Share

Klenik

Kami berdua duduk di pedestrian dengan sinar lampu yang remang-remang. Ilham membawakanku potongan buah segar yang dibuat salad. Hmm, dingin-dingin disuruh makan buah. Yah, daripada tidak ada sama sekali, kan.

Kami masih sama-sama diam dan menikmati pemandangan yang disekeliling penginapannya amat sangat dipenuhi cahaya kunang-kunang.

“Katanya kunang-kunang asalnya dari kuku mayat, ya, Mbak.” Sepertinya Ilham tak tahu cara berbicara dengan perempuan. Kukut mayat dibicarakan.

“Nggak masuk akal. Binatang ya binatang. Mana ada dari kuku mayat. Emang dari mana keluarnya? Kuku, kan, ikutan dikubur,” bantahku sesegera mungkin. Malas banget ngomongin hantu jam segini. Sudahlah hidupku benar-benar dihantui para hantu.

“Nggak semua hal di dunia ini kadang bisa dinalar pakai akal, Mbak. Seperti pertemuan kita beberapa kali. Nggak masuk akal, kan?” Oh dia sudah mulai berbicara serius. Baik, aku ladeni saja.

“Masuk akal. Mbak beberapa kali pesan pizza dan kamu jadi pekerja katering. Jadi ngga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
jinchan
up dong thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status