Rania datang membawa kopernya, ke rumah Arnold. Dia benar datang dan akan tinggal bersama. Dirinya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu lagi, ia benar-benar akan memisahkan Arnold dan juga Rara.Rara menatap dengan tajam, Ternyata apa yang dikatakan oleh wanita itu ada benarnya jika ternyata Rania akan membawa barang-barangnya dan tinggal bersama dengan dirinya di rumah ini. Hari ini adalah hari di mana semuanya akan berlangsung. Pembalasan dendam dari sebuah kejahatan yang di lakukan Rania. Rara memang sudah siap mental dan juga fisik untuk menghadapi Rania, ia sudah mengetahui bagaimana liciknya wanita itu. Dirinya tidak akan tinggal diam atas apa yang sudah dilakukan oleh Rania.Rara benar-benar merasa jika ia memang harus melakukan ini kepada Rania agar wanita itu tidak akan pernah mengulangi kesalahannya lagi.Mischa dan Cinta berlari ke dalam dan masih dalam keadaan basah. Walaupun keduanya sudah bermain air lama, tetapi tetap saja yang namanya anak-anak tidak ada kata lelah
Makan malam berlangsung sepi, tidak ada obrolan sama sekali di meja makan tersebut. Arnold pun tidak berniat untuk membuka suara, karena ia melihat wajah dari Rara benar-benar sangat sulit untuk dibaca. 1000 tanya masih menyelimuti hatinya, mengapa wanita itu justru memperbolehkan Rania untuk tinggal di rumah ini bersama dengan mereka. Walaupun ia sangat sadar jika Rania tinggal di sini hal tersebut pasti akan menimbulkan banyak masalah baru. Namun, dirinya tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh Rara mengapa istrinya itu justru memperbolehkan Rania untuk tinggal bersama dengan mereka. Mischa makan dengan cepat. Anak itu pun tidak banyak bertanya dan memilih untuk diam, memang keinginannya untuk kembali lagi bersama dengan ayah dan ibunya adalah sesuatu hal yang benar-benar dirinya idam-idamkan. Setelah selesai makan ia langsung saja minum, lalu dirinya meminta sang ibu untuk mengantarkannya ke kamar."Mama, aku mau ke kamar," ungkap Mischa.Rara memilih untuk mengangguk, lalu d
Rara masih merasa bingung untuk percaya atau tidak pada Arnold. Tapi, bisa dilihat, jika Arnold memang tidah menyukai Rania. Walaupun memang dirinya mengetahui jika Rania bukanlah wanita yang diinginkan oleh suaminya tetapi tetap saja status wanita itu masih menjadi istri dari Arnold.Wanita memanglah orang yang sangat ahli dalam sejarah, tetapi dirinya bisa memaafkan semua kesalahan, tetapi ia tidak bisa melupakan semuanya. Mengingat ke belakang bagaimana dirinya hampir gila karena Rania. Saat itu dunia benar-benar merasa begitu hancur akibat ulah dari Arnold, bagaimana bisa rumah tangga mereka berdua yang sedang baik-baik saja tiba-tiba hadir orang ketiga yang mengaku jika mereka sudah pernah tidur bersama hal tersebut yang membuat dunianya seakan runtuh. Saat-saat itulah ia benar-benar merasa berada di dalam titik terbawah hidupnya.Dirinya memilih untuk melangkah ke kamar lain, Ia memang tidak menyukai melihat Arnold bersama dengan Rania. Entahlah walaupun memang mereka berdua bole
Rara gegas pura-pura tidur saat mendengar derap langkah memasuki kamar. Ia tahu itu Arnold, sebelumnya ia sudah menguping pembicaraan lelaki itu dan Rania. Dirinya bingung harus bersikap bagaimana lagi, ia merasa sangat canggung kembali satu kamar dengan Arnold. Walaupun status mereka masih sah sebagai suami dan istri, tetapi tetap saja perpisahan beberapa waktu lalu bahkan perdebatan-perdebatan mereka berdua di pengadilan agama benar-benar menyisakan sebuah rasa untuk dirinya yang sangat sulit untuk dijelaskan.Apalagi saat mendengar pintu terbuka, wanita itu langsung saja memejamkan matanya. Ia bingung harus bereaksi seperti apa saat melihat Arnold dan dirinya harus bagaimana? "Kamu sudah tidur?" Arnold menyapa saat melihat Rara memunggunginya dengan menutup selimut seluruh tubuhnya. Padahal dirinya sangat mengetahui bagaimana karakteristik dari istrinya tersebut. Mereka sudah hidup bersama cukup lama, ia sangat paham tentang bagaimana caranya Rara bersikap. Wanita itu tidak perna
Berlian dan juga Jonathan baru saja tiba di kediaman Pak Ferdinand. Mereka berdua memang sengaja datang ke rumah orang tuanya itu karena mereka sudah lama tidak berkunjung.Melihat kehadiran mereka berdua, Pak Ferdinand yang tengah bersiap untuk sarapan pun langsung saja mengajaknya sarapan bersama."Ayo ayo sini kalian berdua kita sarapan dulu." Sikap angkuh Pak Ferdinand yang dulu sudah hilang, lelaki itu kini memperlakukan berlian layaknya putrinya sendiri. Apalagi Cinta sudah dia sayangi. Dirinya memang baru sempat untuk bertemu dengan anak lelakinya itu. Untung saja mereka berdua datang tepat waktu karena dirinya beberapa minggu ini selalu disibukkan dengan pekerjaan dan tour bisnis ke luar negeri ataupun dalam negeri yang benar-benar sangat menguras energi, ia mengetahui tentang kabar-kabar terbaru putra-putranya itu dari sang istri yang selalu bercerita dan mengabarinya. Pak Ferdinand ingin mencari tahu perihal Arnold kepada Jonathan karena dia sangat mengetahui bagaimana kede
Bangun pagi, Arnold sudah menyiapkan buah untuk Rara. Karena semalam dia mual mual, pria itu tak memberikan susu hamil. Karena Arnold sangat yakin jika minum susu di pagi hari pasti akan menambah rasa mual saja maka dari itu, dirinya tidak memberikan susu hamil untuk istrinya tersebut, menurutnya percuma saja memberikan susu hamil jika ujung-ujungnya darah akan muntah-muntah lagi.Rara hanya bergeming menatap suaminya. Bagaimana bisa dia tetap bersikap baik padahal ada Rania. Dirinya tidak takut kepada Rania, hanya saja ia tidak mau di pagi buta seperti ini Rania sudah membuat masalah dan juga mengoceh karena sikap Arnold kepada dirinya itu. Padahal dahulu sebelum ada Rania di dalam kehidupan mereka berdua, ia sangat merasa senang jika diperhatikan lebih oleh suaminya tersebut. Karena Arnold begitu sibuk mengurus perusahaannya terkadang karena sibuk lelaki itu terlalu capek dan tidak memperhatikan dirinya. Namun, sekarang posisinya sudah jauh berbeda ada Rania di antara mereka, bagai
Rania kesal, pagi pagi ia sudah berada di dapur. Ia yakin jika Rara akan ke dapur membuat sarapan. Sengaja dia menumpahkan minyak di lantai, agar tak terlihat jelas, ia mendorong kursi menutupinya. Dirinya benar-benar akan membuat Rara merasa menyesal karena sudah menentangnya seperti ini, karena wanita itu sedang hamil jadi terus-terusan saja mendapatkan perhatian lebih dari Arnold hal tersebut membuat dirinya merasa sangat tidak senang apalagi karena hal tersebut Arnold sama sekali tidak pernah memperhatikannya dan selalu saja mengutamakan Rara di atas segala-galanya padahal dirinya juga adalah istri sah dari lelaki itu.Rania tersenyum licik dirinya yakin jika rencananya itu akan berhasil dan Rara pasti akan kehilangan calon bayinya tersebut.Setelah itu ia kembali ke kamar. Dirinya tidak mau jika ada orang yang curiga, maka dari itu ia langsung saja memilih untuk ke kamarnya. Wanita itu menatap kamar kosong yang hampa. Harusnya ia bahagia dengan Arnold. Seharusnya Rara tidak perna
"Kamu sama sekali tidak menghargai aku. Semua gara-gara kamu!" Netra Rania nyalang menatap Rara. Dalam sekejap wanita itu menarik Rara dan mendorong kasar hingga Rara jatuh ke lantai. Rania benar-benar merasa begitu kesal bagaimana bisa di sini dirinya juga adalah istri sah dari Arnold, tetapi mengapa seluruh perhatian dan juga kasih sayang lelaki itu hanya jatuh kepada Rara saja padahal sama dirinya juga membutuhkan kasih sayang dari Arnold. Ya benar-benar merasa begitu kesal dengan apa yang terjadi kepada Rara mengapa wanita itu sampai hamil seharusnya ia yang sedang berbahagia dengan Arnold dokumen seharusnya Rara bisa menikmati kesedihannya sendiri bukan kembali lagi ke rumah ini dan menjadi nyonya besar."Au." Rara mengaduh sembari memegangi perutnya. Dirinya benar-benar tidak menyangka Rania akan melakukan hal seperti itu, apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya memang benar jika sepertinya Rania memang memiliki gangguan jiwa Karena wanita itu benar-benar tidak tahu malu. Seharu