin lang
Thasia memahami maksud Yasmin, wanita itu mengatakan semua ini hanya untuk menekannya saja.Bianca awalnya sudah diam, tapi mendengar Yasmin mengatakan hal ini, dia merasa tidak senang lagi. "Kamu sombong sekali. Putramu selingkuh dan dia punya anak. Bahkan berselingkuh dalam pernikahan!"Yasmin membalasnya, "Jangan bicara yang nggak-nggak, putrimu yang nggak bisa hamil, kamu masih mau menyuruh putraku nggak boleh melirik wanita lain!""Diam!" seru Jeremy dengan dingin.Yasmin menatap Jeremy, melihat wajahnya semakin pucat, wanita itu pun terdiam. "Oke, aku akan diam. Kamu masih lemah, jadi kamu harus tetap berbaring di ranjang."Santo berkata, "Thasia, jangan bahas hal ini lagi, ayo kita pergi."Berbicara panjang lebar di sini tidak akan ada gunanya.Jeremy memandang Thasia. Keduanya saling memandang, Thasia juga segera membuang muka, "Oke, Ayah."Thasia tidak membantah dan berjalan ke arah Santo tanpa menoleh ke belakang.Jeremy menatap punggungnya yang tegas, alisnya berkerut dan di
Yasmin memandang Jeremy, yang memasang ekspresi tidak senang dan sedang berbaring di ranjang rumah sakit.Sebenarnya Jeremy bisa peduli pada gadis ini berarti menunjukkan bahwa pria itu masih memikirkan Lisa.Kalau begini maka semuanya jadi mudah.Pikiran Ella terus tertuju pada Jeremy, dia berkata kepada Yasmin. "Nggak ada yang menjaga Kak Jeremy, sebaiknya aku yang menjaganya.""Bagaimana bisa kamu yang menjaganya?" Yasmin tidak ingin Ella masuk. "Kamu sedang hamil, jadi kamu harus lebih berhati-hati. Kamu harus pulang ke rumah bersamaku. Ada banyak orang yang menjaga Jeremy, sedangkan kamu harus menjaga dirimu baik-baik."Ella sebenarnya sangat ingin tetap di sini untuk menjaga Jeremy. Sekarang Thasia sudah pergi, jadi dia mungkin punya kesempatan untuk membangun hubungan dengan Jeremy.Namun, ketika mendengar Yasmin mengatakan hal ini, dia pun tidak bisa membantah, jadi dia hanya bisa berkata, "Baiklah kalau begitu."Ella pun pergi dengan tatapan enggan.Ketika Jeremy sudah membaik
Lisa berkata, "Aku harus pergi ke rumah sakit.""Kalau kamu ke rumah sakit, bagaimana dengan syuting kita?" Sutradara itu sudah lama terjun di dunia film, dia belum pernah melihat ada artis yang langsung berhenti syuting dan bilang harus pergi ke rumah sakit.Lisa berkata, "Pak, Jeremy terluka dan sedang dirawat di rumah sakit. Aku merasa khawatir dan ingin melihat keadaannya."Ketika sutradara mendengar Jeremy terluka, dia pun membiarkannya, karena Lisa juga dikenalkan oleh Jeremy."Baiklah kalau begitu." Sekalipun sutradara itu merasa tidak senang kerjaannya ditunda satu hari, dia hanya bisa menerimanya.Lisa merasa senang. Untung dia tidak kehilangan perannya kali ini karena mengundur waktu syuting. Dia tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Pak. Saat selesai syuting nanti, aku dan Jeremy akan mentraktirmu makan."Setelah itu, dia segera berjalan pergi.Aktor lain mulai mengeluh."Pak, kalau kaya gini kerjaan seluruh kru tertunda karena dia. Ibuku sedang sakit, tapi aku nggak pulang.