"Anda suaminya?" Sejenak Arnold terdiam saat dokter bertanya tentang dirinya suami dari Rara atau bukan. Wajah lelaki itu sangat terheran-heran mengapa sang dokter justru mempertanyakan perihal statusnya, jika dahulu ia ditanya seperti itu mungkin dirinya tidak akan pernah ragu dan tidak akan perlu memikirkan tentang jawaban yang harus dirinya berikan, tetapi sekarang mengingat statusnya dengan Rara yang memang sudah tidak suami istri lagi membuat Arnold benar-benar bingung.Akhirnya Arnold mengangguk dan mengakui jika Rara adalah istrinya agar tidak terjadi kesulitan. Jika dirinya mengaku sebagai mantan suami dari Rara, bisa saja informasi yang akan diberikan tersebut tidak jadi diucapkan oleh sang dokter maka dirinya mengaku sebagai suami dari wanita itu. Walaupun sampai saat ini dirinya masih menginginkan status tersebut, ia ingin jika Rara yang masih menjadi pendampingnya dan ibu dari anak-anaknya, bukan Rania yang sekarang menjadi istrinya wanita yang menurutnya benar-benar tida
"Aku mau pulang." Rara mencoba turun dari ranjang. Dirinya tidak bisa terus-terusan bersama dengan mantan suaminya di sini, bersama dengan Arnold justru membuat perasaannya semakin sakit dan hancur saja. Lagi dirinya tidak ingin kita sampai Rania mengetahui hal ini dan akan terjadi kesalahpahaman di antara mereka lagi. Dirinya sangat mengetahui bagaimana rasanya sakit hati, itu tidak mau jika sampai ada orang lain yang merasakan hal yang sama seperti apa yang sudah ia rasakan.Namun Arnold mencegahnya. Lelaki itu tidak mengizinkan Rara untuk turun dari ranjang apalagi sejak tadi mantan istrinya menuntut ingin segera pergi dari ruangan ini. Padahal Rara baru saja sadar. Arnold benar-benar merasa begitu khawatir dalam keadaan mantan dari istrinya tersebut.Arnold menahan tubuh Rara agar ia tidak turun dari ranjang tempat tidur rumah sakit. Dirinya tidak mau jika sampai Rara kenapa-kenapa apalagi tadi saat wanita itu pun sendirinya sudah benar-benar merasa begitu khawatir.Rara menatap t
Arnold memeluk tubuh Rara ia begitu rindu padanya walau Rara menolak untuk dipeluk olehnya. Lelaki itu tidak mau pedulikan tolakan demi tolakan dari sang wanita, yang terpenting adalah dirinya yang benar-benar begitu sangat mencintai Rara. Seharusnya saat ini mereka berdua Tengah berbahagia karena mendapatkan kabar itu yang memang sudah mereka rencanakan. Namun, Ia tidak menyangka jika ternyata hadirnya Rania justru.Rara terus saja memberontak di dalam pelukan Arnold, ia benar-benar tidak mau lagi disentuh oleh lelaki itu walaupun sekarang dirinya memang masih benar-benar tidak percaya jika ia tengah berbadan dua dan ternyata dirinya mengandung anak dari arnol lelaki yang saat ini berada di hadapannya dan benar-benar dirinya benci.Rara merasa begitu lega karena Arnold mau melepaskan pelukannya. Wanita itu dapat bernafas dengan bebas ada, lalu ia memilih untuk menjaga jarak dari arnol walaupun lelaki itu masih tetap saja bersikukuh mendekatinya.Arnold memilih untuk memegang tangan R
Arnold dan Rara saling berpandangan setelah Berlian mengatakan jika kemungkinan Mischa sedang merindukan mereka. Dahulu memang keluarga mereka adalah keluarga yang paling harmonis dan sangat bahagia, ekonomi mereka yang begitu mapan, serta keduanya yang selalu tampil romantis di khalayak umum dan dokumen tiba-tiba saja terkena bom perpisahan yang benar-benar membuat keduanya tidak bisa untuk mempertahankan hubungan ini dan sekarang justru anak merekalah yang menjadi korbannya.Bisa jadi karena Mischa dulu sangat dekat dengan keduanya sebelum badai menghantam rumah tangga mereka. Arnold pun langsung menyadari tentang apa yang dikatakan oleh Berlian, rumah tangganya dahulu yang begitu bahagia sekarang sudah hancur berkeping-keping hanya karena ulah dari Rania wanita yang benar-benar tidak memiliki hati nurani itu. Rara langsung menunduk dan berpaling ke arah Mischa. Apa yang dikatakan oleh adik iparnya memang ada benarnya, Mischa sebelumnya tidak pernah jauh dari dirinya bahkan setiap
Sejak tadi Arnold sudah mengabaikan telepon masuk dari Rania. Bibir tipis itu tersenyum saat membayangkan begitu frustasinya Rania karena saat ini dirinya tak ada kabar. Wanita itu pikir dengan menikahinya dirinya akan menjadi luluh dan menjadi wanita satu-satunya di hidup Arnold. akan tetapi, Rania tak tahu jika ternyata bayangannya saja tak Sudi bersama wanita itu. Berlian ke luar dari kamar Misca, lalu menghampiri Jonatan dan Arnold."Rara sudah tidur. Biarkan saja dia menginap di sini."Arnold mengangguk lalu menghempaskan tubuh di sofa. "Rara pucat sekali. Tadi aku suruh makan menggeleng eh malah muntah. Kenapa dia, Ka?" tanya Berlian. Jonatan menatap Arnold. Seketika sang Kakak mengangguk tanda memperbolehkan sang adik bercerita tentang keadaan Rara. "Rara sedang hamil."Berlian menutup mulutnya tak percaya. Apa yang didengarnya sebuah kejutan yang tak disangka olehnya. Setelah perceraiannya, apa mereka bisa rujuk atau tidak, pikir Berlian. Arnold mengembuskan napas kasar,
Rania benar benar tak bisa berkata apa pun. Satu hal yang ingin dia katakan adalah, Arnold tak boleh mengabaikannya. Lagi, Rania berpikir anak kecil itu akan menjadi penghalang jika dirinya tak bisa menyingkirkannya atau membuat luluh anak sambungnya. Jika dirinya tidak bisa mendapatkan perhatian dari sang anak sambung, bisa saja justru Mischa yang menjadi penghalang hubungan diantara mereka, tetapi jika dirinya bisa merebut hati putri dari Arnold itu kemungkinan besar dirinya akan dengan mudah bisa mendekati Arnold dan memanfaatkan keadaannya.Akan tetapi, bertemu dengan putri dari suaminya itu saja dirinya tidak pernah. Apalagi ia sangat yakin jika putri dari suaminya itu sama seperti Arnold sangat sulit untuk didapatkan. Pasti sikap anak sambungnya itu akan sama seperti ayahnya.Rania benar-benar pusing, jika harus menghadapi situasi seperti ini ia kira setelah dirinya menikah dengan Arnold yang akan mudah merebut hati lelaki itu tentang kamu tetapi nyatanya begitu sulit karena. B
Rania mengusap wajah kasar, apa yang di maksud Rara dengan mengatakan menjenguk adiknya Mischa. Dirinya benar-benar merasa seperti orang bodoh saja, apakah Rara tengah mempermainkannya. Mana mungkin wanita itu tengah hamil padahal sudah jelas-jelas mereka berdua sudah berpisah. "Kalian sudah bercerai, mana mungkin Rara hamil anak kamu, Ar." Suara Rania terdengar frustasi. Dirinya sudah merasa begitu sangat bahagia karena Rara membenci Arnold, tetapi sekarang justru wanita itu pusing mendapatkan ingin menggunakan anak dari lelaki itu, tetapi justru dirinya dikejutkan dengan kedatangan Rara yang mengatakan akan menjenguk adik dari Mischa hal yang benar-benar di luar dugaan padahal dirinya sudah mempersiapkan ini semua dengan matang-matang dia kira rencananya akan dengan mudah berhasil, tetapi sayangnya ternyata Arnold tidak semudah yang ia kira lelaki itu sangat sulit untuk ditaklukan. "Enggak, itu bukan anak kamu, percaya sama aku. Itu anak pria lain, atau dia bohong?" Rania mencoba
"Jadi mereka ke dokter kandungan bersama?" tanya Berlian.Jonathan yang terlambat bangun pun menanggapi ucapan sang istri. Mimik wajah Berlian sangat menggemaskan saat bertanya itu. Memang semalam kakaknya itu sudah mengatakan akan lebih memeriksakan lanjut mengenai kehamilan istrinya itu. Melihat wajah kakaknya yang sekarang nampak lebih bahagia membuat Jonatan merasa ikut bahagia juga, menurutnya dengan kehamilan Rara ini pasti hubungan mereka akan jauh lebih baik daripada sebelumnya."Hmmm."Wanita yang sangat cantik walau hanya dengan baju tidur tipis itu pun gegas menghampiri sang suami karena Jonathan hanya menjawab dengan jawaban yang benar-benar membuat dirinya sangat pusing. Apa sulitnya menjawab iya atau tidak daripada menjawab seperti itu, dirinya tidak bisa berkata apa-apa.Berlian kembali bertanya, " Apa mereka akan rujuk?" Semalam juga dirinya tidak bisa bertanya langsung. Karena memang Rara tengah menghabiskan waktu bersama dengan putrinya. Maka dari itu pagi ini dirin