Dibalik ketegaran Rara, ia pun bisa menangis. Apalagi, permainan yang dimainkannya cukup bahaya. Rara memang sangat sadar dengan resiko yang harus dirinya tanggung jika memang ia harus berhadapan dengan Rania bukan hanya tentang mentalnya saja yang begitu sangat teruji, begitu juga dengan fisiknya apalagi Ia sekarang sedang berbadan dua dirinya harus menjaga ekstra kandungannya ini. Birunya tidak ingin hanya karena Rania justru dirinya mengorbankan janin yang ada di dalam kandungannya itu. Ia hanya ingin memperjuangkan kebahagiaan anak-anaknya selama ini dan dirinya memang tidak mau jika sampai rumah tangganya rusak hanya karena orang ketiga.Apalagi, jika berhadapan dengan Rania. Namun, sebuah rekaman pengakuan Rania pun belum bisa dipercaya olehnya. Hal yang masih membuat dirinya benar-benar merasa sangat menyesal adalah mengapa Arnold justru memilih untuk menikahi wanita itu, siapa wanita yang ingin berbagi suami dengan wanita lainnya begitu juga dengan dirinya. Ia tidak mau bodoh
Rania datang membawa kopernya, ke rumah Arnold. Dia benar datang dan akan tinggal bersama. Dirinya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu lagi, ia benar-benar akan memisahkan Arnold dan juga Rara.Rara menatap dengan tajam, Ternyata apa yang dikatakan oleh wanita itu ada benarnya jika ternyata Rania akan membawa barang-barangnya dan tinggal bersama dengan dirinya di rumah ini. Hari ini adalah hari di mana semuanya akan berlangsung. Pembalasan dendam dari sebuah kejahatan yang di lakukan Rania. Rara memang sudah siap mental dan juga fisik untuk menghadapi Rania, ia sudah mengetahui bagaimana liciknya wanita itu. Dirinya tidak akan tinggal diam atas apa yang sudah dilakukan oleh Rania.Rara benar-benar merasa jika ia memang harus melakukan ini kepada Rania agar wanita itu tidak akan pernah mengulangi kesalahannya lagi.Mischa dan Cinta berlari ke dalam dan masih dalam keadaan basah. Walaupun keduanya sudah bermain air lama, tetapi tetap saja yang namanya anak-anak tidak ada kata lelah
Makan malam berlangsung sepi, tidak ada obrolan sama sekali di meja makan tersebut. Arnold pun tidak berniat untuk membuka suara, karena ia melihat wajah dari Rara benar-benar sangat sulit untuk dibaca. 1000 tanya masih menyelimuti hatinya, mengapa wanita itu justru memperbolehkan Rania untuk tinggal di rumah ini bersama dengan mereka. Walaupun ia sangat sadar jika Rania tinggal di sini hal tersebut pasti akan menimbulkan banyak masalah baru. Namun, dirinya tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh Rara mengapa istrinya itu justru memperbolehkan Rania untuk tinggal bersama dengan mereka. Mischa makan dengan cepat. Anak itu pun tidak banyak bertanya dan memilih untuk diam, memang keinginannya untuk kembali lagi bersama dengan ayah dan ibunya adalah sesuatu hal yang benar-benar dirinya idam-idamkan. Setelah selesai makan ia langsung saja minum, lalu dirinya meminta sang ibu untuk mengantarkannya ke kamar."Mama, aku mau ke kamar," ungkap Mischa.Rara memilih untuk mengangguk, lalu d
Rara masih merasa bingung untuk percaya atau tidak pada Arnold. Tapi, bisa dilihat, jika Arnold memang tidah menyukai Rania. Walaupun memang dirinya mengetahui jika Rania bukanlah wanita yang diinginkan oleh suaminya tetapi tetap saja status wanita itu masih menjadi istri dari Arnold.Wanita memanglah orang yang sangat ahli dalam sejarah, tetapi dirinya bisa memaafkan semua kesalahan, tetapi ia tidak bisa melupakan semuanya. Mengingat ke belakang bagaimana dirinya hampir gila karena Rania. Saat itu dunia benar-benar merasa begitu hancur akibat ulah dari Arnold, bagaimana bisa rumah tangga mereka berdua yang sedang baik-baik saja tiba-tiba hadir orang ketiga yang mengaku jika mereka sudah pernah tidur bersama hal tersebut yang membuat dunianya seakan runtuh. Saat-saat itulah ia benar-benar merasa berada di dalam titik terbawah hidupnya.Dirinya memilih untuk melangkah ke kamar lain, Ia memang tidak menyukai melihat Arnold bersama dengan Rania. Entahlah walaupun memang mereka berdua bole
Rara gegas pura-pura tidur saat mendengar derap langkah memasuki kamar. Ia tahu itu Arnold, sebelumnya ia sudah menguping pembicaraan lelaki itu dan Rania. Dirinya bingung harus bersikap bagaimana lagi, ia merasa sangat canggung kembali satu kamar dengan Arnold. Walaupun status mereka masih sah sebagai suami dan istri, tetapi tetap saja perpisahan beberapa waktu lalu bahkan perdebatan-perdebatan mereka berdua di pengadilan agama benar-benar menyisakan sebuah rasa untuk dirinya yang sangat sulit untuk dijelaskan.Apalagi saat mendengar pintu terbuka, wanita itu langsung saja memejamkan matanya. Ia bingung harus bereaksi seperti apa saat melihat Arnold dan dirinya harus bagaimana? "Kamu sudah tidur?" Arnold menyapa saat melihat Rara memunggunginya dengan menutup selimut seluruh tubuhnya. Padahal dirinya sangat mengetahui bagaimana karakteristik dari istrinya tersebut. Mereka sudah hidup bersama cukup lama, ia sangat paham tentang bagaimana caranya Rara bersikap. Wanita itu tidak perna
Berlian dan juga Jonathan baru saja tiba di kediaman Pak Ferdinand. Mereka berdua memang sengaja datang ke rumah orang tuanya itu karena mereka sudah lama tidak berkunjung.Melihat kehadiran mereka berdua, Pak Ferdinand yang tengah bersiap untuk sarapan pun langsung saja mengajaknya sarapan bersama."Ayo ayo sini kalian berdua kita sarapan dulu." Sikap angkuh Pak Ferdinand yang dulu sudah hilang, lelaki itu kini memperlakukan berlian layaknya putrinya sendiri. Apalagi Cinta sudah dia sayangi. Dirinya memang baru sempat untuk bertemu dengan anak lelakinya itu. Untung saja mereka berdua datang tepat waktu karena dirinya beberapa minggu ini selalu disibukkan dengan pekerjaan dan tour bisnis ke luar negeri ataupun dalam negeri yang benar-benar sangat menguras energi, ia mengetahui tentang kabar-kabar terbaru putra-putranya itu dari sang istri yang selalu bercerita dan mengabarinya. Pak Ferdinand ingin mencari tahu perihal Arnold kepada Jonathan karena dia sangat mengetahui bagaimana kede
Bangun pagi, Arnold sudah menyiapkan buah untuk Rara. Karena semalam dia mual mual, pria itu tak memberikan susu hamil. Karena Arnold sangat yakin jika minum susu di pagi hari pasti akan menambah rasa mual saja maka dari itu, dirinya tidak memberikan susu hamil untuk istrinya tersebut, menurutnya percuma saja memberikan susu hamil jika ujung-ujungnya darah akan muntah-muntah lagi.Rara hanya bergeming menatap suaminya. Bagaimana bisa dia tetap bersikap baik padahal ada Rania. Dirinya tidak takut kepada Rania, hanya saja ia tidak mau di pagi buta seperti ini Rania sudah membuat masalah dan juga mengoceh karena sikap Arnold kepada dirinya itu. Padahal dahulu sebelum ada Rania di dalam kehidupan mereka berdua, ia sangat merasa senang jika diperhatikan lebih oleh suaminya tersebut. Karena Arnold begitu sibuk mengurus perusahaannya terkadang karena sibuk lelaki itu terlalu capek dan tidak memperhatikan dirinya. Namun, sekarang posisinya sudah jauh berbeda ada Rania di antara mereka, bagai
Rania kesal, pagi pagi ia sudah berada di dapur. Ia yakin jika Rara akan ke dapur membuat sarapan. Sengaja dia menumpahkan minyak di lantai, agar tak terlihat jelas, ia mendorong kursi menutupinya. Dirinya benar-benar akan membuat Rara merasa menyesal karena sudah menentangnya seperti ini, karena wanita itu sedang hamil jadi terus-terusan saja mendapatkan perhatian lebih dari Arnold hal tersebut membuat dirinya merasa sangat tidak senang apalagi karena hal tersebut Arnold sama sekali tidak pernah memperhatikannya dan selalu saja mengutamakan Rara di atas segala-galanya padahal dirinya juga adalah istri sah dari lelaki itu.Rania tersenyum licik dirinya yakin jika rencananya itu akan berhasil dan Rara pasti akan kehilangan calon bayinya tersebut.Setelah itu ia kembali ke kamar. Dirinya tidak mau jika ada orang yang curiga, maka dari itu ia langsung saja memilih untuk ke kamarnya. Wanita itu menatap kamar kosong yang hampa. Harusnya ia bahagia dengan Arnold. Seharusnya Rara tidak perna
6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me
Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia
Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi
Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen
"Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep
Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora
"Kami akan bertanggung jawab." Pihak rumah sakit benar-benar tidak menyangka, justru Arnold terlihat lebih berambisius dan berapi-api bahkan sejak tadi lelaki itu terus saja mengomel. Ia menyindir pihak ke rumah sakit yang benar-benar begitu sangat teledor bagaimana bisa keponakannya yang baru saja dilahirkan hilang, padahal rumah sakit ini adalah rumah sakit ternama. Rumah sakit besar, tidak mungkin Jonathan memilih rumah sakit asal-asalan untuk perawatan putra dan juga istrinya. Namun, ternyata rumah sakit yang ternama saja bisa begitu teledor. Sekarang dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi dari keponakannya itu, Arnold benar-benar merasa begitu kasihan dengan adiknya tersebut karena terlihat begitu sangat jelas jika Jonathan begitu emosional dan juga sedih."Tanggung jawab? Kalian pikir, keponakan saya hilang itu bisa di ganti?" Arnold marah. Sejak tadi pihak rumah sakit terus saja mengatakan tentang tanggung jawab tanggung jawab, sedangkan mereka saja tidak bisa bertanggung
"Ada apa kamu memanggilku ke sini, Jo?" tanya Arnold. Arnold memang tadi melihat pemberitaan tentang gempa yang baru saja terjadi di kota mereka itu. Ia juga begitu sangat khawatir apalagi saat mengetahui jika adik iparnya baru saja melahirkan dan berada di rumah sakit, iya saja yang berada di rumah merasa begitu sangat panik saat merasakan gempa bumi itu yang berada di rumah sakit.Akan tetapi, saat dirinya menelpon sang adik untuk menanyakan perihal bagaimana keadaannya serta keluarganya di rumah sakit, tetapi adiknya itu justru memintanya untuk segera datang ke rumah sakit dan terdengar suara dari Jonathan sangatlah panik membuat Arnold langsung saja bergegas ke rumah sakit. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat khawatir, takut jika terjadi sesuatu."Bayiku hilang." Wajah Arnold berubah memerah, bukan hanya Jo yang emosi. Sebagai kakak dia pun begitu kesal. Lelaki itu langsung saja menuntut adiknya bercerita bagaimana bisa rumah sakit ini adalah rumah sakit besar dan juga tern
Terjadi kegaduhan di ruang bayi, salah satu bayi hilang karena kejadian gempa bumi. Entah suster mana yang membawanya, mereka semua panik lalu menghubungi pihak rumah sakit.Karena jumlah bayi yang diselamatkan serta jumlah bayi yang ada sebelum kejadian itu pun berbeda. "Bagaimana bisa hilang?" tanya salah satu pemimpin rumah sakit. Keadaan benar-benar begitu sangat gaduh, karena salah seorang bayi tiba-tiba menghilang entah suster mana yang membawanya, karena mereka semua tidak ada yang mau mengaku dan mereka memang memegang bayi satu per orang satu."Kami semua panik, membawa bayi satu orang satu. Bayi yang di inkubator itu entah siapa yang membawa, kami semua membawa sekaligus papan namanya. Tapi, bayi yang satu itu ...."Semua suster sangat ketakutan, karena kejadian gempa bumi tadi benar-benar membuat semua orang panik bahkan mereka semua tidak memperhatikan masing-masing bayi yang ada di inkubator. Mereka menyelamatkan bayi yang belum diselamatkan oleh temannya, membawa bayi