Jonathan tak habis pikir kenapa bisa takdir kembali mempertemukan mereka. Dirinya benar-benar tidak menyangka, akan bertemu kembali dengan Rama. Hal yang tidak pernah ia dulu dan tidak pernah memiliki bayangkan jika keduanya akan kembali dipertemukan.Sudah lama sekali, sepertinya Rama memang sengaja pikirnya untuk merusak semua. Mana mungkin dia tidak tahu jika itu perusahaan dirinya. Jonathan benar-benar begitu bingung memikirkan semua ini, terlebih lagi tidak seharusnya mereka kembali bertemu."Ada apa?" tanya Arnold setelah mereka ke luar dari ruangan pak Ferdinand.Walaupun dirinya banyak masalah, tetapi ia juga bisa memahami kondisi sekitarnya. Terlihat jelas jika kondisi adiknya seperti Tengah memikirkan sebuah masalah, apalagi wajah dari Jonathan terlihat begitu suntuk membuat Arnold mudah sekali memahami apa yang terjadi kepada adiknya tersebut. Lagi pula mereka berdua sudah sangat lama bersaudara, tidak mungkin jika dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi masing-masing."
“Apa kamu tidak rindu dengan Mischa?”Arnold menghampiri Rara setelah persidangan selesai. Rara menatap sendu ayah dari anaknya itu. Tidak dipungkiri dia begitu merindukan sang anak juga kebersamaannya bersama Arnold juga Misca. Tapi, semua tak di sangka bisa berubah begitu saja, seperti membalikkan telapak tangan kehidupan bahagia mereka menjadi hancur.Arnold kembali menatap Rara, ia berharap wanita itu bisa memaafkan dirinya. Ia akan mencoba berubah dan tak akan menikahi Rania. Bahkan, ia pun berjanji akan sungguh-sungguh dalam merubah sikapnya. “Misca akan mengerti nanti, tapi aku belum bisa bertemu dengannya.” Rara pun melangkah meninggalkan Arnold yang sejak tadi begitu berharap padanya. Namun, Rara tetap teguh pada pendiriannya. Percuma mengejar, Arnold akan diabaikan oleh Rara. Ia pun terpaku menatap punggung wanita itu yang kian menjauh. Ia menarik napas, lalu melangkah menuju mobilnya. Hari terberat adalah hari ini, di mana ia duduk di kursi kesakitan berhadapan de
Berlian benar-benar terpaku, saat ia berhadapan dengan pria bernama Rama itu. Dirinya selama ini mengira jika dia seperti ayah sambungnya, mungkin usia mereka sama. Namun, pria yang kini tengah berhadapan dengannya adalah pria berusia seperti suaminya— Jonathan.Wanita itu juga sedikit terkejut, karena selama ini ia mengira jika Rama yang menjadi rekan bisnisnya dengan suaminya itu. Berlian berjabat tangan dengan lelaki itu."Rama.""Berlian." Walaupun masih dalam keadaan terkejut, tetapi dirinya harus bisa bersikap profesional. Mau bagaimanapun juga restoran itu adalah dirinya yang memegang dan ia yang menjadi pemimpin di sana. Maka dari itu dirinya juga harus bisa menjaga image restorannya.Bu Shafira pun ikut menyalami Rama. Untuk pertama kali juga wanita itu bertemu dengan kliennya yang memang sudah sejak lama selalu memesan catering di restorannya itu, tak menyangka jika dirinya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan lelaki itu secara langsung. Usianya yang begitu mudah bena
Sepulang dari restoran, Bu Shafira bertemu sang suami yang kebetulan sudah sampai di rumah. Wajah wanita itu walaupun terlihat sudah berumur, tetapi tetap saja nampak awet muda. Iya langsung saja menghampiri sang suami, suaminya memang jarang sekali berada di rumah mungkin saat ini ada di rumah karena memang sedang tidak ada pekerjaan ataupun pekerjaannya tidak terlalu banyak."Tumben sekali jam segini sudah pulang?" Bu Shafira memang sedikit terkejut melihat keberadaan suaminya yang sudah ada di rumah. Tidak biasanya lelaki yang selalu memanfaatkan waktunya untuk bekerja dan terus bekerja kini berada di rumah. Benar-benar hal yang sangat mengejutkan untuknya.Pak Hardian, tersenyum. Ia langsung memijat kepalanya. Memang sejak awal menikah dirinya selalu bekerja dan terus bekerja bahkan ia juga tidak mengetahui bagaimana tumbuh kembang sang anak. Jika tidak menikah dengan Bu Shafira mungkin ia tidak akan mengetahui bagaimana nasib anaknya Karena wanita itu tidak pernah marah ataupun m
Berlian menyelimuti diri karena lelah, keadaannya dulu sebelum hamil dan sekarang setelah hamil sangat berbeda. Dirinya menjadi mudah sangat lelah, dan juga nafsu makannya selalu bertambah-tambah bahkan ia sekarang makan 2 jam sekali ataupun tidak makan mungkin dirinya pasti akan mengemil. Entahlah nanti mungkin setelah melahirkan porsi makannya akan kembali seperti semula lagi. Lagi pula sekarang ia tidak memikirkan penampilan dan juga badannya dan performa yang terpenting adalah bayi yang sedang dirinya kandung sehat.Dirinya juga merasa sangat beruntung, karena kehamilan anak keduanya ini diperhatikan oleh seluruh keluarga sangat berbeda dengan saat dulu dirinya mengandung Cinta, yang berjuang seorang diri dan hanya bersama neneknya saja.Ia tahu mungkin suaminya sedang cemburu. Namun, tidak mungkin dirinya akan berselingkuh dengan pria lain karena dia sangat mencintai Jonathan. Kenapa Jonathan sekarang ini justru cemburuan padahal sudah jelas-jelas sekarang dirinya sudah resmi men
Saat sarapan pagi, Jonathan sudah terbangun dan ia pun telah bersiap-siap, iya mau turun untuk ikut sarapan bersama. Namun, melihat sang istri masih bergelung di kasur, membuat dirinya langsung saja memeriksa keadaan dari Berlian."Lian? Kamu tidak apa-apa kenapa belum bangun?" Jonathan merasa jika ada yang berbeda dengan istrinya saat ini dan kita tidak seperti biasa, biasanya wanita itu sudah siap saat dirinya bangun, tetapi berbeda dengan hari ini. Membuat lelaki itu merasa panik dengan apa yang terjadi kepada istrinya.Berlian mengeluh, ia membuka matanya. Dirinya tengah merasakan tubuhnya seperti baru saja bekerja berat karena benar-benar merasakan sakit. Mungkinkah kemarin dirinya terlalu kelelahan."Aku sangat lelah, kepalaku juga sedikit sakit. Serta sepertinya aku demam." Wajah dari Berlian pun terlihat begitu pucat. Ia benar-benar merasa begitu lelah dan juga seperti tidak bertenaga. Badannya pun terasa begitu hangat, sepertinya dirinya memang benar-benar setengah demam saat
Rara sengaja datang ke rumah ibu mertuanya. Ia merindukan sang anak. Melihat rumah mantan mertuanya itu benar-benar membuat hatinya merasa teriris. Padahal dahulu ia begitu senang saat datang ke sini, perlakuan kedua mertuanya benar-benar sangat baik kepadanya. Namun, tak menyangka jika sebuah musibah menimpa keluarganya membuat keluarganya yang begitu harmonis ini telah hancur lebur.Dirinya sangat mencintai Arnold, tetapi sayangnya ia dikhianati oleh lelaki itu yang membuat dirinya hancur secara fisik dan juga mental.Tadi sebelum datang ke rumah ini, ia sudah meminta izin kepada ibunya. Walaupun hubungan diantara mereka sudah hancur, tetapi tetap saja ia masih ibu kandung dari putrinya Mischa."Mama!"Mischa berlari menghampiri ibunya karena rindu. Anak itu selalu merindukan kehadiran ibunya setiap hari. Bahkan saat bangun tidur pun dia selalu saja mencari keberadaan ibunya itu menanyakan kepada nenek tante hingga ayahnya. Namun, mereka tidak ada yang mau menjawabnya.Rara pun lang
Cantika berkunjung ke rumah Berlian, sehabis berkirim pesan kakak ipar itu gegas ke rumah Berlian. Dengan diantar Alva, lalu sang kakak mampir sebentar. Sebagai adik ipar benar-benar Cantika adalah orang yang tepat menurut Berlian. Mereka seperti kakak dan adik karena selalu satu pemikiran, mencurahkan perihal kehamilan dan juga rumah tangga adalah hal yang sangat mereka berdua sukai. Saling sharing tentang bagaimana caranya berkomunikasi satu sama lain."Mau diantar ke dokter enggak?" tanya Alva. Lelaki itu mengkhawatirkan kondisi Berlian, sama seperti istrinya saudaranya itu Tengah hamil dan kondisi tubuhnya gampang lemah. Apalagi jika ada masalah yang terlalu dia pikirkan, tentu saja hal itu pasti akan berdampak kepada kesehatannya, setelah menjadi seorang suami dan calon ayah dan dokumen dirinya benar-benar sangat mengetahui bagaimana tentang kondisi perempuan yang sedang hamil itu."Engga usah Al, aku hanya terlalu lelah." Berlian memang tidak ingin ke dokter, lagi pula menurut