Rania kesal, pagi pagi ia sudah berada di dapur. Ia yakin jika Rara akan ke dapur membuat sarapan. Sengaja dia menumpahkan minyak di lantai, agar tak terlihat jelas, ia mendorong kursi menutupinya. Dirinya benar-benar akan membuat Rara merasa menyesal karena sudah menentangnya seperti ini, karena wanita itu sedang hamil jadi terus-terusan saja mendapatkan perhatian lebih dari Arnold hal tersebut membuat dirinya merasa sangat tidak senang apalagi karena hal tersebut Arnold sama sekali tidak pernah memperhatikannya dan selalu saja mengutamakan Rara di atas segala-galanya padahal dirinya juga adalah istri sah dari lelaki itu.Rania tersenyum licik dirinya yakin jika rencananya itu akan berhasil dan Rara pasti akan kehilangan calon bayinya tersebut.Setelah itu ia kembali ke kamar. Dirinya tidak mau jika ada orang yang curiga, maka dari itu ia langsung saja memilih untuk ke kamarnya. Wanita itu menatap kamar kosong yang hampa. Harusnya ia bahagia dengan Arnold. Seharusnya Rara tidak perna
"Kamu sama sekali tidak menghargai aku. Semua gara-gara kamu!" Netra Rania nyalang menatap Rara. Dalam sekejap wanita itu menarik Rara dan mendorong kasar hingga Rara jatuh ke lantai. Rania benar-benar merasa begitu kesal bagaimana bisa di sini dirinya juga adalah istri sah dari Arnold, tetapi mengapa seluruh perhatian dan juga kasih sayang lelaki itu hanya jatuh kepada Rara saja padahal sama dirinya juga membutuhkan kasih sayang dari Arnold. Ya benar-benar merasa begitu kesal dengan apa yang terjadi kepada Rara mengapa wanita itu sampai hamil seharusnya ia yang sedang berbahagia dengan Arnold dokumen seharusnya Rara bisa menikmati kesedihannya sendiri bukan kembali lagi ke rumah ini dan menjadi nyonya besar."Au." Rara mengaduh sembari memegangi perutnya. Dirinya benar-benar tidak menyangka Rania akan melakukan hal seperti itu, apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya memang benar jika sepertinya Rania memang memiliki gangguan jiwa Karena wanita itu benar-benar tidak tahu malu. Seharu
"Awas aja kamu Rara, aku akan benar-benar membuatmu menyesal karena sudah melakukan hal ini!"Rania benar-benar kesal kepada Arnold, mengapa lelaki itu justru tidak pernah mempedulikannya dan sangat perhatian kepada Rara padahal dirinya juga di sini adalah istrinya. Ia kira setelah menikah sikap arnol akan berubah kepada dirinya, lelaki itu perlahan bisa mencintainya seperti apa yang ia harapkan dan dirinya bayangkan sebelum mereka menikah. Nyatanya setelah menikah sikap Arnold jauh lebih dingin daripada sebelum menikah, ia benar-benar merasa begitu sangat kesal sebagai seorang istri dirinya merasa tidak dihargai oleh Arnold.Melihat mobil yang dikendarai oleh Arnold sudah keluar dari halaman rumah, ia langsung saja masuk ke dalam. Dirinya benar-benar merasa begitu murka seharusnya ia yang menjadi nyonya besar di rumah ini, nyonya satu-satunya bukan dirinya yang tinggal di kamar tamu seperti ini."Seharusnya aku yang menjadi nyonya di rumah ini, nyonya Arnold satu-satunya bukan kamu R
Bu Santi dan pak Ferdinand datang mengunjungi Rara. Tadi mereka mendapatkan pesan tersebut dari Arnold, jika rasa masuk ke rumah sakit. Bu Santi benar-benar sangat mengkhawatirkan kondisi Rara dan dokumen lagi dirinya sangat mengetahui bagaimana kondisi dari menantunya tersebut. Apalagi dirinya mengetahui jika Rara sekarang tinggal bersama dengan Rania, ia sangat mengetahui bagaimana karakteristik dari Rania tersebut. Dirinya memang sangat tidak setuju bagaimana bisa Arnold membiarkan mereka tinggal dalam satu rumah bersama.Ibu mertua Rara sangat cemas keadaan menantunya itu. Sedikit sewot, Bu Santi terus menyalahkan Arnold. Dirinya benar-benar kesal bagaimana bisa Arnold memiliki istri seperti Rania itu membuat rumah wanita yang benar-benar wanita tidak tahu malu. "Kamu, pake nikah sama cewek gila!" Mendengar penjelasan dari anaknya, jika keadaan Rara baik-baik saja dan wanita itu hanya memerlukan istirahat di rumah untuk beberapa hari ke depan, hal tersebut tidak membuat Bu Santi
Tidak berlama-lama di rumah sakit, Rara pun sudah kembali pulang dalam keadaan sehat. Karena memang dokter hanya menyarankannya saja untuk lebih banyak beristirahat dan dia tidak perlu dirawat, maka dari itu Rara memilih untuk segera pulang ia takut jika dirinya berlama-lama di rumah sakit nanti anaknya jika pulang pasti akan langsung bertemu dengan Rania dirinya tidak akan pernah membiarkan hal tersebut. Pada dirinya saja Rania sudah berani berbuat seperti itu, apalagi pada anaknya.Rara memang pulang bersama dengan keluarga besarnya itu,Saat masuk kamar, Rara pun kaget melihat Rania yang tertidur di kamarnya. Bagaimana bisa Rania justru Tengah berbaring di atas ranjang miliknya, sampai kapanpun dirinya tidak akan pernah sudi berbagi ranjang dengan wanita itu. Ia menarik kasar wanita itu, membuat Rania sedikit terkejut karena ia baru saja memejamkan mata dan tubuhnya langsung ditarik paksa. Dirinya melihat orang yang melakukan itu adalah Rara."Segera keluar dari kamarku!"Rania ti
Rania tak percaya bila keluarga Arnold benar benar membencinya. Ia kira dengan menyingkirkan Rara dia sudah berhasil. Namun, nyatanya dia salah. Dirinya kira penghalang untuk ia bisa masuk ke dalam keluarga besar Arnold hanyalah Rara, tetapi justru dugaannya salah besar ia tidak menyangka ternyata sikap ibu mertuanya benar-benar terlihat begitu menyayangi Rara bagaimana bisa wanita itu sangat disayangi dan dicintai oleh suami serta keluarga besarnya. Begitu juga dengan iparnya, bahkan Berlian secara terang-terangan menyindir dirinya dan juga Jonathan terlihat sangat tidak menyukainya juga.Apalagi lelaki itu sudah berani mengancamnya, ia sangat mengetahui siapa Jonathan tersebut Jonathan terkenal dengan keseriusannya ia tidak pernah bercanda dalam ucapannya. Iya benar-benar merasa kesal mengapa justru sekarang keluarga besar dari arnol berada di rumah ini, membuat dirinya sangat sulit untuk melakukan apapun dan ia benar-benar ingin menyingkirkan Rara secepat mungkin agar menjadi pengu
Pak Ferdinand kembali bicara pada istrinya. Pria itu mengatakan jika sudah muak dengan Rania juga keluarganya yang sangat berbangga hati saat mereka berbesanan. "Rasanya aku benar-benar menyesal Arnold menikah dengan Rania, anak itu dan juga orang tuanya benar-benar tidak tahu diri."Pak Ferdinand mengeluh kepada istrinya mengenai besan mereka itu. Untuk pertama kalinya dirinya berbesanan dengan orang seperti itu ternyata apa yang dikatakan oleh berlian dan juga Jonathan memang ada benarnya jika Rania dan juga orang tuanya itu sama saja mereka benar-benar sangat menyebalkan bahkan mereka berdua adalah orang yang benar-benar tidak memiliki muka Karena rasa malunya sudah putus."Aku setuju mengenai hal itu memang Rania dan orang tuanya sangat menyebalkan apalagi saat acara pernikahan itu, ibunya Rania benar-benar sepertinya sangat bangga karena anaknya menjadi perusak rumah tangga orang lain!"Pak Ferdinand jangan juga istrinya itu duduk di ranjang dan saling memandang satu sama lain,
Masalah Arnold benar-benar membuat beberapa keluarga pusing. Termasuk sang adik, bahkan sampai lupa jadwal kontrol hari ini. Dirinya benar-benar melupakan jadwal kontrol untuk anak keduanya itu, untung saja istrinya mengingat dan juga langsung memberitahunya jika mereka hari ini harus kontrol dan saat itulah ia benar-benar merasa jika ternyata permasalahan kakaknya bukan hanya membuat pusing satu orang saja, tetapi dirinya juga dibuat pusing oleh hal itu.Jonathan dan Berlian mendatangi salah satu rumah sakit di jakarta untuk memastikan keadaan sang jabang bayi yang sudah memasuki usia 7 bulan. Selama proses kontrol dari trimester pertama hingga sekarang sudah memasuki trimester 3 benar-benar terkadang membuatnya merasa was was walaupun keadaan jabang bayi mereka sehat, tetapi tetap saja setiap bulan akan mengecek tentang keadaan anaknya itu. Jonathan tidak ingin terjadi sesuatu kepada calon anak mereka maka dari itu lelaki itu ingin menjadi seorang suami yang siaga dan juga ayah yang