Alva begitu gugup saat melihat dirinya di cermin dengan menggunakan kemeja batik yang disiapkan oleh sang ibu. Hari ini mereka akan mendatangi keluarga Cantika, tapi ia tidak mengerti kenapa yang begitu merasa ada yang aneh. "Ini hanya pernikahan kontrak, aku seolah-olah seperti ingin melamar wanita yang benar-benar aku cintai." Alva bergumam sendiri sembari menatap cermin.Alva menarik nafas dalam lalu bersiap keluar kamar untuk menemui kedua orang tuanya sudah siap untuk berangkat. Bu Safira melihat Alva dengan teliti, dari ujung kaki hingga kepala sang anak terlihat sangat tampan dan sempurna. Lagi-lagi ia merasa Cantika tidak pantas untuk anaknya yang sudah dewasa dan matang."Ada apa Ma?" tanya Alva. "Eh, enggak kok. Cuma kaget aja lihat kamu begitu tampan.""Ah mama bisa saja." Alva menggaruk kepalnya yang tak gatal. Pak Hardian dan langsung mengajak untuk secepatnya berangkat karena ia tidak bisa lama-lama bertemu dengan keluarga Cantika. Ada rapat dapat dengan rekan bisnis
Pesona Pak Hardian tidak lepas dari pandangan beberapa adik perempuan Tuan Rafa dan keluarganya yang lebih muda. ayah dari Alva itu memang sejak dulu selalu membuat setiap orang yang bertemu dengannya kagum apalagi saat ia berbicara dengan sopan dan santun. Belum mengatakan jika dirinya ada pengusaha sukses di beberapa kota dan juga memiliki banyak perusahaan. Dari cara berbicaranya dia sangat berwibawa apalagi saat memulai untuk meminta maaf atas perbuatan Alva terhadap Cantika hingga membuat malu keluarganya."Saya secara langsung minta maaf, apa yang dilakukan oleh Alva tidak benar. Kami langsung saja datang ke sini untuk mempertanggungjawabkan semua yang dilakukan oleh anak saya," ujar Pak Hardian.Berlian menatap Pak Hardian yang sangat santai dalam menyampaikan dan tujuan mereka datang. ayah sambungnya terlihat sangat marah saat awal pertama kali Alva mengatakan jika dia menghamili Cantika. Namun, saat berhadapan dengan Tuan Rafa Ayah sambungnya itu terlihat sangat santai dan t
"Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba datang dan mengatakan ingin bersamaku padahal saat di luar negeri ia menolak perhatian dariku. Saat ini dia malah datang menghampiri dan menawarkan sesuatu yang tak mungkin aku jalani.""Hah, serius kamu? Ih, aduh kok mama enggak mikir kalau ada udang di balik batu. Besok mama pulangin deh, atau kamu transfer uang ke mama deh buat bayar semua ini," ujar Bu Santi."Iya, Ma. Tenang, nanti aku transfer."Calon pengantin baru itu masih saja bekerja, padahal besok dirinya harus segar saat acara berlangsung. Namun, Jonathan masih saja meeting dengan beberapa kliennya."Kamu yakin enggak mau istirahat, besok acara kamu sakit atau capek kan enggak lucu," ujar Bu Santi."Ma, santai saja. Lagi pula ini tander penting, mana bisa di lepas begitu saja." "Mau jadi menantu pengusaha besar kok masih bekerja, nikmatin aja sih." Jonathan hanya bisa tersenyum menanggapi sang ibu. Ia pun sadar ketika menjadi menantu Pak Hardian, mungkin ia akan semakin sibuk dan banyak
Berlian terbangun saat alarm berbunyi, Ia pun bergegas untuk mempersiapkan diri karena hari ini adalah hari yang paling spesial baginya. sebuah kebahagiaan yang akhirnya muncul di hidupnya, akad nikah yang akan dilangsungkan bersama dengan orang yang selalu ia sebut doanya selama beberapa tahun ini.Berlian menatap Cinta putrinya yang masih tertidur pulas, ia bisa membawa ayahnya ke pelukan mereka. Jika tidak ada halangan hari ini status Berlian akan berubah menjadi seorang istri dari pria bernama Jonathan. kekasih Masa lalu yang selalu ada di ingatannya. Sebuah panggilan masuk berdering di ponsel berlian. nama Jonathan terlihat jelas di layar itu. Berlian pun cepat mengambil ponsel dan menerima panggilan."Pagi Sayang, sudah bangun?" Suara lembut dari ujung telepon membuatnya merasa sangat dicintai. "Baru saja bangun sebentar lagi aku akan bersiap mandi dan mungkin kami semua akan berangkat ke gedung. Bagaimana dengan kamu?" kalian bertanya kembali."insya Allah kami semua sudah si
Mereka sampai di gedung pernikahan, pukul 08.00 acara akan di mulai. 30 menit lagi, Jonathan begitu gugup, tangannya dingin apalagi saat melihat Berlian muncul dengan sangat cantik menggunakan kebaya putih yang membuatnya sangat anggun. Jonathan sampai terpesona melihat calon istrinya yang begitu cantik. Berlian juga tidak kalah gugup, bahkan tubuhnya seketika lemas saat perias berhasil mendandani dirinya. Benar apa yang dikatakan oleh ibunya jika sebelum pernikahan dirinya harus benar-benar sehat dan mengkonsumsi vitamin ternyata ini yang dimaksud.Bu Shafira membantu Berlian untuk duduk di sebelah Jonathan."Jo, awas kalau salah," bisik Arnold.Sebelum pernikahan dan menunggu penghulu untuk datang, Arnold meminta agar Jonathan dan Berlian berfoto terlebih dahulu.Jonathan melirik ke arah sang kakak bisa-bisanya di saat serius seperti ini kakaknya masih membuat lelucon yang sangat menjengkelkan."Jo, jangan lupa nanti malam kau langsung buat adik untuk Cinta," bisik Arnold kembali
Alva harus menuruti Cantika yang mau makan ketan susu. Tak di turuti, kasihan lihat wajah sedihnya lagi pula nanti anaknya ileran. Ia tidak mau jika harus memiliki anak seperti itu."Enak sekali ini. Aku suka," ujar Cantika yang membayangkan makanan tersebut.Dirinya heran Cantika lahir dari keluarga kaya, tetapi wanita yang ada di samping yaitu begitu sangat sederhana. Bahkan menurutnya jika Cantika itu terkesan polos dan juga bodoh tetap saja menganggapnya sebagai pelayan cafe dan tidak menyadari jika dirinya juga sama halnya seperti Jonathan yang memiliki kekuasaan.Akan tetapi Alva lebih menyukai hal ini karena, karena dapat terlihat dengan jelas tentang ketulusan orang tua Cantika yang memperlakukannya seperti apa saat belum mengetahui jika dirinya bukan lah seorang karyawan cafe biasa.Sementara itu acara berlangsung hikmah, setelah akad nikah terbitlah resepsi megah di gedung itu. Walau Berlian meminta pada ayah sambungnya untuk tidak terlalu megah, tetapi nyatanya tetap saja a
Keluarga Cantika memberikan selamat pada Berlian dan Jonathan. Sebagai calon besan, jadi mereka semua menghadiri acara pernikahan itu. Mereka kira jika acaranya akan biasa-biasa saja ternyata acaranya begitu mewah."Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah, semoga selalu diberikan kebahagiaan di pernikahan kalian berdua."Berlian tersenyum, lalu dirinya mengucapkan terima kasih kepada Vera dan juga ibunya."Mereka semua adalah keluarga dari Cantika," bisik Berlian kepada Jonathan.Jonathan mengangguk rasa penasarannya telah sirna, karena sebelumnya ia tidak pernah melihat orang-orang tersebut, mereka juga bukan dari rekan bisnis ayahnya ataupun pak Hardian. Lelaki itu menebar senyum.Vera yang melihat senyum itu malah meleleh dan terpesona. Ia berandai-andai dirinya yang sedang berada di pelaminan itu bersama Jonathan. Pasti dirinya akan menjadi wanita paling bahagia karena mendapatkan suami paket lengkap selain tampan juga kaya raya. Mungkin hidupnya akan berasa di s
Hari bahagia Berlian dan Jonathan ternoda dengan kehadiran Anggun. Wajah bahagia Berlian sirna seketika ketika melihat kehadiran Anggun, orang yang sama sekali tidak dirinya harapkan untuk datang di dalam pesta pernikahannya.Wanita itu segera menatap sang suami, ia berpikir apakah Anggun datang karena undangan Jonathan, pada hal keduanya sudah sepakat untuk tidak mengundang Anggun.Jonathan yang mengerti arti tatapan dari sang istri, lelaki itu mengangkat bahu jika dirinya tidak tahu menahu perihal itu.Bu Maya yang datang bersama dengan anaknya pun menyapa bu Santi. Sedikit merasa tidak enak dengan Jonathan, ia lupa jika mengundang bu Maya karena mereka saling kenal. "Hai Bu Santi, maaf ya saya dan anggun datangnya terlambat semoga saja pestanya belum selesai," ujar Bu Maya.Dari atas pelaminan, berlian menatap interaksi antara ibu mertuanya dan juga Anggun beserta ibunya. Wajah berlian sudah menunjukkan ketidaksukaan kepada wanita itu, dirinya memiliki sebuah feeling jika Anggun m