"Kita cari sarapan dulu keluar," ujar Jonathan.Semalaman juga dirinya tidak bisa tidur, bahkan beberapa kali pak Hardian menelponnya karena Cinta yang terus merengek menanyakan keberadaan ibunya. Mungkin dirinya tertidur karena terlalu lelah hanya sekitar 2 sampai 3 jam saja setelahnya ia mencoba mencari informasi mengenai keberadaan Berlian lewat sosial media siapa tahu dari mereka ada yang melihatnya.Masih dengan pakaian yang sama, mereka hanya mandi lalu memakai baju yang kemarin lagi. Memang tak ada niatan untuk menginap jadi mereka tidak membawa baju ganti."Ayo."Kali ini Alva yang membawa mobil. Sudah seharian penuh kemarin Jonathan membawa mobil untuk mencari keberadaan Berlian.Pagi hari ini mereka mencari makan sembari mencari kembali keberadaan Berlian. Siapa tahu keajaiban datang dan membawa mereka bertemu dengan Berlian. Mereka sarapan di tukang bubur ayam. Setelah sarapan keduanya kembali berdiskusi lagi mengenai Berlian yang belum diketahui posisinya."Aku ingin menc
Jonathan mengikat mereka bertiga, lalu berbicara di luar dengan Alva. Ia bingung harus melakukan apa untuk ketiga preman itu. Tenaganya sudah terkuras habis untuk menjatuhkan mereka semua. Memang tidak membutuhkan waktu cukup lama, tetapi cukup menguras tenaga mereka berdua.Alva masih mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan, badan mereka semua cukup besar. Untuk mendudukkan mereka dan mengikatnya saja sangat sulit."Aku harus apa? Langsung bertanya tentang siapa yang membayar mereka saja?" tanya Jonathan.Alva setuju ia mengangguk, dirinya sangat penasaran tentang siapa dalang dari semua ini. Apakah pak Ferdinand ataukah ada pihak lainnya. Tak akan segan-segan untuk memberikan perhitungan yang setimpal kepada dalang dari penculikan Berlian tersebut."Pasti mereka akan membuka mulut jika kita kasih uang atau bisa kita ancam akan habisi saja mereka bertiga," ujar Alva. Biasanya para preman itu mereka melakukan suatu kriminal atas perintah orang, yang mereka sebut dengan bos yang bera
Samar samar Berlian terbangun dari pingsannya, ia mendengar percakapan antara Alea dan sang ayah. Gini matanya sudah terbuka yang mulai mengamati ke sekeliling ruangan dirinya berada di sebuah kamar. Berlian mulai mengingat-ingat apa yang sebelumnya terjadi kepada dirinya. Ia mulai mengeluh merasakan sakit di area punggung. Mengingat kejadian malam sebelum dirinya pingsan, tentang Alea yang memukulnya dari belakang. Dirinya juga yakin jika Alea lah yang juga membawanya ke tempat ini."Cepat hubungi pak Hardian dan segera meminta tebusan."Pak Ibnu sudah tidak sabar, ia ingin segera menjadi orang kaya. Dirinya tidak ingin menjadi orang miskin terus-menerus seperti ini. Satu-satunya harta yang dirinya punya adalah Berlian sebagai pusat kekayaan dirinya. Lelaki itu sudah tersenyum, membayangkan jika sebentar lagi dirinya akan segera memiliki uang dan bangkit lagi dari kebangkrutan. Ia ingin membuat istrinya menyesal karena sudah meninggalkannya dalam keadaan bangkrut seperti ini.Alea te
"Aku yakin sekali jika itu milik Alea. Pantas saja sepeti pernah melihat benda itu. Sial, jadi selama ini dia di balik semuanya. Menggunakan nama Sonia untuk menutup kebusukannya." Jonatan mengepalkan tangan, emosinya begitu menggebu-gebu. Ia berniat akan memperlihatkan foto Alea pada tiga penjahat itu untuk memastikan. Alva mengangguk saat Jonathan mengatakan hal itu, lalu mereka menghampiri polisi untuk memberi tahu tentang temuan itu.Polisi itu pun memperbolehkan Jonathan menemui kembali penculik itu untuk memastikan benar atau tidaknya Alea adalah Sonia. "Ini," ujar Jonathan. Jonathan memperlihatkan wajah Alea pada roa botak, lalu dia menoleh ke arah temannya seolah-olah memastikan apa benar foto itu sama dengan wanita yang menyuruh mereka. Temannya mengangguk, lalu si botak pun kembali menatap Jonathan dan mengiyakan jika wanita itu adalah Sonia. "Dia memakai jasa kami.""Yakin?" tanya Alva. "Yakin, tapi dia selalu memakai jubah, tapi saat datang kembali dia tak menggunak
"Ada apa Jo." Alea kembali bertanya dengan gugup.Pasalnya baru kali ini Jonatan kembali menghubunginya. Ia merasa takut karena dirinya sedang menyembunyikan Berlian. Apalagi yang di lakukan olehnya sudah menjurus ke kriminal. Sudah pasti Jonathan akan melakukan hal seperti melaporkan ke polisi. "Aku ingin bertemu, sepertinya aku harus meminta maaf sama kamu karena sebelumnya aku membuat kegaduhan dengan membatalkan pertunangan kita." Alea terdiam, ia merasa heran. Sempat berpikir apa Jonathan tahu dirinya sedang menyekap Berlian makanya menghubungi dirinya. Akak. tetapi, ia menggeleng karena menurutnya dirinya dan sang ayah sudah bermain cantik walau sempat salah haluan. Lagi pula dirinya sudah mengubah dan menyamarkan identitas, tidak mungkin Jonathan tahu semua itu. Alea melebarkan senyum, mungkin Jonathan sadar dengan kesalahannya. Mungkin dengan bertemu dengan Jonathan, dirinya bisa membujuk pria itu dan ayahnya tak akan marah padanya lagi. "Hei, kamu masih di sana?" tanya J
[Maaf, Alea. Tiba-tiba ada meeting. Bagaiman kalau kamu menunggu di ruangan kantorku. Aku enggak bisa ke kafe]Begitulah bunyi pesan masuk dari Jonathan, walaupun sebenarnya Alea sangat kecewa karena dirinya sudah sampai di cafe itu. Namun ada rasa senang dan bahagia saat dirinya di persilahkan masuk ke ruangannya sepeti dulu. Ia pun mengetik balasan pada pria itu.[Oke. Wait, Beb]Alea kembali memasukkan ponsel miliknya ke tas. Lalu gegas membayar dan ke luar kafe dengan terburu-buru. Setibanya di parkiran, wanita itu sedikit heran karena ada dua pria berbaju hitam-hitam menghadangnya. "Bu Sonia, kami di minta teman kami yang kemarin Anda pakai jasanya untuk meminta sisa uang yang belum Anda transfer." Alea gugup karena ia tak memiliki uang yang di janjikannya karena semua ada di sang ayah. Kedua pria itu masih berada di hadapannya dan tak akan pergi."Anda diam, ada apa?" Salah satu pria bertato dan berotot besar mulai mendekatinya. Sontak Alea pun mundur dan meminta pria itu men
"Apa kamu masih mau mengelak?" Jonathan geram dan maju menghampiri alea."Aku pernah mengingat anting itu adalah milikmu yang sudah aku pastikan saat melihat YouTube. Itu kau gunaan saat beberapa waktu lalu syuting iklan. Jawab di mana berlian kau sembunyikan."Alea menatap Jonathan, ia tidak menyangka pria itu ternyata sedang menjebaknya untuk keluar dari kontrakan. Salah besar ia harus senang dengan telepon dari Jonathan karena hal itu akan membuat petaka padanya. Alea sudah sangat senang sampai ia pergi ke salon untuk terlihat cantik di depan pria itu. Semua tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan, kini Jonathan malah membuatnya terpojok dan sulit untuk mengelak. Ancaman yang dilontarkan oleh Alva membuatnya sangat takut karena ia saja kini sudah tidak dapat job apalagi jika media tahu apa yang ia lakukan dan Alva menyebarkan video yang tak diinginkannya."Tinggal katakan saja di mana berlian tidak usah berbelit-belit atau kamu memang ingin menjadi artis sensasional dengan terseb
Jonathan tidak memberitahu Pak Ferdinand tentang Siapa dalang dibalik penculikan berlian. Ia pun belum bertemu lagi dengan sang anak padahal bisa saja sebenarnya jika Jonathan menghubunginya dan memberitahu Siapa yang menculik berlian.Pak Ferdinand pun merasa menyesal saat tidak percaya pada Bu Santi istrinya yang mengatakan jika Pak Ibnu hanya memanfaatkan dirinya hanya saja ia tidak mendengarkan nasihat istri dan merasa jika masih berhutang Budi pada Pak Ibnu."Aku dengar dari Alva kalian pernah hampir berbesanan?" Pertanyaan Pak Hardian membuat Pak Ferdinan merasa malu, dia menunduk lalu pelan ia menjawab iya. "Untung saja, ya Pak ferdinand ngak jadi besanan." Kehadian tersenyum melihat wajah Pak Ferdinand yang sejak tadi sudah menunduk malu.Pak Ferdinand kembali mencoba mengalihkan pembicaraan, tapi di satu sisi Pak Hardian ingin membuat calon besannya sadar tentang segala sesuatu yang menurut dirinya baik belum tentu kelihatan baik. "Kalau seperti ini, apa posisi Alea dan Ber