"Jadi mereka ke dokter kandungan bersama?" tanya Berlian.Jonathan yang terlambat bangun pun menanggapi ucapan sang istri. Mimik wajah Berlian sangat menggemaskan saat bertanya itu. Memang semalam kakaknya itu sudah mengatakan akan lebih memeriksakan lanjut mengenai kehamilan istrinya itu. Melihat wajah kakaknya yang sekarang nampak lebih bahagia membuat Jonatan merasa ikut bahagia juga, menurutnya dengan kehamilan Rara ini pasti hubungan mereka akan jauh lebih baik daripada sebelumnya."Hmmm."Wanita yang sangat cantik walau hanya dengan baju tidur tipis itu pun gegas menghampiri sang suami karena Jonathan hanya menjawab dengan jawaban yang benar-benar membuat dirinya sangat pusing. Apa sulitnya menjawab iya atau tidak daripada menjawab seperti itu, dirinya tidak bisa berkata apa-apa.Berlian kembali bertanya, " Apa mereka akan rujuk?" Semalam juga dirinya tidak bisa bertanya langsung. Karena memang Rara tengah menghabiskan waktu bersama dengan putrinya. Maka dari itu pagi ini dirin
p"Bagaimana dengan Rania?" Kalimat itu yang terlontar di mulut Rara, tapi tidak dengan hatinya. Ia tidak akan memikirkan hati Rania karena kembali datang ke mantan suami adalah suatu hal yang diniatkan untuk merebutnya. Dirinya tidak menyangka jika ternyata Rania sudah benar-benar berhasil menipunya, membuat rumah tangganya hancur membuat anak dan dirinya tersiksa serta Arnold juga.Awalnya ia pikir akan melihat Arnold pun hancur, tapi dengan sebuah rekaman yang menyebutkan jika Rania memang sengaja membuat dirinya cerai dari Arnold adalah sesuatu yang jahat. Dirinya tidak akan membiarkan wanita itu hidup bahagia dan menyenangkan, masalah siapa dia yang memulai api permasalahan lebih dulu. Padahal Ia tidak pernah mencari masalah dengan siapapun juga, tetapi mengapa Rania tiba-tiba datang dan menghancurkan semua kebahagiaan yang ia miliki.Sikap Arnold pun padanya sangat terlihat jika dia tertekan jika rumah tangga barunya. Rumah tangga mereka berdua di rusak oleh kehadiran dirinya y
Rania terus menghubungi Arnold, tapi pria itu tak menjawabnya. Rania membanting ponsel ke ranjang. Teringat kehamilan Rara, bagaimana bisa mantan istri suaminya yang hamil lebih dulu. Karena hal tersebut besar kemungkinan Arnold bisa saja dengan mudah meninggalkannya, apalagi Rara juga terlihat begitu marah kepada dirinya dan wanita itu sekarang sudah berani melawannya kenapa sekarang semuanya sangat jauh berbeda sekali dengan bencana awal yang sudah ia buat dengan semata mungkin itu.Sialnya, saat itu dirinya hanya menjebak Arnold dengan membuatnya ngantuk. Bahkan lelaki itu sama sekali belum pernah menyentuhnya setelah mereka menikah.Rania benar-benar seperti dilanda frustasi yang begitu dalam. Dalam hatinya ia benar-benar merasa begitu ketakutan, bagaimana jika Rara benar-benar ingin merebut posisi yang sekarang sudah dirinya dapatkan.Apalagi Arnold sama sekali tidak pernah mandi lirik ke arahnya. Ia sangat yakin jika sampai Rara setuju untuk kembali lagi rujuk dengan Arnold bisa
Sesampainya Arnold di kantor, bibirnya tak henti tersenyum. Ia membayangkan senyum Rara juga wajahnya yang setiap hari bisa dilihatnya. Dirinya merasa sangat bersyukur karena wanita itu sekarang sudah mau kembali lagi kepada dirinya, ia tidak perlu repot-repot harus mencari Rara Dan tidak perlu memusingkan tentang kehadiran Rania lagi pula menurutnya dengan adanya Rara membuat dirinya dengan lebih mudah untuk membalas apa yang sudah diperbuat oleh Rania kepada dirinya.Rara sudah menyetujui rujuk, ia pun merasa sangat bahagia. Dirinya kira mereka tidak akan bisa kembali lagi, tetapi ternyata dengan kehadiran anak keduanya benar-benar membawa kebahagiaan yang sangat berlimpah untuk Arnold, Ia tidak menyangka jika ternyata Rara mau kembali lagi di sisinya.Walaupun mereka pernah hidup di rumah tangga bersama, tetapi berujung dengan Rara adalah suatu hal yang sangat membahagiakan bagi dirinya. Rasanya Iya benar-benar kembali seperti bersemangat lagi untuk hidup, karena akhirnya Rara mau
Mendengar pertanyaan Berlian rasanya sangat miris. Rasanya bagaimana bisa ia lupa jika pernah sangat mencintai Arnold. Kini ia tidak tahu bagaimana rasanya perasaan pada Arnold. Perasaannya benar-benar hancur karena hal itu apalagi ia mengetahui Arnold sudah menikah dengan Rania bagaimanapun juga tetap saja penghianatan itu ada, pernikahan mereka harus ternodai oleh perceraian karena adanya orang ketiga. Namun, merujuk kembali dengan lelaki itu ia hanya memikirkan tentang Mischa dan juga calon adiknya. Rara tidak mau lagi jika sampai anak-anaknya menjadi korban perceraian apalagi melihat putrinya yang sakit karena sangat merindukannya dan ia juga tidak bisa jauh dari putrinya bagaimanapun juga putrinya masih memerlukan dirinya."Entah, semua rasa hilang." Rara juga masih bingung, memang rujuk dengan lelaki itu banyak sekali konsekuensi yang harus dirinya tanggung mungkin saja nanti Rania akan membuat drama kembali dan mungkin akan lebih parah dari sebelumnya. Namun, dirinya sudah mem
Suara mesin mobil terdengar saat masuk ke halaman rumah. Rara tersenyum, ia hafal mobil siapa yang datang. Sudah di pastikan pria itu datang adalah Arnold. Lebih seru jika pria itu melihat kedatangan istrinya. Dirinya benar-benar ingin melihat reaksi lelaki itu saat melihat istri pertamanya kini tengah melabrak dirinya itu.Dirinya sangat yakin pasti Arnold juga sama terkejutnya dengan ya sekarang melihat keberadaan Rania yang berada di rumahnya.Rara benar-benar sangat menantikan kedatangan Arnold Ia ingin melihat reaksi lelaki itu saat melihat Rania berada di rumah mereka. Dirinya sama sekali tidak takut untuk menghadapi wanita macam Rania itu, apalagi Ia sekarang memang berada di posisi yang benar salah siapa Rania yang jauh lebih dulu merusak rumah tangganya, merusak kebahagiaannya.Benar, Arnold muncul di ambang pintu dengan wajah yang kebingungan. Lelaki itu benar-benar terkejut melihat ketiga wanita yang berada di rumahnya apalagi melihat wanita yang benar-benar dirinya benci w
Secepat kilat Jonathan datang kerumah Arnold. Ia takut terjadi keributan antara mereka. Dirinya benar-benar sangat panik saat sang istri mengabari jika di rumah kakaknya ada Rania Iya takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, saat pria itu datang, mereka sedang makan siang.Walaupun sedikit heran, melihat apa yang ia takutkan tidak terjadi namun Jonathan langsung saja ikut bergabung dengan mereka. Dirinya sedikit penasaran dengan sebenarnya apa yang terjadi di sini bagaimana bisa mereka justru makan siang secara bersama-sama."Sini, Jo. Dekat aku. Jangan dekat-dekat dengan istri baru kakakmu. Takunya dia malah melirik kamu, secara kamu juga sama tampannya." Rara langsung saja mengatakan tersebut membuat Jonathan langsung duduk di sebelahnya, dirinya memang sengaja menyindir Rania. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah membiarkan wanita itu bisa bernafas dengan lega menikmati semua fasilitas dan dokumen karena ia akan memberikan perhitungan kepada wanita itu.Jo terkekeh
Dibalik ketegaran Rara, ia pun bisa menangis. Apalagi, permainan yang dimainkannya cukup bahaya. Rara memang sangat sadar dengan resiko yang harus dirinya tanggung jika memang ia harus berhadapan dengan Rania bukan hanya tentang mentalnya saja yang begitu sangat teruji, begitu juga dengan fisiknya apalagi Ia sekarang sedang berbadan dua dirinya harus menjaga ekstra kandungannya ini. Birunya tidak ingin hanya karena Rania justru dirinya mengorbankan janin yang ada di dalam kandungannya itu. Ia hanya ingin memperjuangkan kebahagiaan anak-anaknya selama ini dan dirinya memang tidak mau jika sampai rumah tangganya rusak hanya karena orang ketiga.Apalagi, jika berhadapan dengan Rania. Namun, sebuah rekaman pengakuan Rania pun belum bisa dipercaya olehnya. Hal yang masih membuat dirinya benar-benar merasa sangat menyesal adalah mengapa Arnold justru memilih untuk menikahi wanita itu, siapa wanita yang ingin berbagi suami dengan wanita lainnya begitu juga dengan dirinya. Ia tidak mau bodoh
6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me
Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia
Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi
Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen
"Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep
Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora
"Kami akan bertanggung jawab." Pihak rumah sakit benar-benar tidak menyangka, justru Arnold terlihat lebih berambisius dan berapi-api bahkan sejak tadi lelaki itu terus saja mengomel. Ia menyindir pihak ke rumah sakit yang benar-benar begitu sangat teledor bagaimana bisa keponakannya yang baru saja dilahirkan hilang, padahal rumah sakit ini adalah rumah sakit ternama. Rumah sakit besar, tidak mungkin Jonathan memilih rumah sakit asal-asalan untuk perawatan putra dan juga istrinya. Namun, ternyata rumah sakit yang ternama saja bisa begitu teledor. Sekarang dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi dari keponakannya itu, Arnold benar-benar merasa begitu kasihan dengan adiknya tersebut karena terlihat begitu sangat jelas jika Jonathan begitu emosional dan juga sedih."Tanggung jawab? Kalian pikir, keponakan saya hilang itu bisa di ganti?" Arnold marah. Sejak tadi pihak rumah sakit terus saja mengatakan tentang tanggung jawab tanggung jawab, sedangkan mereka saja tidak bisa bertanggung
"Ada apa kamu memanggilku ke sini, Jo?" tanya Arnold. Arnold memang tadi melihat pemberitaan tentang gempa yang baru saja terjadi di kota mereka itu. Ia juga begitu sangat khawatir apalagi saat mengetahui jika adik iparnya baru saja melahirkan dan berada di rumah sakit, iya saja yang berada di rumah merasa begitu sangat panik saat merasakan gempa bumi itu yang berada di rumah sakit.Akan tetapi, saat dirinya menelpon sang adik untuk menanyakan perihal bagaimana keadaannya serta keluarganya di rumah sakit, tetapi adiknya itu justru memintanya untuk segera datang ke rumah sakit dan terdengar suara dari Jonathan sangatlah panik membuat Arnold langsung saja bergegas ke rumah sakit. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat khawatir, takut jika terjadi sesuatu."Bayiku hilang." Wajah Arnold berubah memerah, bukan hanya Jo yang emosi. Sebagai kakak dia pun begitu kesal. Lelaki itu langsung saja menuntut adiknya bercerita bagaimana bisa rumah sakit ini adalah rumah sakit besar dan juga tern
Terjadi kegaduhan di ruang bayi, salah satu bayi hilang karena kejadian gempa bumi. Entah suster mana yang membawanya, mereka semua panik lalu menghubungi pihak rumah sakit.Karena jumlah bayi yang diselamatkan serta jumlah bayi yang ada sebelum kejadian itu pun berbeda. "Bagaimana bisa hilang?" tanya salah satu pemimpin rumah sakit. Keadaan benar-benar begitu sangat gaduh, karena salah seorang bayi tiba-tiba menghilang entah suster mana yang membawanya, karena mereka semua tidak ada yang mau mengaku dan mereka memang memegang bayi satu per orang satu."Kami semua panik, membawa bayi satu orang satu. Bayi yang di inkubator itu entah siapa yang membawa, kami semua membawa sekaligus papan namanya. Tapi, bayi yang satu itu ...."Semua suster sangat ketakutan, karena kejadian gempa bumi tadi benar-benar membuat semua orang panik bahkan mereka semua tidak memperhatikan masing-masing bayi yang ada di inkubator. Mereka menyelamatkan bayi yang belum diselamatkan oleh temannya, membawa bayi